Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN KEBUTUHAN JALAN LINGKAR LUAR PERKOTAAN PONTIANAK

TERHADAP PERKEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN PONTIANAK DAN


SEKITARNYA

Maria Wijayanti

Abstrak
Kota Pontianak dan sekitarnya berkembang menjadi kawasan perkotaan metropolitan diikuti dengan
perkembangan kegiatan transportasi wilayah yang menghubungkan simpul strategis perkotaan dengan
simpul-simpul produksi sumber daya alam, simpul jasa dan distribusi terhadap sektor industri serta
perdagangan. Kegiatan transportasi tersebut melalui jaringan jalan yang pergerakannya masih mengarah
pada Kota Pontianak sebagai Kota Inti sehingga diperlukan jalan lingkar sebagai upaya pelayanan lalu
lintas eksternal-internal. Jalan lingkar pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengalihkan pergerakan
lalu lintas agar kemacetan yang timbul karena pembebanan yang terlalu banyak pada jalan yang
mengarah ke pusat kota dapat dihindari. Tujuan penelitian ini adalah untuk memilih trase jalan lingkar
luar Kota Pontianak. Metode pemilihan trase yang akan digunakan adalah Analisis Multi Kriteria
(AMK). Alternatif trase jalan lingkar luar ada 3 (tiga) dengan panjang trase masing-masing alternatif
adalah yaitu alternatif 1 sepanjang 71,22 Km, alternatif 2 sepanjang 60,42 Km, alternatif 3 sepanjang
63,97 Km. Ada 4 kriteria pemilihan trase jalan lingkar luar Kota Pontianak; yatu kriteria teknis, kriteria
ekonomi, kriteria sosial, kriteria tata ruang dan lingkungan. Trase jalan lingkar Kota Pontianak yang
terpilih adalah Alternatif 2 (dua) karena memiliki nilai Analisis Multi Kriteria tertinggi (78,27%)
dibandingkan dengan dua alternatif trase lainnya.

Kata Kunci: Jalan Lingkar, Pemilihan Trase Jalan

1. PENDAHULUAN terjadi pada ruas-ruas jalan dalam kota


1.1. Latar Belakang dengan memindahkan sebagian moda
Dalam rangka mencapai tujuan dan trasportasi.
sasaran dari visi dan misi Pembangunan Dirumuskan masalah dalam
Kalimantan Barat, strategi pembangunan penelitian ini adalah sebagai berikut trase
daerah diarahkan sebagai jawaban terhadap jalan lingkar luar Kota Pontianak yang
isu–isu strategis pembangunan daerah terpilih diharapkan mengurangi kemacetan
Kalimantan Barat dengan melalui strategi yang terjadi pada ruas-ruas jalan dalam kota
dan arahan kebijakan sasaran dengan memindahkan sebagian moda
pengembangan infrastruktur berdasarkan trasportasi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Kalimantan Barat 2013-
2018 yaitu tersedianya jaringan 1.2. Tujuan Penelitian
infrastruktur jalan dan jembatan yang Bertitik tolak pada latar belakang
terintegrasi antarmoda untuk mendukung diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
pergerakan orang, barang dan jasa. memilih trase jalan lingkar luar Kota
Sehingga Pemerintah Provinsi Kalimantan Pontianak yang diharapkan mengurangi
Barat merencanakan Pembangunan Jalan kemacetan yang terjadi pada ruas-ruas jalan
Lingkar Luar/Outer Ring Road (ORR) yang dalam kota dengan memindahkan sebagian
diharapkan mengurangi kemacetan yang moda trasportasi.

1
1.3. Pembatasan Masalah Kriteria (AMK). Menurut Sjafruddin,
Pembatasan masalah diperlukan agar A (2004), Analisis Multi Kriteria
pembahasan dalam penelitian ini (AMK) adalah metode yang
memberikan arah yang jelas terhadap objek dikembangkan dan digunakan dalam
penelitian, yaitu: masalah pengambilan keputusan dan
1. Mengkaji sistem jaringan jalan pada dimaksudkan untuk mengakomodasi
wilayah perkotaan Pontianak dan aspek-aspek di luar kriteria
sekitarnya yang menjadi bagian dari ekonomi dan finansial secara
perkotaan Metropolitan Pontianak. komprehensif dan scientific
Lokasi yang dipilih ada 8 delapan ruas (kuantitatif maupun kualitatif).
jalan, yaitu Jalan Katulistiwa/ Batu c. Kriteria-kriteria pemilihan yang
Layang, Jalan Kom Yos Sudarso, Jalan merupakan acuan dasar dalam
Mohammad Yamin (batas kota), Jalan penentuan lokasi koridor jalan
Kyai Wahid Hasyim, Jalan Ya' tersebut perlu ditinjau dari berbagai
Muhammad Sabran (batas kota), Jalan aspek yang meliputi antara lain:
Adisucipto (batas kota), Jalan Ahmad  Kriteria teknis: panjang jalan,
Yani (dalam kota) dan Ruas Arteri jumlah jembatan, kondisi topografi.
Supadio.  Kriteria ekonomi: surplus produsen
2. Mengkaji kapasitas dan tingkat kinerja dengan adanya peningkatan akses
jalan dengan ketentuan sebagai berikut: produk sektor primer (pertanian,
a. Mengkaji akses arus lalu lintas perkebunan, peternakan, perikanan)
eksternal-eksternal, internal-eksternal terhadap pasar dan pusat
dan simpul-simpul strategis pengolahan, surplus produsen
perkotaan yang mempengaruhi aliran dengan adanya efisiensi logistik
barang di perkotaan Pontianak dan sektor industri pengolahan, surplus
sekitarnya. konsumen dengan adanya
b. Kendaraan yang diamati yaitu pengurangan harga tingkat
kendaraan ringan (LV), kendaraan konsumen karena efisiensi logistik,
berat (HV) dan sepeda motor (MC). peningkatan produktivitas warga
c. Pengamatan dilakukan selama 4 dengan adanya penghematan waktu
(empat) hari, pada selama 12 jam tempuh, pengehematan biaya
pada jam 06.00-18.00 WIB. pemeliharaan jalan dalam kota
d. Parameter-parameter yang dianalisa: dengan beralihnya pergerakan
volume kendaraan, hambatan dalam kota.
samping, kapasitas dan derajat  Kriteria sosial: potensi perubahan
kejenuhan. mata pencaharian
3. Menganalisis trase jalan lingkar luar petani/pembudidaya/nelayan,
Kota Pontianak dengan ketentuan pengaruh terhadap kekerabatan
sebagai berikut : sosial dan perubahan budaya
a. Trase jalan lingkar luar Kota masyarakat, ancaman keselamatan
Pontianak akan dibuat 3 alternatif dan kesehatan masyarakat,
pilihan. peningkatan akses terhadap fasilitas
b. Metode pemilihan trase yang akan pendidikan dan kesehatan, potensi
digunakan adalah Analisi Multi

2
ancaman terhadap eksistensi cagar yang terlalu banyak pada jalan arteri radial
budaya dan peniggalan sejarah, dapat dihindari.
potensi konflik/kemudahan proses Terdapat tiga bentuk jalan lingkar,
pembebasan lahan. yaitu:
 Kriteria tata ruang dan lingkungan: 1. Jalan Lingkar Dalam (Inner Ring Road).
keselarasan dengan rencana Jika kita bayangkan bentuk dasar jalan
pengembangan simpul-simpul pusat kota sebagai roda pedati, lalu jari-
kegiatan dan jaringan transportasi jarinya sebagai rute-rute radial. Poros
lain seperti pelabuhan, bandara, dan dari roda pedati sebagai jalan lingkar
stasiun kereta api pada RTRWK inner. Jalan lingkar inner dapat berupa
dan RTRWP, keselarasan dengan lingkaran, kotak atau memanjang.
rencana pengembangan pola ruang 2. Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road).
dan kawasan strategis pada Jalan lingkar luar dapat dianggap
RTRWK dan RTRWP, potensi sebagai velg roda. Walaupun biasanya
dampak terhadap keseimbangan digunakan untuk lalu lintas langsung
lingkungan alami. yang memotong kota, kegunaan aslinya
adalah untuk melayani lalulintas kota
1.4. Metodologi Penelitian itu sendiri dengan menghubungkan
1.4.1. Pendekatan Studi masyarakat dan kegiatan luar sebagai
Jalan-jalan lingkar ini digunakan distributor diantara radial.
untuk memperbaiki aksesbilitas daerah- 3. Jalan Lingkar Menengah (Intermediate
daerah terpencil, memperlancar mobilitas Ring Road).
penduduk, barang, jasa dan informasi serta Jalan lingkar intermediate melayani
mengurangi beban kota utama akan lalu kebutuhan lalu lintas yang diinginkan
lintas kota. Dengan semakin tingginya untuk mencapai titik antara jalan-jalan
aksesibilitas maka akan makin banyak lingkar inner dan outer.
pusat-pusat kegiatan baru serta Leap-frog Kawasan perkotaan dengan
development akan berkembang dengan kelompok populasi besar cenderung
pesat (Yunus, 2000). memiliki satu atau lebih jalan lingkar
Dalam Kamus Tata Ruang (Dirjen intermediate sebagai tambahan jalan-jalan
Cipta Karya Kemen. PUPR) disebutkan lingkar inner dan outer. Keuntungan prinsip
Jalan Lingkar adalah semua jalan yang dari jalan lingkar terletak pada
melingkari pusat suatu kota yang fungsinya kemampuannya melayani pusat kawasan
agar kenderaan dapat mencapai bagian kota yang dikelilinginya. Walaupun jalan
tertentu tanpa harus melalui pusat kota atau lingkar biasanya lebih panjang dari jalan
bagian kota lainnya untuk mempercepat dalam kota, jalan lingkar harus bebas dari
perjalanan dari satu sisi kota ke sisi lainnya. problem kemacetan kawasan pusat. Jalan
Sedang menurut Tamin (2000), jalan Lingkar Luar Kota Pontianak difungsikan
lingkar yaitu jalan yang melingkari suatu sebagai jalan arteri primer.
wilayah yang pada prinsipnya merupakan
usaha untuk mengalihkan pergerakan lalu
lintas menerus agar jangan memasuki
wilayah yang bersangkutan sehingga
kemacetan yang timbul karena pembebanan

3
1.4.2. Lokasi Penelitian disebut juga data asli atau data baru.
Lokasi penelitian ini meliputi trase Data-data tersebut antara lain:
Ourter Ring Road yang melalui sebagian a. hasil kuesioner dan wawancara untuk
daerah/kawasan Kota Pontianak, Kabupaten mengetahui permasalahan yang
Kubu Raya, Kabupaten Mempawah. dihadapi;
b. foto dokumentasi yang diambil
1.4.3. Metode Penelitian berfungsi untuk dianalisis secara
Metode deskriptif bertujuan untuk visual/isi.
(Sumber : Ir. M. Iqbal Hasan, M.M; 2. Data sekunder
Jakarta, Maret 2002. Pokok-Pokok Materi Yaitu data yang diperoleh atau
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya; dikumpulkan oleh orang yang
hlm. 21-23) : melakukan penelitian dari sumber-
1. mengumpulkan informasi aktual secara sumber yang telah ada. Data ini,
rinci yang melukiskan gejala yang ada, biasanya diperoleh dari perpustakaan
2. mengidentifikasi masalah atau atau dari laporan-laporan peneliti
memeriksa kondisi dan praktek-praktek terdahulu.
yang berlaku,
3. membuat perbandingan atau evaluasi, 1.4.5. Teknik Pengumpulan Data
4. menentukan apa yang dilakukan orang Dalam penelitian ini menggunakan
lain dalam menghadapi masalah yang teknik pengumpulan data sebagai berikut:
sama dan belajar dari pengalaman 1. Observasi lapangan
mereka untuk menetapkan rencana dan Teknik observasi ini dipergunakan
keputusan pada waktu yang akan datang. dalam penelitian suatu rangkaian
Pada penelitian dengan metode ini, aktivitas penelitian guna pengumpulan
disyaratkan sebagai berikut: data dan informasi dengan cara
1. Peneliti harus memliki sifat refresif. mengadakan observasi atau pengamatan
Peneliti harus selalu mencari, bukan secara langsung di lapangan, namun
menguji. peneliti akan mencatat dan melakukan
2. Peneliti harus memiliki kekuatan observasi setiap gejala yang timbul
integratif, kekuatan untuk memadukan dengan cara merekam mengambil
berbagai macam informasi yang gambar yang berkaitan dengan masalah
diterimanya menjadi satu kesatuan yang akan diteliti.
penafsiran.
2. Wawancara.
1.4.4. Sumber Data Dalam rangka melengkapi teknik
Berdasarkan sumber observasi diperlukan alat bantu
pengambilannya, data dibedakan atas dua, wawancara, hal ini dilakukan guna
yaitu sebagai berikut: pengumpulan data dan informasi dari
1. Data primer responden atau informan dengan cara
Yaitu data yang diperoleh atau mengajukan sejumlah pertanyaan
dikumpulkan langsung di lapangan oleh kepada 10 orang pejabat terkait sehingga
orang yang melakukan penelitian atau mendapatkan informasi yang akurat dan
yang bersangkutan yang mendalam tentang objek yang diteliti.
memerlukannya. Data primer ini,

