Tokoh :
1) Amir Syafruddin
2) Musso
Latar Belakang :
Kekecewaan sekelompok masyarakat terhadap hasil perundingan Renville yang
berakibat sempitnya wilayah Indonesia ( mengosongkan Jawa Barat dan
berpindah ke Jawa Tengah )
Tokoh :
S.M Kartosuwiryo
Upaya penyelesaian :
1. Damai : mengirim utusan Muhammad Natsir untuk membujuk Kartosuwiryo agar
menghentikan gerakannya dan bergabung ke NKRI namun upaya ini ditolak
2. Militer : menurunkan pasukan TNI (Siliwangi) hingga ke daerah Gunung
Geber,Majalaya. Dengan operasi Pagar Betisnya berhasil mendesak pasukan
DI/TII dan menangkap Kartosuwiryo untuk di eksekusi mati di Kepulauan
Seribu,Jakarta 5 September 1962
Latar Belakang :
Kekecewaan terhadap Perjanjian Renville sehingga memaksa TNI dan laskah
perjuangan untuk hijrah ke Jogjakarta.
23 Agustus 1949 AMir Fatah menyatakan sebagai bagian dari NII pimpinan
Kartosuwiryo
Gerakan ini juga muncul di Kebumen dengan nama Angkatan Umat Islam
pimpinan Kyai Somolangu dan bergabung dengan NII Kartosuwiryo
Semakin kuat karena bergabungnya Batalion 423 dan 426 bergabung
Tokoh :
Amir Fatah
Latar Belakang :
Kekecewaan Kahar Muzakar terhadap penolakan pemerintah RI untuk
memasukkan anggotanya ( Gerilya Sulawesi Selatan) ke dalam TNI, karena tidak
sesuai dengan kriteria Korps Cadangan Nasional
Kahar Muzakar merupakan Prajurit TNI dari Brigade 16yang mengamankan
Sulawesi Selatan
1949 Kahar Muzakar membentuk kesatuan Gerilya SUlawesi Selatan (KGSS)
Tokoh : Ibnu Hajar
Tindakan :
Kahar Muzakar mengajak pengikutnya ke hutan dengan membawa senjata dan
mengubah KGSS menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian
dari DI/TII Kartosuwiryo
Upaya Pemerintah :
Operasi Militer TNI dengan menangkap Ibnu Hajar pada 1959 dan dihukum mati
1965
DI/TII Aceh
Latar Belakang :
Penurunan status Daerah IStimwa Aceh setelah kembalinya Negara Kesatuan
Indonesia pada 1950.
Menganggap bahwa perjuangan ProVinsi Aceh tidak dihargai
Tindakan :
21 September 1953, Daun Beureuh mengeluarkan maklumat bahwa Aceh merupakan
bagian dari NII Kartosuwiry