Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN MEDIA BALOK ANGKA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI KOBER ST. LEONARD
WARIKEO KECAMATAN GOLEWA BARAT KABUPATEN NGADA.

Maria Audensia Wunu1), Gde Putu Arya Oka2), Marsianus Meka3)


1,2,3)
Prodi PG-PAUD STKIP Citra Bakti
mariaaudensiawunu@gmail.com, aryaoka@citrabakti.ac.id,
marsianus3006meka@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan media balok angka untuk
meningkatkan kemampuan berpikir anak di Kober ST. Leonard Warikeo, (2) untuk
mengetahui tingkat kelayakan media balok angka yang diuji oleh ahli materi, ahli
media, ahli desain, uji perorangan dan uji kelompok kecil untuk meningkatkan
kemampuan berrpikir pada anak usia 5-6 tahun di Kober ST. Leonard Warikeo. Media
balok angka ini, dikembangkan dengan model ADDIE. Model ini terdiri atas lima
langkah, yaitu: (1) Analisis ( Analyze), (2) Desain (Design), (3) Pengembangan
(Development), (4) Implementasi ( Implementation), (5) Evaluasi (Evaluation). Hasil
penelitian pengembangan Balok Angka berdasarkan hasil uji coba ahli dan anak
sebagai pengguna produk adalah sebagai berikut. (1) Tingkat validitas media balok
angka berdasarkan uji coba ahli materi ada pada kategori “valid” dengan rata rata 82%,
(2) Tingkat validitas media balok angka berdasarkan uji coba ahli media ada pada
kategori “valid” dengan rata rata 84%. (3) Tingkat validitas media balok angka
berdasarkan uji coba ahli desain ada pada kategori “valid” dengan rata rataa 82%. (4)
Tingkat validitas media balok angka berdasarkan hasil uji perorangan ada pada
kategori “valid” dengan rata rata 80%. (5) Tingkat validitas media balok angka
berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil ada pada kategori “valid” dengan rata rata
82,5%. Dengan demikian berdasarkan hasil uji coba media balok angka oleh ahli dan
anak sebagai pengguna produk dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran dan media balok angka yang dikembengkan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir pada anak dengan model ADDIIE ini layak untuk digunakan
dalam proses pembeelajaran di Kober ST. Leonard Warikeo.

Kata kata kunci: Media Balok Angka

Abstract

This study aims to: (1) produce a number block media to improve children's thinking
skills in Kober ST. Leonard Warikeo, (2) to determine the level of appropriateness of
the number block media which was tested by material experts, media experts, design
experts, individual tests and small group tests to improve thinking skills in children aged
5-6 years in Kober ST. Leonard Warikeo. This number block media was developed
using the ADDIE model. This model consists of five steps, namely: (1) Analysis
(Analyze), (2) Design (Design), (3) Development (Development), (4) Implementation
(Implementation), (5) Evaluation (Evaluation). The results of the research on the
development of Figures Blocks based on the results of expert trials and children as
product users are as follows. (1) It can be categorized that the level of validity of the

1
number block media based on the material expert test is in the "valid" category with an
average of 82%. (2) The level of validity of the number block media based on media
expert trials is in the "valid" category with an average of 84%. (3) The level of validity of
the number block media based on design expert trials is in the "valid" category with an
average of 82%. (4) The level of validity of the number block media based on the
results of individual tests is in the "valid" category with an average of 80%. (5) The level
of validity of the number block media based on the results of small group trials is in the
"valid" category with an average of 82.5%. Thus, based on the results of the trial of the
number block media by experts and children as product users, it was declared feasible
to be used in the learning process and the number block media developed to improve
thinking skills in children with the ADDIIE model was feasible to be used in the learning
process at Kober ST. Leonard Warikeo.

Keywords: Number Block Media

PENDAHULUAN berhitung dan berpikir simbolik adalah


Menurut Undang-Undang No 20 (1) menyebutkan lambang bilangan 1
Tahun 2003 Tentang Sistem sampai 10, (2) menggunakan lambang
Pendidikan Nasional Pasal 3 yaitu bilangan untuk berhitung, (3)
Pendidikan adalah usaha sadar dan mencocokan bilangan dengan lambang
terencana dalam meningkatkan bilangan, (4) mengenal berbagai
suasana belajar serta proses macam lambang huruf vokal dan
pembelajaran agar anak secara aktif konsonan, (5) mempresentasikan
dapat mengembangkan seluruh potensi berbagai macam benda alam dalam
dirinya sehingga memiliki berbagai bentuk gambar dan tulisan (ada benda
kekuatan seperti spiritual keagamaan, pensil yang diikuti tulisan dan gambar
pengendalian diri, kepribadian pensil). Kompetensi Dasar (KD) 3.6
kecerdasan, ahklak mulia, dan mengenal benda benda di sekitarnya
keterampilan yang diperlukan oleh (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,
anak, masyarakat, bangsa dan Negara sifat, suara, tekstur fungsi dan ciri ciri
(Undang-Undang No 20 Tahun, 2003). lainnya). 4.6 meyampaikan tentang apa
Dalam pelaksanaan pendidikan di dan bagaimana benda benda disekitar
PAUD perlu memperhatikan aspek yang dikenalnya (nama, warna, bentuk,
perkembangan anak yang termuat ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
dalam aturan pemerintah Nomor 57 fungsi, dan ciri ciri lainnya) melalui
tahun 2021 yaitu aspek nilai agama dan berbagai hasil karya.
moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, Berdasarkan hasil observasi di
nilai pancasila dan sosial emosional Kober ST. Leonard Warikeo,
( Peraturan Pemerintah Nomor 57, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten
2021). Dari keenam aspek Ngada masalah yang peneliti temukan
perkembangan tersebut salah satu yaitu proses mengenal lambang
aspek perkembangan yang harus bilangan dan berhitung pada anak
dimiliki anak adalah kemampuan belum tepat seperti ketidaksesuaian
berhitung (kognitif) dalam berpikir antara pengucapan lambang bilangan
simbolik. Standar Tingkat Pencapaian dan berhitung dengan angka yang
Perkembangan Anak (STTPA) yang ditunjukan oleh guru sehingga anak
berkaitan dengan aspek kognitif dalam juga masih sangat sulit dalam