4
Dalam penelitian ini digunakan teknik c. Dari satu sejumlah
wawancara tidak terstruktur, yaitu kelompok yang terpilih ini, kemudian
teknik wawancara dimana pewawancara ditentukan sampelnya yang
tidak menggunakan daftar pertanyaan dilakukan pula secara ramdom.
atau daftar isian sebagai penuntun 4. Studi dokumentasi
selama proses wawancara. (Sumber: Ir. Yaitu teknik pengumpulan data yang
M. Iqbal Hasan, M.M; Jakarta, Maret tidak langsung ditujukan pada subyek
2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi penelitian, namun melalui dokumen.
Penelitian dan Aplikasinya; hlm. 85) 5. Analisis isi
3. Penyebaran Angket Kuesioner Yaitu studi tentang arti verbal. Analisis
Untuk mengetahui permasalahan yang isi digunakan untuk memperoleh
dihadapi, maka disusunlah pertanyaan- keterangan dari isi yang disampaikan
pertanyaan yang sekiranya dapat dalam bentuk lambang.
mengetahui permasalahan utama yang Analisis isi dapat digunakan untuk
dihadapi oleh penduduk yang menganalisis semua bentuk, seperti
berdampak langsung terhadap gambar profil sungai, foto, buku
pembangunan ORR. (daftar kuesioner (tinjauan pustaka dan buku lainnya),
terlampir). surat kabar, Undang-
Teknik samplingnya adalah dengan Undang/peraturan/kebijakan lainnya dan
Sampling Cluster (sampling lain-lain.
bergerombol/berkelompok). (Sumber: Ir.
M. Iqbal Hasan, M.M; Jakarta, Maret 1.4.6. Metode Analisis Data
2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Metode analisis data yang digunakan
Penelitian dan Aplikasinya; hlm. 67). dalam penelitian ini adalah analisis
Yaitu bentuk random dimana deskriptif dengan skala pengukuran ordinal
populasinya dibagi menjadi beberapa yang hanya terdapat pada data kualitatif.
cluster dengan menggunakan aturan- Tetapi sebelum dilakukan analisis kualitatif
aturan tertentu, seperti batas-batas tersebut, terlebih dahulu dilakukan teknik-
alamnya. teknik dasar dari statistik deskriptif yang
Proses pelaksanaannya adalah sebagai digunakan untuk mengelompokkan,
berikut : menyederhanakan dan menyajikan data ke
a. Bagilah populasi (elemen dalam bentuk yang mudah dimengerti.
populasi) ke dalam beberapa sub (Sumber: Metode Statistik dan Aplikasinya
populasi/kelompok dengan rumus Dengan Minitab dan Exel; Pontianak,
sebagai berikut: Februari 2004. Dadan Kusnandar. Hlm. 10).
Untuk menjelaskan karakteristik
suatu set data tersebut, maka data yang
sudah dianalisis dengan statistik deskriptif
tersebut akan disajikan dalam bentuk:
b. Dari kelompok-kelompok
1. Tabel; penyajian data dalam bentuk
tersebut, kemudian dipilih satu
tabel bertujuan untuk mengelompokkan
sejumlah kelompok. Pemilihan
nilai-nilai pengamatan ke dalam
dilakukan secara random.
beberapa kelompok yang masing-
masing mempunyai karakteristik sama.

