Anda di halaman 1dari 4

Nama : Santi Septiviana

NPM : F622316

Kelas :E

LITERATUR REVIEW

N Nama Peneliti dan Metode Tujuan Penelitian Populasi dan


o Judul Penelitian Penelitian Sampel Penelitian

Hasil Penelitian
1 Ireine J.M. Sajow*, Desain Penelitian ini jumlah sampel Hasil penelitian juga menemukan terdapat hubungan
Vanda Doda*, Sekplin penelitian ini bertujuan untuk sebanyak 80. yang signifikan antara pengetahuan ibu pekerja dengan
A.S. Sekeon* menggunaka mengetahui Pengambilan data pemberian ASI Eksklusive (pvalue=0.017) dimana Ibu
Judul : n pendekatan hubungan diperoleh melalui yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik tentang
Hubungan cross Pengetahuan, Sikap wawancara dan ASI Eksklusif lebih sedikit memberikan ASI Ekslusif
Pengetahuan dan sikap sectional dengan Pemberian menjalankan pada bayinya (71,1%) dibandingkan dengan Ibu pekerja
dengan pemberian asi study. ASI Ekslsusif. kuesioner. yang mempunyai pengetahuan yang baik (92,9%). Hasil
Eksklusif oleh ibu penelitian tentang hubungan sikap ibu pekerja dengan
pekerja di kecamatan ASI Eksklusif ditemukan ada hubungan yang bermakna
Madidir kota Bitung (p-value=0.009) dimana ibu yang mempunyai sikap yang
kurang baik lebih sedikit memberikan ASI Eklsusif
sebanyak 10,7% dibandingkan dengan ibu yang
mempunyai sikap baik terhadap pemberian ASI Ekslusif
sebanyak 55,3%. Pengetahuan tentang ASI dan Sikap
terhadap pemberian ASI Eksklusive meripakan
determinan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada Ibu
Pekerja. Disarankan bagi Instansi tempat Ibu bekerja
maupun pusat kesehatan untuk dapat meningkatkan
promosi dan pengetahuan melalui penyuluhan tentang
ASI eksklusif bagi ibu pekerja agar ibu bisa mendapat
pengetahuan dan sikap positif terhadap ASI Ekslusif.
2 Adriana, Syafniar Desain Untuk mengetahui Populasi penelitian: Berdasarkan hasil penelitian ibu yang memiliki bayi <6
Judul : penelitian ini hubungan pemberian Semua ibu yang bulan diketahui 32 responden. Ibu yang memberikan
Hubungan Pemberian menggunaka MP-ASI dengan memiliki bayi Usia MP-ASI pada bayi usia <6 bulan sebanyak 20 responden
Makanan Pendamping n deskriptif kejadian diare pada <6 bulan di Desa (62,5%) dan yang tidak memberikan MP-ASI atau ASI
ASI Pada Bayi Usia analitik bayi usia <6 bulan di Koto Tinggi Wilayah eksklusif sebanyak 12 responden (37,5%). Alasan yang
<6 bulan di Desa Koto Desa Koto Tinggi Kerja Puskesmas paling sering dikemukakan masyarakat tidak
Tinggi Wilayah Kerja Wilayah Kerja Rambah memberikan ASI eksklusif kartena merasa ASI tidak
Puskesmas Rambah Puskesmas Rambah cukup memenuhi kebutuhan bayinya. Sedangkan bayi
yang pernah diare yaitu sebanyak 14 bayi (43,8%) dan
bayi yang tidak pernah diare sebanyak 18 bayi (56,2%).
Kebanyakan bayi yang mengalami diare disebabkan
faktor internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kontaminasi makanan ataupun
minuman, malabsorbsi makanan dan psikologis.
3 Asmaini Metode Untuk mengetahui Populasi : ibu yang Berdasarkan hasil penelitian, dari 38 responden yang
Judul : penelitian hubungan usia, risiko memiliki bayi umur tepat pada usia pemberian MP-ASI ternyata sebanyak
Faktor-Faktor yang bersifat dan cara pemberian 6-12 bulan. (63,2%) yang tidak mengalami diare. Sedangkan dari 31
Berhubungan dengan analitik MP-ASI pada bayi Sampel : 68 orang. responden yang tidak tepat usia pemberian MP-ASI
Pemberian MP-ASI dengan usia 6-12 bulan ternyata sebanyak (71%) yang mengalami diare. Faktor
pada Bayi usia 6-12 pendekatan dengan kejadian yang mempengaruhi kejadian diare karena usia
Bulan dengan cross diare di Wilayah pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Usia bayi dibawah 6
Kejadian Diare di sectional. Kerja Puskesmas bulan, sistem pencernaannya belum siap untuk menerima
Wilayah Kerja Kopelma Banda makanan sehingga rentan terjadi gangguan pencernaan.
Puskesmas Kopelma Aceh. Kemudian dari 37 responden yang berisiko dalam
Banda Aceh. pemberian MP-ASI ternyata sebanyak (67,6%) yang
tidak mengalami diare. Sedangkan dari 32 responden
yang tidak berisiko dalam pemberian MP-ASI ternyata
sebanyak (65,6%) yang tidak mengalami diare. Risiko
dalam pemberian MP-ASI akan timbul apabila MP-ASI
tidak diberikan sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
Risiko yang muncul yaitu seperti diare dan bayi kurang
mendapat zat anti bodi. Serta dari 34 responden yang
tepat cara pemberian MP-ASI ternyata sebanyak (64,7%)
tidak mengalami diare. Sedangkan dari 35 responden
yang tidak tepat cara pemberian MP-ASI ternyata
sebanyak (68,6%) mengalami diare. Cara pemberian MP-
ASI yang sesuai akan mempengaruhi keberhasilan ibu
dalam memberikan MP-ASI. Berdasarkan penelitian, ada
hubungan pemberian MP-ASI, Risiko pemberian MP-
ASI, dan cara pemberian MP-ASI pada bayi 6-12 bulan
dengan kejadian diare.
4 Marisa Apriyanti, Desain Untuk mengetahui Sampel dalam Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan dari 83
Ridwan ikob, dan Nur penelitian ini Faktor-Faktor yang penelitian ini adalah responden, kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan.
Alam Fajar. bersifat Berhubungan dengan anak usi 6-24 bulan Hasil penelitian ini menunjukan distribusi responden:
Judul : survey Kejadian Diare pada yang ada di Wilyah (77,78%) responden menggunakan susu botol yang tidak
Faktor-Faktor yang analitik Anak usia 6-24 Kerja Puskesmas bersih, (63,86%) responden yang tidak memberikan ASI
Berhubungan dengan dengan Bulan di Wilyah Swakelola 11 Ilir eksklusif, (33,73%) responden yang memberikan MP-
Kejadian Diare pada pendekatan Kerja Puskesmas Palembang yang ASI dengan kategori responden dengan penggunaan
Anak usia 6-24 Bulan cross Swakelola 11 Ilir berjumlah 83 orang jamban yang kurang baik, (72,29%) responden dengan
di Wilyah Kerja sectional. Palembang ibu sebagai kebiasaan cuci tangan yang tidak baik, (37,35%)
Puskesmas Swakelola responden. responden dengan pengolahan air bersih yang kurang
11 Ilir Palembang Teknik sampling baik, (45,78%) responden dengan penggunaan jamban
Tahun 2009. secara proporsional yang kurang baik, serta (49,4%) responden yang
random sampling. mendapatkan penyuluhan kurang efektif. Hasil penelitian
menunjukan ada hubungan signifikan antara pemberian
ASI eksklusif, pemberian MP-ASI, kebersihan cuci
tangan, dan penggunaan jamban dengan kejadian diare
pada anak. Tidak ada hubungan signifikan kebersihan
botol susu, pengolahan air bersih dan efektifitas
penyuluhan kesehatan dengan kejadian diare pada anak.

Anda mungkin juga menyukai