Gypsophylia Herdanni
Tujuan Pembelajaran
7.3 Pelajar mengidentifikasi informasi yang ada di dalam teks fabel berupa isi
teks, struktur teks, dan kaidah kebahasaan.
Moda Pembelajaran
Campuran
Tatap Muka
Sarana dan Prasarana
1. Perpustakaan
2. Buku
3. LCD/video
4. Komputer, jaringan internet
5. Majalah
Jumlah Murid
32 Murid
Referensi Umum
Buku: Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII. 2016. Kemdikbud. Hal 193-234.
Link:
- https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-dongeng-
anak-sebelumtidur/
- https://pngtree.com/so/children-are-reading-a-book/2
- https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel
- https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teksfabel-2569/)
- https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
Aktivitas Pertemuan ke-1
5
Lembar Kerja
LEMBAR KERJA
Kelompok:
Anggota:
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah dua ekor ulat. Yang satu bernama Fintu yang bersifat ramah, rendah hati,
Pada suatu hari, saat Fintu sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi. “Hai Tuvi, bolehkah aku memi
“Babaiklah…” Fintu menunduk dan berlalu.
Lain hari, akan ada pesta hutan. Semua binatang diundang. Putha si burung hantu dengan gesitnya membagikan
Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak Cattya
15
si anak kucing.
“Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja, aku
tak akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam jago.
Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu
Namun tiba-tiba…
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta
yang lebih besar!” Dengan angkuh Tuvi berkata.
“Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku si beruang madu.
“Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi.
Beberapa hari kemudian, Tuvi dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka
menjalani hidup sebagai kepompong biasa. Beberapa minggu kemudian, mereka sudah
keluar dari kepompongnya. Tak disangka, sayap Tuvi ternyata berwarna hitam! Sedangkan
Fintu malah berwarna-warni.
Tuvi tahu, ini akibat keangkuhannya. Ia sangat menyesal dengan sikapnya.
(sumber: https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-
dongeng-anak-sebelum-tidur/
2. Diskusikan unsur-unsur cerita fabel secara berkelompok, kemudian lengkapi tabel di bawah
ini!
3. Analisis tokoh-tokohnya
No Tokoh Watak
16
4. Tuliskan peristiwa demi peristiwanya
1. Peristiwa 1
2. Peristiwa 2
3. Peristiwa 3
4. Peristiwa 4
17
Aktivitas Pertemuan ke-2
6
LK
Pertemuan ke-2
LEMBAR KERJA
Kelompok:
Anggota:
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah dua ekor ulat. Yang satu bernama Fintu
yang bersifat ramah, rendah hati, dan baik. Sedangkan yang satunya bernama Tuvi yang
bersifat angkuh dan suka meremehkan binatang lain. Pada suatu hari, saat Fintu
sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi. “Hai Tuvi, bolehkah aku meminta
sedikit makananmu?” pinta Fintu. “Hey, Fintu! Ini makananku dan tetap
makananku. Sana cari makanan yang lain!” tolak Tuvi.
“Babaiklah…” Fintu menunduk dan berlalu. Lain hari, akan ada pesta hutan.
Semua binatang diundang. Putha si burung hantu dengan gesitnya membagikan
undangan berupa daun itu di malam hari dan menaruhnya di depan pintu rumah para
binatang. Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak Cattya si
anak kucing. “Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang
saja, aku tak akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam
jago. Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu
Namun tiba-tiba…
18
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta yang lebih
besar!” Dengan angkuhTuvi berkata. “Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku
si beruang madu. “Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi. Beberapa hari kemudian, Tuvi
dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka menjalani hidup sebagai kepompong biasa.
Beberapa minggu kemudian, mereka sudah keluar dari kepompongnya. Tak disangka, sayap Tuvi
ternyata berwarna hitam! Sedangkan Fintu malah berwarna-warni. Tuvi tahu, ini akibat
keangkuhannya. Ia sangat menyesal dengan sikapnya.
Komplikasi
Resolusi
Koda
19
Aktivitas Pertemuan ke-3
7
Materi/Bahan Bacaan untuk Guru
Pengertian
Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang
berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi).
