Anda di halaman 1dari 3

Pemberontakan PKI Madiun 1948

PKI pernah Melakukan pemberontakan pada 1926 di Banten


Pemberontakan itu ditujukan untuk pemerintah Kolonial.

Tokoh :
1) Amir Syafruddin
2) Musso

Latar Belakang PKI Madiun


 Kekecewaan terhadap perjanjian Renville
 Kedatangan tokoh komunis Muso (Agustus 1948)
 Ingin mendirikan negara Komunis

Tindakan yang dilakukan oleh PKI Madiun


 19 September 1948 Muso dan Amir Syafruddin memproklamasikan berdirinya
Republik Soviet Indonesia
 Kegiatan mereka anggap sebagai aksi revolusi menghadapi TNI
 Menangkap bahkan membunuh para pejabat pemerintah yang dianggap tidak
revolusioner

Upaya pemerintah dalam mengatasi :


upaya damai dan Militer
Damai : pemerintah mengajak penduduk Madiun untuk memilih NKRI atau Republik
Soviet Indonesia yang dipimpin oleh Amir
Militer :
Kol A.H Nasuition membentuk gerakan Operasi Militer 1 dibantu oleh Gatot Subroto
dan Kol Sungkono

31 Oktober 1948 Musso Tewas dalam tembak menembak di Desa


Semanding,Ponorogo
Amir Syafruddin dan pasukannya yang berjumlah 300 ditangkap pada 1 Desember
1948
AMir SYafruddin ditembak mati bersama dengan pemimpin lainnya PKI lainnya

Pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Latar Belakang :
 Kekecewaan sekelompok masyarakat terhadap hasil perundingan Renville yang
berakibat sempitnya wilayah Indonesia ( mengosongkan Jawa Barat dan
berpindah ke Jawa Tengah )

Tokoh :
 S.M Kartosuwiryo

Tindakan yang dilakukan :


 Kartosuwiryo beserta dengan pasukannya (Hizbullah dan Sabilillah)menolak
untuk berpindah ke Jawa Tengah. Memilih bertahan di Jawa Barat, sehingga
bentrok dengan TNI
 7 agustus 1949 Kartosuwiryo mengumumkan berdirinya Negara Islam Indonesia
(NII) dengan Kartosuwiryo sebagai Presidennya

Upaya penyelesaian :
1. Damai : mengirim utusan Muhammad Natsir untuk membujuk Kartosuwiryo agar
menghentikan gerakannya dan bergabung ke NKRI namun upaya ini ditolak
2. Militer : menurunkan pasukan TNI (Siliwangi) hingga ke daerah Gunung
Geber,Majalaya. Dengan operasi Pagar Betisnya berhasil mendesak pasukan
DI/TII dan menangkap Kartosuwiryo untuk di eksekusi mati di Kepulauan
Seribu,Jakarta 5 September 1962

Gerakan DI/TII Jawa Tengah

Latar Belakang :
 Kekecewaan terhadap Perjanjian Renville sehingga memaksa TNI dan laskah
perjuangan untuk hijrah ke Jogjakarta.
 23 Agustus 1949 AMir Fatah menyatakan sebagai bagian dari NII pimpinan
Kartosuwiryo
 Gerakan ini juga muncul di Kebumen dengan nama Angkatan Umat Islam
pimpinan Kyai Somolangu dan bergabung dengan NII Kartosuwiryo
 Semakin kuat karena bergabungnya Batalion 423 dan 426 bergabung

Tokoh :
 Amir Fatah

Upaya Pemerintah dalam mengatasi :


Operasi Militer Pasukan Banteng Raiders dibawah Komando Letnan Kolonel Sarbini
( yang kemudian digantikan Kol Bacrun)
22 Desember Amir Fatah ditangkap dan ditumpas pada 1954

Gerakan Di/TII di Sulawesi Selatan

Latar Belakang :
 Kekecewaan Kahar Muzakar terhadap penolakan pemerintah RI untuk
memasukkan anggotanya ( Gerilya Sulawesi Selatan) ke dalam TNI, karena tidak
sesuai dengan kriteria Korps Cadangan Nasional
 Kahar Muzakar merupakan Prajurit TNI dari Brigade 16yang mengamankan
Sulawesi Selatan
 1949 Kahar Muzakar membentuk kesatuan Gerilya SUlawesi Selatan (KGSS)

Tokoh : Ibnu Hajar

Tindakan :
Kahar Muzakar mengajak pengikutnya ke hutan dengan membawa senjata dan
mengubah KGSS menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian
dari DI/TII Kartosuwiryo

Upaya Pemerintah :
Operasi Militer TNI dengan menangkap Ibnu Hajar pada 1959 dan dihukum mati
1965

DI/TII Aceh

Latar Belakang :
 Penurunan status Daerah IStimwa Aceh setelah kembalinya Negara Kesatuan
Indonesia pada 1950.
 Menganggap bahwa perjuangan ProVinsi Aceh tidak dihargai

Tokoh : Daud Beureuh

Tindakan :
21 September 1953, Daun Beureuh mengeluarkan maklumat bahwa Aceh merupakan
bagian dari NII Kartosuwiry

Upaya Pemerintah mengatasi :


Dengan jalan damai, 17 Desember 1962 diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat
Aceh

Anda mungkin juga menyukai