Anda di halaman 1dari 71

PANDUAN PENULISAN SKRIPSI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI


LIGHTHOUSE EQUIPPING THEOLOGICAL SCHOOL
2021
KATA PENGANTAR

Panduan Penulisan Skripsi merupakan dokumen penting sebagai acuan


dan tuntunan bagi dosen pembimbing dan mahasiswa yang akan melakukan
penulisan karya ilmiah skripsi, sehingga memberikan keseragaman dan petunjuk
serta standar guna menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Berdasarkan ketentuan
Akademik di Sekolah Tinggi Teologi Lighthouse Equipping Theological School,
mahasiswa mempunyai kewajiban untuk menulis karya ilmiah skripsi di akhir
program studi, sebagai syarat dan pertanggungjawaban ilmiah karena telah
menyelesaikan program pendidikan dalam jenjang atau jalur akademis tertentu,
untuk memperoleh gelar Sarjana Teologi (S.Th) dan Sarjana Pendidikan Kristen
(S.Pd) sebagaimana tercantum dalam kurikulum.
Panduan Penulisan Skripsi ini menjelaskan tentang ketentuan
penyusunan skripsi, persyaratan dan prosedur penyusunan skripsi, kerangka&
format skripsi, cara mengetik referensi, teknik pengetikan, cara merujuk
kepustakaan, ketentuan ujian skripsi, dan beberapa contoh lampiran.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada tim penyusus yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan dengan baik dan tepat
waktu sehingga dapat diterbitkan menjadi buku panduan dan dokumen akademik
di STT LETS. Terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberi masukan serta koreksi yang sangat berguna demi penyempurnaan
panduan ini.

2
Kiranya panduan ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang
berkepentingan, baik mahasiswa yang akan Menyusun skripsi, maupun dosen
pembimbing serta tim penguji skripsi.

Bekasi 10 Agustus 2021


Ketua Sekolah Tinggi Teologi LETS

Dr.Ir.RachmatT.Manullang. M,Si

3
TIM PENYUSUN
Tim Penyusun Buku Panduan Penulisan Skripsi
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
LIGHTHOUSE EQUIPPING THEOLOGICAL SHOOL
TAHUN 2021

Penanggung Jawab : Dr.Ir.Rachmat T.Manullang, M.Si

Ketua Tim Penyusun : Dr.Roster Simanullang, M.Th


Sekretaris : Reymond Poltak, M.Th
Anggota Tim : Dr.Drs. Jerry Rumahlatu, M.Th
: Obden Odoh, M.Pd.

4
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN ............................... 5
KETENTUAN PENYUSUNAN ............................... 7
BAB II :
SKRIPSI
BAB III : PERSYARATAN DAN ...............................
PROSEDUR PENYUSUNAN 11
SKRIPSI
A. PERSYARATAN ............................... 11
PENYUSUNAN SKRIPSI
B. PROSEDUR PENGAJUAN ............................... 12
PENYUSUNAN SKRIPSI
C. PROSEDUR BIMBINGAN ............................... 13
SKRIPSI
D. PEMILIHAN JUDUL ............................... 14
SKRIPSI
E. RENCANA KERJA ............................... 15
F. PERUBAHAN JUDUL DAN ............................... 16
ATAU MATERI SKRIPSI
BAB IV : KERANGKA DAN FORMAT ............................... 17
SKRIPSI
A. KERANGKA BAGIAN ............................... 17
AWAL
B. BAGIAN INTI ............................... 24
C. KESIMPULAN DAN ............................... 30
SARAN
BAB V : REFERENSI ............................... 33
BAB VI : TEKNIK PENGETIKAN ............................... 34
BAB VII : CARA MERUJUK ............................... 36
KEPUSTAKAAN
A. CATATAN KAKI ( FOOT ............................... 36
NOTE)

5
B. CATATAN PERUT (IN ............................... 40
NOTE)
C. DAFTAR PUSTAKA ............................... 42
BAB VIII : UJIAN SKRIPSI ............................... 46
A. KETENTUAN UJIAN ............................... 46
SKRIPSI
B. CARA PENILAIAN ............................... 49
C. KEWAJIBAN ............................... 51
MENYERAHKAN SKRIPSI
D. SANKSI ............................... 52
E. YUDISIUM ............................... 52
F. KETENTUAN KHUSUS ............................... 53
...............................
54
LAMPIRAN

6
BAB I
PENDAHULUAN

Skripsi adalah karya ilmiah yang di tulis oleh mahasiswa di akhir masa
studinya pada program Stratum Satu (S1) di Sekolah Tinggi Teologi LETS, sebagai
salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Teologi (S.Th) maupun Pendidikan
Agama Kristen (S.Pd). Karya ilmiah tersebut menunjukkan kemampuan peserta
didik dalam segi metodologi untuk penemuan, pembuktian ataupun
pengembangan/memperdalam ke ilmuan dalam bidang ilmu yang ditekuni. Dengan
kata lain bahwa karya ilmiah ini bertujuan menemukan pengetahuan baru,
memecahkan/memberi solusi atas masalah, maupun substansi dalam memahami
suatu fenomena atau dalam upaya mengatasi suatu masalah. Maka skripsi tersebut
akan menunjukkan penugasan penulis tentang substansi dan metodologi penelitian
baik secara kuantitatif maupun kualitatif atau keduanya secara bersama-sama.
Skripsi merupakan salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran
mahasiswa, meskipun bukan sebagai tugas akhir dan hanya salah satu penentu
kelulusan mahasiswa. Pada skripsi ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan
seluruh kemampuan akademik yang dimilikinya dan kemampuan penalaran yang
sistematis dalam mengidentifiksi dan menganalisis masalah secara rinci dan jelas.
Sebagai suatu karya ilmiah, skripsi harus disusun melalui kajian yang mendalam
dan obyektif dengan menggunakan metode ilmiah yang sesuai. Selain itu skripsi
juga harus ditulis sesuai dengan kaidah penulisan yang baku dan tentunya

7
merupakan representasi karya ilmiah produk mahasiswa itu sendiri bukan plagiat
dari karya orang lain.
Untuk memberikan keseragaman bentuk dan penetapan kaidah baku
penulisan, serta memberikan bimbingan mengenai prosedur penulisan skripsi,
maka pedoman ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan. Namun perlu
diperhatikan pula, bahwa pedoman ini hanya terbatas pada format penulisan.
Sedangkan penggunaan metode penelitian adalah sangat tergantung pada sifat,
obyek, dan subyeknya, sehingga akan sangat bervariasi. Dengan demikian pada
pedoman ini tidak ditentukan penggunaan metode yang baku dan mengikat.

8
BAB II
KETENTUAN PENYUSUNAN SKRIPSI

A. Pengertian
1. Skripsi adalah suatu karya ilmiah yang berisi hasil penelitian, baik
penelitian lapangan maupun penelitian pustaka yang dilakukan oleh
mahasiswa sebagai salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
kesarjanaan. Bobot skripsi untuk program pendidikan strata satu adalah 6
SKS.
2. Dosen pembimbing skripsi adalah dosen yang ditunjuk dan diberikan tugas
oleh ketua program studi berdasarkan ketentuan yang berlaku serta sesuai
bidang keahliannya untuk membimbing mahasiswa dalam menyusun
skripsi sebagai tugas akhir.
2. Skripsi harus disusun secara baik dengan syarat-syarat:
a. Susunan teratur mencakup semua unsur yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam pedoman penulisan.
b. Bentuk dan pengetikan yang sesuai dengan tata penulisan yang lazim
menurut ketentuan dalam pedoman penulisan.
c. Pemakaian bahasa, kalimat, kata, ejaan, dan tanda baca yang benar
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
d. Penalaran, pembuktian dan penyimpulan serta alur pemikiran seluruh
muatan skripsi harus sistematis, logis, metodologis dan koheren.

9
B. Tujuan
1. Sebagai kegiatan penelitian, penyusunan skripsi ditujukan untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan
pengetahuannya sesuai dengan bidangnya.
2. Penyusunan skripsi dimaksudkan sebagai sarana pembuktian tertinggi
kemampuan mahasiswa berpikir secara ilmiah dan logis, dengan daya
ciptanya sebagai calon cendekiawan dan kecerdasannya sebagai calon
sarjana yang layak untuk lulus sebagai sarjana.
3. Menghasilkan karya ilmiah yang memuat buah pikiran mahasiswa yang
cukup bernilai untuk disampaikan dan diketahui oleh pihak lain.
4. Dengan penelitian dan penulisan ilmiah maka akan membentuk
kemampuan mahasiswa untuk berteologi secara Alkitabiah dan kontekstual.
Oleh karena itu skripsi harus dipandang sebagai media, proses dan hasil
karya yang kelak menumbuhkan dalam diri penulisnya kemampuan
berteologi. Jika hal ini ditekankan tentu lahirlah karya ilmiah yang kritis
dan asli, tidak dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis semata
(tradisi).
C. Pembimbing
1. Bimbingan Skripsi merupakan proses pengarahan/tuntunan dosen kepada
mahasiswa dalam menyusun skripsi agar terstruktur, logis, ilmiah,
sistematis, serta memenuhi kaidah akademik.

10
2. Pembimbing Skripsi adalah dosen yang diberi tugas untuk memberikan
bimbingan dan mendampingi mahasiswa dalam mengerjakan dan
menyelesaikan skripsi.
3. Pembimbing Skripsi terdiri dari satu orang pembimbing utama
(Pembimbing 1) namun bila diperlukan dapat di tambah dengan
pembimbing dua (Pembimbing 2).
4. Persyaratan dosen Pembimbing
a. Persyaratan dosen Pembimbing adalah mempunyai Nomor Induk
Dosen Nasional (NIDN) atau Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK)
serta jabatan akademik yaitu paling rendah Asisten Ahli bagi yang
berpendidikan Magister (S2) atau Doktor (S3).
b. Mengasuh mata kuliah yang relevan atau sesuai bidang keilmuannya
dengan judul/materi skripsi, atau sesuai dengan latar belakang
Pendidikan formal S2/S3.
c. Telah menjadi dosen sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
d. Menjungjung tinggi profesionalitas, etika akademik, etika moral,
dan integritas sebagai dosen.
e. Disiplin, dan menyediakan waktu untuk bimbingan serta
menunjukkan karakter kristiani dalam menjalankan tugasnya
sebagai dosen pembimbing/pengarah.
D. Tugas Dosen Pembimbing
Secara umum tugas dosen pembimbing dalam penulisan skripsi adalah
melakukan proses pembimbingan, memonitor dan mengevaluasi proses

11
penyusunan skripsi mahasiswa yang menjadi terbimbingnya sesuai dengan
rencana yang dibuat mahasiswa.
Secara rinci tugas pembimbing skripsi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Tugas Pembimbing Utama (Pembimbing 1)
Pembimbing utama lebih fokus pada proses penelitian, penjabaran, dan
pemaparan isi hasil penelitian
1. Mengarahkan, memberikan motivasi, memberikan bimbingan dan
pengawasan terutama pada substansi dan metode keilmuan dari
bidang/disiplin ilmu yang diperlukan oleh mahasiswa dalam penyusunan
skripsi, mulai dari tahap penyusunan proposal, pelaksanaan pra-penelitian,
pelaksanaan kajian, sampai penyusunan laporan hasil kajian.
2. Menunjukkan dan memberi informasi ilmiah yang mutakhir dibidang
disiplin ilmu masing-masing kepada mahasiswa.
3. Membantu mahasiswa dalam melihat alternatif-alternatif pendekatan
masalah sehingga dapat menentukan kerangka konsep dan atau
mengembangkan model teoritis sebelum ia memulai penulisan/penelitian
4. Membantu peserta dalam melihat alternatif-alternatif pengupasan analitik
untuk menguji kerangka konsep, pemecahan masalah dan atau model
teoritis yang dikembangkan.
5. Memberikan arahan dan bimbingan yang dapat meningkatkan kedisiplinan,
kelancaran dan ketepatan jadwal penyelesaian skripsi.
6. Memberikan persetujuan untuk melakukan kegiatan ujian proposal dan
ujian akhir skripsi.

12
7. Memberikan peringatan dan merekomendasi sanksi akademik yang bersifat
mendidik pada mahasiswa jika diperlukan.
8. Melakukan pemantauan dan memberikan laporan tentang kemajuan
pelaksanaan skripsi mahasiswa kepada Kepala Program Studi.
9. Turut serta memberikan nilai saat sidang skripsi.
b. Tugas Pembimbing dua (Pembimbing 2)
Dosen pembimbing 2 fokus pada hal-hal teknis misalnya;
1. Teknik penulisan proposal dan penulisan laporan hasil penelitian.
2. Membimbing dalam hal konsep penelitian/riset, kaidahnya, teknik
penulisan ilmiah, ejaannya serta penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
3. Mengarahkan mahasiswa tentang sistematika penulisan skripsi
4. Mengarahkan mahasiswa tentang Teknik pengetikan
5. Memberi petunjuk kepada mahasiswa dalam mencari bahan pustaka
dan/ atau pengumpulan data sekunder.
6. Membantu mahasiswa dalam kelancaran pelaksanaan
penelitian/penulisan.
Dalam memonitor tugas dan bimbingan digunakan buku
panduan/bimbingan skripsi. Buku panduan skripsi wajib di baca dan
dipahami oleh setiap peserta penulis skripsi.

13
BAB III
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYUSUNAN SKRIPSI

A. Persyaratan Penyusunan Skripsi


Seorang mahasiswa dapat menyusun skripsi, apabila telah memenuhi
persyaratan:
1. Akademik
a. Mahasiswa telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 132 SKS pada
saat hendak mengajukan proposal/menyusun skripsi, dan sudah
mencapai sekurang-kurangnya 142 SKS pada saat mahasiswa akan
mengikuti ujian skripsi.
b. Telah Lulus dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), bobot 4 sks
dengan nilai minimal C (2.0).
c. Mahasiswa memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-
kurangnya 2,50.
d. Apabila ada mata kuliah inti/wajib maka seluruh mata kuliah wajib
harus sudah lulus dengan nilai minimal C.
e. Tidak sedang menjalani masa skorsing (Pendisiplinan) dari pihak STT
LETS.
2. Administrasi Keuangan
a. Telah melunasi biaya-biaya kuliah sesuai ketentuan yang sedang
berlaku di STT LETS.

14
b. Telah membayar biaya Bimbingan Penyusunan Skripsi sesuai
dengan ketentuan yang sedang berlaku di STT LETS.

B. Prosedur Pengajuan Penyusunan Skripsi


1. Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam huruf A angka 1, dan 2 dapat mengisi surat permohonan/ formulir
pengajuan judul skripsi di bidang program studi masing-masing.
2. Judul skripsi yang akan diajukan hendaknya terlebih dahulu di
konsultasikan dengan dosen wali, atau dosen pengampu mata kuliah
yang berkaitan dengan topik yang akan di teliti.
3. Setelah judul skripsi disetujui oleh Kaprodi, mahasiswa dapat
melanjutkan dengan pembuatan proposal skripsi.
4. Sistematika penulisan proposal skripsi terdiri dari: Nama, NIM,
Program Studi, Judul sementara, Latar belakang masalah, Rumusan
masalah, Tujuan penelitian, Pentingnya penelitian, Hipotesis (kalau
ada), Ruang lingkup Penelitian/Penetapan Batasan Riset, Metode
Penelitian, Sistematika Penulisan, landasan teoritis dan daftar pustaka.
5. Proposal skripsi di presentasikan oleh mahasiswa di hadapan dewan
dosen untuk menentukan layak atau tidaknya dijadikan sebagai karya
tulis skripsi.
6. Hasil presentasi proposal skripsi mahasiswa menentukan layak atau
tidak layak dilanjutkan sebagai karya tulis skripsi.
7. Judul penelitian yang dinyatakan layak dijadikan skripsi akan
dibawakan dalam rapat dosen untuk menetapkan dosen pembimbing.

15
8. Mahasiswa mengambil Surat Penugasan Pembimbing Skripsi di Bagian
Akademik untuk kemudian diserahkan kepada dosen pembimbing.

C. Prosedur Bimbingan Skripsi


1. Proses bimbingan dimulai setelah penunjukan dosen pembimbing
skripsi melalui surat penugasan.
2. Penyusunan skripsi harus sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan
Skripsi yang berlaku di Sekolah Tinggi Teologi LETS.
3. Bimbingan dilaksanakan dalam bentuk tatap muka ataupun zoom paling
sedikit 12 (dua belas kali) dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan.
4. Setiap proses bimbingan dicatat dalam presensi bimbingan skripsi yang
ditandatangani oleh Pembimbing.
5. Jika dalam jangka waktu 6 (enam) bulan mahasiswa belum dapat
menyelesaikan skripsinya, maka mahasiswa bersangkutan dapat
mengikuti Ujian skripsi pada tahun berikutnya.
6. Penunjukan pembimbing dinyatakan batal jika dalam jangka waktu 2
(dua) bulan setelah ditandatanganinya surat penunjukan pembimbing
Skripsi mahasiswa tidak melakukan konsultasi dengan pembimbing
atau dosen bersangkutan tidak melakukan pembimbingan.
7. Terhadap Surat Penunjukan Pembimbing yang dinyatakan batal, harus
dilakukan proses penunjukan pembimbing yang baru, dengan judul
yang sama atau pengusulan baru (jika pengusulan baru dengan topik
yang baru maka wajib mengikuti ujian proposal ulang).

16
8. Proses bimbingan dinyatakan selesai dengan ditandatanganinya skripsi
oleh dosen Pembimbing pada lembar persetujuan skripsi.

D. Pemilihan Judul Skripsi


1. Judul skripsi dan pokok/bidang penelitian yang hendak dilakukan oleh
mahasiswa ditentukan oleh mahasiswa sendiri, berdasarkan hasil temuan
atau kajian atas sesuatu pokok masalah.
2. Topik yang diambil harus sesuai dengan jurusan/ atau disiplin ilmu yang
ditekuni, serta merupakan topik yang sangat penting untuk diteliti,
berdasarkan minat akademis dan minat masyarakat.
3. Topik yang diambil tidak boleh duplikasi dari karya orang lain, disusun
secara jelas dan menarik.
4. Dalam menentukan judul dan pokok/bidang penelitian hendaknya
memperhitungkan kemampuan intelektual yang bersangkutan, dana, waktu
penyelesaian, sumber-sumber, dukungan pembinaan.
5. Judul skripsi di usulkan oleh mahasiswa kepada Kaprodi setelah
berkonsultasi dengan dosen sesuai bidang keahliannya, kemudian di
bawakan dalam rapat dosen untuk penunjukan dosen pembimbingnya.
E. Rencana Kerja
Rencana kerja ini dibagi dalam empat bagian yakni:
1. Tahap perencanaan berupa studi awal (pendahuluan), inventarisasi
literature, wawancara atau studi lapangan guna memperjelas masalah yang
diselidiki lebih lanjut. Seringkali mahasiswa menulis skripsi dengan judul
“keren” tetapi tidak mempunyai sumber data yang memadai.

