Bab Iv - Analisis Teknis Bangunan
Bab Iv - Analisis Teknis Bangunan
Bab ini berisikan mengenai pembahasan terkait kondisi dan karakteristik fisik dari lingkup Pasar
Indrasari itu sendiri, ditinjau dari segi layout bangunan pasar, sirkulasi, struktur bangunan pasar
serta fasilitas dan sarana prasarana pendukungnya.
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik dan juga permasalahan yang mungkin
timbul dari segi bangunan, sehingga dapat memberikan masukan bagi kegiatan Penyusunan
Masterplan Pasar Indrasari Kota Pangkalan Bun.
Antasari dan Jalan Sukma Aryanignrat. Meski demikian, dari ketiga ruas utama
tersebut, ketiganya menyatu ke dalam pintu masuk Pasar Indrasari sehingga
terkadang jika arus kendaraan cukup ramai hal ini bisa menimbulkan kemacetan
yang tentunya berdampak bagi menurunnya tingkat pergerakan di wilayah tersebut.
Pada dasarnya kemacetan tersebut memang relatif jarang terjadi mengingat
tingkat kendaraan yang melintas di ruas utama tidak sebanyak tingkat kendaraan
yang melintas di Pulau Jawa misalnyaa (dalam hal ini LOC jalan, Level Of Capacity-nya
masih memenuhi), sehingga tidak terlalu padat jika dilihat dari lebar jalan dan tingkat
arus kendaraannya. Meski demikian, mengingat kebijakan wilayah setempat (dalam
hal ini adalah RTRW) di mana rencananya Pasar Indrasari akan dijadikan sebagai
kawasan pusat kegiatan perekonomian skala kabupaten, maka hal ini perlu mendapat
pertimbangan dan perhatian yang lebih. Beberapa konsep yang mungkin bisa
dijadikan solusi adalah dengan membuat beberapa pintu masuk baru untuk
mengakomodir ruas jalan yang bersangkutan. Misal dalam hal ini untuk ruas Jl H
Udan Said dan Jl Pangeran Antasari akan tetap menggunakan pintu masuk utama
sebagai akses, sedangkan untuk kendaraan dari ruas Jl Sukma Aryaningrat dapat
menggunakan pintu masuk alternatif.
Selain akses dari segi darat, Pasar Indrasari juga dapat dicapai dengan
menggunakan perahu kecil/kapal. Mengingat di wilayah ini telah terdapat dermaga
skala lokal. Ke depan sebagaimana muatan RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat di
mana terdapat rencana pengembangan untuk kawasan dermaga ini,maka nantinya
tentu akan berdampak pada struktur Pasar Indrasari itu sendiri. Sehingga ke depan,
orientasi Pasar Indrasari dimungkinkan akan memiliki dua wajah, yaitu untuk
mengakomodir jalur sungai dan juga jalur utama seperti kondisi eksisting saat ini.
Gambar 4.1
Akses Kawasan
Jika dilihat dalam tata letak nya, terdapat blok Lapak/Los yang letaknya di
antara Blok H, F dan Blok J. Jika dilihat dari segi estetika, hal ini cukup mengganggu
mengingat alur view atau pandangan akan tertutupi. Mengingat akses utama terletak
di sekitar Blok H, sehingga pengunjung akan langsung bertemu dengan lapak-lapak.
Untuk itu sebaiknya perlu dilakukan penataan pemanfaatan blok ataupun pengaturan
pemanfaatan blok sesuai dengan alur sirkulasi barang dan jasa yang ada di lokasi.
Vanessa W, 1990). Lay out ini berhubungan dengan pergerakan populasi pengunjung
di dalam sebuah pasar yang terkait dengan tata ruang los/kios-kiosnya. Penyebaran
dari flow / pergerakan pedestrian dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni :
lingkungan, orientasi dari pasar pada pola sirkulasi pedestrian yang dominan, dan
kontak visual. Pergerakan / sirkulasi di dalam pasar akan berpengaruh pada sering
atau jarangnya suatu tempat / kios / los dikunjungi atau dilewati oleh calon pembeli,
sehingga di dalam sebuah pasar tidak menutup kemungkinan dijumpai tempat-
tempat yang mati / jarang dikunjungi oleh pembeli (dead spots). Ada 4 bentuk dari
dead spots ini yang perlu diperhatikan untuk diamati pada sebuah pasar yakni :
Selain masalah dead spots, panjang kios / los (stalls) dan lebar jalur sirkulasi
berpengaruh pada pergerakan konsumen pasar, adapun hubungan beberapa contoh
fenomenanya adalah sebagai berikut
menunjang terhadap tersedianya sarana jalan keluar (exit) aman kebakaran untuk
proses evakuasi. Sarana exit merupakan bagian dari sebuah sarana jalan keluar yang
dipisahkan dari tempat lainnya dalam bangunan gedung oleh konstruksi atau
peralatan untuk menyediakan lintasan jalan yang diproteksi menuju eksit pelepasan.
Sarana exit harus direncanakan dan dibuat agar mudah dijangkau, tidak buntu
pada ujungnya, tidak melewati ruangan yang mungkin terkunci seperti dapur, kloset
atau ruang kerja, dan rambu menuju pintu exit harus jelas dan mudah dilihat. Tangga
darurat dibangun di tempat yang terhindar dari jangkauan asap dan api kebakaran.
Sistem proteksi kebakaran pada gedung keberadaannya sangat diperlukan
sekali. Keberadaannya agar dapat berdaya guna perlu didukung oleh semua pihak
yang memanfaatkan fasilitas gedung tersebut, sehingga kejadian kebakaran dapat
dihindari dan bila masih terjadi akan memudahkan penghuni gedung menyelamatkan
diri dan pihak petugas pemadam kebakaran memadamkan api
Tabel 4.
Analisa Fasilitas Dan Utilitas Pasar
Aspek Eksisting Ideal Ket
Lebar Jalur Sirkulasi Secara umum, lebar Lebar jalur sirkulasi
jalur sirkulasi di minimal bisa dilewati
wilayah perencanaan, dua orang dan
yaitu Pasar Indra Sari maksimal 30% dari
telah memadai, yakni jumlah lebar unit jual
dapat dilewati oleh yang diapitnya
lebih dari dua orang.
Akan tetapi, lebar
yangmemadai ini hanya
terdapat di beberapa
jalur perdagangan
utama saja, selain itu
belum mampu pula
melayani perdagangan
secara dua sisi, sehingga
dari konteks ke-ideal-an
lebar jalur, masih perlu
dilakukan pembenahan
di beberapa spot lokasi
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
IV - 27
LAPORAN AKHIR 2013
Dalam kondisi sistem perpakiran yang ada di dalam lingkup kawasan Pasar
Indrasari, yang terjadi adalah belum adanya ketegasan tentang penetapan lahan-
lahan parkir yang ada. Sehingga saat ini masyarakat dan pengunjung cenderung
parkir di sembarang tempat (selain dari tempat parkir yang memang disediakan, dan
ada juru parkirnya). Kondisi yang demikian ini tentunya dapat berdampak pada
menurunnya tingkat pergerakan yang ada di dalam kawasan. Selain tu, sebagian
orang juga cenderung menggunakan kendaraannya di dalam jalan pasar, yang
tentunya hal ini membahayakan pejalan/pengunjung pasar lainnya.
Jika berbicara masalah sistem perparkiran, hal ini tentu juga dipengaruhi dari
adanya sirkulasi dan zona ruang yang terdapat di dalam kawasan itu sendiri.
Pengaruh sirkulasi dan zona penataan ruang berdampak pada kecenderungan parkir,
umumnya orang parkir di tempat yang terdekat dengan daerah tujuannya. Di dalam
lingkup Pasar Indrasari inipun, sebagaimana gambaran di atas, sistem parkir yang
dilakukan cenderung berada pada jalur-jalur sirkulasi/pejalan kaki yang ada.
Sehingga hal ini menjadi perlu untuk dilakukan penataan.
Penataan terkait kawasan parkir ini dilakukan sebagai wujud sinergi antara
perbaikan kualitas pasar dan juga perbaikan image kawasan sebagai pusat kegiatan.
Sehingga jika melihat dari kondisi yang ada saat ini, masih perlu adanya beberapa
penambahan-penambahan ataupun perbaikan terkait kawasan.
Sirkulasi ke
Sungai/Dermaga
Sirkulasi
Barang/kendaraan
Sirkulasi Pejalan
kaki/ pedestrian