2
membedakan lambang bilangan seperti pembelajaran yang disampaikan dan
bilangan 6 dan 9, 4 dan 8 dan kesulitan diberikan guru.
anak dalam berhitung serta mengenal Berdasarkan pemaparan latar
dan membedakan angka 1-10. belakang diatas, maka peneliti perlu
Terdapat juga masalah yang di mengangkat judul “Pengembangan
temukan pada saat proses Media Balok Angka Untuk
pembelajaran berlangsung bahwa Meningkatkan Kemampuan Berhitung
kemampuan kognitif dalam berpikir Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Kober St.
simbolik dan berhitung anak belum Leonard Warikeo, Kecamatan Golewa
optimal. Hal ini dilihat dari proses Barat, Kabupaten Ngada”.
pembelajaran berlangsung dari 12
KAJIAN PUSTAKA
orang siswa terdapat 5 siswa mulai
Menurut Rahman(2009: 45) kognitif
berkembang untuk berhitung, 2 siswa
berasal dari kata cognition atau
belum berkembang sesuai harapan
knowing yang artinya konsep luas dan
dalam berhitung dan 5 siswa
inklusi yang mengacu pada kegiatan
berkembang sesuai harapan dalam
mental yang tampak dalam
berhitung. Selain itu masalah yang
pemerolehan,organisasi atau penataan
peneliti temukan antara lain media yang
dan penggunaan.Sedangkan dalam arti
digunakan dalam proses pembelajaran
sempit, kognitif merupakan ranah
adalah media yang digunakan berupa
kejiwaan yang berpusat di otak dan
kartu angka dari kardus dinilai masih
berhubungan dengan konasi
kurang efektif dan efisien karena hal ini
(kehendak) dan afeksi
dapat membuat anak cepat merasa
(perasaan).Sementara itu, menurut
jenuh dan bosan dan anak lebih
(Mansur,2011: 114), mengatakan istilah
senang untuk bermain daripada belajar
kognitif (cognition) di maknai sebagai
dan mendengarkan materi yang
strategi untuk mengorganisir
diberikan. Metode pemberian tugas dan
lingkungan dan strategi untuk
ceramah berupa menyambung garis
mereduksi kompleksitas dunia. Kognitif
putus-putus membentuk lambang
juga di maknai sebagai cara bagaimana
bilangan membuat anak kurang tertarik
manusia menggambarkan pengalaman
dan tersimulasi untuk menggunakan
mengenai dunia dan bagaimana
dan melakukan hal tersebut. Selain itu
mengorganisir pengalaman mereka.
kemampuan pendidik untuk melatih
Mansur mengatakan bahwa
berhitung dan berpikir simbolik pada
Perkembangan Kognitif adalah proses
anak yang baru masuk sekolah masih
di mana individu dapat meningkatkan
secara manual dengan cara
kemampuan dalam menggunakan
menunjukan kartu angka sambil
pengetahuannya.
menyebutkan bunyi bilangan tersebut
Sedangkan Gardner, (2013: 32)
dengan menggunakan jari jemari
mengemukakan bahwa ada beberapa
tangan guru. Anak yang memiliki
konsensus umum mengenai
tingkat kecerdasan dan pemahaman
perkembangan aspek intelektual
serta dasar serap yang baik akan
(kognitif). Perkembangan kognitif
mudah mengerti tetapi anak yang
mencakup perluasan cakrawala dari
kemampuannya masih dibawah standar
rangsangan yang dekat dan seketika
atau memiliki IQ rendah akan sangat
menuju waktu dan ruang yang lebih
kesulitan dalam menyerap
jauh. Perkembangan kognitif mencakup

3
beberapa peningkatan kemampuan, besar dan imajinasi yang tinggi dan
diantaranya, memahami simbol abstrak memiliki daya perhatian yang rendah.
di dalam memanipulasi lingkungan, Faktor yang sangat mempengaruhi
peningkatan kemampuan memahami perkembangan kognitif adalah : faktor
memori, dan pengingkatan kemampuan dari dalam diri anak berupa faktor
dalam membuat argumentasi. (Berk, bawaan, kematangan,serta minat dan
2013) mengemukakan bahwa bakat. Sedangkan di luar diri anak
perkembangan kognitif yaitu perubahan faktor lingkungan, pembentukan dan
perubahan yang terjadi pada faktor kebebasan.
kemampuan intelektual, termasuk di Sedangkan Zainun (2012:2)
dalamnya atensi (attention), memori kemampuan yang dimaksud sebagai
(memomry), pengetahuan akademis kesanggupan individu untuk melakukan
dan pengetahuan sehari hari pekerjaanya. Kemampuan banyak
(academic and everyday knowledge), mengandung unsur seperti
pemecahan masalah (problem solving), keterampilan manual, dan intelektual,
imajinasi (imagination), kretivitas bahkan sampai ke sifat
(creativity), Bahasa (language). pribadi,pelatihan dan pengalaman yang
Kemudian (Susanto, 2012) dituntut dengan rincian kerja yang di
menjelaskan bahwa perkembangan perlukan untuk seseorang bekerja
kognitif anak usia dini (usia prasekolah) dengan cara tertentu. Menurut Mc
berada pada masa praoperasional, Shane dan Glinow (Buyung 2007:37)
artinya anak belum mampu menguasai mengatakan kemampuan merupakan
aktivitas yang di lakukan dengan kecerdasan-kecerdasan alami dan
operasi mental secara logis. Pendapat kapabilitas di pelajari yang di butuhkan
lain juga di sampaikan oleh Trunojoyo untuk menyelesaikan suatu tugas.
(Karim, dkk. 2014: 106) bahwa Selanjutnya menurut
perkembangan kognitif yaitu suatu Mangkunegara (2011: 67) secara
proses berfikir yakni kemampuan untuk psikologis,kemampuan terdiri dari
menghubungkan, menilai dan kemampuan potensi (IQ) dan reality.
mempertimbangkan suatu kejadian Artinya karyawan IQ di atas rata-rata
peristiwa. Potensi kognitif di tentukan dengan Pendidikan yang memadai
pada saat konsepsi (pembuahan) untuk jabatannya dan terampil dalam
namun terwujud atau tidaknya pekerjaan sehari hari, lebih mudah
tergantung dari lingkungan dan mencapai prestasi maksimal.
kesempatan yang di berikan.(Karim, Berdasarkan beberapa pendapat
dkk. 2014: 106) para ahli di atas, maka dapat di
Berdasarkan beberapa pendapat simpulkan bahwa kemampuan
para ahli diatas maka disimpulkan merupakan bakat yang di miliki oleh
bahwa karakteristik perkembangan seorang individu secara mental dan
kognitif anak usia dini berada pada fisik sejak lahir hingga dewasa dan
tahap sensorikmotorik, tahap banyak mengandung unsur
praoperasiona, tahap konkret dan keterampilan manual dan intelektual,
tahap operasional formal. Anak usia sifat pribadi, pelatihan dan pengalaman
dini juga memiliki pribadi yang unik, yang di tuntut agar individu dapat
mempunyai sikap rasa ingin tahu yang menyelesaikan pekerjaanya dengan
baik dan maksimal.

