Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Mandiri

Mata Kuliah : BIOETIK PROFESIONALISME KEBIDANAN

Dosen : DR. MARDIANA AHMAD., S.SiT., M.Keb

“PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PROFESI BIDAN

DAN PELAYANAN KEBINANAN”

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Nilai Pada Mata

Kuliah Bioetik Profesionalisme Kebidanan

OLEH

Desi Soraya

P102181023

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN

SEKOLAH PASCASARJANA

TAHUN AJARAN

2018
KONSEP

Etika merupakan suatu nilai yang berhubungan dengan akhlak dan nilai benar

dan salah yang dipercaya setiap masyarakat atau golongan, sedangkan moral yaitu

ajaran tentang baik dan buruk yang di terima secara umum mengenai perbuatan,

sikap, kewajiban, budi pekerti dan asusila. Sehingga etis profesionalisme bidan akan

mewarnai setiap langkahnya, termasuk dalam mengambil keputusan dan merespon

suatu masalah yang muncul. Pemahaman tentang prinsip etika dan moral menjadi

fundamental dan sangat penting dalam memberikan pelayanan kebidanan dengan

selalu menghormati nilai-nilai pasien.

Dalam hal ini, bidan dituntut untuk berperilaku hati-hati dalam setiap

tindakannya dalam memberikan pelayanan kebidanan dengan menampilkan perilaku

yang etis dan profesional. Adapun masalah yang terkadang dialami seorang Bidan

dalam melaksanakan pelayanan kebidanan yang berpegang dalam prinsip etika dan

moralitas dalam profesi Bidan dan pelayanan Bidan.

 Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaaan inpartu. Sewaktu

dilakukan anamnesa dia meminta tidak mau di episiotiomi. Sekarang ini pasien

tersebut berada dalam kala II, dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi

ada kemajuan. Perineum masih kaku dan tebal, keadaan ini dijelaskan kepada ibu

oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya. Sementara waktu berjalan terus

dan DJJ mulai menunjukkan keadaan tidak stabil/fetal distress dan ini

mengharuskan bidan mempertimbangkan melakukan episiotomi, tetapi ibu tidak

menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat, sementara itu ada bidan yang
memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien

untuk melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan

pasien, maka bidan akan dihadapkan kepada sederetan tuntutan.

 Di sebuah PKM datang suami Ny “L” memanggil bidan untuk menolong istrinya

yang mengalami perdarahan postpartum setelah melahirkan bayinya yang

pertama di rumah tolong oleh dukun. Ibu tersebut menolak untuk diberikan

suntikan uterotonika. Bila ditinjau dari hak pasien atas keputusan yang

menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak memberikan suntikkan karena

kemauan pasien. Tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang lebih rumit

bila terjadi perdarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk

pasien, dan yang paling fatal lagi bila pasien meninggal karena perdarahan.

Dalam hal ini bisa dikatakan tidak melaksanakan tugasnyaa dengan baik,

walaupun bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntuk mungkin itulah

keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan (dentology).

Resume

Berdasarkan RUU Republik Indonesia Nomor Tahun tentang Kebidanan yang

mengatur lisensi untuk perizinan bidan pada bab III registrasi dan izin praktek yang

berdasarkan pasal 13 samapi pasal 17 yang mengatur tentang STR. Setiap tenaga

kesehatan harus memiliki Surat Tanda Registrasi Bidan (STR) yang diterbitkan oleh

pejawat yang berwenang. Pencatatan resmi terhadap bidan yang memiliki sertifikat

kompetensi kebidanan dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya, serta diakui
secara hukum untuk menjalankan praktik kebidanan. Surat Tanda Registrasi berlaku

selama 5 tahun, jika melewati masa berlaku maka para bidan untuk melakukan re-

sertifikat dan registrasi ulang.

Dan untuk izin praktek bidan telah diatur pasal pasal 18 sampai pasal 23. Bagi

setiap tenaga kesehatan yang menjalan praktik kebidanan wajib memiliki Surat Izin

Bidan (SIB) yang telah di akui oleh pejabat yang berwenang. Bagi bidan yang

memiliki SIB berlaku selama 5 tahun, tapi ada beberapa ketentuan yang tidak

berlaku pada SIB apabila bidan yang bersangkutan meninggal dunia, habis masa

berlakunya, dicabut berdasarkan ketentuan yang berlaku pada UU, bidan yang

bersangkutan melaksakan praktik kebidanan selain ditempat yang tercantum pada

SIPB dan atas permintaan bidan sendiri.

Karena bidan merupakan tenaga profesional dan jabatan profesional yang wajib

diketahui, dipahami, dan dilaksanakan oleh masing-masing bidan sebagai praktisi

kesehatan diseluruh wilayah Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Dwieda Octa Ristiko &Juliarti Wulan. 2014. Prinsip Etika dan Moralitas dalam

Pelayanan Kebidanan. Grup Penerbit CV. Budi Utama:Yogyakarta

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan, Edisi Cetakan Ketiga. PT Bina

Pustaka:Jakarta

Farelya Gita & Nurrobikha. 2018. Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan. Grup

Penerbit CV. Budi Utama:Yogyakarta

Draf RUU Kebidanan-DPR RI Kesra 18 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai