BAB I. Perjuangan Mempertahankan Dis
BAB I. Perjuangan Mempertahankan Dis
Perjuangan
DI/TII
Menghadapi APRA
Pergolakan
PRRI/Permesta
Dalam Negeri
Andi azis
RMS
Pemberontakan PKI di Madiun
1948
Latar Belakang
26 Februari 1948
di Surakarta Partai-partai yg berfaham
Penumpasan pemerintah).
Pemberontakan PKI di Madiun
1948
18 September 1948
PKI berhasil merebut Madiun;
memproklamasikan berdirinya
“Soviet Republik Indonesia”.
Latar Belakang
19 September 1948
Pemberontakan
PKI menguasai : markas CPM Siliwangi,
markas SPDT, STM, Tangsi Polisi,
Penumpasan
menangkap para perwira TNI AD dan RRI
dijadikan siaran propaganda PKI
Pemberontakan PKI di Madiun
1948
Upaya Penumpasan
Pemberontakan
DI/TII JABAR
DI/ TII adalah gerakan yang
menginginkan berdirinya Negara Islam
DI/TII SULSEL
Indonesia
DI/TII ACEH
Bertujuan menjadikan RI menjadi
negara teokrasi dengan agama Islam
DI/TII KALSEL
sebagai dasar negara
DI/TII DI JAWA BARAT
Pelopor
Back
DI/TII DI JAWA BARAT
Penumpasan
7 Agustus 1947 Kartosuwiryo
Back memproklamasikan NII
DI/TII DI JAWA BARAT
Pelopor
• Kartosuwiryo tertangkap di
Latar Belakang Gunung Geber dan dijatuhi
hukuman mati
Penumpasan
Back
DI/TII DI SULAWESI
SELATAN
Pelopor
Muzakar melarikan diri saat dilantik sebagai
Pemberontaka Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium
n VII dan membawa persenjataan ke hutan dan
melakukan pengacauan
Penumpasan
Back
DI/TII DI SULAWESI
SELATAN
Pemberontaka
n
Penumpasan
Back
DI/TII DI ACEH
20 September1953
Pelopor
Latar Belakang
Latar Belakang
Akibat penurunan status istimewa Aceh
menjadi karesidenan
Penyelesaian
Back
DI/TII DI ACEH
20 September1953
Penyelesaian
Back
DI/TII DI KALIMANTAN
SELATAN
Menamakan diri Kesatuan
Rakjat Jang Tertindas
Menyerang
Maret 1965 DI/TII pos
Ibnu Hajar
menyerahkan Kalimantan kesatuan
diri dan Selatan ABRI
dihukum mati
1963
pemberontakan Ibnu Hajar
ditumpas TNI
Back
APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Latar Belakang
Pemimpin
Latar belakang
• Adanya tuntutan dari mantan anggota tentara
KNIL yang dibubarkan untuk tetap menjadi
Penumpasan
3 Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin
oleh Raymond Westerling
Apra (angkatan perang ratu adil)
Pemimpin TUJUAN
• mempertahankan bentuk Negara Federal
Latar Belakang
1. Pasundan di Indonesia
Penumpasan
Apra (angkatan perang ratu adil)
Pemimpin Ultimatum
Latar Belakang
Kudeta
Tujuan
Kronologi Penumpasan
Kejadian
Penumpasan
Kamis tanggal 5 Januari Namun, Tuntutan
1950, Westerling mengirim APRA tidak
surat kepada pemerintah dihiraukan oleh
RIS yang isinya adalah suatu pemerintah
ultimatum indonesia
23 Januari 1950
Westerling melancarkan
kudeta. Bersama anak buahnya
menembak mati setiap anggota
TNI yang mereka temukan di
jalan
Rencana tersebut berhasil
kudeta juga terjadi di diketahui dan diambil tindakan
jakarta, yang dipimpin preventif, sehingga sidang
oleh Sultan Hamid II kabinet ditunda
Penumpasan
Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan rakyat semesta
(PRRI/permesta)
Sedangkan PERMESTA
(Perjuangan Rakyat
Semesta ) di Sulawesi
Utara dipimpin oleh D.J.
Pemimpin Somba dan Kolonel Ventje
Sumual.
