Anda di halaman 1dari 6

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG 8 LANTAI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Rida Umaya1, Elvira2, Asep Supriyadi3
1.
Mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura,
2,3.
Dosen Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Abstrak
Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak merupakan universitas swasta yang terletak Kota Pontianak. Saat
ini, UM Pontianak fokus pada pembangunan gedung 8 lantai. Berdasarkan SNI 1726-2019, Kota Pontianak
termasuk dalam zona gempa ringan, untuk itu dilakukan perhitungan ulang struktur gedung 8 lantai Universitas
Muhammadiyah Pontianak dengan memperhitungkan parameter gaya gempa. Perhitungan Struktur Gedung 8
Lantai Universitas Muhammadiyah Pontianak ini bertujuan untuk menganalisa gaya geser dasar, output gaya
dalam, dan penulangan struktur bangunan gedung. Pemodelan struktur menggunakan bantuan program analisa
struktur. Dimensi struktur utama yang digunakan adalah dimensi eksisting bangunan yaitu pelat dengan tebal 10
cm, balok induk 25×40 cm, balok anak 20×30 cm, kolom K1 60×60 cm, K2 50×50 cm, dan K3 40×40 cm. Dari
analisa stuktur lokasi gedung termasuk dalam KDS C sehingga gedung direncanakan dengan Sistem Rangka
Pemikul Momen Menengah (SRPMM). Setelah dilakukan desain penulangan secara manual didapat dimensi
tulangan struktur utama gedung yaitu, pelat menggunakan wire mesh M8-150mm, M10-150mm, dan M12-
150mm, balok menggunakan tulangan konvensional D13 dan D16, kolom menggunakan tulangan konvensional
D16, D19, dan D22. Struktur bawah gedung yang menggunakan fondasi dalam dengan tiang pancang spun pile
diameter 30 cm kedalaman 30 m.
Kata kunci: gaya geser dasar, output gaya dalam, penulangan, struktur bangunan gedung, Universitas
Muhammadiyah Pontianak

Abstrack
University of Muhammadiyah (UM) Pontianak is a private university located in Pontianak City. Currently, UM
Pontianak focuses on building an 8-floor building. Based on SNI 1726-2019, Pontianak City is included in the
mild earthquake zone, for this reason, a recalculation of the 8-floor building structure of Muhammadiyah
University of Pontianak is carried out by taking into account the earthquake force parameters. The calculation of
the 8-story building structure at The Muhammadiyah University of Pontianak aims to analyze the basic shear
force, internal force output, and the reinforcement of the building structure. Structural modeling uses the help of
a structural analysis program. The main structural dimensions used are the existing dimensions of the building,
namely 10 cm thick slabs, 25 × 40 cm main beam, 20 × 30 cm joists, 60 × 60 cm K1 columns, 50 × 50 cm K2,
and 40 × 40 cm K3. From the structural analysis, the location of the building is included in KDS C so that the
building is planned with the Intermediate Moment Bearer Frame System (SRPMM). After the manual
reinforcement design is carried out, the dimensions of the main structure of the building are obtained, namely,
the plates using wire mesh M8-150mm, M10-150mm, and M12-150mm, beams using conventional reinforcement
D13 and D16, columns using conventional reinforcement D16, D19, and D22. The lower structure of the building
using a deep foundation with spun pile piles with a diameter of 30 cm and a depth of 30 m.
Keyword: basic shear force, internal force output, reinforcement, building structure, University of
Muhammadiyah Pontianak
1. Pendahuluan semakin berat pula bangunan tersebut, Sedangkan
Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak berat bangunan adalah faktor yang paling
merupakan universitas swasta yang terletak di Kota mempengaruhi beban gempa.
Pontianak. Saat ini UM Pontianak fokus pada Untuk itu, pada makalah ini dilakukan
pembangunan gedung 8 lantai. perhitungan ulang struktur gedung 8 lantai
Berdasarkan SNI 1726-2019, Kota Pontianak Universitas Muhammadiyah Pontianak yang
sudah termasuk dalam zona gempa ringan sehingga sekarang masih dalam tahap pengerjaan tersebut
mengharuskan perencanaan pembangunan gedung dengan memperhitungkan parameter gaya gempa
di Kota Pontianak memperhitungkan parameter gaya dengan harapan makalah ini dapat menjadi referensi
gempa agar dapat mengantisipasi terjadinya gempa mengenai perencanaan pembangunan gedung
yang dapat menimbulkan dampak kerugian. dengan memperhitungkan parameter gaya gempa di
Bangunan yang tinggi akan menimbulkan beban Kota Pontianak menggunakan acuan SNI 1726-
horizontal yang besar ketika terjadi gempa. Hal ini 2019.
terjadi karena semakin tinggi bangunan, maka
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini 2. Penentuan dimensi struktur utama, meliputi
adalah : kolom, balok, pelat dan tangga.
1. Menguasai dasar dan tahapan dalam perhitungan 3. Pemodelan struktur elemen kolom, balok, pelat
struktur bangunan gedung. dan tangga.
2. Mampu melakukan analisis gaya-gaya dalam 4. Penentuaan beban yang bekerja dan kombinasi
menggunkan program analisa struktur. pembebanan.
3. Mampu mengolah hasil gaya-gaya dalam ke 5. Analisis gaya dalam.
dalam perhitungan beton bertulang.
4. Mampu merencanakan banguan gedung sesuai
dengan standar yang berlaku. Adapun standar
yang digunakan dalam perhitungan adalah :
a. SNI 2847-2019, Persyaratan Beton Struktural
untuk Bangunan Gedung.
b. SNI 1727-2013, Beban Minimum untuk
Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain.
c. SNI 1726-2019, Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung.
2. Metodologi dan Pustaka
Adapun data-data fisik dari gedung ini adalah
sebagai berikut :
• Struktur : Beton Bertulang
• Jumlah Lantai :8
• Panjang Bangunan : 21,80 m
• Lebar Bangunan : 17,00 m
• Tinggi Lantai Dasar : 2,80 m
• Tinggi Lantai 1-7 : 3,20 m
• Tinggi dak : 1,00 m
• Tinggi total bangunan : 26,20 m
Spesifikasi material bangunan yang digunakan
adalah sebagai berikut : Gambar 1. Diagram Alir Perencanaan Gedung
• Mutu beton bangunan (fc’) : 30 MPa
• Mutu baja deform (fy) : 400 MPa
• Mutu baja polos (fy) : 240 MPa 3. Hasil dan Pembahasan
Dimensi struktur utama yang digunakan adalah A. Preliminary Design
dimensi eksisting bangunan kemudian dilakukan
pengecekan terlebih dahulu apakah dimensi tersebut
memenuhi persyaratan dimensi minimum dengan
berpedoman pada SNI 2847-2019.
Gedung direncanakan memiliki 4 tipe tangga dan
2 buah lift penumpang. Tangga dianalisis bersama
dengan analisa struktur sedangkan lift dianggap
sebagai beban terpusat
Struktur dianalisis terhadap beban- beban yang
bekerja pada struktur utama gedung meliputi beban
hidup, beban mati, beban gempa dan beban angin.
Penentuan hidup, beban mati dan beban angin
mengacu pada SNI 1727-2013 sedangkan beban
gempa mengacu pada SNI 1726-2019. Kemudian Gambar 2. Denah Pelat
beban-beban tersebut dikombinasikan dengan
beberapa kombinasi pembebanan yang mengacu Perencanaan awal ketebalan pelat menggunakan
pada SNI 2847 2019. rumus ketebalan minumim pelat pada Tabel 7.3.1.1
Analisis struktur dilakukan secara tiga dimensi SNI 2847-2019 untuk desain pelat satu arah, Tabel
dengan bantuan program analisa struktur dengan 8.3.1.1 dan Tabel 8.3.1.2 SNI 2847-2019 untuk
Langkah-langkah sebagai berikut : desain pelat 2 arah. Ketebalan pelat lantai
1. Penentuan spesifikasi material yang digunakan. ditampilkan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut :
Tabel 1. Dimensi Pelat
Pelat dua arah
Section hpakai (mm)
hmin (mm)
S1 77,778 100
S2 85,668 100
S3 56,566 100
S4 52,039 100
S5 82,937 100
S6 75,519 100
S7 65,875 100 Gambar 4. Pembebanan Pada Kolom