4
Menurut Piaget Suyanto, menyalurkan pesan dari pengirim ke
(2003:148) anak usia 4-6 tahun pada penerima, sehingga dapat merangsang
aspek perkembangan praoperasional pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
menuju kekongkritan. Anak dalam fase serta perhatian siswa sehinga berjalan
tersebut belajar terbaik dengan dengan baik.
menggunakan benda-benda. Berbagai Latuheru (Arsyad, 2011:4),
benda yang ada di sekitar kita dapat di mengatakan bahwa media
gunakan untuk melatih anak pembelajaran yang di maksud yaitu
berhitung,berpikir logis dan matematis. semua bentuk perantara yang di
Depdiknas, (2007:1) berhitung gunakan oleh manusia untuk
merupakan bagian dari matematika,di meyampaikan atau menyebar ide,
perlukan untuk menumbuh gagasan dan pendapat, sehingga ide,
kembangkan keterampilan berhitung gagasan atau pendapat yang di
dalam kehidupan sehari hari, terutama kemukakan itu sampai ke penerima
dalam konsep bilangan yang yang di tuju.
merupakan juga dasar bagi Briggs (Rudi dan cepi, 2008:6)
pengembangan kemampuan mengemukakan bahwa media
matematika maupun kesiapan untuk pembelajaran yaitu sarana fisik untuk
mengikuti Pendidikan dasar. meyampaikan isi/materi pembelajaran
Berdasarkan pendapat para ahli di seperti buku, film, video, dan slide.
atas dapat di simpulkan bahwa Munadi (2008: 7) mendefenisikan
berhitung merupakan bagian dari media pembelajaran berarti segala
matematika yang di perlukan dalam sesuatu yang dapat menyampaikan
kehidupan sehari hari untuk dan menyalurkan pesan dari sumber
mempelajari penjumlahan, terencana sehingga dapat tercipta
pengurangan, perkalian dan pembagian lingkunga belajar yang kondusif di
serta mempelajari benda-benda konkret mana penerima dapat melakukan
yang ada di sekitar kita secara logis proses belajar secara efesien dan
dan matematis. efektif.
Menurut Oka (2002) Media Romiszowski, (Basuki dan Frida,
merupakan salah satu isu penting 2001: 12) media pembelajaran ialah
dalam proses pembelajaran. Media media yang efektif untuk melaksanakan
juga merupakan pranala utama dalam proses pengajaran yang di rencanakn
menjembatani pembelajar dengan dengan baik. Sutjiono (2005) media
pusat dan sumber belajar. Media belajar itu di perlukan oleh guru agar
seringkali menjadi sandaran utama pembelajaran berjalan efektif dan
dalam proses pembelajaran efisien.
konvensional. Dimana dalam proses Arsyad (Tai, 2018: 16)
pembelajaran konvensional, strategi menjelaskan media di gunakan dalam
pembelajaran langsung berpusat pada proses belajar dapat bermanfaat untuk
seorang guru didepan siswa di mana meningkatkan kualitas pembelajaran
guru ini menjadi sumber dan sekaligus dalam fungsi-fungsi atensif, afektif,
menjadi pusat dalam pembelajaran. kognitif, dan kompensatoris, yang
Sadiman,dkk (2008:7) menjelaskan artinya di mana dapat menarik
media pembelajaran merupakan segala perhatian siswa untuk berkonsentrasi
sesuatu yang di gunakan untuk dalam mengikuti pembelajaran yang

5
berkaitan dengan maksud visual yang Berdasarkan beberapa pendapat di
di tampilkan atau menyertai teks materi atas dapat disimpulkan bahwa media
pelajaran. balok angka merupakan salah satu
Manfaat media pembelajaran yaitu benda yang terbuat dari kayu yang
media pembelajaran sangat efektif di memiliki berbagai macam ukuran,
gunakan dalam meyampaikan materi bentuk, warna yang berbeda beda dan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar dapat membuat anak lebih memahami
lebih variatif, materi yang diajarkan konsep matematika.
dapat tersampai dengan baik, dan Mayesti (dalam Yuliani, 2014)
meningkatakan motivasi anak sehingga tahapan permainan balok angka
dengan mudah mencapai tujuan adalah: (1) tahapan penguasaan
pembelajaran. konsep artinya sesuatu dengan
Permainan Balok Angka sangat di menggunakan benda yang konkrit,
sukai oleh anak anak.karena balok seperti pengenalan warna, bentuk dan
angka mempunyai bentuk bangunan menghitung bilangan. (2) tahapan masa
sesuai dengan imajinasinya. Montesori transisi artinya proses berpikir yang
(Hainstock, 1909:90) berpendapat merupakan pemahaman konkrit menuju
bahwa balok angka salah satu media pengenalan lambang yang abstrak,
visual yang terbuat dari kayu kemampuan anak secara individual
mempunyai bentuk yang dapat dilihat berbeda. (3) tahapan lambang artinya
dan dapat digunakan untuk anak diberi kesempatan untuk menulis
mengembangkan kemampuan kognitif lambang bilangan atas kosep konkrit
anak usia dini. Balok-balok angka dapat yang dipahami.
mempelajari sensori anak.Latihan Menurut Asmawati (2010: 10)
sensori sangat penting dalam berpendapat bahwa ada empat tahap
mempelajari dasar-dasr aritmatika. perkembangan anak dalam
Cuisenaire (2013: 14) berpendapat menggunakan balok: tahap 1
bahwa balok angka ini di gunakan dari membawa balok (bermain fungsional).
TKK sampai sekolah dasar, dan Anak kecil yang belum pernah bermain
sebagai alat permainan bagi tingkat balok pada masa sebelumnya, akan
dasar.Alat ini membantu anak dan membawa balok berkeliling atau
besar manfaatnya.Bukan hanya untuk memuatnya kedalam truk (mainan) dan
konsep matematika juga tetapi untuk membawanya dengan truk pada saat
pengembangan bahasa dan ini, anak akan tertarik akan belajar
peningkatan keterampilan anak dalam tentang balok, seberapa berat balok-
bernalar. balok tersebut, seperti apa rasanya dan
Widiawati (dalam Hildayani seberapa banyak balok-balok dapat
dkk,2014) mengemukakan bahwa balok dibawa sekali angkat. Tahap II
angka yaitu media pembelajaran yang menumpuk balok dan meletaknya di
dapat membantu anak dalam konsep lantai.Pada tahap ini anak masih
pemahaman matematika khususnya meneruskan tahap bermain sifat-sifat
berhitung. Respon anak terhadap balok. Anak menemukan berbagai cara
materi pembelajaran matematika lebih membuat Menara dengan menumpuk
antusias, hal ini karena sambil bermain balok dan bagaimana kelihatanya jika
balok anak mampu mengenal materi disusn di lantai. Tahap III
pembelajaran matematika. menghubungkan balok membentuk