Latar Belakang
Pemerintahan Revolusioner
Kronologi Republik Indonesia )
dipimpin oleh Kolonel
Penumpasan
Ahmad Husen
Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan rakyat semesta
(PRRI/permesta)
Pemimpin
Latar Belakang
Kronologi
Penumpasan
Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan rakyat semesta
(PRRI/permesta)
10 Februari 1958
Ahmad Husein menuntut agar Kabinet
Djuanda mengundurkan diri dalam
waktu 5 x 24 jam, dan menyerahkan
mandatnya kepada presiden.
Pemimpin
Tuntutan ditolak pemerintah pusat.
Latar Belakang
15 Februari 1958
Kronologi Achmad Hussein memproklamasikan berdirinya
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI). Sebagai perdana menterinya adalah Mr.
Penumpasan Syafruddin Prawiranegara.
Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan rakyat semesta
(PRRI/permesta)
Pemimpin
Latar Belakang
02 Maret 1957
Kronologi
Panglima tentara dan teritorium VII letnan Kolonel
Ventje Sumual memproklamasikan berdirinya Piagam
Penumpasan Perjuangan Semesta (Permesta).
Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan rakyat semesta
(PRRI/permesta)
Kronologi
2. Mempertahankan tetap berdirinya
Negara Indonesia Timur.
8 April 1950
Kronologi dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24
jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,
Penyelesaian pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata
dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan.
ANDI AZIS
Andi Azis? 26 April 1950
dengan kekuatan dua brigade dan satu
Latar Belakang batalion di antaranya adalah Brigade
Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel
Suharto. Kapten Andi Azis dihadapkan ke
Kronologi Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan
dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Penyelesaian
Republik maluku Selatan
(RMS) ( 25 April 1950
25 April 1950
di Ambon diproklamasikan
Pelopor berdirinya Republik
Maluku Selatan (RMS)
yang dilakukan oleh Dr.
Latar Belakang Chistian Robert Steven
Soumokil, mantan Jaksa
Agung Negara Indonesia
Penumpasan Timur dibantu oleh
Manusama
Republik maluku Selatan
(RMS) ( 25 April 1950
28 September 1950
Pelopor pasukan ekspedisi mendarat di Ambon dan bagian
utara pulau itu berhasil dikuasai.
2 Desember 1963
Latar Belakang
Dr. Soumokil berhasil ditangkap
21 April 1964
Penumpasan diadili oleh Mahkamah Militer Laut Luar Biasa
dan dijatuhi hukuman mati.
B. Dari Konflik Menuju Konsensus
Suatu Pembelajaran
• “Tujuan yang nyata hanyalah satu, Republik
Indonesia Serikat yang
merdeka, bersatu, bernaung di bawah
bendera Sang Saka Merah
Putih, bendera kebangsaan Indonesia sejak
beribu-ribu tahun”
• (Soekarno, dalam Konferensi BFO 1948)
1.Kesadaran Terhadap Pentingnya
Integrasi Bangsa
• Pentingnya kesadaran terhadap integrasi bangsa dapat dihubungkan dengan masih
terdapatnya potensi konflik di beberapa wilayah Indonesia pada masa kini.
Kementerian Sosial saja memetakan bahwa pada tahun 2014 Indonesia masih
memiliki 184 daerah dengan potensi rawan konflik sosial. Enam di antaranya
diprediksi memiliki tingkat kerawanan yang tinggi, yaitu Papua, Jawa Barat, Jakarta,
Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah (lihat, wacana di bawah).
• Maka, ada baiknya bila kita coba kembali merenungkan apa yang pernah ditulis
oleh Mohammad Hatta pada tahun 1932 tentang persatuan bangsa. Menurutnya :
• “Dengan persatuan bangsa, satu bangsa tidak akan dapat dibagi-bagi. Di
pangkuan bangsa yang satu itu boleh terdapat berbagai paham politik, tetapi
kalau datang marabahaya… di sanalah tempat kita menunjukkan persatuan
hati. Di sanalah kita harus berdiri sebaris. Kita menyusun ‘persatuan’ dan menolak
• ‘persatean’” (Meutia Hatta, mengutip Daulat Rakyat, 1931).
