Anda di halaman 1dari 6

Tugas : Mandiri

Mata Kuliah : BIOETIK PROFESIONALISME BIDAN

Dosen : DR.MARDIANA AHMAD, S.SiT, M.Keb

“PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PROFESI BIDAN

DAN PELAYANAN KEBIDANAN “

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Nilai Pada Mata kuliah
Bioetik Profesionalisme Bidan
OLEH

Emmasitah
P102181011

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN


SEKOLAH PASCA SARJANA
TAHUN AJARAN 2018/2019
ETIKA DAN MORALITAS DALAM PROFESI BIDAN

DAN PELAYANAN KEBIDANAN

Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat seiring

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi. Pemahaman

yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat bagi profesi bidan

agar mampu menerapkan dan memberikan pelayanan kebidanan yang professional

dalam melakukan profesi kebidanan dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan,

baik kepada individu, keluarga dan masyarakat.

Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus mampu memahami

kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam memandang kualitas pelayanan

kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam pelayanan.

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat,

dimana sering terjadi karena kurangnya pemahaman para praktisi pelayanan

kebidanan terhadap etika. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga

perkembangan praktik berdasarkan evindence based.

Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan

tanpa diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh

sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat

timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang

maka pihak yang satu bisa tidak segansegan untuk melawannya dengan
segala cara. Segala cara akan ditempuh untuk  menjatuhkan dan mengalahkan

lawannya sekadar dapat tercapai tujuan.

Menurut pengalaman saya sendiri sebagai seorang praktisi bidan di salah

satu rumah sakit umum daerah di kota Palopo yang sehari-harinya bertemu dengan

pasien pastinya menginginkan pelayanan yang baik dari tempat kerja saya, yang

sesuai dengan standart pelayanan. Akan tetapi masih ada beberapa teman seprofesi

dan juga teman sejawat yang kadang tidak sengaja atau sengaja melakukan tindakan

yang bertentangan dengan etika dan juga moralitas.

Sebagai contoh dengan sesama teman seprofesi bidan,terkadang teman

seprofesi tidak bisa menghargai seniornya apalagi bila senior tersebut tidak

menduduki suatu jabatan tertentu atau terkadang bertindak seenaknya terhadap

juniornya apalagi bila junior tersebut hanya seorang tenaga bantu (honorer). Belum

lagi apabila salah satu dari junior tersebut melakukan sedikit kesalahan, bukannya

mencari jalan keluar dari penyelesaian masalah tersebut akan tetapi masalah tersebut

akan dibesar-besarkan, seolah-olah telah melakukan suatu kesalahan yang sangat fatal

dan saling menyalahkan satu dengan yang lainnya.

Contoh lain yaitu ada beberapa teman yang sudah terhitung senior di kamar

bersalin terkadang masih sangat kasar dan ketus bahkan terkadang setengah hati

dalam melayani pasien. Apalagi bila pasien yang masuk adalah bukan pasien dengan

personal hygiene yang baik. Bukannya menyampaikan dengan kata-kata yang enak

untuk didengar, tetapi dengan kata-kata yang dapat membuat si pasien atau keluarga

pasien tersinggung atau berkecil hati. Akan tetapi lain halnya apabila pasien yang
masuk adalah keluarga atau orang yang mereka kenal. Mereka memperlakukannya

khusus, padahal setiap pasien berhak untuk mendapatkan asuhan kebidanan yang

sesuai dengan standart tanpa melihat status dan juga derajat pasien.

Begitu juga dalam melakukan tindakan, walaupun sudah diingatkan

berulang-ulang kali tetapi masih tetap saja dilakukan. Seperti : saat akan melakukan

tindakan pemberian obat secara injeksi sudah seharusnya bidan meminta izin dan

memberitahu ke pasien obat apa yang akan diinjeksikan, akan tetapi hal itu tidak

dilakukan. Begitu pasien bertanya balik ke bidan, bidannya hanya menjawab

seperlunya tanpa menjelaskan apa kegunaan atau efek samping dari obat dan

ditambah lagi caranya menjawab tidak dengan nada suara yang baik di dengar. Sama

halnya dalam pemberian obat oral,sudah seharusnya bidan menjelaskan tata cara dan

waktu minum obat tetapi terkadang hal tersebut tidak dilakukan.