17
2. Tahapan penulisan proposal skripsi berisikan latar belakang masalah,
rumusan masalah (pertanyaan), tujuan penelitian, manfaat penelitian,
hipotesis (kalau ada), metode penelitian, defenisi istilah dan sistematika
penulisan, landasan teoritis, outline pembahasan skripsi dan daftar pustaka.
Bila perlu hal ini diseminarkan di hadapan rekan-rekan di bawah asuhan
para dosen agar menjadi arena sumbang saran menuju langkah kreatif.
Proposal dimatangkan menjadi Bab pendahuluan. Dan bila sudah mantap
barulah mahasiswa terus bekerja. Pematangan Bab Pendahuluan ini
memakan waktu yang cukup banyak dan membutuhkan nalar yang baik.
3. Tahap penelitian.
4. Tahap penulisan dari draft kasar hingga ke proof reading terakhir.
a. Pembuatan kerangka skripsi secara terperinci sampai pada pembagian
sub paragraf;
b. Penulisan naskah skripsi yang pertama;
c. Pembacaan kembali seluruh naskah dan penyempurnaan;
d. Penyusunan daftar pustaka;
e. Pengetikan naskah skripsi dalam bentuk terakhir;
f. Pembacaan ulang naskah secara teliti dan pembetulan salah ketik atau
pembuatan ralat.

F. Perubahan Judul Dan/Atau Materi Skripsi


Mahasiswa yang akan mengadakan perubahan Judul dan/atau Materi Skripsi
harus mengikuti prosedur sebagai berikut:

18
1. Apabila ada perubahan pada judul dan materi skripsi, mahasiswa harus
mengikuti proses awal penyusunan skripsi.
2. Mahasiswa menghubungi Ketua Program Studi untuk mengajukan Surat
Permohonan Perubahan Judul/Materi Skripsi yang baru.
3. Apabila perubahan pada Judul pada masa bimbingan, maka mahasiswa
memohon persetujuan dosen Pembimbing melalui Surat Permohonan
Perubahan skripsi, kemudian di lanjutkan ke Ketua Program Studi.
4. Mahasiswa menyerahkan Surat Permohonan Perubahan Judul/Materi
Skripsi yang telah ditanda tangani Dosen Pembimbing untuk diserahkan
kepada Ketua Program Studi untuk menerbitkan Surat Keputusan
perubahan judul.
5. Bagi mahasiswa yang melakukan perubahan Judul tanpa persetujuan dosen
pembimbing, maka skripsi tersebut dinyatakan batal dan mahasiswa
tersebut wajib mengikuti proses penyusunan skripsi dari awal.

19
BAB IV
KERANGKA DAN FORMAT SKRIPSI

A. Kerangka Bagian Awal


1. Sampul
Sampul skripsi berisi: Judul Skripsi, Tujuan Penulisan; Pengajuan
Skripsi untuk jenjang kesarjanaan yang hendak dicapai, Logo STT LETS,
Program Studi, Nama Mahasiswa (ditulis tanpa gelar), Nomor Induk
Mahasiswa, Nama Lembaga Perguruan Tinggi, Tempat dan Waktu
Penyelesaian Skripsi. Semua kata di tulis dengan huruf besar kecuali kata
“Oleh”. Huruf yang digunakan berukuran 16 points (fonts), kecuali judul
Skripsi yang dapat bervariasi antara 16-24 pts tergantung panjang
pendeknya judul skripsi. Pengetikan di susun di tengah batas kertas
(centered) dalam bentuk Piramide. Dicetak dalam kertas tebal (hard cover).
Pada punggung sampul di tulis nama penulis, judul skripsi, dan tahun
pengesahan skripsi.
Soft cover
Sampul skripsi yang akan serahkan kepada lembaga dibuat dalam bentuk
soft cover dengan jenis kertas Buffalo warna merah tua untuk Prodi S1
Teologi dan warna Biru tua untuk Prodi S1 PAK, dibuat rangkap 3 (tiga).

20
Judul skripsi Jenis huruf besar Arial ukuran 14-18 warna
hitam
Jika lebih dari dua baris dibuat menurut
piramida terbalik
Kata “Skripsi” Jenis huruf Arial ukuran 14-18 warna hitam
Tujuan penulisan Ditulis dengan kalimat sebagai berikut:
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Teologi LETS
Guna Memenuhi Persyaratan
Untuk Menyelesaikan Program Studi
Strata Satu Sarjana Teologi, Arial
ukuran 14-16 warna hitam
Logo STT LETS Ukuran 4 cm diagonal warna hitam

Kata “Oleh” Jenis huruf Arial ukuran 14 warna hitam


Nama, NIM, jenis huruf
Arial ukuran 14-18 warna
Identitas penulis hitam
Tempat dan Jenis huruf Arial ukuran 14-18 warna hitam
tahun
penyusunan

21
2. Halaman Judul
Halaman judul skripsi diketik pada halaman baru. Isi halaman
skripsi sama seperti pada sampul skripsi, perbedaannya pada halaman judul
Logo lembaga tidak perlu dicantumkan, dan di bawah kata skripsi di tambah
kalimat. Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar: Sarjana
Theologia atau Sarjana Pendidikan Agama Kristen. Halaman muka skripsi
merupakan halaman pertama skripsi dengan nomor halaman i, tetapi nomor
halaman tidak di cantumkan.
Pemilihan dan penetapan judul skripsi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Judul adalah ungkapan tersingkat dari muatan skripsi.
b. Bagi pembaca skripsi, judul merupakan janji yang harus dipenuhi,
judul merupakan cermin untuk melihat apakah rencana penulisan
telah diwujudkan. Judul skripsi tidak boleh terlalu panjang atau
terlalu pendek, terlalu luas atau terlalu sempit.
c. Judul harus merupakan kalimat pernyataan atau statement dan
bukan dalam bentuk pertanyaan. Konsep judul harus utuh dan
lengkap sehingga tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.
d. Judul harus menggunakan kata-kata yang lugas, tepat dan bersifat
netral. Kata-kata yang digunakan dalam judul tidak boleh bersifat
puitis, provokatif dan bombastis.

22
e. Judul tidak boleh diawali dengan ungkapan-ungkapan yang tidak
relevan dan mengandung generalisasi yang kabur seperti:

- “Sebuah studi ilmiah….”


- “Suatu penelitian mengenai……”
- “Sedikit sumbangan dalam….”
- “Satu-dua aspek tentang…….”
- “Beberapa kritik terhadap……”
- Dsb.
f. Judul harus tersusun secara logis dengan menempatkan istilah atau
kata-kata pada komposisi yang benar.

3. Halaman Persetujuan
Berisi tanggal dan tanda tangan Pembimbing Skripsi sebagai tanda
persetujuan bahwa skripsi tersebut telah disetujui untuk diuji oleh Tim
Penguji yang ditunjuk oleh Akademik. Halaman persetujuan ditulis dalam
huruf Arial ukuran 12 warna hitam.

4. Halaman Pengesahan
Halaman Pengesahan dari Dosen Pembimbing, halaman pengesahan
berisi pernyataan resmi dari dosen pembimbing bahwa skripsi tersebut
telah diterima dan disahkan dengan formulasi sebagai berikut:
Dosen pembimbing telah menerima hasil penelitian dengan judul…
yang telah disiapkan dan diserahkan oleh … Untuk memenuhi sebagian

23
dari persyaratan guna mencapai gelar sarjana… Dari Sekolah Tinggi
Teologi LETS. (Lihat lampiran) Halaman Pengesahan dari Lembaga
Pendidikan: halaman pengesahan dari lembaga pendidikan ini berisi
pernyataan resmi bahwa skripsi tersebut telah diterima dan disahkan
dengan formulasi sbb:
Setelah memeriksa dan meniliti secara seksama serta mengetahui
seluruh proses penelitian dan cara penyusunan skripsi yang dilakukan oleh
. . . dengan judul . . . maka dengan ini dinyatakan bahwa skripsi ini diterima
dan disahkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar
sarjana ……. dari Sekolah Tinggi Teologi LETS. (Lihat lampiran)

5. Halaman Motto (tidak wajib)


Halaman Motto bukanlah suatu keharusan bahkan tidak dianjurkan,
kecuali kalimat-kalimat motto tersebut benar-benar bersangkut paut
dengan pokok bahasan skripsi. Motto berisi kutipan Alkitab, kata-kata
bijak, puisi atau bentuk lain yang bersifat renungan, menggugah dan
membangkitkan semangat, atau ungkapan penulis. Motto ditulis pada
sudut kiri atas. Motto ditulis dalam 1 spasi dengan huruf Bookman Old
Style ukuran 12 warna hitam dicetak miring (Italic).

6. Kata Pengantar
Prakata atau kata pengantar yang panjangnya hanya satu sampai dua
halaman memuat isi hati penulis yang bersifat pribadi dan informal tanpa
memasukkan materi skripsi. Prakata atau Kata Pengantar adalah tempat

24
bagi si penulis untuk mengungkapkan terima kasih atas segala bantuan
yang diterima dari semua pihak selama dalam proses penyelesaian studi.
a. Ucapan terima kasih tidak perlu berlebih-lebihan kepada sederetan
nama yang kenyataannya tidak semuanya memberikan dukungan yang
ril. Juga tidak dibenarkan memakai kalimat dan perkataan yang muluk-
muluk sehingga terkesan kurang wajar untuk menyatakan rasa terima
kasih.
b. Tidak dibenarkan memasukkan ungkapan-ungkapan merendahkan diri
disertai permohonan maaf karena skripsi kurang sempurna dan
sebagainya. Penyusunan skripsi merupakan tugas akademik dan syarat
kelulusan yang wajib dilaksanakan oleh setiap penulis skripsi dengan
sebaik-bainya tanpa permohonan maaf dengan dalih apapun juga.
c. Nilai Skripsi ditentukan oleh kesungguhan melaksanakan tugas
akademik tersebut dan ganjaran bagi skripsi yang mengandung
kekurangan itu bukanlah pemberian maaf dari dosen pembimbing dan
dosen penguji melainkan dengan nilai atau angka sesuai bobotnya dan
untuk skripsi yang tidak memenuhi syarat ganjarannya adalah tidak
lulus atau perintah untuk menulis kembali skripsi tersebut.
d. Oleh karena penulisan skripsi adalah tugas akademik yang harus
dilaksanakan oleh setiap mahasiswa yang hendak mengakhiri program
stratum satu (S1), jadi bukan kegiatan bebas atau prakarsa sendiri,
maka tidak dibenarkan adanya halaman persembahan kepada “orang
yang di cintai” atau kepada siapapun juga yang sifatnya pribadi dan
emosional.