5
Dalam penelitian ini, data-data yang didapat dari berbagai sumber yang
akan disajikan dalam bentuk tabel dilakukan melalui pengamatan,
adalah: wawancara, kuesioner dan dokumen–
a. Hasil dari studi literatur dan dokumen lainnya. Kemudian dilakukan
kebijakan pun akan disusun dalam pembuatan abstrak dari data tersebut
tabel yang sudah dikelompokkan dibuat rangkuman inti, dan selama
berdasarkan kategori yang telah. proses dilakukan perlu dijaga keutuhan
Rangkuman teori tersebut, secara agar tetap berada didalamnya.
keseluruhan telah dilakukan Dengan demikian penghalusan
pengujian empiris oleh berbagai pencatatan dapat dengan mudah
peneliti sehingga cukup berdasar dilakukan dan selanjutnya dibuat
untuk menganggap mereka aksioma pengelompokan-pengelompokan sesuai
yang tidak perlu diuji lagi. (Sumber: dengan katagorinya yaitu atas dasar
Metode Penelitian Survei. Masri pikiran, intuisi, pendapat atau cerita
Singarimbun dan Sofian Effendi; tertentu terhadap data (informasi) yang
Yogyakarta, 20 November 1987. diperoleh tersebut. Selanjutnya
Hlm. 39). mengadakan reduksi data yang
b. Hasil wawancara akan disajikan dilakukan dengan jalan membuat abstrak
dalam bentuk tabel yang disusun dan kemudian dikatagorisasikan sambil
berdasarkan urutan tertinggi sampai membuat koding.
terkecil. Artinya, dari permasalahan Langkah terakhir dari analisis ini adalah
utama sampai permasalahan tidak melakukan pemeriksaan akhir tentang
utama yang dihadapi oleh penduduk. data dan keabsahannya dan selanjutnya
c. Hasil perhitungan proyeksi melakukan penafsiran data dalam
pertambahan penduduk yang mengolah hasil menjadi teori subtantive.
dihitung menggunakan rumus bunga Untuk mendapatkan data yang akurat
majemuk, yaitu Pn  P0 (1  r ) n . diperlukan pengecekan silang antara
informan serta menguji hasil
(Sumber: Metode Statistika; DR.
wawancara, kuesioner dan isi dokumen
Sudjana, M.A, M.Sc. Penerbit
yang ada, proses ini dinamakan
Tarsito Bandung).
triangulasi, Nisbet, J dan Watt, J (1984:
2. Statistik sampel; digunakan untuk
22) sedangkan menurut Maleong (1994:
menjelaskan pemusatan dan penyebaran
178) pengujian keabsahan data
nilai-nilai pengamatan dari suatu data
dilakukan dengan menggunakan teknik
set.
triangulasi adalah teknik pemeriksaan
Setelah data yang diperoleh diolah
data yang memanfaatkan sesuatu yang
dengan statistik deskriptif, maka baru
lain diluar data itu untuk keperluan
dapat dilakukan analisis dengan
pengecekan atau pembanding.
menggunakan analisis kualitatif. Proses
ini dilakukan untuk menambahkan
informasi kualitatif pada data kuantitatif.
Pengolahan data dimulai dengan
melakukan penelitian secara seksama
terhadap data yang terkumpul, yang

6
2. HASIL & PEMBAHASAN
2.1. Analisis Prakiraan Volume Lalu
Lintas dan Tingkat Pelayanan
Untuk mengetahui pertambahan
kendaraan setiap tahunnya di Kota
Pontianak sebagai ibukota Provinsi
Kalimantan Barat dibutuhkan data
pertambahan kendaraan di tahun
sebelumnya. Data didapat dari Badan Pusat
Statistik Nasional dari tahun 2004 sampai Berdasarkan perbandingan di atas
2014. maka sampai dengan tahun 2027, jaringan
Tabel 1. Prakiraan Volume Lalu Lintas di jalan yang melayani lalu lintas eketrenal
Tahun 2022 sudah tidak mampu melayani lalu lintas
ekternal sehingga pada tahun 2027
setidaknya sudah terbangun dan sudah
operasionalnya jalan lingkar sebagai
koridor yang dapat membagi pergerakan
lalu lintas di Perkotaan Metropolitan.

2.2. Analisis Alternatif Jalan Lingkar


Tabel 2. Analisis Kesesuaian Tingkat 2.2.1. Alternatif Trase Pemilihan
Pelayanan Tahun 2022 Analisis tingkat pelayanan jalan
menunjukkan bahwa 2 ruas jalan sudah
tidak memenuhi sebagai jaringan jalan yang
melayani lalu lintas eksternal sehingga
diperlukan jalan lingkar. Dengan demikian
dipilih beberapa alternatif koridor sebagai
jalan lingkar seperti dijelaskan berikut:
a. Alternatif 1
Ruas Jalan Lingkar alternatif 1
Tabel 3. Prakiraan Volume Lalu Lintas di merupakan seluruh ruasnya berada
Tahun 2027 diluar wilayah adaministrasi Kota
Pontianak. Ruas jalan lingkar alternatif 1
menghubungkan wilayah-wilayah mulai
dari Pulau - Sungai Kupah - Jeruju
Besar - Sungai Belidak - Arang
Limbung - Madu Sari - Sungai
Ambawang - Sungai Malaya - Wajok
Tabel 4. Analisis Kesesuaian Tingkat Hilir - Pulau. Adapun panjang lintasan
Pelayanan Tahun 2027 jalan lingkar alternatif 1 sepanjang 71,22
Km.
b. Alternatif 2
Ruas Jalan Lingkar alternatif 1
merupakan beberapa jaringan jalan

7
merupakan jalan di wilayah administrasi a. Penetapan pilihan dilakukan dengan
Kota Pontianak, beberapa potongan ruas memperhatikan sejumlah tujuan
berada di wilayah Kecamatan Kakap, dengan mengembangkan sejumlah
kecamatan Sungai Raya, Kecamatan kriteria yang terukur.
Ambawang, dan Kecamatan Siantan. b. Skoring adalah preferensi alternatif
Ruas jalan lingkar alternatif 1 terhadap kriteria tertentu.
menghubungkan wilayah-wilayah mulai c. Pembobotan adalah penilaian relatif
dari Pulau - Sungai Kupah - Sungai antar kriteria.
Rengas - Pal Lima - Jalan Ampera -
Sungai Raya Dalam - Jalan Trans 2.2.3. Penentuan Kriteria Pemilihan
Kalimantan - Sungai Malaya – Jalan Pada penelitian ini ditentukan kriteria
Budi Utomo - Wajok Hulu - Wajok Hilir pemilihan alternatif trase sebagaimana
- Pulau. Adapun panjang lintasan jalan disajikan pada Tabel berikut ini.
lingkar alternatif 2 sepanjang 60,42 Km.
Tabel 5. Kriteria dan Sub Kriteria Pemilhan
c. Alternatif 3
Alternatif Trase
Ruas Jalan Lingkar alternatif 3
merupakan beberapa jaringan jalan
merupakan jalan di wilayah administrasi
Kota Pontianak, beberapa potongan ruas
berada di wilayah Kecamatan Sungai
Raya, Kecamatan Ambawang, dan
Kecamatan Siantan. Ruas jalan lingkar
alternatif 3 menghubungkan wilayah-
wilayah mulai dari pulau batu laying -
Jalan Karet- Pal Lima - Jl. Ampera -
Sungai Raya Dalam - Jalan Trans
Kalimantan - Sungai Malaya - Wajok
Hulu - Jalan Khatulistiwa.. Adapun
panjang lintasan jalan lingkar alternatif
2.2.4. Pembobotan Kriteria dan Sub
1 sepanjang 63,97 Km.
Kriteria
Pembobotan kriteria dilakukan atas
2.2.2. Analisa Multi Kriteria (AMK) jastifikasi teknis. Adapun proses
Adapun konsep yang dikembangkan pembobotan untuk mendapatkan bobot
dalam analisis multi kriteria adalah sebagai kepentingan setiap kriteria secara umum
berikut: dengan membuat matriks perbandingan
1. Analisis sudah mempertimbangkan berpasangan (pairwise comparison
semua variabel sekomprehensif matrix) untuk setiap responden untuk
mungkin dengan tetap menjaga proses mendapatkan bobot kriteria dari setiap
ilmiah dari proses pengambilan responden.
keputusan yang dilakukan. Setelah dilakukan pembobotan
2. Banyak faktor yang harus kriteria maka proses selanjutnya adalah
dipertimbangkan dan kepentingan sebagai berikut:
pihak-pihak yang harus diakomodasi.