S8 42,100 100 Dimensi awal kolom dihitung berdasarkan SNI


S9 91,740 100 2847-2019 Pasal 22.4. Dimensi kolom ditamplikan
S10 40,333 100 dalam bentuk tabelaris sebagai berikut :
S11 42,328 100 Tabel 3. Dimensi Kolom
S12 33,929 100 Dimensi Pakai
Section
h (mm) b (mm)
K1 600 600
K2 500 500
K3 400 400

Gedung direncanakan memiliki 4 tipe tangga


dengan beda tinggi dan lebar bordes yang berbeda.
Tebal pelat tangga dan bordes dihitung berdasarkan
Tabel 7.3.1.1 SNI 2847-2019. Ketebalan pelat
Gambar 3. Denah Balok tangga dan bordes ditampilkan dalam bentuk
tabelaris sebagai berikut :
Perencanaan awal dimensi balok menggunakan
rumus tinggi minimum balok pada Tabel 9.3.1.1 SNI Tabel 4. Rekapitulasi Perencanaan Tangga
2847-2019. Dimensi balok ditampilkan dalam h pelat h bordes
Section
bentuk tabelaris sebagai berikut : (mm) (mm)
Tabel 2. Dimensi Balok Tipe 1 120 120
Dimensi Pakai Tipe 2 120 120
Section Tipe 3 120 120
h (mm) b (mm)
Tipe 4 120 120
BI-1 400 250
BI-2 400 250
Pada gedung ini direncanakan menggunakan 2
BI-3 400 250 buah penumpang yang dimodelkan sebagai beban
BI-4 400 250 terpusat pada balok pengatrol dan balok penumpu
BI-5 400 250 lift dengan berat sesuai dengan spesifikasi lift yang
BA-1 300 200 digunakan.
BA-2 300 200
BA-3 300 200
BA-4 300 200
BA-5 300 200
BA-6 300 200
Gambar 5. Pembebanan Pada Balok Pengatrol
BA-7 300 200 Mesin Lift
e. Tangga dan Jalan Keluar = 4,79 𝑘𝑁⁄𝑚2
• Beban Gempa
Beban gempa dinamik menggunakan respon
spektrum.