25
7. Daftar Isi
Berisi sistematika skripsi serta penunjukkan halaman. Daftar isi
dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi skripsi.
Penulisan bab dan sub bab, diatur sehingga judul dimulai pada titik urut
yang sama. Sebelah kanan atas ditulis kata “Halaman”. Angka-angka
petunjuk halaman ditempatkan sedemikian rupa sehingga membentuk
garis lurus vertikal sejajar dengan huruf ”n” dari kata halaman.
Halaman daftar isi memuat nomor, judul, dan halaman dari bab
maupun sub bab yang ada dalam skripsi tersebut, dan disusun pada tiga
kolom secara berurutan. Bab dan turunannya (sub bab) yang dicantumkan
dalam daftar isi disarankan tidak lebih dari tiga tingkat. Nomor bab dan
turunannya ditulis dengan angka Romawi. Nomor sub bab ditulis dengan
dua angka Romawi, yang dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi
pertama menunjukkan nomor urut bab, sedangkan angka Romawi kedua
menunjukkan nomor urut sub bab, dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
Judul bab ditulis dengan huruf besar, judul sub ditulis dengan huruf besar
tetapi turunan judul sub ditulis dengan huruf kecil. Judul bab dan sub bab
tidak diakhiri dengan titik, sebab judul bukanlah sebuah kalimat.

8. Abstrak
Merupakan inti sari dari skripsi yang dibuat secara singkat dalam
bentuk narasi sebanyak 100-200 (seratus sampai dua ratus) kata saja. Isi
abstrak meliputi latar belakang, permasalahan, metode penelitian,
pembahasan dan kesimpulan. Isi abstrak skripsi harus dapat memberikan

26
gambaran menyeluruh dari apa yang ingin di jawab dan diselesaikan di
dalam perumusan masalah.
Hendaknya diperhatikan bahwa hal-hal yang tidak dibahas dalam
skripsi, tidak dimasukkan dalam abstrak. Ukuran huruf yang dipakai sama
dengan ukuran huruf dalam isi skripsi, diketik dengan jarak antar baris satu
spasi, sedangkan jarak antar uraian adalah dua spasi. Abstrak ditulis dalam
bentuk bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ketentuan menulis Abstrak
adalah sebagai berikut: Minimum 75 kata dan maksimum 100 kata dalam
satu paragraf, diketik dengan font Times New Roman 12 poin, spasi
tunggal (line spacing = single). Abstrak disusun dalam dua bahasa, yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jika memungkinkan, pengetikan
untuk abstrak bahasa Indonesia dan Inggris diletakkan dalam satu halaman.
Di bagian bawah abstrak dituliskan kata kunci. Semua istilah asing, kecuali
nama, dicetak miring (italic). Contoh Abstrak dapat dilihat pada Lampiran

B. Bagian Inti
Untuk bagian ini dapat diberikan beberapa alternatif sistematika sesuai
dengan model pendekatan penulisan yang dipilih oleh mahasiswa. Metode
penulisan skripsi Jurusan Teologi dan Jurusan Pendidikan Agama Kristen ada
2 (dua) yakni:
1. Analisis Literatur (studi Kepustakaan); dan
2. Survei (studi Lapangan).

27
Untuk studi teologi dengan pendekatan analisa Literatur sebaiknya berisikan
hal-hal berikut:

a. Pendahuluan
1) Latar belakang masalah menjelaskan alasan-alasan ilmiah mengenai
apa yang menjadi inti masalah dan mengapa hal itu menjadi masalah
(baik faktual maupun konseptual) yang menyebabkan munculnya
permasalahan. Latar belakang masalah ini harus relevan dengan
permasalahan dan judul: untuk hal ini perlu dukungan fakta atau
gagasan secara ringkas. Uraikan ini jelas, singkat dan tepat (2-3
halaman).
2) Rumusan masalah pertanyaan problematik dan substansial yang akan
diselidiki dalam keseluruhan studi. Ini merupakan penajaman
permasalahan secara umum, yang biasanya dalam bentuk pertanyaan.
Dalam perumusan masalah harus diperhatikan bahwa permasalahan
harus relevan dengan judul dan sifat penelitiannya.
3) Tujuan penulisan: menguraikan mengenai tujuan disusunnya skripsi.
Tujuan ini dapat berupa tujuan subyektif dan tujuan obyektif;
dirumuskan dengan spesifik, konkrit berdasarkan kejelasan masalah
dan pertanyaan dengan kata kerja yang tepat, seperti: “menjelaskan”,
“membandingkan”, “menguraikan”, “memaparkan”. Cukup satu
alinea.

28
4) Pentingnya penelitian menjelaskan makna dan kontribusi yang
diharapkan dari hasil studi bagi pengembangan ilmu teologi, bagi
gereja, bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Cukup tiga alinea.
5) Hipotesis (Kalau ada) merupakan pernyataan, keyakinan dan bersifat
sementara namun menjadi pengarah dari keseluruhan penelitian.
Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk tesis (teas) seperti berikut:
“jika ... maka ... “yang menghubungkan variable. Atau dengan
rumusan lain seperti: “Diduga ada korelasi yang signifikan antara ....
dengan....” atau: Diduga ada pengaruh... terhadap....”. Hipotesis
merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan sebelumnya
namun masih akan diuji kebenarannya oleh penelitian terhadap data.
Untuk hipotesis cukup satu alinea, tanpa harus mencantumkan kutipan
pendapat para ahli tentang arti atau definisi hipotesis.
6) Ruang lingkup-menjelaskan batasan dari penelitian (skopa) agar tidak
terlalu luas dan tidak pula terlalu sempit. Cukup tiga atau empat alinea.
7) Metode dan prosedur penelitian: adalah uraian mengenai metode yang
digunakan untuk menjawab permasalahan. Metode ini meliputi
penjelasan mengenai metode pengumpulan data yang digunakan,
sumber data, cara pengumpulan data, cara pengolahan data, metode
analisis yang digunakan, apakah deskriptif (literature, survey,
etnografis, studi kasus), historis (data masa lalu, seperti dalam sejarah
teologi/dogma dan sejarah gereja), dan korelasional (melihat relasi dari
beberapa variable). Mahasiswa harus mengerti mengapa ia memilih
suatu metoda, dan bagaimana mengoperasionalkan metoda yang

29
dipilih. Operasionalisasi metoda itu dinamakan teknik atau prosedur
atau langkah penelitian: pengumpulan data, penetapan sampel,
perumusan instrument, penganalisaan data.
8) Definisi istilah: menjelaskan istilah dalam judul dan istilah yang
muncul pada tulisan (laporan hasil studi), agar tidak menimbulkan
penafsiran yang keliru. Sehingga persepsi antara pembaca dan penulis
memiliki pengertian yang sama.
9) Sistematika penulisan: merupakan uraian singkat mengenai isi dari bab
pendahuluan sampai dengan bab penutup. Bagaimana laporan
penelitian diungkapkan dari bab ke bab berikutnya yang merupakan
gambaran dari alur pikir penyusunan skripsi.

b. Bab-Bab Bahasan Utama


Bahasan utama ini merupakan bagian yang paling penting dan dapat
disesuaikan dengan kerangka berpikir berdasarkan Metode Penelitian
Kualitatif atau Kuantitatif. Untuk gambaran umum di uraikan sbb:
1. Bab kedua uraian teori dan/atau kajian pustaka yang mengetengahkan
teori-teori ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Bab ini merupakan uraian hasil kajian pustaka (penelusuran
literatur) yang telah dilakukan. Teori-teori itu mencakup pula hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam bidang
yang sama, yang telah diakui keabsahannya. Untuk Penelitian
Kuantitatif, maka pada bab kedua menyajikan landasan teori; kajian
teori Variabel Y, dan kajian teori Variabel X dan dilanjutkan dengan

30
kerangka pemikiran Teoritis dan Hipotesis. Untuk Penelitian Kualitatif
menyajikan landasan teori menyangkut pengertian-pengertian umum
atau khusus serta uraian variabel terikat, variable bebas; hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk jenis penelitian
Kualitatif yang bersifat Eksegesis Umum, maka menyajikan Landasan
teori, pengertian-pengertian umum, pengertian khusus juga pendapat
para ahli yang berkompeten di bidang topik yang diteliti.
2. Bab ketiga (bab) uraikan empiris atau temuan masalah hasil penelitian,
maka bab ini berisi uraian dari data yang diperoleh dari penelitian
dilapangan atau empiris (field research). Hasil survei (wawancara,
pengamatan, kuesioner) dapat dikemukakan dalam bab ini. Dalam bab
ini disajikan data yang diperoleh dari penelitian. Pada umumnya bagian
ini diuraikan sebagai berikut: Untuk penelitian Kuantitatif maka terdiri
dari Metodologi Penelitian; penjelasan mengenai tempat dan waktu
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik dan prosedur
pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisa data,
verifikasi data dan temuan data. Untuk penelitian Kualitatif terdiri dari
Metodologi penelitian; tempat dan waktu penelitian, metode penelitian,
populasi dan sampel, teknik dan prosedur pengumpulan data,
instrument pengumpulan data dan teknik analisa data. Hasil survei
(wawancara, pengamatan, kuesioner) dapat dikemukakan dalam bab
ini.
3. Bab empat, hasil penelitian dan pembahasan mengenai deskripsi data,
data yang telah terkumpul disajikan di bagian ini. Hasil kajian empiris

31
kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan data dapat dilakukan
melalui dua cara:
a) Metode kualitatif, yaitu analisis data dengan lebih menekankan
pada kualitas atau isi dari data tersebut. misalnya untuk penelitian
hukum yang obyeknya norma, maka teknik interpretasi dari isi
norma tersebut adalah teknik yang paling sesuai untuk menjawab
permasalahan. Sedangkan untuk penelitian hukum yang obyeknya
masyarakat, maka interpretasi terhadap hasil wawancara yang lebih
mengutamakan isi wawancara dibandingkan frekuensinya akan
lebih tepat menggunakan analisis secara kualitatif.
b) Metode kuantitatif, yaitu analisis data yang mengutamakan
kuantitas dari data tersebut, yaitu suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka/numerik
sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui. Dalam penelitian kuantitatif menggunakan metode
berpikir deduktif yaitu berusaha memahami suatu fenomena dengan
cara menjelaskan konsep umum untuk menjelaskan fenomena yang
bersifat khusus. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan
menghindari hal-hal yang bersifat subyektif. Pengumpulan data
dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang
obyektif dan baku. Dalam analisis kuantitatif pemahaman mengenai
statistik sangat diperlukan. Ujian persyaratan data, analisis
(pengujian Hipotesis) dan pembahasan data. Untuk jenis penelitian
kuantitatif maka pada bab empat ini membahas hasil penelitian dan

32
pembahasan, deskripsi data, pengujian persyaratan analisis dengan
uji normalitas, uji linearitas. Pengujian hipotesis dan pembahasan
menyangkut hubungan variabel bebas pertama dengan variabel
terikat, hubungan variabel bebas kedua dengan variabel terikat dan
hubungan variabel bebas pertama dan kedua secara bersama-sama
dengan variabel terikat.

c. Kesimpulan Dan Saran


Perlu diperhatikan bahwa kesimpulan dalam skripsi tidaklah sama
dengan intisari. Kesimpulan dalam skripsi haruslah memperhatikan
interprestasi mengenai implikasi hubungan dan akibat atau hasil dari
segenap uraian yang mendahuluinya. Untuk mengecek ketetapan dan
kewajaran kesimpulan perlu dijawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apakah kesimpulan diperkuat dengan bukti-bukti yang terdapat dalam
uraian?
2. Apakah kesimpulan diperoleh dari hasil pertimbangan yang tidak
memihak terhadap data.?
3. Apakah kesimpulan terbatas pada uraian yang ada ataukah penulis telah
membuat kesimpulan yang terlalu luas, melebihi batas-batas yang
seharusnya.?
4. Apakah seluruh kesimpulan merupakan jawaban langsung terhadap
masalah dan tujuan penelitian.?

33
5. Apakah perumusan kesimpulan cukup jelas dan cermat sehingga setiap
pembaca dapat menangkapnya?

Saran harus memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan masalah, uraian dan
kesimpulan. Saran-saran harus merupakan manifestasi dari keinginan penulisan
untuk sesuatu yang dianggapnya belum terjadi dan dilaksanakan dan dengan
melaksanakan saran-saran itu penulis mengharapkan bahwa sesuatu yang
belum terjadi dapat terwujud. Oleh karena itu saran-saran adalah hasil
pengamatan dari si penulis yang melihat. Kelemahan-kelemahan yang
berhubungan dengan pokok bahasan.*)
Untuk studi teologi kontekstual khususnya survei (angket, statistik), perlu
dibuat sebagai berikut:
a) Pendahuluan yang berisi:
1) Latar belakang masalah
2) Rumusan masalah
3) Tujuan penelitian
4) Pentingnya penelitian
5) Hipotesis
6) Ruang Lingkup
7) Definisi istilah
8) Sistematika penulisan

34
b) Tinjauan literatur – perlu studi literatur tentang topik yang dipilih untuk
dipelajari dalam rangka membentuk teori dan menentukan model penelitian.
Perlu dilihat apakah sudah pernah diadakan penelitian tentang topik serupa?
Bagaimana pendekatan dan hasilnya?
c) Metode dan prosedur – Penjelasan tentang populasi dan sampel perumusan
instrument (angket) pengumpulan data dan penganalisaannya.
1) Analisa data- menyangkut kuantifikasi, statistik; diagram dan
penafsiran.
2) Kesimpulan dan saran – mencakup saran penelitian berikutnya

35
BAB V
REFERENSI

Bagian referensi biasanya terdiri dari: daftar pustaka (bibliografi). Lampiran


(appendiks) dan indeks.
1. Daftar pustaka
Yang dimaksud dengan daftar pustaka adalah suatu daftar yang terinci dan
sistematis menurut abjad semua karya ilmiah yang digunakan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Lampiran (appendiks) – (jika ada)
Yang dimasukkan dalam lampiran ialah formulir, surat keterangan, daftar
pertanyaan, daftar angket, contoh-contoh peraturan, akte perjanjian, anggaran
rumah tangga dan sebagainya. Atau kutipan yang melampaui setengah
halaman, peta wilayah penelitian lapangan. Lampiran biasanya ditandai dengan
angka Romawi. Lampiran I, Lampiran II dan seterusnya. Lampiran harus
dibatasi.
3. Indeks (jika ada)
Jika terdapat banyak istilah asing atau bahasa daerah, perlu disusun indeks
istilah. Jika banyak pengarang yang karyanya dikutip, perlu dibuat indeks
pengarang. Dan jika banyak subyek membicarakan yang dikutip, perlu dibuat

36
indeks subyek. Semua jenis indeks itu disusun secara alfabetis agar mudah
dicari.
4. Untuk Surat dari tempat penelitian dan Curriculum Vitae dilaporkan di
halaman terakhir skripsi.
5. Daftar referensi untuk skripsi minimal minimal 45 kutipan, dan untuk Tesis
minimal 75 kutipan,

37
BAB VI
TEKNIK PENGETIKAN

Material dan ukuran skripsi:


1. Skripsi diketik pada kertas HVS berwarna putih berukuran A4, (210 x 297 mm)
dengan berat 80 gram. Untuk hal-hal tertentu, seperti pembatas antar bab dapat
menggunakan kertas berwarna. Naskah asli skripsi dapat diperbanyak dengan
membuat foto copy pada kertas HVS berukuran dan berat yang sama.
2. Isi skripsi minimal 70 halaman.
3. Naskah skripsi diketik pada satu permukaan halaman dengan jarak antar baris
2 (dua) spasi.
4. Batas tepi ketikan adalah sebagai berikut:
Atas 2,5 cm
Bawah 2,5 cm
Kiri 3 cm
Kanan 2 cm
5. Penulisan nomor halaman pada sudut kanan atas dengan:
a. Angka Latin untuk halaman: Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel,
Daftar Gambar (contoh: i, ii, iii, iv, v, vi, vii, ix) untuk halaman judul tidak
usah diberi nomor.
b. Angka Arab mulai dari Bagian Inti sampai bagian Referensi.

38
6. Pengaturan jarak spasi:
i. Pengetikan 1 spasi untuk kutipan panjang.
ii. Pengetikan 2 spasi untuk seluruh naskah skripsi.
iii. Pengetikan 3 spasi untuk mengetik:
1) Antara nomor bab dengan judul bab.
2) Antara judul bab dengan baris pertama dari bab itu.
3) Antara judul anak bab dengan baris di atas dan di bawahnya.
7. Pengetikan menggunakan komputer. Jenis huruf Times New Roman, atau
Arial, font 12

39
BAB VII
CARA MERUJUK KEPUSTAKAAN

A. Catatan Kaki (footnote) – Lihat Lampiran.


1. Sebagai catatan tambahan untuk memberikan penjelasan.
2. Penulisan footnote harus mencantumkan sumber kutipan dengan jelas
(nama pengarang, judul buku, penerbit, kota, tahun terbit, nomor halaman).
3. Nama pengarang diketik sesuai dengan yang terdapat pada sampul buku
(tanpa mencantumkan gelar). Untuk buku yang ditulis oleh dua sampai tiga
orang pengarang, semua nama harus disebutkan dengan menggunakan
nama sesuai yang tercantum pada buku tersebut. Jika lebih dari tiga orang,
cukup menyebutkan nama pengarang dalam urutan pertama dan sebagai
pengganti nama-nama pengarang yang lain cukup dibubuhkan: et al atau
dkk. (dengan kawan-kawan).
4. Judul karangan harus ditulis lengkap sesuai aslinya dan diberi garis bawah.
Kapitalisasi judul karangan sesuai yang berlaku secara umum yaitu setiap
permulaan kata digunakan huruf capital, kecuali kata-kata penghubung
(partikel) yang tidak terletak pada posisi awal misalnya: di, ke, dari, untuk
dan, dengan, dan sebagainya. Di antara nama pengarang dan judul karangan
disekat dengan tanda koma, sedangkan seluruh judul karangan tidak perlu
ditutup dengan tanda baca apapun.

40
5. Dari penerbitan diketik di antara tanda ( ) yang terdiri dari :
a) Kota tempat karangan diterbitkan, diikuti oleh tanda titik dua (:)
b) Nama penerbit dan disusul dengan tanda koma (,)
c) Tahun penerbitan lalu diikuti oleh tutup kurung dan dibelakang tutup
kurung dibubuhkan tanda koma dan kemudian nomor halaman. Untuk
buku, berbahasa asing digunakan singkatan: p (dari kata page-halaman)
dan untuk buku yang berbahasa Indonesia digunakan singkatan: hlm,
(dari kata halaman). Bila kutipan lebih dari satu halaman untuk buku
berbahasa asing digunakan singkatan: pp
6. Informasi sumber yang tidak lengkap atau hilang dapat dibuat sebagai
berikut:
a. Jika tidak ada nama pengarang maka langsung saja diketik judul
karangan.
b. Jika tidak terdapat kota tempat karangan diterbitkan, diketik singkatan:
n.p. (no place), untuk buku-buku berbahasa Indonesia diketik: t.t.p (dari
kata tanpa tempat penerbit).
c. Jika tidak terdapat nama penerbit diketik singkatan n.p. (no publisher);
untuk buku berbahasa Indonesia diketik: t.p (tanpa penerbit).
d. Jika tidak terdapat tahun penerbitran cukup diketik n.d (dari kata no
date) dan untuk buku berbahasa Indonesia: diketik t.th (dari kata tanpa
tahun).
e. Jika tidak terdapat nomor halaman diketik n.pg (dari kata no. page) dan
untuk buku berbahasa Indonesia diketik t.n.h. (tanpa nomor halaman)

41
7. Catatan kaki untuk kutipan dari kutipan ada 2 (dua) cara yang dapat
ditempuh yakni:
a. Jika yang diutamakan adalah sumber asli, maka sumber asli itulah yang
didahulukan dan diketik sesuai ketentuan yang berlaku bagi pembuatan
cacatan kaki, kemudian sesudah nomor halaman dibubuhkan tanda
koma dan disusul dengan kata: dikutip oleh. Untuk buku bahasa asing:
cited by, lalu ketiklah nama pengarang dan judul karangan dan
seterusnya sesuai dengan ketentuan bagi pembuatan catatan kaki dari
pengutip yang menjadi buku sumber.
b. Jika yang hendak ditekankan adalah penulis dari buku sumber yang
digunakan dan bukan sumber asli, maka pengetikannya harus
dibalikkan dari petunjuk di atas, sedangkan penghubung antara
keduanya, untuk buku yang berbahasa asing ialah: “citing dan untuk
buku yang berbahasa Indonesia ialah “mengutip”

8. Menyingkat catatan kaki hanya dapat dilakukan bagi informasi kedua dan
seterusnya. Sedangkan untuk informasi pertama harus ditulis lengkap sesuai
dengan ketentuan yang berlaku bagi pembuatan catatan kaki. Ada tiga cara
menyingkat dengan menggunakan istilah Latin sebagai berikut:
a. Ibid, dari kata “ibidem” yang berarti di tempat yang sama- ibid.
Digunakan apabila sumber kutipan pertama segera diikuti dengan
kutipan berikut yang sumbernya sama (tanpa diselingi sumber kutipan
lain). Terdapat pada halaman yang sama, jika tidak pada halaman yang
sama maka harus diikuti nomor halaman;

42
b. Op.cit dari kata ‘opera citato” yang berarti di dalam karya yang telah
dikutip. Op.cit digunakan jika kutipan berasal dari sumber yang sama
dengan sumber yang pernah dikutip, tetapi telah diselingi kutipan dari
sumber lain. Pengetikan harus didahului marga (surname) pengarang,
baru diikuti op.cit dan nomor halaman.
c. Loc.cit, dari kata loco citato yang berarti di tempat/bagian yang telah
dikutip dibuat sama dengan op.cit tanpa nomor halaman. Oleh karena
loc.cit berarti di halangan yang sama dengan kutipan yang telah pernah
dikutip.
d. Art.cit digunakan untuk kutipan dari majalah atau jurnal.
Catatan:
Penulisan Ibid., Op.Cit., Loc.Cit., Supra, Infra, Et.seq atau Et.seqq ditulis
dengan huruf miring.

Contoh penggunaan singkatan dalam catatan kaki:


1. S. Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, Jakarta Bumi Aksara, 2011,
h. 4.
2. Yohanes Calvin, Institutio Pengajaran Agama Kristen, Jakarta BPK G.
Mulia, 2009, h. 3.
3. Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer (Bandung:
Refika Aditama, 2006), h. 77.
4. Ibid. 28

43
5. Peter de Cruz, Perbandingan Sistem Hukum, Common Law, Civil Law
dan Socialist Law, terjemahan Narulita Yusron (Bandung: Nusa Media,
2010), h. 150.
6. Ibid. h. 151 et seq.
7. S. Nasution, Op.Cit. h. 5-6.
8. Yohanes Calvin, Lok cit

B. Catatan Perut (in note)


1. Cara Merujuk Kutipan Langsung
a. Kutipan kurang dari 40 kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip
tunggal (‘……’) sebagai bagian terpadu dalam teks utama, dan nomor
halaman harus disebutkan. Nama pengarang dapat ditulis secara
terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut. Nama pengarang
disebut dalam teks secara terpadu: Soebronto (1990:123)
menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor ekonomi
dengan kemajuan belajar.” Nama pengarang disebut bersama dengan
tahun penerbitan dan nomor halaman: Kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar (sobronto, 1990:12). Jika dalam kutipan
terdapat tanda kutip, maka digunakan tanda kutip tunggal (‘……..’)
contoh: Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat
kecenderungan semakin banyak ‘campur tangan’ pimpinan

44
perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah
perkotaan” (Soewifnyo, 1991:101)
b. Kutipan 40 kata atau lebih.
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip
secara terpisah dari teks yang mendahului, dimulai setelah ketukan
kelima dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal.
Nomor halaman harus ditulis, contoh:
- Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai berikut:
The “placebo effect, which had been verified in
pervious studies, disappeared, the behaviours, were
never exhibited again, even real drugs were
administered. Earlier studies were clearly premature in
attributing the results to aplacebo effect.
Jika dalam kutipan terdapat pragraf baru lagi, baris barunya dimulai
dengan kelima ketukan lagi dari tepi garis teks kutipan.

2. Cara Merujuk Kutipan Tak Langsung


Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa
penulisan sendiri ditulis tanpa tanda kutipan dan terpadu dalam teks. Nama
pengarang bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut
dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Nomor halaman tidak harus
disebutkan. Perhatikan contoh berikut:

45
Nama pengarang disebut dalam teks: Salimin tidak menduga bahwa
mahasiswa tahun ke tiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun
keempat (Salimin, 2010).

3. Cara Merujuk Kutipan Yang Telah Dikutip Di Suatu Sumber.


Kutipan yang diambil dari naskah yang merupakan kutipan dari suatu
sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, dirujuk dengan
cara menyebutkan nama penulis asli dan nama pengutipan pertama serta
tahun dikutipnya. Cara merujuk semacam ini hanya dibolehkan jika sumber
asli benar-benar tidak didapatkan, dan harus dianggap sebagai keadaan
darurat. Contoh: Keblinger (dalam Ary, 1982 : 382) kembalikan batasan
penelitian ex post facto sebagai:
Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan
variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada
dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
3. Penulisan skripsi dan tesis akan dilakukan pemeriksaan plagiasi melalui
aplikasi Turnitin tidak melebihi 35 %
4. Referensi dapat menggunakana mendeley.

C. Daftar Pustaka
1. Yang dimaksud dengan daftar pustaka (Bibliografi) adalah sebuah daftar
yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan

46
lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau
sebagian dari karangan yang sedang dikerjakan.
2. Fungsi daftar pustaka adalah memberikan deskripsi yang penting tentang
buku, majalah, harian secara keseluruhan, yang dirujuk dalam skripsi.
3. Unsur-unsur daftar pustaka:
a. Nama pengarang dikutip secara lengkap;
b. Judul buku;
c. Data publikasi: tempat terbit, penerbit, tahun terbit, cetakan, nomor
jilid;
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid, nomor dan tahun.
4. Ketentuan-ketentuan penulisan daftar pustaka:
a. Nama pengarang ditulis tanpa gelar akademik.
b. Nama pengarang diurutkan menurut urutan alfabet.
c. Nama yang dipakai dalam urutan adalah Nama Keluarga. Jika tidak
ada nama keluarga, maka nama pengarang tidak perlu dibalik. Nama
yang dibalik diberi tanda koma antara nama keluarga dan nama
pengarang sendiri, sedangkan nama yang tidak dibalik tidak perlu
diberi tanda koma.
d. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang
dimasukkan dalam urutan alfabet.
e. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi,
maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang

47
tidak perlu ditulis lagi, tetapi diganti dengan garis sepanjang 7 (tujuh)
ketukan.
f. Jarak antara baris dengan baris dalam satu referensi adalah 1 spasi,
tetapi jarak antara referensi yang satu dengan yang lainnya adalah 2
spasi.
g. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya
dalam satu referensi diberi jarak 6 ketuk (karakter) dari margin kiri.

Contoh:
A. Tony Prasetiantono. “Perlu Solusi Utang Yang Non Konvensional”.
(On-line), tersedia di:
http://www.kompas.com/kompascetak/0108/06/UTAMA/ anal
01.htm(6 Agustus 2001).

Bridges, L. et.al. Evaluation Of The Public Defender Service In England


and Wales. London: Stationery Office, 2007.

Elliot, Catherine and Frances Quinn. English LegalSystem (11th ed).


Harlow: Pearson, 2010.

Erwin Kallo. Perspektif Hukum Dalam Dunia Properti. Jakarta: Minerva


Athena Pressindo, 2008.

48
-------. Panduan Hukum Untuk Pemilik/Penghuni Rumah Susun,
Kondominium, Apartemen, Dan Rusunami. Jakarta: Minerva Athena
Pressindo, 2009.

Gorys Keraf. Diksi dan Gaya Bahasa (cet. XIII). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002.

Hutagalung, Arie Sukanti dan Markus Gunawan. Kewenangan Pemerintah


Di Bidang Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Lieke Lianadevi Tukgali. Fungsi Sosial Hak Atas Tanah Dalam Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum. Jakarta: Kertas Putih
Communication, 2010.

P. Wignjosumarto. Peran Hakim Agung Dalam Penemuan Hukum


(Rechtvinding) dan Penciptaan Hukum (Rechtsschepping) pada Era
Reformasi Dan Transformasi. Majalah HukumVaria Peradilan,
Nomor 251, Oktober 2006.

Philipus M. Hadjon. Tanggung Gugat Lembaga Penjamin Simpanan


Sebagai Badan hukum Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2004,
Seminar Nasional LPS Sebagai Wahana Perlindungan Dana Simpanan
Nasabah, Fakultas Hukum Unair Surabaya, 1 Juli 2006.

49
Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata
Hukum Perbankan Indonesia (cet. I). Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti, 1999.

50
BAB VIII
UJIAN SKRIPSI

A. Ketentuan Ujian Skripsi


1. Penguji
a. Penguji terdiri dari 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) Ketua, dan
2 (dua) Penguji, yang salah satu diantaranya adalah Pembimbing
Skripsi.
b. Dalam hal terdapat 2 (dua) pembimbing skripsi (Pembimbing Utama
dan Asisten Pembimbing) maka Tim Penguji dapat terdiri dari 4
(empat) orang.
c. Persyaratan dosen penguji adalah Dosen Biasa dan/atau Dosen Luar
Biasa yang memiliki jabatan akademik paling rendah Asisten Ahli
bagi yang berpendidikan Magister (S2) atau berpendidikan Doktor
(S3).

2. Persyaratan Ujian Skripsi


a. Telah menyelesaikan skripsi, dibuktikan dengan persetujuan
pembimbing skripsi pada lembar persetujuan skripsi.
b. Memenuhi syarat administrasi keuangan (sesuai ketentuan yang
sedang berlaku di STT LETS).

51
c. Menandatangani surat pernyataan keaslian tulisan (materi skripsi).

3. Prosedur Ujian Skripsi


a. Mahasiswa terdaftar sebagai peserta ujian dan telah melunasi
kewajiban keuangan sesuai ketentuan yang sedang berlaku di STT
LETS.
b. Menyerahkan skripsi (soft cover) sebanyak 3 (tiga) eksemplar.

4. Pelaksanaan Ujian Skripsi


a. Ujian Skripsi mahasiswa dilaksanakan oleh Tim Penguji yang terdiri
dari 3 (tiga) orang (penguji 3 diambil dari pembimbing 1).
b. Ujian skripsi berlangsung dalam rentang waktu satu sampai satu
setengah jam.
c. Komposisi Penguji adalah 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang
anggota, dan satu orang notulis.
d. Dalam hal adanya pergantian Tim Penguji, harus mendapat
persetujuan dari Ketua.
e. Bagi anggota Tim Penguji yang tidak dapat melaksanakan tugasnya
pada hari/tanggal/waktu yang telah ditetapkan, wajib
memberitahukan 1 (satu) hari sebelumnya kepada Ketua Akademik.
f. Apabila ada anggota Tim Penguji yang tidak hadir 30 menit sebelum
pelaksanaan ujian dilaksanakan, maka Ketua Akademik dapat
menunjuk penguji pengganti.

52
5. Tata Tertib Ujian
a. Hadir 30 (tiga puluh) menit sebelum ujian dimulai.
b. Berpakaian rapi dan sopan (kemeja putih berlengan panjang dengan
dasi hitam dan celana formal warna hitam bagi laki-laki, kemeja putih
berlengan panjang dengan rok formal warna hitam bagi perempuan)
serta mengenakan Jaket Almamater STT LETS.
c. Menggunakan sepatu formal warna hitam.

6. Dosen Penguji Menilai Skripsi dari segi-segi:


a. Sistematika
b. Isi (content)
c. Analisis
d. Bahasa
e. Aktualisasi/relevan
f. Kemampuan menjawab secara sistematis, jelas dan masuk akal, dalam
kaitannya dengan pertanyaan yang diajukan.
g. Sikap (perilaku, tutur kata dan penampilan pada saat ujian).

7. Pembimbing Penulisan Skripsi Menilai dari Segi-segi:


a. Sistematika
b. Isi (konsep, aktualisasi, analisa dan jalan pikiran)
c. Bahasa

53
d. Cara menjelaskan
e. Usaha calon selama mendapat bimbingan

8. Rentang Nilai Ujian Skripsi

HURUF BOBOT ANGKA


A 4,00 95 - 100
A- 3,75 90 - 94
B+ 3,30 85 - 89
B 3,00 80 - 84
B- 2,75 75 - 79
C+ 2,30 70 - 74
C 2,00 65 - 69

B. Cara Penilaian
1. Penilaian dilakukan secara individual oleh masing-masing Penguji dan
dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.
2. Dalam memberikan penilaian mengenai kemampuan menjawab, harus
diperhatikan pula kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan
dari Penguji lain.
3. Toleransi selisih nilai angka antara Tim Penguji tidak boleh lebih dari
20 (dua puluh) point.
4. Dalam hal terjadi selisih lebih dari 20 (dua puluh) point maka harus
dirundingkan diantara Tim Penguji untuk mufakat.
5. Apabila tidak terjadi mufakat, maka skripsi peserta harus diserahkan
kepada seorang ahli untuk di baca, dan nilai dari pembaca tersebut

54
merupakan nilai akhir untuk menetapkan lulus tidaknya seorang peserta
ujian. Yang menetapkan pembaca akhir nilai tersebut adalah Ketua
akademik atau Ketua Program Studi.
6. Hasil penilaian akhir merupakan gabungan nilai dari masing-masing
Penguji, kemudian dibagi sesuai dengan jumlah penguji untuk
kemudian dikonversi dalam bentuk huruf.
7. Lulus Dengan Perbaikan
a. Mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan kewajiban untuk
memperbaiki skripsi, harus menyerahkan perbaikan tersebut dalam
jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
ujian.
b. Hasil perbaikan skripsi harus di perlihatkan serta disetujui oleh
dosen penguji
c. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi, maka mahasiswa yang
bersangkutan dinyatakan tidak lulus, dan wajib menempuh ujian
ulang.
8. Tidak Lulus Ujian Skripsi
a. Mahasiswa dinyatakan tidak lulus ujian skripsi apabila mendapat
nilai D atau kurang dari 65.
b. Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus, diberi kesempatan satu
kali untuk diuji ulang.
c. Ketidaklulusan yang disebabkan kurangnya kemampuan menjawab,
maka kepada mahasiswa yang bersangkutan diberi kesempatan ujian

55
ulang dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja
sejak ujian dilaksanakan.
d. Ketidaklulusan yang disebabkan kurangnya mutu skripsi, kepada
mahasiswa yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
memperbaiki skripsi dalam jangka waktu maksimal 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak ujian dilaksanakan.
e. Jika ujian ulang atau perbaikan/ penyerahan skripsi melampaui batas
waktu yang ditentukan, maka yang bersangkutan tidak dapat
mendaftar Yudisium pada tahun berjalan.

C. Kewajiban Menyerahkan Skripsi


1. Mahasiswa wajib menyerahkan skripsi dalam bentuk hardcopy maupun
softcopy yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan paling lama
14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal ujian.
2. Skripsi dalam bentuk hard copy sesuai dengan ketentuan konvensi
naskah.
3. Skripsi dalam bentuk soft copy disimpan dalam bentuk file dengan
program PDF, yang tidak dapat diubah, disalin dan dicetak.
4. Karya ilmiah hasil skripsi dengan program PDF untuk dipublikasikan
dalam jurnal nasional.
5. Skripsi harus diserahkan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat
belas) hari kerja setelah ujian skripsi.
6. Kewajiban menyerahkan skripsi merupakan prasyarat untuk mengikuti
Yudisium.

56
7. Jumlah skripsi yang harus diserahkan oleh peserta ujian kepada lembaga
adalah 3 (dua) exp untuk Perpustakaan dan 1 (satu) Exp untuk
pembimbing.

D. Sanksi
1. Skripsi yang tidak memenuhi persyaratan administrasi tidak dapat
diproses.
2. Skripsi yang secara substantif tidak memenuhi ketentuan dalam buku
pedoman ini dinyatakan batal.
3. Skripsi yang terbukti merupakan hasil plagiat dinyatakan batal dan yang
bersangkutan dinyatakan Drop Out (DO).
4. Skripsi yang tidak diserahkan sebagaimana diatur dalam huruf B angka
1 dan 4, maka nilai yang telah diperoleh dinyatakan batal dan harus
menyusun skripsi kembali, sepanjang masa studinya masih
memungkinkan.

E. Yudisium
1. Setelah selesai seluruh kegiatan ujian skripsi untuk semua peserta,
diadakan Yudisium. Yudisium merupakan pengesahan penyelesaian
studi peserta program studi di STT LETS.
2. Sidang Yudisium di pimpin oleh Ketua, atau Wakil Ketua 1 bidang
Akademik di dampingi oleh kepala program studi, panitia ujian dan
peserta ujian skripsi.

57
3. Sidang Yudisium dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja
setelah ujian dilaksanakan.
4. Peserta yang dimasukkan dalam Yudisium adalah peserta yang
mengikuti ujian skripsi. Peserta program studi yang telah dinyatakan
lulus oleh sidang Yudisium, berhak menyandang gelar sarjana sesuai
dengan program studi yang ditempuh, dan memperoleh ijazah dengan
tanggal Yudisium.
5. Yudisium harus di tuangkan dalam bentuk berita acara dan ditanda
tangani oleh Ketua.
6. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akhir yang dicapai adalah bobot nilai
ujian komprehensif dan nilai skripsi di bagi jumlah SKS.

F. Ketentuan Khusus
Hal-hal yang belum diatur atau yang memerlukan pengaturan khusus
ditetapkan oleh Ketua berdasarkan keputusan rapat.

58
Lampiran 1: Contoh Catatan Kaki (Footnote)

JURNAL: Johan Dharmawan, “Urea dan TSP di Indonesia dalam Analisi


Permintaan Kuantitatif.” Jurnal Argo Ekonomi, No.2 (1982).
hlm. 25.
C.E Nwazeh, “The Comparitive Approach to Modern African
Literature,” Year of General and Comparative Literature,
No.28 (1979). P.22.

MAJALAH: M. Dawam Rahardjo, “dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”. Prisma,


Juli 1983, hlm. 9.
Norman O. Brown, “Apocalypse : The Place of Mystery in the Life
of the Mind”, Harper’s, May 1961, p.27

SURAT KABAR:
Berita, dsb.: “Angkutan Koran dan Majalah ke Irja Terlambat”. Berita, Suara
Pembaruan, 16 Juli 1992, hlm. 1, Kol.9

Tajuk Rencana: “Janji Perdamaian Partai Buruh Israel Mulai


Mengecewakan”, Tajuk Rencana, Kompas, 17 Juli 1992, hlm.4, kol.1-
2

Artikel: Koentjaraningrat, “Kebudayaan Daerah, Kebudayaan Nasional dan


Globalisasi”, Artikel, Kompas, 17 Juli 1992, Kol 3, 7.

59
BUKU
Pengarang dan
Editor William C. Haves, Most Ancient Egypt, Ed., Keith C.Seele
(Chicago: Univ.of Chicago Press), p.5

Pengarang dan
Penerjemah Suzette Macedo, trans., Diagnosis of The Brazilian Crisis, by Celso
Furtado (Bekerley: Univ. Of California Press, 1965, pp.147-
53).

ENSIKLOPEDI
KAMUS: “Huygens, Christian:, Encyclopedia Britannica, 13th ed.
“Advertisement”, Webster’s Third International Dictionary.

Catatan : Untuk Ensiklopedi dan Kamus yang


tidak terkenal dibuat seperti footnote
yang bersumber dari buku biasa.

DOKUMEN, dsb. 12 Biro Pusat Statistik Indonesia 1, Profil Statistik Anak dan Ibu
di Indonesia 1977 (Jakarta: BPS, 1978), hlm.16.

DISERTASI

60
SKRIPSI: Jan Hendrik Rapar, The View of Man in the Philosophy of
Pancasila”, diss. The International Univ. Foundation, 1985.
P.104.

WAWANCARA:
Personal interview with Edward Teller, July 12, 1962.
Lampiran IX : Contoh Halaman Daftar Pustaka

JURNAL: Johan Dharmawan, “Urea dan TSP di Indonesia dalam Analisi


Permintaan Kuantitatif.” Jurnal Argo Ekonomo, No.2
(1982). hlm. 25.
C.E Nwazeh, “The Comparitive Approach to Modern African
Literature,” Year of General and Comparative Literature,
No.28 (1979). P.22.

MAJALAH: M. Dawam Rahardjo, “dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”.


Prisma, Juli 1983, hlm. 9.
Norman O. Brown, “Apocalypse : The Place of Mystery in the Life
of the Mind”, Harper’s, May 1961, p.27

SURAT KABAR:
Berita, dsb.: “Angkutan Koran dan Majalah ke Irja Terlambat”. Berita, Suara
Pembaruan, 16 Juli 1992, hlm. 1, Kol.9

61
Tajuk
Rencana “Janji Perdamaian Partai Buruh Israel Mulai Mengecewakan”,
Tajuk Rencana, Kompas, 17 Juli 1992, hlm.4, kol.1-2

Artikel: Koentjaraningrat, “Kebudayaan Daerah, Kebudayaan Nasional dan


Globalisasi”, Artikel, Kompas, 17 Juli 1992, Kol 3, 7.

BUKU
Pengarang dan
Editor William C. Haves, Most Ancient Egypt, Ed., Keith C.Seele
(Chicago: Univ.of Chicago Press), p.5
Pengarang dan
PenerjemahSuzette Macedo, trans., Diagnosis of The Brazilian Crisis, by Celso
Furtado (Bekerley: Univ. Of California Press, 1965, pp.147-
53).

ENSIKLOPEDI
KAMUS “Huygens, Christian:, Encyclopedia Britannica, 13th ed.
“Advertisement”, Webster’s Third International Dictionary.

Catatan : Untuk Ensiklopedi dan


Kamus yang tidak terkenal dibuat
seperti footnote yang bersumber dari
buku biasa.

62
DOKUMEN, dsb. 12 Biro Pusat Statistik Indonesia 1, Profil Statistik Anak dan Ibu
di Indonesia 1977 (Jakarta: BPS, 1978), hlm.16.

DISERTASI
SKRIPSI Jan Hendrik Rapar, The View of Man in the Philosophy of
Pancasila”, diss. The International Univ. Foundation, 1985.
P.104.

WAWANCARA 14 Personal interview with Edward Teller, July 12, 1962.


WEBSITE: mencantumkan link, tanggal dan jam

63
Lampiran 1: Contoh Halaman Depan
10 spasi tunggal dari tepi atas

DAMPAK PANDEMI COVID 19 DALAM HIDUP BERIMAN


DI GEREJA XXXX JATISAMPURNA BEKASI

(5 Spasi tunggal)

_______________________

(6 Spasi tunggal)

Skripsi ini
Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Teologi LETS Bekasi

(5 Spasi tunggal)

64
Untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan
guna mencapai gelar Sarjana Teologi

(5 Spasi Tunggal)

LOGO STT LETS

(3 Spasi tunggal)

Oleh:
Nama Mahasiswa Bersangkutan
NIM :

Bulan/ Tahun Kelulusan

Catatan: Perhatikan bagian yang menggunakan huruf kapital dan huruf kecil
Bila ada sub judul maka harus menggunakan huruf kecil

65
Lampiran III: Contoh Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing

7 spasi dari tepi atas kertas

Dosen Pembimbing telah menerima hasil penelitian yang berjudul DAMPAK


PANDEMI COVID 19 DALAM HIDUP BERIIMAN DI GEREJA XXX
JATISAMPURNA BEKASI yang telah disiapkan dan diserahkan oleh MATIUS LUKAS
YOHANES untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar SARJANA
TEOLOGI dari SEKOLAH TINGGI TEOLOGI LETS BEKASI.

5 spasi ganda

Disetujui pada tanggal:

6 spasi ganda

Dosen Pembimbing

(.................................................)

66
Lampiran IV: Contoh Lembar Pengesahan Lembaga Pendidikan

7 spasi ganda dari tepi atas kertas

Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama serta mengetahui seluruh proses
penelitian dan cara penyususnan skripsi yang dilakukan oleh MATIUS LUKAS
YOHANES yang berjudul DAMPAK PANDEMI COVID 19 DALAM HIDUP
BERIMAN DI GEREJA XXXX JATISAMPURNA BEKASI maka dengan ini dinyatakan
bahwa skripsi ini diterima dan disahkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapat
gelar SARJANA TEOLOGI dari SEKOLAH TINGGI TEOLOGI LETS BEKASI.

5 spasi ganda

Diterima dan disahkan pada tanggal


Tgl/bulan/ tahun

6 spasi ganda

Ketua Sekolah Tinggi Teologi LETS Bekasi

Dr. Ir. Rachmat T. Manullang, M.Si

67
Lampiran V: Kerangka Penelitian Kuantitatif

BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. BATASAN MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
E. TUJUAN PENELITIAN
F. MANFAAT PENELITIAN
G. DEFENISI ISTILAH
H. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR


A. KAJIAN TEORI VARIABEL Y
1. Defenisi istilah atau studi etimologi kata
2. Pandangan-pandangan umum atau pendapat dari berbagai ahli
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi variable dependent
4. Teori-teori
B. KAJIAN TEORI VARIABEL X
1. Defenisi Istilah atau Studi Etimologi
2. Pandangan- pandangan berbagai ahli
3. dll
4. Rangkuman
C. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
D. HIPOTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
B. METODE PENELITIAN
C. POPULASI DAN SAMPEL
D. TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
E. TEKNIK ANALISIS DATA
F. VERIFIKASI DATA
G. TEMUAN DATA

68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
B. UJI PERSYARATAN DATA
C. ANALISIS (PENGUJIAN HIPOTESIS)
D. PEMBAHASAN DATA
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

69
Lampiran VII: Kerangka Penelitian Kualitatif

BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. BATASAN MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
E. TUJUAN PENELITIAN
F. MANFAAT PENELITIAN
G. SISTEMATIKA PENULISAN
(Kurang lebih 10 halaman)

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA TEORITIS ATAU TELAAH


PUSTAKA
A. DEFENISI, PENGERTIAN/TERMINOLOGI
B. METODE-METODE
C. TEORI HASIL PENELITIAN (Pendapat para pakar yang telah diakui
keabsahannya)
D. PERUMUSAN ASUMSI-ASUMSI PENELITIANNYA
E. DLL
(Kurang lebih 15 halaman)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN/AREA RESEARCH/TEMUAN DATA


A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
B. METODE PENELITIAN
C. TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
D. TEKNIK ANASISA DATA
E. SEJARAH DAN LATAR BELAKANG TEMPAT YANG DITELITI
F. OBSERVASI PROBLEMATIKA DAN KENDALA-KENDALA
G. DATA-DATA YANG DIPEROLEH DILAPANGAN
(Kurang lebih 20 halaman)

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI


A. DESKRIPSI DATA
B. SOROTAN OBYEKTIF PENELITI TERHADAP HASIL-HASIL
PENELITIANNYA

70
C. PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN
D. MENJAWAB PROBLEMATIKA DAN SOLUSI
E. MEMAPARKAN IDE-IDE
F. DLL
(Kurang lebih 20 halaman)

BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
(Kurang lebih 5 halaman)

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

71

Anda mungkin juga menyukai