8
 Menentukan nilai kuantitatif ataupun
No Kriteria/Kandidat Variabel Alternatif 1 Score Alternatif 2 Score Alternatif 3 Score
A. Kriteria Teknis (25,63%)
1 Panjang jalan (km) 71.224 5 60.423 10 63.476 7
2 Jumlah jembatan besar yang dilalui (buah) - 6 jembatan (muara Sungai Kapuas, Sungai Jawi, Sungai 5 - 4 jembatan (muara Sungai Kapuas, Sungai Raya ,Sungai 7 - 4 jembatan (muara Sungai Kapuas, Sungai Raya ,Sungai 10
Raya, Sungai Kapuas Kecil, Sungai ambawang, Sungai Landak, dan Sungai Malaya) Landak, dan Sungai Malaya)
Landak
- 44 anak sungai - 42 anak sungai - 30 anak sungai
3 Kondisi topografi - Untuk trase 1, kemiringan lereng 0-1% jika dipersentasekan 10 - Untuk trase 2, kemiringan lereng 0-1% jika dipersentasekan 7 - Untuk trase 3, kemiringan lereng 0-1% jika dipersentasekan 5

kualitatif dari setiap alternatif untuk setiap


terhadap luasan trase 1 adalah 89,89% sedangkan kemiringan terhadap luasan trase 2 adalah 88,80% sedangkan kemiringan terhadap luasan trase 3 adalah 88,77% sedangkan kemiringan
lereng 1-2% adalah 9,81%. lereng 1-2% adalah 11,10% lereng 1-2% adalah 11,27%
-   0–1% - 28.630,56 Hektar (89,89%) - 14.915,86 Hektar (88,80%) - 19.240,59 Hektar (88,77%)
- 1–2% - 3.124,35 Hektar (9,81%) - 1.865,28 Hektar (11,10%) - 2.442,82 Hektar (11,27%)
B. Kriteria Ekonomi (24,37%)
1 Surplus produsen dengan adanya - Terintegrasi diantaranya melalui Bandar Udara Supadio 10 - Terintegrasi dengan Terminal Antar Negara Ambawang, 5 - Terintegrasi dengan Terminal Antar Negara Ambawang, 7
peningkatan akses produk sektor primer sebagai simpul transportasi udara nasional dan berdekatan melalui rencana Stasiun Kereta Api Ambawang, Terminal melalui rencana Stasiun Kereta Api Ambawang, Pelabuhan

subkriteria yang digunakan.


(pertanian, perkebunan, peternakan, dengan usulan pemerintah kota untuk pembangunan stasiun Agribisnis Pontianak, berdekatan dengan usulan pemerintah Nusantara Nipah Kuning
perikanan) terhadap pasar dan pusat kereta di Bukit Rel di Kecamatan Pontianak Utara. Ruas kota untuk pembangunan stasiun kereta api di Bukit Rel di
pengolahan alternatif 1, berada diposisi tengah sehingga lebih dekat ke Kecamatan Pontianak Utara.
posisi luar dan dalam kota sehingga adanya keseimbangan

- Seluruh ruasnya berada diluar wilayah administrasi Kota - Beberapa Jaringan jalan berada di wilayah administrasi Kota - Beberapa Jaringan Jalan berada di wilayah administrasi Kota

 Melakukan proses skoring (scoring) dari


Pontianak. Menghubungkan wilayah mulai dari pulau - Sungai Pontianak. Beberapa potongan ruas berada di wilayah Pontianak. Menghubungkan wilayah mulai dari Batu Layang -
Kupah - Jeruju Besar - Sungai Belidak - Arang Limbung - Madu Kecamatan Kakap, Kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Jalan Karet - Pal Lima - Jalan Ampera - Sungai Raya Dalam -
Sari - Sungai Ambawang - Sungai Malaya - Wajok Hilir - Pulau Ambawang dan Kecamatan Siantan. Menghubungkan wilayah Jalan Trans Kalimantan - Sungai Malaya - Wajok Hulu - Jalan
mulai dari pulau - Sungai Kupah - Sungai Rengas - Pal Lima - Khatulistiwa.
Jalan Ampera - Sungai Raya Dalam - Jalan Trans Kalimantan -
Sungai Malaya Jalan Budi Utomo - Wajok Hulu - Pulau