6
bangunan.Pada tahap ini anak mampu dari kayu, plastic, yang memiliki bentuk
membuat bangunan yang nyata.Anak dan warna yang berbeda, dengan cara
terbiasa membuat bangunan jalan memainkan disusun atau
untuk menemukan bahwa mereka disambungkan menurut imajinasinya
dapat menemukan jalan untuk sehingga membentuk suatu bangunan
menghubungkan Menara-menara.pada yang menyerupai benda-benda seperti
tahap ini juga anak dapat menerapkan rumah, jembatan dan bangunan
kemampuan memecahkan maslah. lainnya. Menurut Fauziyah, (2013:11)
Tahap IV anak mulai membuat susunan menjelaskan bahwa dengan bermain
yang kompleks dan tidak mencontoh balok angka dapat meningkatkan
karya orang lain. kemampuan berhitung.
Beradasrkan beberapa pendapat Berdasarkan beberapa pendapat
para ahli diatas maka disimpulkan para ahli diatas disimpulkan bahwa
bahwa tahap bermain balok yakni: anak bermain dengan balok angka
dapat mengenal angka, memasang merupakan sebuah media yang
balok mebentuk jembatan, dan digunakan sebagai sarana Pendidikan
menghubungkan balok menjadi yang dapat mengembangkan
bangunan. kemampuan berhitung anak, dan juga
Menurut Caroline (Nur, Qholisya merupakan sebagai media yang
2019: 86) berpendapat bahwa dengan nyaman untuk pembelajaran anak dan
belajar balok angka yaitu suatu memiliki berbagai bentuk dan warna
permainan sangat menyenangkan dan yang berbeda agar anak tertarik untuk
dapat mendidik serta bermanfaat untuk bermain sambil berhitung.
meningkatkan kemampuan berbahasa, Dalam peraturan Menteri
berpikir dan bergaul dengan Pendidikan dan kebudayaan RI No. 137
lingkungan. Kegiatan ini dilakukan Tahun 2014 dalam Standar Tingkat
untuk mendapatkan kepuasan atau Pencapaian Perkembangan Anak
kesenangan dari alat Pendidikan yang memuat ciri-ciri berpikir simbolik yaitu
digunakan khususnya usia antara 5-6 seperti tabel berikut ini.Peraturan
tahun yakni menggunakan alat Menteri Pendidikan dan kebudayaan
permainan balok angka yang terbuat RI(No.137, 2014).
dari kayu yang di beri warna warni Berdasarkan pendapat beberapa
berbeda agar memudahkan anak ahli di atas disimpulkan yakni berpikir
dalam membedakan angka. simbolik merupakan anak yang berusia
Maycke (dalam Mohamad,2014: 5-6 tahun telah mampu mengenal
12) menjelaskan bahwa dengan belajar lambang bilangan dan huruf. Hal
balok angka dapat memubuat anak tersebut sangat pentung karena dapat
lebih mudah mengerti dan memahami mengembangkan kemampuan
membilang atau mengurutkan bilangan berhitung, menulis dan
dan mempengaruhi kemampuan anak membaca.Dalam berpikir simbolik anak
dalam berhitung dan berkembang saat dapat mengungkapkan konsep yang
anak usia 5-6 tahun anak dapat ada dalam pikiran dan imajinasinya
Menyusun balok. Menurut Bandura yang di ungkapakn dalam bentuk kata-
(Munawara,2012) mengemukakan kata ataupun kalimat.
bahwa belajar balok angka merupakan Kemampuan berhitung adalah
alat permainan edukatif yang terbuat kemampuan yang penting untuk di

7
kembangkan pada anak usia dini. keefektifan produk tersebut supaya
Karena kemampuan berhitung dapat dapat berfungsi dalam masyrakat luas.
memecahkan masalah dalam Dalam penelitian pengembangan,
kehidupan sehari hari anak baik di peneliti mengadopsi model
dalam rumah ataupun di luar pengembangan ADDIE.Model ADDIE
rumah.Jika anak sudah memiliki telah lumrah diadopsi dalam dunia
kemampuan berhitung yang pendidikan yang sudah didesain sesuai
berkembang optimal, maka anak dengan tujuan capaian pembelajaran.
mempunyai kesiapan dalam jenjang Berdasarkan landasan acuan
Pendidikan selanjtunya. Tingkat paradigma pendidikan penerapan
pencapaian perkembangan anak usia modelADDIE menggunakan
5-6 tahun dalam perkembangan aspek penedekatan berbasis pendekatan
kognitif berpikir simbolik diantaranya: pada siswa, inovatif, nyata dan
mengetahui konsep bilangan, dan inspiratif. Pengembangan sebuah
mengenal lambang bilangan. produk pembelajaran dengan
Kemampuan mengenal lambang menggunakan model ADDIE menjadi
bilangan yaitu salah satu kegiatan sebuah proses kegiatan yang
pembelajaran yang dapat mengaplikasikan perangkat
mengembangkan aspek kognitif pada pembelajaran yang efektif.Menurut
anak kelompok B di Kober ST. Leonar Robert Maribe Design (2009) dengan
Warikeo. Pembelajaran yang pendekatan ADDIE(Analyze, Design,
dilaksanakn di Kober ST. Leonard Develop, Implement dan Evaluate).
untuk anak kelompok B saat proses Teknik pengumpulan data yang
pembelajaran berlangsung. Anak akan digunakan dalam penelitian
cendrung berpikir simbolik seperti pengembangan ini meliputi: angket,
lambang bilangan sebatas hafalan, obsevasi, wawancara atau diskusi dan
sehingga anak belum mampu dokumentasi.
menguasai konsep bilangan yang baik 1. Angket
dan benar. Proses mengenal lambang yaitu alat yang digunakan peneliti
bilangan pada anak usia dini belum dalam pengumpulan data berupa
sesuai yaitu ktidaksesuaian daftar pertanyaan yang di
pengucapanangka yang ditunjukan oleh sampaikan kepada anak untuk
guru. dijawab secara tertulis. Angket ini
dipergunakan untuk mengetahui
METODE PENELITIAN
respon anak mengenai
Jenis penelitian ini menggunakan
pengembangan media
Penelitian Pengembangan
pembelajaran serta kelayakan
(R&D).Menurut Sugiyono (2009: 297)
sebagai dasar untuk mengevaluasi
penelitian pengembangan yakni jenis
produk.
penelitian yang digunakan untuk
Metode observasi ini di gunakan
menghasilkan produk tertentu dan
untuk mengamati perilaku anak
menguji keefektifan produk
dalam mengikuti suatu proses
tersebut.Menghasilkan produk dalam
pembelajaran di kelas.
pembelajaran tertentu digunakan
2. Dokumentasi
penelitian yang bersifat analisis
Dokumentasi digunakan untuk
kebutuhan dan untuk menguji
mencari data mengenai hal hal

8
atau variable yang berupa lembar Analisis data deskriptif kualitatif
kerja anak, silabus, foto, lembar bersumber dari masukan dan saran
penilaian. baik dari ahli isi, ahli media, ahli
Pedoman dokumentasi yang desain, uji perseorangan dan uji
digunakan antara lain: kelompok kecil.Analisis deskriptif
1). situasi peserta didik kualitatif diterapkan pada uji draf I,
2). Dokumentasi kegiatan yang di draf II, dan draf III sebagai mana
laksanakan di Kober ST. Leonard didesain dalam rancangan uji coba
Warikeo. subjek.
Instrument penelitian ini 2. Analisis deskriptif kuantitatif
merupakan pedoman hasil angket, Teknik ini dipergunakan untuk
observasi, dan dokumentasi mengenai memperbaiki produk media balok
perangkat pembelajaran balok angka angka yang akan dikembangkan.
yang dikembangkan dan terlebih Analisis data deskriptif kuantitatif
dahulu diuji validasinya.Dalam bersumber dari angket baik dari ahli
penyusunan instrument, instrument di isi, ahli media, ahli desain, uji
susun dan disesuaikan dengan produk perseorangan dan uji kelompok
yang dikembangkan dan evaluasi kecil. Analisis deskriptif kuantitatif
produk yang dilakukan tepat diterapkan pada uji draf I, draf II, dan
sasaran.Instrument dikembangkan draf III sebagai mana didesain dalam
sendiri terdiri dari beberapa instrument rancangan uji coba subjek.
yang di sesuaikan dengan tujuan Rumus yang digunakan yaitu:
masing masing. Berikut instrument Rumus untuk mengolah data per item
yang di kembangkan: (1) instrument
ahli materi, (2) instrument ahli media, P= x 100% (sumber pedoman
(3) instrument ahli desain, (4) uji penulisan skripsi STKIP Citra Bakti,
perorangan, (5) uji coba kelompok 2020)
kecil. Keterangan :
Dalam penelitian pengembangan P = Prosentase
metode analisis data dapat dilakukan P∑X = Jawaban Responden dalam
dengan dua cara yaitu (1) metode satu item
deskriptif kuantitatif, (2) metode ∑Xi = Jumlah nilai ideal dalam satu
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif item
kuantitatif digunakan untuk 100% = Konstanta
menganalisis data dari
angket.Sedangkan analisis data Rumus untuk mengolah data
deskriptif kualitatatif berasal dari perkelompok dan keseluruhan
masukan, saran, dan komentar.
P= x 100%
Media balok angka dinyatakan
Keterangan :
layak apabila memenuhi kriteria
P = Prosentase
kelayakan sesuai dengan instrument
∑X = Jawaban responden dalam satu
dan tingkat validitas.
item
1.Analisis deskriptif kualitatif
∑Xi = Jumlah nilai ideal dalam satu
Teknik ini dipergunakan untuk
item
memperbaiki produk media balok
100%= Konstansta
angka yang akan dikembangkan.

9
Untuk memutuskan tingkat kelayakan maka ditetapkan kriteria tingkat
produk yang dikembangkan yang validitas seperti pada tabel 3.10.
diperoleh dari angket hasil uji coba

Tabel Tingkat Validasi


PROSENTASE KETERANGAN
86%-100% Sangat Valid
71%-85% Valid
56%-76% Cukup Valid
55% Kurang Valid
( Pedoman penulisan skripsi STKIP Citra Bakti, 2020)

HASIL PEGEMBANGAN DAN yang dikembangkan dalam media


PEMBAHASAN dimana KI dan Kdnya mengacu
Dalam BAB IV tentang hasil pada kedua peraturan diatas.
penelitian dan pengembangan akan b. Pada deskripsi kelogisan susunan
disajikan hasil(1) deskripsi hasil materi ahli materi memberikan skor
penelitian, (2) analisis dan revisi data, 4 artinya “logis”. Kelogisan ini
(3) pembahasan draf I, draf II, draf III, dikarenakan materi yang
dan produk akhir dari produk dikembangkan sesuai dengan
pengembangan. Berikut akan diuraikan tema dan subtema.
secara terperinci sebagaimana dalam c. Pada deskripsi kesesuaian materi
rancangan subjek coba penelitian. dengan peserta didik ahli materi
memberikan skor 4 artinya dalam
Pembahasan
kategori “sesuai”. Perolehan skor 4
Hasil Penilaian Ahli Materi
ini dikarenakan materi yang dipilih
Pembelajaran
telah disesuaikan dengan tingkat
Berdasarkan analisis dan hasil
perkembangan anak.
sebagaimana yang dipaparkan pada
d. Pada deskripsi kecukupan materi
tabel 4.1 deskripsi instrumen ahli materi
terhadap pencapaian tujuan ahli
terdiri dari 15 deskripsi dengan skor
materi memberikan skor 4 cukup.
penilaian mempergunakan skala Linkert
Karena materi yang dikembangkan
1-5. Adapun pembahasan lebih rinci
relevan denga n tujuan
adalah sebagai berikut.
pembelajaran.
a. Pada deskripsi kesesuaian materi
e. Pada deskripsi kebenaran materi
dengan KI, KD, Tujuan dan
dari sisi fakta, konsep, prinsip, dan
Indikator ahli materi memberikan
prosedur ahli materi memberi skor
skor 5 yang artinya materi dalam
4 artinya materi yang
kategori “sangat sesuai”. Skor 5
dikembangkan sudah memuat
dipeoleh karena dalam materi yang
fakta konsep, prinsip dan prosedur.
dikembangkan sudah mengacu
f. Pada deskripsi kemudahan
pada STPPA dalam permendikbud
mencerna materi ahli materi
nomor 137 tahun 2014 dan
memberikan skor 4 artinya materi
kurikulum tingkat satuan
dibuat agar anak mudah untuk
pendidikan anak usia dini nomor
memahami.
146 tahun 2014. Artinya materi