Gambar 6. Pembebanan Pada Balok Penumpu


Belakang Mesin Lift

Gambar 7. Pembebanan Pada Balok Penumpu


Depan Mesin Lift Gambar 9. Kurva Respon Spektrum

• Beban Angin
B. Analisa Struktur Berdasarkan SNI 1727-2013 Pasal 27.1.5
Pemodelan struktur dilakukan dengan program tekanan angin yang digunkan dalam perhitungan
analisa struktur. Pemodelan struktur gedung 8 lantai adalah 0,77 kN/m2 dikali luas dinding bangunan
Universitas Muhammadiyah Pontianak ditunjukkan gedung.
pada gambar berikut : a. Beban Angin dari Arah Depan
Beban angin tekan, P = 6,142kN
Beban angin hisap, P = 3,839kN
b. Beban Angin dari Arah Samping
Beban angin tekan, P = 4,822kN
Beban angin hisap, P = 2,674kN
Komponen beban tersebut kemudian
dikombinasikan dengan beberapa kombinasi
pembebanan sebagai berikut :
U = 1,4D
U = 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
U = 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5 W)
U = 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
U = 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
Gambar 8. Rencana Pemodelan struktur gedung 8 U = 0,9D + 1,0W
lantai Universitas Muhammadiyah U = 0,9D + 1,0E
Pontianak C. Hasil Perencanaan Stuktur
➢ Pelat
Komponen beban yang bekerja pada struktur Struktur pelat dimodelkan sebagai elemen shell
meliputi beban vertical berupa beban mati dan beban yang diatur (automesh) maksimum 1m × 1m.
hidup serta beban horizontal berupa beban gempa Struktur pelat dimodelkan sebagai diafragma kaku
dan beban angin. dan tidak memiliki ketidakberaturan horizontal.
• Beban Mati Program analisa struktur yang digunakan tidak
Meliputi berat sendiri elemen struktur, dan beban menyediakan output desain tulangan untuk pelat,
mati tambahan berupa beban pelat lantai, beban tetapi hanya mengeluarkan hasil berupa gaya dalam
dinding, beban tangga, dan beban lift. yang akan digunakan untuk desain penulangan
• Beban Hidup secara manual.
Disesuaikan dengan fungsi lantai yang mengacu Langkah-langkah perencanaan tulangan
pada SNI 1727-2013 sebagai berikut : pelat lantai sebagai berikut :
a. Lantai Atap = 0,96 𝑘𝑁⁄𝑚2 • Mengeluarkan output berupa gaya dalam pada
program analisa struktur
b. Lantai Ruang Serba Guna = 4,79 𝑘𝑁⁄𝑚2
• Mengolah gaya dalam berupa momen
c. Lantai Ruang Kelas = 1,92 𝑘𝑁⁄𝑚2 • Menghitung rasio tulangan balance, min dan
d. Lantai Area Parkir Motor = 1,92 𝑘𝑁⁄𝑚2 maks
• Menghitung dan menentukan rasio tulangan Tabel 6. Rekapitulasi Desain Tulangan Balok
yang akan digunakan Tulangan
Kode Tulangan Tulangan
• Menghitung luas tulangan konvensional yang Lokasi Lentur
Balok Geser Torsi
diperlukan Atas Bawah
• Konversi luas tulangan konvensional perlu ke Tumpuan 6D16 2D16 Ø10-100
tulangan wiremesh perlu BI 1 2D13
Lapangan 2D16 2D16 Ø10-150
• Menentukan tulangan wiremesh yang akan Tumpuan 4D16 2D16 Ø10-100
digunakan dengan mengontrol luas tulangan BI 2 2D13
Lapangan 2D16 4D16 Ø10-150
wiremesh perlu terhadap tulangan wiremesh
actual Tumpuan 2D13 2D13 Ø10-100
BA 1 2D13
• Menentukan panjang penyaluran tulangan Lapangan 2D13 2D13 Ø10-150
wiremesh Tumpuan 2D13 2D13 Ø10-100
BA 2 -
Rekapitulasi desain tulangan pelat ditampilkan Lapangan 2D13 2D13 Ø10-150
dalam bentuk tabelaris sebagai berikut :
➢ Kolom
Tabel 5. Rekapitulasi Desain Tulangan Pelat
Dalam pemodelan program analisa struktur,
momen inersia penampang kolom direduksi sebesar
Section Lokasi Wiremesh 0,70. Pada daerah pertemuan antara balok dan
kolom, faktor kekakuan yang digunakan adalah 0,5
Atas M10-150 yang berarti struktur tidak kaku atau bergoyang.
Dak Elev
Program analisa struktur yang digunakan tidak
25,20 Bawah M10-150 menyediakan output desain tulangan untuk kolom,
Atas M12-150 tetapi hanya mengeluarkan hasil berupa gaya dalam
7 yang akan digunakan untuk desain penulangan
Bawah M10-150
secara manual.
Atas M12-150 Rekapitulasi desain tulangan kolom ditampilkan
6
Bawah M10-150 dalam bentuk tabelaris sebagai berikut :
Atas M12-150 Tabel 7. Rekapitulasi Desain Tulangan Balok
5
Bawah M10-150
Kode Tulangan Rasio Tulangan
Atas M12-150
4 Kolom Longitudinal Tulangan Sengkang
Bawah M10-150
Atas M12-150 K1 12D22 1,266 Ø10-150
3
Bawah M10-150 K2 12D19 1,360 Ø10-150
Atas M12-150 K3 12D16 1,507 Ø10-150
2
Bawah M10-150
➢ Fondasi
Atas M12-150
1 Direncanakan menggunakan fondasi dalam