- Melintasi Kecamatan Siantan, Kecamatan Sungai Ambawang, - Melintasi Kecamatan Siantan, Kecamatan Pontianak Utara, - Melintasi Kecamatan Siantan, Kecamatan Kuala Mondor,
Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Kakap Kecamatan Sungai Ambawang, Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Ambawang, Kecamatan Sungai Raya dan
Kecamatan Kakap Kecamatan Sungai Kakap

masing-masing subkriteria alternatif, 2 Surplus produsen dengan adanya efisiensi


logistik sektor industri pengolahan, surplus
konsumen dengan adanya pengurangan
harga tingkat konsumen karena efisiensi
logistik
Terbangunnya ruas alternatif 1 akan menimbulkan dampak
pertumbuhan penduduk baru, menghubungkan secara
langsung beberapa desa dan melayani pengembangan desa-
desa di sekitarnya. Menjadi daya tarik untuk menjadi kawasan
yang punya potensi baru untuk dikembangkan. Adanya
pembangunan ruas alternatif 1, akses transportasi dan
mobilitas masyarakat mulai meningkat, adanya pengurangan
10 Kemudahan melakukan pergerakan perekonomian karena
adanya jalan penghubung antar wilayah
5 Semakin cepat barang produksi sampai ke tempat tujuan, akan
menekan biaya operasional sehingga lebih hemat dari segi
pembiayaan
7

harga tingkat konsumen karena biaya transportasi lebih murah

sesuai skala penilaian yang digunakan. 3 Peningkatan produktivitas warga dengan


adanya penghematan waktu tempuh
dan jarak tempuh menjadi pendek.

Kemudahan melakukan pergerakan perekonomian karena


adanya jalan penghubung antar wilayah, meningkatkan
produktifitas masyarakat dengan waktu tempuh yang singkat.
Dapat mengurangi kemacetan dalam kota, memperlancar
10 Aksesbilitas dan mobilitas penduduk meningkat 5 Kemudahan melakukan pergerakan perekonomian karena
adanya jalan penghubung antar wilayah
7

 Dalam menentukan nilai kuantitatif,


pergerakan arus lalu lintas angkutan barang dari eksternal-
internal dan internal-ekstenal, yaitu pergerakan dari atau ke
kawasan metropolitan pontianak dengan kota-kota di luar
kawasan metropolitan pontianak
4 Pengehematan biaya pemeliharaan jalan Pada alternatif 1 ini, seluruh ruasnya berada diluar wilayah 5 Terbangun ruas altenatif baru, akan mengurangi biaya 10 Lebih hemat biaya pemeliharaan jalan 7
dalam kota dengan beralihnya pergerakan adaministrasi Kota Pontianak sehingga tidak mengurangi pemeliharaan jalan dan biaya pembebasan lahan di dalam
dalam kota jumlah kendaraan dalam Kota Pontianak. kota

kriteria penilaian dijabarkan lagi menjadi No Kriteria/Kandidat Variabel Alternatif 1 Score Alternatif 2 Score Alternatif 3 Score

satu atau beberapa sub-kriteria. Hal ini


C. Kriteria Sosial (23,10%)
1 Potensi perubahan mata pencaharian Dampak pembangunan jalan terhadap perubahan status sosial 7 Pada alternatif ini, beberapa jaringan jalan merupakan jalan di 5 Kasus peralihan fungsi lahan atau konversi lahan sawah sudah 10
petani / pembudidaya / nelayan ekonomi berbeda-beda pada masing-masing wilayah. wilayah administrasi Kota Pontianak. Sehingga tidak terlalu banyak terjadi baik di kota maupun di desa, alih fungsi lahan
Pembangunan yang terjadi menunjukkan terjadinya memberi dampak perubahan mata pencaharian karena hampir yang menyebabkan masyarakat harus beralih profesi agar
pergeseran karakteristik sosial ekonomi masyarakat dari yang sebagian masyarakat mata percahariannya adalah pedagang. tetap dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
semula bercorak pedesaan dengan kegiatan utama bidang Kebanyakan dari studi kasus yang pernah diteliti menyatakan
pertanian, akan bergeser pada aktivitas perdagangan dan jasa bahwa masyarakat lebih banyak beralih ke sektor informal
seperti pedagang, buruh industri atau jasa dan penambak.

untuk mendapatkan tingkat analisis yang


Persediaan lahan yang terbatas menyebabkan terjadinya
kompetisi antar aktivitas untuk memperoleh lahan, dan pada
suatu saat akan terjadi perubahan penggunaan lahan dari
suatu aktivitas menjadi aktivitas lain yang lebih produktif.

2 Pengaruh terhadap kekerabatan sosial Sebagian besar melewati daerah-daerah pertanian, didominasi 10 Alternatif 2 ini lebih banyak melewati kawasan pemukiman 5 Didominasi masyarakat yang homogen (masyarakat yang 7
dan perubahan budaya masyarakat, masyarakat yang homogen dan penduduk pendatang, setelah penduduk yang otomatis lebih mudah beradaptasi antar penduduknya berasal dari satu daerah itu saja, biasanya turun
ancaman keselamatan dan kesehatan ruas alternatif 1 dibangun akan banyak masyarakat yang masyarakatnya sehingga tidak memberikan dampak yang temurun, berasal dari keturunan yang besasal dari daerah

lebih detail, sehingga lebih mudah untuk


masyarakat berusaha dibidang perdagangan dan jasa sehingga perlahan berarti. tersebut)
akan mempengaruhi budaya masyarakat
3 Peningkatan akses terhadap fasilitas Membuka akses baru karena rute alternatif 1 seluruh ruasnya 10 Tidak memberikan dampak yang signifikan di bidang 5 Pada alternatif 3 ini, trase jalannya sebagian memewati 7
pendidikan dan kesehatan berada diluar wilayah adaministrasi Kota Pontianak sehingga pendidikan dan kesehatan karena ruas jalan lingkar alternatif 2 wilayah administrasi Kota Pontianak dan sebagian lagi
lebih memudahkan masyarakat hinterland Kota Pontianak beberapa jaringan jalannya berada di wilayah administrasi Kota melewati daerah hinterland Kota Pontianak. Hal ini akan
untuk bersekolah dan berobat. Pontianak yang merupakan pusat pendidikan dan kesehatan. berdampak pada sebagian kawasan hinterland yang dilalui,
terutama membuka akses pendidikan dan kesehatan.
4 Potensi ancaman terhadap eksistensi Pada alternatif 1 ini tidak ada yang melewati kawasan cagar 10 Pada alternatif 2 ini tidak ada yang melewati kawasan cagar 10 Melewati pulau batu layang, terdapat Makam Raja-Raja 5

dipahami. D.
5
cagar budaya dan peninggalan sejarah

Potensi konflik/kemudahan
pembebasan lahan
proses

Kriteria Tata Ruang dan Lingkungan (26,90%)