•
2. Teladan Para Tokoh Persatuan
• 1) Pahlawan Nasional dari Papua :
• Frans Kaisiepo
• Frans Kaisiepo (1921-1979) adalah salah seorang tokoh yang
• mempopulerkan lagu Indonesia Raya di Papua saat menjelang Indonesia
merdeka. Ia juga turut berperan dalam pendirian Partai Indonesia
Merdeka
(PIM) pada tanggal 10 Mei 1946. Pada tahun yang sama, Kaisiepo menjadi
anggota delegasi Papua dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan,
dimana ia sempat menyebut Papua (Nederlands Nieuw Guinea) dengan
nama Irian yang konon diambil dari bahasa Biak dan berarti daerah panas.
• Paruh tahun terakhir tahun 1960-an, Kaisiepo berupaya agar Penentuan
Pendapat Rakyat (Pepera) bisa dimenangkan oleh masyarakat yang ingin
Papua bergabung ke Indonesia. Proses tersebut akhirnya menetapkan
Papua menjadi bagian dari negara Republik Indonesia.
•
2.Silas Papare (1918-1978)
•
Sultan Hamengkubuwono IX dan
Sultan Syarif Kasim II
• Sultan Hamengkubuwono IX (1912-1988). Pada tahun 1940, ketika Sultan
Hamengkubuwono IX dinobatkan menjadi raja Yogjakarta, ia dengan tegas
menunjukkan sikap nasionalismenya. Dalam pidatonya saat itu, ia mengatakan:
• “Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun
pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang
Jawa.”(Kemensos, 2012)
• Sikapnya ini kemudian diperkuat manakala tidak sampai 3 minggu setelah
proklamasi 17 Agustus 1945 dibacakan, Sultan Hamengkubuwono IX
• menyatakan Kerajaan Yogjakarta adalah bagian dari negara Republik Indonesia.
Dan akhirnya pada tanggal
5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX memberikan amanat bahwa:
• 1. Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa
dari Republik Indonesia.
• 2. Segala kekuasaan dalam negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dan urusan
pemerintahan berada di tangan Hamengkubuwono IX.
• 3. Hubungan antara Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah RI bersifat
langsung dan Sultan Hamengkubuwono IX bertanggung jawab
Sultan Syarif Kasim II (1893-1968).
• Sultan Syarif Kasim II (1893-1968). Sultan Syarif Kasim II
dinobatkan menjadi raja Siak Indrapura pada tahun 1915
ketika berusia 21 tahun. Ia memiliki sikap bahwa kerajaan
Siak berkedudukan sejajar dengan Belanda. Berbagai
kebijakan yang ia lakukan pun kerap bertentangan dengan
keinginan Belanda.
• Ketika berita proklamasi kemerdekaan Indonesia sampai
ke Siak, Sultan Syarif Kasim II segera mengirim surat
kepada Soekarno-Hatta, menyatakan kesetiaan dan
dukungan terhadap pemerintah RI serta menyerahkan
harta
senilai 13 juta gulden untuk membantu perjuangan RI. Ini
adalah nilai uang yang sangat besar.Tahun 2014 kini saja
angka tersebut setara dengan Rp. 1,47 trilyun.
3. Mewujudkan Integrasi Melalui Seni
dan Sastra:
1. Ismail Marzuki(1914 - 1958).
• Dilahirkan di Jakarta,
• Ismail Marzuki memang berasal dari keluarga seniman.
Di usia 17 tahun ia berhasil mengarang lagu pertamanya,
berjudul “O Sarinah”. Tahun 1936, Ismail Marzuki masuk
perkumpulan musik Lief Java dan berkesempatan mengisi
siaran musik di radio. Pada saat inilah ia mulai menjauhkan
diri dari lagu-lagu barat untuk kemudian menciptakan
lagu-lagu sendiri.
• Lagu-lagu Ismail Marzuki yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan yang
menggugah rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa, antara lain Rayuan
Pulau Kelapa (1944), Halo-Halo Bandung (1946) yang diciptakan ketika terjadi
peristiwa Bandung Lautan Api, Selendang Sutera (1946) yang diciptakan pada
saat revolusi kemerdekaan untuk membangkitkan semangat juang pada waktu
itu dan Sepasang Mata Bola (1946) yang menggambarkan harapan rakyat
untuk merdeka.
Opu Daeng Risaju
Jawab :