10
g. Pada deskripsi tingkat keterbacaan materi ahli materi memberikan skor
terhadap materi ahli materi 4 yang artinya sudah tersedia
memberikan skor 4 yang artinya rangkuman terhadap materi.
materi di dalam media balok angka o. Pada deskripsi ketersediaan
sudah baik dan menarik untuk contoh dan noncontoh ahli materi
kegiatan pembelajaran bagi anak memberikan skor 4 artinya sudah
usia dini. tersedia contoh dan noncontoh.
h. Pada deskripsi kebiasan materi
Hasil Penilaian Ahli Media
yang dikembangkan ahli materi
Pembelajaran
memberikan skor 5 yang artinya
Berdasarkan analisis dan hasil
dalam media balok angka
sebagaimana yang dipaparkan pada
dikembangkan sesuai dengan
tabel 4.4 deskripsi instrumen ahli media
tema dan sub tema teori anak usia
terdiri dari 15 deskripsi dengan skor
dini.
penilaian mempergunakan skala Linkert
i. Pada deskripsi kesistematisan sub
1-5. Adapun pembahasan lebih rinci
materi yang ditampilkan ahli materi
adalah sebagai berikut.
memberikan skor 4 artinya materi
a. Pada deskripsi kelengkapan
yang dikembangkan sesuai dengan
identitas, media pengembangan
tema dan sub tema dalam
balok angka ahli media
pembelajaran..
memberikan skor 5 artinya
j. Pada deskripsi ketersediaan daftar
lengkap. Skor 5 diperoleh karena
istilah ahli materi memberikan skor
media balok angka dilengkapi
4 yang artinya media balok angka
dengan identitas.
sudah merujuk pada beberapa
b. Pada deskripsi keseuaian media
sumber rujukan baik berupa buku
dengan KI, KD, Tujuan dan
dan jurnal serta peraturan
Indikator ahli media memberikan
perundang undangan.
skor 4 artinya materi dalam
k. Pada deskripsi ketersediaan daftar
kategori “sangat sesuai”. Skor 5
pustaka ahli materi memberi skor 4
dipeoleh karena dalam materi yang
yang artinya media balok angka
dikembangkan sudah mengacu
sudah merujuk ke beberapa
pada STPPA dalam permendikbud
sumber baik dalma buku dan jurnal
nomor 137 tahun 2014 dan
serta sumber lainnya.
kurikulum tingkat satuan
l. Pada deskripsi kemudahan dalam
pendidikan anak usia dini nomor
memutahirkan materi ahli materi
146 tahun 2014. Artinya materi
memberikan skor 4 yang artinya
yang dikembangkan dalam media
materi mudah dipahami dan sudah
dimana KI dan Kdnya mengacu
sesuai dengan perkembangan
pada kedua peraturan diatas.
anak.
c. Pada deskripsi ketepatan
m. Pada deskripsi ketersediaan
penggunaan tipografi (font, style,
latihan terhadap materi ahli materi
size) ahli media memberikan skor 4
memberikan skor 4 artinya media
karena dalam media balok sudah
balok angka sudah tersedia latihan
ditampilkan font, size, dan style.
terhadapa materi.
d. Pada deskripsi Ketepatan
n. Pada deskripsi ketersediaan
penggunaan unsur grafis (gambar,
repetisi/rangkuman terhadap
foto ilustrasi) ahli media

11
memberikan skor 4 karena di balok angka dapat membuat anak
media balok angka terdapat unsur anak merasa tertarik dalam
unsur grafis. bermain balok angka.
e. Pada deskripsi kualitas unsur grafis m. Pada deskripsi muatan kreatifitas
ahli media memberikan skor 4 pada produk ahli media
yang artinya dalam media balok memberikan skor 4 yang artinya
angka sudah tersedia kualitas terdapat kreatif pada media balok
unsur grafis. angka.
f. Pada deskripsi penggunaan warna n. Pada deskripsi orisinalitas produk
ahli media memmberikan skor 5 ahli media memberikan skor 4
yang artinya pada media balok karena terdapat orisinalitas pada
angka terdapat warna yang media.
menarik dan serasi. o. Pada deskripsi keamanan produk
g. Pada deskripsi ketaatan ahli media memberikan skor 4
penggunaan prinsip multimedia ahli karena media balok angka sangat
media memberikan skor 4 karena nyaman terhadap anak anak.
media balok terdapat prinsip
Draf II Pengembangan
multimedia.
Hasil Penilaian Ahli Desain
h. Pada deskripsi kelengkapan
Pembelajaran
komponen lainnya ahli media
Berdasarkan analisis dan hasil
memberikan skor 4 karena
sebagaimana yang dipaparkan pada
terdapat komponen komponen
tabel 4.6 deskripsi instrumen ahli
dalam media.
desain terdiri dari 15 deskripsi dengan
i. Pada deskripsi ketersediaan
skor penilaian mempergunakan skala
panduan penggunaan media
Linkert 1-5. Adapun pembahasan lebih
pengembangan balok angka ahli
rinci adalah sebagai berikut.
media memberikan skor 5 yang
a. Pada deskripsi kelengkapan desain
artinya pada media balok angka
instruksional (RPPH) ahli desain
tersedia buku panduan
memberikan nilai 5 artinya media
penggunaan media balok angka.
balok angka sudah memuat
j. Pada deskripsi kemenarikan
kelengkapan minimal sebuah
desain antar muka secara
RPPH.
keseluruhan ahli media
b. Pada deskripsi ketepatan memilih
memberikan skor 4 karena pada
KD terkait media balok angka ahli
media balok angka terdapat
desain memberikan skor 4 karena
kemenarikan bentuk dan warna.
yang dipilih merupakan masalah
k. Pada deskripsi kemudahan
yang ditemukan dilapangan.
penggunaan media balok angka
c. Pada deskripsi ketepatan rumusan
ahli media memberikan skor 4
tujuan pembelajaran ahli desain
yang artinya anak anak mudah
memberikan skor 4 yang artinya
sekali dalam menggunakan media
tujuan pembelajaran
balok angka.
dikembangkan berdasarkan
l. Pada deskripsi media balok angka
STPPA.
mampu memunculkan interaktifitas
d. Pada deskripsi ketepatan
dengan audien ahli media
merumuskan indikator memberikan
memberikan skor 4 karena media