1 Keselarasan dengan rencana
budaya dan peninggalan sejarah.

Kawasan permukiman 7.471,48 Hektar (23,46%) dari luasan


polygon
Perdagangan, jasa dan komersil 621,10 Hektar (1,95%)

Ruas alternatif I, menjangkau wilayah yang lebih luas, dimana


10

5
budaya dan peninggalan sejarah.

Kawasan permukiman 2.511,75 Hektar (14,95%)

Perdagangan, jasa dan komersil 616,48 Hektar (3,67%)

Selaras dengan RTRWK dan RTRWP karena jalan lingkar


7

10
Pontianak. Akan dievaluasi ulang untuk trase yang melewari
tempat tersebut.
Kawasan permukiman 1,815,11 Hektar (8,37%)

Perdagangan, jasa dan komersil 613,28 Hektar (2,83%)

Selaras dengan RTRWK dan RTRWP, tetapi belum semua


5

Hasil pembobotan subkriteria seperti


pengembangan simpul-simpul pusat simpul-simpul pusat kegiatan dan jaringan transportasi lainnya berada dipinggir kota, dapat memajukan perkembangan terealisasi pembangunannya
kegiatan dan jaringan transportasi lain berada kabupaten yang berbatasan dengan Kota Pontianak yang telah
seperti pelabuhan, bandara, dan stasiun banyak pusat kegiatan dan jaringan transportasi seperti
kereta api pada RTRWK dan RTRWP pelabuhan, bandara dan terminal antar negara
2 Keselarasan dengan rencana Akan di sesuaikan dengan rencana pengembangan pola ruang 5 Adanya kesesuaian dengan rencana pengembangan pola 10 Selaras dengan RTRWK dan RTRWP 7
pengembangan pola ruang dan kawasan dan kawasan pada RTRWK dan RTRWP Kab/Kota maupun ruang dan kawasan pada RTRWK dan RTRWP Kab./Kota
strategis pada RTRWK dan RTRWP RTRW Provinsi saat peninjauan kembali RTRW Provinsi dan maupun RTRW Provinsi
RTRW Kab/Kota yang dilalui

yang telah diuraikan, maka selanjutnya


3 Potensi dampak terhadap keseimbangan Sebagian besar melewati lahan-lahan kosong, berpengaruh 10 Menimbulkan dampak terhadap tata guna lahan 7 Melewati pulau batu layang, terdapat Makam Raja-Raja 5
lingkungan alami terhadap keseimbangan alam, ekosistem dan tata guna lahan Pontianak. Akan dievaluasi ulang untuk trase yang melewari
tempat tersebut.

dibuat resume nilai kuantitatif dari masing-


masing subkriteria. Skor berbagai kriteria
yang sudah dihitung tersebut selanjutnya
dikalikan dengan nilai bobot perkriteria dan
dijumlahkan untuk semua kriteria.
Selanjutnya kriteria dengan jumlah skor
tertinggi direkomendasikan sebagai
alternatif terpilih.
Usulan dengan angka variabel yang Gambar 1. Rute Alternatif terpilih
terbaik dari suatu kriteria diberi skor Alternatif 2
maksimum, yakni 10.
Skor untuk alternatif lain (yang lebih 3. PENUTUP
rendah) dihitung sebagai proporsi terhadap 3.1. Kesimpulan
variabel pada alternatif dengan variabel Berdasarkan hasil penelitian dapat
terbaik menggunakan formulasi berikut : disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Ada tiga alternatif trase pemilihan.
2. Digunakan Analisis Multi Kriteria
(untuk sub kriteria terbaik adalah angka (AMK) untuk memilih trase jalan
tertinggi) lingkar luar Kota Pontianak.
3. Kriteria pemilihan alternatif trase jalan
lingkar luar Kota Pontianak adalah:
b. Kriteria teknis
(ntuk sub kriteria terbaik adalah angka c. Kriteria ekonomi
terendah) d. Kriteria social
e. Kriteria tata ruang dan
Tabel 6. Pembobotan dan Proses Skoring lingkungan
4. Adapun nilai hasil Analisa Multi
Kriteria (AMK) adalah :
a. Alternatif 1 =
73,25 %

9
b. Alternatif 2 = bagi jalan-jalan yang ada. Jaringan
78,27 % jalan yang diusulkan akan menjadi
c. Alternatif 3 =70,21 % bagian dari keseluruhan sistem
5. Trase jalan lingkar Kota Pontianak yang jaringan jalan dalam kota dan antar
terpilih adalah Alternatif 2 (dua) karena kota. Keterkaitan peranan jalan
memiliki nilai Analisa Multi Kriteria dengan jaringan jalan yang ada
tertinggi (78,27%) dibandingkan dengan merupakan aspek yang menentukan.
tiga alternatif trase lainnya. Dengan kata lain pengintegrasian
peranan jalan terhadap jaringan jalan
3.2. Saran yang ada perlu diperhatikan dengan
Berdasarkan hasil penelitian, maka seksama.
diberikan 2 kelompok saran, yaitu saran 2. Saran bagi penelitian yang akan datang:
dalam pengembangan ruas jalan dan saran a. Dalam menentukan pilihan ruas jalan
dalam melakukan penelitian lanjutan. disarankan untuk memilih ruas jalan
Penelitian ini memberikan saran dalam yang sifatnya menerus dari asal
pengembangan jaringan jalan perkotaan sampai tujuan.
metropolitan sebagai berikut: b. Bahwa pertimbangan ruas jalan
1. Saran dalam pengembangan ruas jalan: sebagai lalu lintas tidak hanya
a. Perlu dikembangkannya ruas jalan berdasarkan besaran arus lalu lintas
yang dapat menghubungkan tetapi juga berdasarkan beban muatan
pergerakan dari dan ke arah Bandara yang dapat melalui jaringan jalan.
dan atau Kecamatan Sungai Raya
yang bertujuan membagi arus lalu Daftar Pustaka
lintas pada Jalan A. Yani dan Jalan Badan Standarisasi Nasional (2004).
Adi Sucipto. Geometri Jalan Perkotaan
b. Perlu dikembangkannya ruas jalan Jakarta. Badan Penerbit Standar
yang dalam menghubungkan Sisi Nasional Indonesia.
Utara Kawasan Perkotaan menuju BPS (2016). Kabupaten Mempawah Dalam
Pelabuhan dan Bandara yang dapat Angka 2016. Badan Pusat Statistik
meminimalisir waktu perjalanan dan Kabupaten Mempawah.
tanpa melalui pusat kota. BPS (2017). Kota Pontianak Dalam Angka,
c. Pembangunan jalan harus 2017. Badan Pusat Statistik Kota
menyesuaikan dengan pembangunan- Pontianak.
pembangunan infrastruktur lainnya BPS (2017). Kabupaten Kubu Raya Dalam
seperti kawasan permukiman, Angka 2017. Badan Pusat Statistik
kawasan perkantoran dan pusat-pusat Kabupaten Kubu Raya.
perekonomian lainya. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat
d. Sesuai dengan maksud yang ingin Bina Jalan Kota. (1997). Manual
dicapai, yaitu meningkatkan sistem Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
jaringan jalan dalam melayani lalu Jakarta.
lintas dan meningkatkan aksesibilitas Gubernur Kalimantan Barat (2014).
antara jaringan perkotaan dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
jaringan antar kota, maka jaringan Barat Nomor 10 Tahun 2014 tentang
jalan direncanakan menjadi alternatif Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

10
Kalimantan Barat Tahun 2014-2034. University Press. Jakarta.
Pontianak. Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Kalimantan Barat. (2013). Rencana Pembangunan Jangka
Hasan, M. Iqbal (2002). Pokok-Pokok Menengah Daerah (RPRMD) Provinsi
Materi Metodologi Penelitian dan Kalimantan Barat Tahun 2013-2018.
Aplikasinya, Ghalia Indonesia. Bogor. Pontianak. Pemerintah Provinsi
Imam Supardi. (2003). Lingkungan Hidup Kalimantan Barat.
dan Kelestariannya. PT. Alumni. Pemerintah Kota Pontianak (2013). Rencana
Bandung Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak
Kusnandar, Dadan (2004). Metode Statistik 2013-2033. Buku Rencana
dan Aplikasinya Dengan Minitab dan Pemerintahan Kota Pontianak.
Exel. Madyan Press. Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Mempawah (2014).
Malingreau, J.P. (1978). Penggunaan Lahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Pedesaan Penafsiran Citra Untuk Kabupaten Mempawah 2014-2034.
Inventarisasi dan Analisanya. (Bahan Buku Rencana Pemerintahan
Ajar). Fakultas Geografi Universitas Kabupaten Mempawah.
Gajah Mada. Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya (2016).
Morlok, Edward K. (1978). Pengantar Rencana Tata Ruang Wilayah
Teknik dan Perencanaan Transportasi. Kabupaten Kubu Raya 2016-2036.
Erlangga Jakarta. Buku Rencana Pemerintahan
Moleong, L.J. (1994). Metodologi Penelitian Kabupaten Kubu Raya.
Kualitatif. Remajarosdakarya. Robert J. Kodoatie, Ph.D.; Mei 2005.
Bandung. Pengantar Manajemen Infrastruktur.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Teknik Sipil Fakultas Teknik
(1997). Departemen Pekerjaan Umum Universitas Diponegoro.
Direktorat Jenderal Bina Marga. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian
Menteri Perhubungan Republik Indonesia (1987). Metode Penelitian Survey.
(2015). Peraturan Menteri LP3ES. Jakarta.
Perhubungan Nomor PM 96 Tahun Sudjana, M.A, M.Sc, Metode Statistika
2015 tentang Pedoman Pelaksanaan (1996). Bandung. Tarsito.
Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Sjafruddin A. (2004). Studi Kelayakan dan
Lalu Lintas. Jakarta: Menteri Pendanaan Infrastruktur, Institut
Perhubungan Republik Indonesia. Teknologi Bandung.
Menteri Pekerjaan Umum Republik Soeparyanto, Try Sugiarto, Penentuan
Indonesia (2017). Peraturan Lokasi Terminal Barang Dengan
Pemerintah Republik Indonesia Membandingkan Metode Analytical
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Hierarchy Process (AHP) dan
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Technique For Order Preference By
Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Similarity To Ideal (TOPSIS), Jurnal
Rencana Tata Ruang Wilayah Teknik Sipil, Vol. 9, No. 1, Januari
Nasional. Jakarta: Menteri Pekerjaan 2011. Kendari.
Umum Republik Indonesia. Tamin, Ofyar Z (2000). Perencanaan dan
Nisbet, J. dan Watt, J. (1984). Studi Kasus. Pemodelan Transportasi Edisi ke dua.
Grasindo dan Satya Wacana Bandung. Institut Teknologi Bandung.

11
Warpani, Sujardjoko (1993). Rekayasa Lalu
Lintas, Penerbit Bharata, Jakarta.
Warpani, Suwardjoko (1980). Analisis Kota
dan Daerah. Penerbit Institut
Teknologi Bandung.
Warpani, Suwardjoko (1980). Analisis Kota
dan Daerah. Penerbit Institut
Teknologi Bandung.
Warpani, Suwardjoko (2002). Pengelolaan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Yunus, Hadi Sabari (2000). Struktur Tata
Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar
Offset. Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai