Nama/kelas : ………………………………………….
=====================================================================================
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D dan E
3 Pernyataan di bawah ini yang menunjukkan perbedaan cerpen dan novel adalah ….
A. Novel tidak ada konflik sedangkan cerpen ada konflik
“Hanya itu alasan Mama melarang Anisa menikah dengan Handoko?” Bibir Anisa menyinggung sinis.
“Oh, alangkah piciknya pikiran Mama! Lalu apa artinya kemuliaan hati Mama selama ini yang Anisa
kagumi? Padahal dulu Mama tidak pernah mempermasalahkan status Handoko yang ternyata belum
mempunyai pekerjaan tetap. Demikian kakakku yang selama ini mendukungku sekarang berbalik arah.
Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris. Kutekuni masa
pendidikan tinggi dengan sepenuh hati. Kendala finansial mendorong ku untuk merambah dunia kerja
disamping kuliah. Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari Kak Ica, saudara sepupuku, datang kepadaku.
“Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang dijual. Bagaimana kalau kita patungan untuk membeli kios
itu. Lalu kita jual pakaian di sana?” kata Kak Ica.
10. Amanat yang tidak sesuai dengan penggalan cerpen di atas adalah …
A. Janganlah takut pada kegagalan
B. Tekunlah dalam setiap pekerjaan, niscaya menuai hasilnya
C. Uang bukanlah penentu keberhasilan seseorang
D. Bekerjasamalah dengan baik dan jujur dalam melakukan sebuah pekerjaan
E. Berdoa adalah penentu kesuksesan seseorang
11. Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah …
A. orang pertama pelaku utama
B. orang ketiga pelaku sampingan
C. orang ketiga pelaku utama
1. Kompilkasi 4. Evaluasi
2. Orientasi 5. Koda
3. Abstrak 6. Resolusi
“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.
“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini -
hanya wong cilik, orang miskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.
Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor
sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak
pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan
tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya
Piningit lebih erat.
“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,”
ucap Siti Halimah getir. “Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat
lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.
16. Latar suasana yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
A. Menakutkan
B. Mengenaskan
C. Mengharukan
D. Menegangkan
E. Membingungkan
Kelihatan seorang kakek berjalan bersama cucunya seorang gadis belia yang cantik. Mereka duduk di
bawah pohon yang rindang. Gadis itu meminta kakeknya menceritakan riwayat hidupnya, siapa
sebenarnya kedua orang tuanya dan di mana mereka sekarang. Sang kakek terdiam sebentar, kemudian
mulailah ia bercerita. “Delapan belas tahun yang lalu, seorang pemuda kota berjalan-jalan ke desa ini. Ia
terpikat gadis cantik bunga desa ini, dan mereka pun menikah. Gadis cantik itu adalah putri kakek satu-
satunya.
“kita sebagai pendidik tidak boleh memandang masalah secara hitam-putih pak, diah itu telah banyak
menanggung beban hidup, sudah selayaknya kita ikut mendampingi dan membantunya, bukan malah
menambah bebannya.
19. Amanat yang terkandung dalam kutipan cerpen di atasa adalah…..
a. sebagai manusia harus saling tolong-menolong
b. seorang pendidik harus bisa membantu siswanya dalam mengatasi permasalahan hidup
c. Guru harus bersikap professional dalam mendidik muridnya
d. guru harus memiliki sikap kasih sayang dalam mendidik
e. sayang dalam mendidik
Meski termasuk anak yang pandai dan masuk kelas akselerasi, Romero tetap memilik banyak teman dan
sahabat. Baginya teman adalah lingkungan yang dapat memberikan banyak inspirasi dan pengalaman
yang tidak diperoleh di bangku sekolah. Di rumah ia juga bersikap baik pada tetangga. Ia ingat ketika
orang tuannya berpesan, “Carilah teman dan sahabat sebanyak-banyaknya karena kita tidak bisa hidup
sendiri. Suatu saat pasti kita membutuhkan orang lain.”
21. 1) Kalau ada pertandingan dini hari, aku dan Ayah bahu-membahu untuk membangunkan. 2) Kami
berdua beranak batanggang, atau tidak tidur sampai dini hari, duduk terpaku di depan TV Grundig 14
inci yang berkerai kayu tripleks, ditemani bergal-gelas kopi.
3) Di Stadion Ullevi Gothenburg, tim berambut pirang ini meledakkan gawang Belanda hanya dalam 5
menit pertama melalui tandukan Larsen: 1 – 0. 4) Aku mengepalkan tangan tinggi-tinggi di udara, “Yes!”
teriakku. 5) Aku lirik Ayah, beliau menggeleng-geleng sambil mendeham.
Setibanya pak Usman di restoran kecil sepulang dari sekolah, larasati segera memulai pembicaraan.
“sebelum membicarakan soal Diah, saya perlu menjelaskan menggapa saya tidak mau membicarakan
hal ini di sekolah karena saya ingin saya bicarakan adalah masalah yang harus diselesaikan dengan
kacamata kemanusiaan, bukan kedinasan”,
“maksud ibu apa?”
“saya khawatir , keinginan bapak untuk menghabisi Diah itu karena kebencian bapak terhadap saya.
Selama ini orang kan tahu saya sangat perhatin terhadap diah. Dia anak yang lemah pak, sudah
mengalami berbagai cobaan hidup, sering murung karena menerima beban yang terlalu banyak dalam
hidupnya.”
23. Karakter tokoh pak Usman dalam kutipan cerpen di atas memiliki sifat…..
A. pendendam
B. keras kepala dan mudah marah
C.tidak bisa membedakan urusan dinas dan pribadi
D.ingin menang sendiri
E. baik hati
Menemukan Dompet
Selama berbulan-bulan ini aq bingung mencari kerja. Berkas lamaran kerja yang sudah
aku masukkan ke beberapa perusahaan masih belum ada jawaban.
Hari-hariku terasa hambar, tiap hari hanya luntang lantung tidak jelas. Setiap hari aku
kebingungan, mau mencoba usaha, tetapi modal belum ada.
Pada suatu hari yang cerah, aku janjian dengan teman lamaku untuk menceritakan
permasalahanku ini.
Karena penasaran, aku pun memastikannya dan ternyata memang benar sebuah
dompet berwarna hitam. Kemudian aku pun membuka isi dari dompet itu.
Alangkah terkejutnya diriku mendapati dompet tersebut berisikan SIM, KTP, surat-surat
penting, kartu ATM, kartu kredit serta sejumlah uang yang lumayan banyak. “Wah rejeki
nomplok nih.” Ujarku dalam hati.
Akan tetapi aku berubah pikiran dan berinisiatif untuk mengantarkan dompet itu ke
pemilik dalam KTP tersebut. Setelah itu aku pun melanjutkan perjalanan ke rumah
temanku dan menceritakan semua problem masalahku.
PERTANYAAN