Bawah M10-150 dengan tiang pancang spun pile 30 cm kedalaman 30
Atas M8-150 m. Data penyelidikan tanah yang digunakan adalah
Dasar data hasil Standard Penetration Test (SPT).
Bawah M8-150
Dari hasil perhitungan didapat 2 tipe fondasi P1
(2 tiang pancang) dan P2 (4 tiang pancang).
➢ Balok
Dalam pemodelan program analisa struktur,
momen inersia penampang balok direduksi sebesar
0,35. Pada daerah pertemuan antara balok dan
kolom, faktor kekakuan yang digunakan adalah 0,5
yang berarti struktur tidak kaku atau bergoyang.
Program analisa struktur yang digunakan tidak
menyediakan output desain tulangan untuk balok,
tetapi hanya mengeluarkan hasil berupa gaya dalam
yang akan digunakan untuk desain penulangan
secara manual.
Rekapitulasi desain tulangan balok ditampilkan
dalam bentuk tabelaris sebagai berikut :
Gambar 10. Detail Fondasi P1
• Balok WF 300.150.6,5.9
c. Dimensi kolom yang terdiri dari :
• Kolom 600 × 600 mm
• Kolom 500 × 500 mm
• Kolom 400 × 400 mm
5. Struktur bawah gedung yang direncanakan
adalah fondasi dalam dengan tiang pancang spun
pile diameter 30 cm kedalaman 30 m. Setiap satu
fondasi terdiri dari :
• P1 (2 tiang pancang)
• P2 (4 tiang pancang)
Gambar 11. Detail Fondasi P2 6. Tie Beam direncanakan dengan dimensi 400 ×
600 mm.
4. Kesimpulan dan Saran B. Saran
A. Kesimpulan Setelah penulis menyelesaikan makalah ini,
Setelah dilakukan analisis dan perencanaan pada saran yang dapat penulis berikan antara lain :
struktur gedung 8 lantai Universitas Muhammadiyah 1. Sebelum menggunakan program analisa struktur
Pontianak ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebaiknya pahami dulu dasar-dasar ilmu statika,
seperti dibawah ini : agar dapat mengoreksi hasil output dari program
1. Dalam gedung terdapat 4 tipe tangga, yaitu : meskipun belum benar-benar memahami cara
• Tangga Tipe 1, H = 2,8 m dan B = 2 m : kerja program analisa struktur tersebut.
a. Tebal pelat tangga dan bordes 120 mm 2. Dalam merencanakan struktur bangunan gedung
b. Balok bordes 20/30 cm gunakanlah peraturan-peraturan yang terbaru
c. Jumlah anak tangga 16 buah sebagai pedoman.
3. Dalam merencanakan suatu struktur bangunan
• Tangga Tipe 2, H = 2,8 m dan B = 3,175 m :
gedung sebaiknya memililiki data-data yang
a. Tebal pelat tangga dan bordes 120 mm
lengkap seperti gambar arsitektural gedung dan
b. Balok bordes 20/30 cm
data tanah agar mudah dalam merencanakan
c. Jumlah anak tangga 16 buah
struktur bangunan tersebut.
• Tangga Tipe 3, H = 3,2 m dan B = 2 m :
a. Tebal pelat tangga dan bordes 120 mm
Daftar Pustaka
b. Balok bordes 20/30 cm
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum
c. Jumlah anak tangga 16 buah
untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan
• Tangga Tipe 4, H = 3,2 m dan B = 3,175 m : Struktur Lain (SNI 1727-2013). Jakarta.
a. Tebal pelat tangga dan bordes 120 mm
b. Balok bordes 20/30 cm Badan Standarisasi Nasional. 2019. Persyaratan
c. Jumlah anak tangga 16 buah Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
2. Gedung direncanakan memiliki lift dengan (SNI 2847-2019). Jakarta.
spesifikasi sebagai berikut : Badan Standarisasi Nasional. 2019. Tata Cara
• Kapasitas angkut lift = 8 orang Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
• Kapasitas muatan lift = 550 kg Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
• Kecepatan lift = 0,5 m/det (SNI 1726-2019). Jakarta.
• Jumlah lift yang diperlukan = 2 buah
3. Lokasi gedung termasuk dalam Kategori Desain Riza, Miftakhur. 2010. Aplikasi Perencanaan
Seismik C (KDS C), sehingga gedung Struktur Gedung dengan ETABS. Jakarta:
direncanakan dengan Sistem Rangka Pemikul ARS Group
Momen Menengah (SRPMM) Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja
4. Dimensi komponen-komponen struktur yang dengan Metode LRFD. Jakarta: Erlangga.
diperoleh adalah sebagai berikut :
a. Tebal pelat lantai 100 mm Sofian, Ayyasi Felageti. 2019. Perhitungan Struktur
b. Dimensi balok yang terdiri dari : Beton Bertulang Gedung Kuliah Terpadu 10
• Balok 250 × 400 mm Lantai. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
• Balok 200 × 300 mm Syahrendi. 2019. Perhitungan Struktur Gedung
• Balok WF 400.200.8.13 Perkuliahan Widya Dharma Kota Pontianak.
• Balok WF 250.125.6.9 Pontianak: Universitas Tanjungpura

Anda mungkin juga menyukai