Dikasus lain, masih ada beberapa teman bidan yang mengisi “partograf”

dengan asal isi saja. Padahal seperti yang diketahui partograf adalah salah satu alat

bukti bidan apabila terjadi suatu masalah yang berkaitan dengan hukum. Partograf

sendiri merupakan alat untuk memantau kemajuan persalinan yang mana bisa

menjadi tolak ukur bidan dalam melakukan dan memutuskan tindakan selanjutnya.

Sehingga bidan tahu kapan harus bertindak sendiri atau segera melakukan kolaborasi

dengan dokter.

Masalah lain yang sering muncul adalah pasien merasa privacynya tidak

terjaga dengan baik, khususnya apabila disertai dengan penyakit yang dianggap aib

dalam masyarakat, contoh : hiv-aids, hepatitis, tbc atau ims. Terkadang teman-teman
tidak dapat menahan diri atau tidak sengaja berbicara kepada teman bidannya lainnya

dengan maksud ingin memberitahu teman yang lain berhati-hati agar tidak tertular

dan melakukan PI. Tetapi tanpa disadari disekitar mereka ada keluarga lain pasien

atau tetangga atau orang yang kenal dengan pasien yang bisa mendengarkan

pembicaraan mereka sehingga privacy pasien tidak terjaga.

Seperti halnya apabila ada pasien masuk dengan kasus abortus provokatus

yang status perkawinannya belum menikah atau dibawah umur dengan status pelajar

atau wanita dengan status janda. Seharusnya bidannya focus melakukan anamnesa

pada informasi atau data-data yang bisa menunjang hasil pemeriksaannya bukannya

focus pada hal-hal yang tidak perlu diketahui oleh bidan. Sehingga pasien dapat

merasa nyaman tanpa merasa terintimidasi.

Ditempat saya bekerja ada kebijakan yang mengatur tentang pelimpahan

wewenang untuk melakukan tindakan induksi persalinan yaitu : drips oksitosin dan

pemberian misoprostol. Para bidan dapat melakukan tindakan tersebut apabila ada

instruksi dari dokter obgyn yang bertanggung jawab dan sebagai bukti fisiknya,

dilakukan pencatatan dalam rekam medic pasien. Untuk ke pasiennya sendiri,

bidannya akan lebih dulu menyampaikan bahwa akan dilakukan tindakan induksi

kemudian menjelaskan indikasinya dan juga efek dari tindakan induksi seperti apa.

Untuk tindakan induksi sendiri pasienya akan diberikan lembaran informed consent

apabila pasien setuju dan form penolakan tindakan apabila pasien tidak bersedia yang

ditanda tangani oleh pemberi informasi,penerima informasi dan salah satu keluarga

inti dari penerima informasi.


Begitu juga apabila akan dilakukan tindakan operasi sectio caesarea,

terminasi kehamilan, kuretase, laparatomy dan pemberian suntikan Vit.K 0,5 mg

pada bayi baru lahir tetapkan akan dilakukan pemberian informed consent pada

pasien dan juga keluarga pasien dengan memberikan penjelasan, mengapa tindakan-

tindakan tersebut harus dilakukan.

Masalah lain yang berkaitan dengan etika dan moral di tempat saya berkerja

yaitu antara bidan dan dokter spesialis. Rumah Sakit tempat bekerja adalah RS

rujukan sehingga terkadang kami mendapatkan pasien rujukan yang keadaannya

sudah sangat gawat dan harus segera dilakukan tindakan operasi. Akan tetapi ada

beberapa dokter spesialis entah itu obgyn atau anasthesi tidak bisa mengefisienkan

waktu dalam melakukan tindakan. Seperti contoh : lama dalam menjawab telfon perlu

berulang-ulang kali untuk dihubungi padahal dia tahu kalau dirinya yang mendapat

jadwal untuk dokter operasi cyto. Belum lagi kendala, harus dijemput oleh supir RS

dan tidak boleh menggunakan mobil ambulance.

Masalah lain misalnya, dokternya yang seharusnya piket tidak bersedia

melakukan operasi cyto dengan alasan lagi tidak di tempat sehingga meminta bidan

jaga untuk menghubungi juniornya yang akhirnya lebih banyak waktu terbuang

dalam menghubungi dokter, padahal ada pasien yang semestinya bisa segera

ditangani.

Inilah beberapa prinsip etika dan moralitas yang saya alami dan rasakan

selama menjadi seorang praktisi pelayanan kebidanan yang dapat saya tuangkan

dalam tulisan saya.

Anda mungkin juga menyukai