12
skor 5 yang artinya indikator yang memberikan skor 4 karena dalam
dipilih sudah tepat. kegiatan pembelajaran ada latihan
e. Pada deskripsi keluasan dan pengayaan materi.
merumuskan indikator ahli desain n. Pada deskripsi kesesuaian
memberikan skor 4 karena pertanyaan dengan tujuan
indikator yang dipilih sudah sesuai. pembelajaran memberikan skor 4
f. Pada deskripsi ketepatan memilih yang artinya pertanyaan disusun
pendekatan/strategi pembelajaran dengan memilih pertanyaan yang
ahli desain memberikan skor 4 se9suai dengan maksud
yang artinya media balok angka pertanyaan tersebut.
berpusat pada siswa dan model o. Pada deskripsi ketepatan memilih
pembelajaran berbasis area, metode dan bentuk instrumen ahli
kelompok dan minat. desain memberikan skor 4 karena
g. Pada dskripsi ketepatan memilih metode dan instrumen yang
metode pembelajaran ahli desain digunakan sesuai dengan RPPH.
memberikan skor 4 yang artinya
Pembahasan Draf III Pengembangan
proses pembelajaran sesuai
Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan
dengan teknik pembelajaran.
Berdasakan hasilpenyajian data uji
h. Pada deskripsi kelengkapan
coba perorangan pada tabel 4.8
memilih teknik pembelajaran ahli
diperoleh sor 80%. Nilai tersebut
desain memberikan skor 4 karena
setelah dikonversi pad tabel 4.3
tekniuk pembelajaran yang dipilih
berada pada 71%-85%, ini berarti
sudah lengkap dalam RPPH.
penilaian uji coba perorangan terhadap
i. Pada deskripsi kesesuaian metode
media balok angka dalam tingkat
dengan teknik pembelajaran
validasi “valid”. Pada uji coba
memberikan skor 4 yang artinya
perorangan, penilaian trtinggi dengan
sesuai. Karena metode dengan
jawaban ya ada 12 sub komponen
teknik pembelajaran sesuai dalam
yakni (1) konten, apakah materi sudah
RPPH.
cukup?Ada saran perbaikan? (2)
j. Pada deskripsi kesesuaian materi
konten, apakah ada bagian yang sulit?
dengan tujuan ahli desain
Ada saran peraikan? (3) lingkungan
memberikan skor 4 yang artinya
belajar, apakah media balok angka
materi dengan tujuan sudah sesuai
dapat digunakan belajar dilur kelas?
dalam RPPH.
alasanya? (5) minat dan keterimaan,
k. Pada deskripsi ketepatan
apakah anak senang menggunakan
pengorganisasian materi ahli
media balok angka? Alasannya? (6)
desain memberikan skor 4 karena
Minat dan keterimaan, apakah anak
materi yang dipilih sudah
dapat menggunakan media balok
terorganisasi dengan baik.
angka? Alasannya? (7) perbaikan, jika
l. Pada deskripsi menyertakan
ada perbaikan bagian mana yang perlu
suplemen materi tambahan ahli
diperbaiki? (8) Perbaikan, siapa lagi
desain memberikan skor 4 karena
yang cocok menggunakan media balok
dalam pembelajaran menyertakan
angka? (10) Nilai produk, apakah
suplemen materi tambahan.
media balok angka bermanfaat dalam
m. Pada deskripsi menyertakan
belajar? (11) Nilai produk, apakah ada
latihan atau pengayaan materi
hal baru dari media balok angka

13
dibanding yang sejenis? (12) Persepsi, diajarkn serta membantu anak dalam
apakah media balok angka menarik mmencapai tujuan dn meningkatkan
bagi anak? (13) Revisi khusus, kalau pemahaman anak dalam berhitung.
ada bagian khusus mana yang perlu Media balok angka yang dikembangkan
diperbaiki? (14) Revisi khusus, apakah kepada anak usia dini 5-6 tahun adalah
ada bagian kecil kesalahan yang anak respon dari rumusan masalah yang
temukan? (15) Persepsi, apakah media diterapkan yakni bagaimana desain dan
mudah digunakan?. Sedangkan sub kelayakan dari media balok angka yang
yang mendapatkan jawaban tidak ada dikembangkan. Dibawah ini akan
dua yaitu komponen (4) linkungan dijabarkan bentuk dari produk yang
belajar, apakah anak mampu dikembangkan.
menggunakan media balok angka
PENUTUP
tanpa bantuan guru? Dan komponen
Berdasarkan hasil penelitian dan
(9) kejelasan, apakah media balok
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
angka selaras dengan pengalaman
hasil uji coba di peroleh dengan cara
atau ada pengalaaman baru?.
penilaian melalui lembar kuisioner.
Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Penelitian ini menggunakan metode
Kecil pengembangan model ADDIE.Teknik
Berdasarkan hail penyajian data uji pengumpulan data tang digunakan
coba kelompok kecil pada tabel4.9 adalah angket,observasi dan
diperoleh skor 82,5%. Nilai tersebut dokumentasi. Metode yang digunakan
setelah dikonfersi pada taabel 4.3 pada dalam analisis data adalah metode
kriteria 71%-85%, ini berarti penilaian deskriptif kuantitatif. Hasil yang
uji coba kelompok kecil terhadap media diperoleh adalah 1) uji ahli materi
balok angka dalam tingkat validasi memperoleh presentasi 82% (valid), 2)
“valid”.Pada uji coba kelompok kecil uji coba ahli media memperoleh
nilai tertinggi dengan jawaban ya pada presentasi 84% (valid), 3) uji coba ahli
anak pertama berjumlah 7 dan jawaban desain memperoleh presentasi 82%
tidak berjumlah 1.Jawaban ya pada (valid), 4) uji coba perorangan
anak kedua berjumlah 6 dan jawaban memperoleh presentasi 73,3% (valid),
tidak berjumlah 2. Jawaban ya pada 5) uji coba kelompok kecil memperoleh
anak ketiga berjumlah 7 dan jawaban presentasi 87,5% (sangat valid).
tidak beerjumlah 1. Jawaban ya pada Berdasarkan hasil uji coba media
anak keempat berjumlah 7 dan balok angka oleh ahli dan anak
jawaban tidak berjumlah 1.Jawaban ya sebagai pengguna produk, maka media
pada anak kelima berjumlah 6 dan balok angka dinyatakan layak
jawaban tidak berjumlah 2. Sub digunakan dalam pembelajaran untuk
komponen yang dinilai pada uji meningkatkan kemampuan berhitung
kelompok kecil sebgai berikut pada anak usia dini.
Pada aspek kesiapan belajar
media dalam membantu memahami
materi, perilaku beelajar, implementasi, DAFTAR RUJUKAN
hasil belajar, dan kemanarikan media
Ali, Muhamad.( 2014). Metodologi Dan
lima anak mendapatkan skor ya. Hal ini Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta:
dikarenakan media balok angka dapat Bumi Aksara.
membantu memahami topik yang