Kadang kala fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut
cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di
dalam fabel semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan
dapat berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa
melalui tokoh binatang tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan
menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang,
pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang
tidak baik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)
Ciri-Ciri Fabel
7. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
8. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat & karakter/tokoh.
9. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
10. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
11. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
12. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.
Orientasi
23
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagi
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan
sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa
dirinya ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan
tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-
mana terdapat genangan lumpur.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur.
Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan.
Resolusi
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian
sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-
kupu berkata kepada semut.
dirinya.
24
Koda
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
Dilihat dari waktu kemunculannya fabel dapat dikategorikan kedalam fabel klasik dan fabel modern
yaitu:
Fabel Klasik
Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak ketahui persis waktu
munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun lewat sarana lisan.
(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
Contoh Fabel
Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari Buaya
itu belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat mangsa karena
kalau tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam sungai dan berenang
perlahan-lahan
25
untuk mencari mangsa.
Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di sungai.
Bebek sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke tepi sungai.
Melihat mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun tertangkap.
“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak memangsa
kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.
“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah Buaya
dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.
Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan. Benar saja, di
sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.
Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak
kambing yang siap untuk dimangsa.
“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu tidak
makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana,” usul
Kambing.
Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak gajah
yang besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata, kulit gajah itu
sangat tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.
Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha menjatuhkan
anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya, sekumpulan gajah mendatangi dan
menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya itu tidak bisa melawan karena ukuran ibu gajah
itu sangat besar, ditambah dia juga lemas karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga
dan mati.
(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)
26
Materi/Bahan Bacaan untuk Peserta Didik
Pengertian
Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang
berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi).
Kadang kala fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut
cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di
dalam fabel semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan
dapat berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa
melalui tokoh binatang tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan
menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang,
pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang
tidak baik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)
Ciri-Ciri Fabel
1. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
2. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat & karakter/tokoh.
3. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
4. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
5. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
6. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.
20
Orientasi
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagi
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan
sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa
dirinya ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan
tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-
mana terdapat genangan lumpur.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur.
Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan.
Resolusi
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian
sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-
kupu berkata kepada semut.
21
Ternyata kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Koda
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuha
(Sumber: )
22
Kriteria Penilaian
Rubrik Penilaian
Rumusan Nilai:
100
11
Kompetensi yang Dinilai melalui Asesmen Akhir Pembelajaran
Pelaksanaan Asesmen
8
Soal aktivitas ke-3
Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari
Buaya itu belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat
mangsa karena kalau tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam sungai
dan berenang perlahan-lahan untuk mencari mangsa.
Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di
sungai. Bebek sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke
tepi sungai. Melihat mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek
pun tertangkap.
“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak
memangsa kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.
“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah
Buaya dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.
Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan. Benar
saja, di sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.
Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak
kambing yang siap untuk dimangsa.
“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu
tidak makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana,”
9
usul Kambing.
Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak gajah
yang besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata, kulit
gajah itu sangat tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.
Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha
menjatuhkan anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya,
sekumpulan gajah mendatangi dan menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya
itu tidak bisa melawan karena ukuran ibu gajah itu sangat besar, ditambah dia juga
lemas karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan mati.
(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)
Soal
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa tema cerita “Buaya yang Serakah”?
2. Tuliskan kembali tokoh-tokohnya!
3. Di mana latar tempat yang tersebut dalam cerita itu?
4. Mengapa bebek menyarankan buaya untuk menemui kambing?
5. Apakah kambing berhasil dimakan buaya?
6. Apa amanat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita itu?
7. Bagaian mana yang menurutmu menarik dari cerita itu?
8. Apa yang terjadi pada buaya selanjutnya?
9. Bagian mana yang menjadi orientasi dari cerita tersebut?
10. Bagian manakan yang menjadi koda dari ceri fabel tersebut?
10
Refleksi Guru
12
Refleksi Peserta Didik
13