14
Asnawir, (2002).Media pembelajaran. Jean Piaget.( 2002). Tingkat
Jakarta Selatan: Ciputat pers. perkembangan kognitif. Jakarta,
Gramedia.
Asyhar, (2012).Kreatif
mengembangkan media Jalal. (2002). Acuan menu
pembelajaran. Jakarta: Referensi pembelajaran pada Pendidikan
Jakarta anak usia dini. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Ahmad Susanto.( 2012).
Perkembangan anak usia dini. Karim, M. B & Wifroh, S. H (2014).
Jakarta: Kencana. Meningkatkan perkembangan
kognitif pada anak usia dini melalui
Berk, Laura E. (2013).Child alat permainan edukatif. Jurnal
development ninth edition. Boston: PGPAUD Trunojoyo, 1(2), 109-
pearson. 110.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Khadijah,( 2016). Pengembangan


pembelajaran. Jakart: Rineka kognitif anak usia dini. Medan.
Cipta. IKAPI.

Wibawa, B. dan Farid Mukti.(2001). Lefudin (2015).Belajar dan


Media Pengajaran. Bandung. CV pembelajaran di lengkapi dengan
Maulana. model pembelajaran, strategi
pembelajaran, pendekatan
Branch, R.M. (2001) Instructional pembelajaran, dan metode
Design: The ADDIE Approach prmbelajaran. Yogyakarta:
NewvYork : Springer Science & Deepublish.
Business Media, LLC.2009.
Luluk, A. (2010). Pengelolaan kegiatan
Carolina I. & Supriyatna, A. pengembangan anak usia dini,
(2019).Penerapan metode extreme Jakarta: Universitas terbuka.
programming. Jurnal IKRA-ITH
Informatika,107. Mansur,(2011).Pendidikan anak usia
dini (PAUD), Yogyakarta: Pustaka
Depdiknas.(2003)Undang undang RI pelajar..
NO.20 tahun 2003. Tentang
system pendidikan nasional. Meggit.( 2013).Memahami
perkembangan anak, Jakarta: PT
Bahri.D.S. (2002).Strategi belajar Indeks.
mengajar. Jakarta: Rineka cipta.
Mudjito.( 2007). Pedoman bidang
Fatimah,(2009). Matematika asyik pengembangan pembiasaan di
dengan metode taman kanak kanak. Jakarta:
pemodelan.Penerbit Dar mizan, Departemen Pendidikan Nasional.
Bandung.
Mutiah, D. (2015). Psikologi bermain
Fatimah. (2009). Peningkatan anak usia dini. Jakarta: Prenada
kemampuan mengenal bilangan Media Grup.
pada anak usia dini melalui
pengunaan media balok. Bandung Mulyatiningsih, E. (2011). Metode
FIP: UPI penelitian terapan bidang
Pendidikan. Yogyakarta: Alfabeta.

15
Molenda, M & Reiser.In search of the Susilana.R.& Cepi Riyana, (2008).
elusive ADDIE model. Media pembelajaran. Bandung:
Pervormance improvement, 42 (5), CV Wacana Prima.
34-36. Submitte of publication in A.
Kovalchik & K. Dawson, Fd’s Richey, C Rita & Klein, D James,
Education Technologi: An (2007), Design and Development
Encylopedia. Copyright by ABC- Research Metdhos, Strategies
Clio, santa Barbara, CA, 1990. and Issues, Lawrence Erbaum
https>//www.indian.edu Associates, Inc.

Nursiatun.(2015). Mengembangkan Sofia, H. (2005). Perkembangan belajar


kemampuan kognitif dalam pada anak usia dini. Jakarta:
mengurutkan angka 1-10, Departemen Pendidikan
menggunakan metode bermain, Nasional.
Menyusun balok balok angka
pada anak kelompok A TK Sujiono,( 2007). Metode
Baitusalam Tulanggung pengembangan kognitif.Jakarta:
2014/2015.Skripsi. Fakultas Ilmu Universitas terbuka.
Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Citra Bakti Ngada,
Oka, G.P.A.& Dopo, F.B. (2019). 2020. Buku pedoman penulisan
Pengembangan Videoscribe skripsi.Ngada.STKIP Citra Bakti.
Berpikir Simbolik Representasi
Berbagai Macam Benda Pada Sujiono.( 2008). Metode
Kelompok Anak Usia 5-6 Tahun pengembangan fisik. Jakarta:
Di PAUD Lab Ananda Citra Bakti. Universitas Terbuka.
Jurnal Imedtech (Instructional
Media, Design and Technology), Suyanto, 2005.Konsep dasar anak usia
3(2), 56-72. Doi:http: dini: Jakarta: Departemen
//dx.org/10.3804/imedetch.v3i2.21 Pendidikan Nasional.
3.
Sriningsih, (2008).Pembelajaran
Oka, G.P.A.(2022a). Media dan matematika terpadu untuk anak
Multimedia.Yogyakarta: usia dini.
Deepublish

Oka, G.P.A.(2022b). Model Konseptual


Pengembangan Produk
Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish

Rahaman, U. (2009). Karakteristik


perkembangan anak usia dini.
Jurnal Lentera Pendidikan, 12(1),
46-57.

Kreitner.R.(2005). Kemampuan
perilaku organisasi. Jakarta:
Salemba empat.

Stephen. R.(2003). Perilaku organisasi.


Jakarta: Gramedia.

16
Sadiman, dkk.( 2008). Media
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Sayudi. (2010). Psikologi belajar anak


usia dini. Yogyakarta:
PEDAGOGIA.

Tegeh, I Made & I Made Kirna. (2010).


Metode Penelitian Pengembangan
Pendidikan. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.

Yew dan Goh.( 2016). Problem- based


learning: an overview of its process
and impact on learning. Jurnal
Healt Professions Education, vol2,
(75-79).

17
18

Anda mungkin juga menyukai