Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol.

3 (1), 64-71

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN MIND MAPPING


Yurike Dwi Arimbi
Yurikedwi09@gmail.com
Sri Saparahayuningsih
saparahayuningsih@unib.ac.id
Mona Ardina
mona.ardina@gmail.com

Abstract
The problem in this research was whether through mind mapping activity can improve
cognitive development on Group B2 of PAUD (Early Childhood Education) IT Ulul Albaab of
Bengkulu. The aim of this classroom action research was to improve cognitive development
through mind mapping activity on Group B2 of PAUD IT Ulul Albaab of Bengkulu. This was a
classroom action research (CAR). In this research it was proven that through mind mapping
activity can improve students’ cognitive development. It was proven from the average result
of students’ cognitive development on cycle I reached the mean score of 3.70 with classical
mastery of 74% which categorized as Good criteria, then on cycle II the mean score reached
4.27 with classical mastery of 85.4% which classified into Good criteria. The suggestion for
teacher was to implement mind mapping activity to improve students’ cognitive
development.

Key words: Cognitive Development, Mind Mapping.

PENDAHULUAN kematangan dari kesempatan yang


Saat ini peran PAUD menjadi sangat diberikan untuk dapat menentukan batas
penting, mengingat potensi kecerdasan maksimal perkembangan pada tingkatan
dan dasar-dasar perilaku seseorang intelegensi (Hasnida, 2014:45). Hal ini
terbentuk pada rentang usia ini sehingga sejalan dengan Peraturan Menteri
usia dini sering disebut golden age (usia Pendidikan dan Kebudayaan Republik
emas). Berbagai hasil penelitian Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang
menyimpulkan bahwa perkembangan yang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
diperoleh pada usia dini sangat Dini dalam Standar Isi Tentang Tingkat
mempengaruhi perkembangan anak pada Pencapaian Perkembangan Anak bahwa
tahap berikutnya dan mengingkatkan perkembangan kognitif anak distimulasi
produktivitas kerja dimasa dewasa sesuai dengan usianya, perkembangan
Suderadjat (dalam Al-Tabany, 2013:5). kognitif pada anak yang berusia 4-6 tahun
Salah satu perkembangan yang yang dalam lingkup perkembangan kognitif
dimiliki oleh anak adalah perkembangan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1) belajar
kognitif, pada dasarnya potensi ini dan pemecahan masalah, 2) berfikir logis
ditentukan pada saat pembuahan yang dan 3) berfikir simbolik. Pada penelitian ini
dipengaruhi oleh faktor hereditas atau peneliti memfokuskan perkembangan
keturunan namun dapat berkembang atau kognitif dengan lingkup berfikir logis pada
tidaknya potensi kognitif ini juga tingkat pencapaian perkembangan anak
tergantung pada faktor lingkungan dan dalam klasifikasi benda.

64
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 64-71

Menurut Piaget (dalam Suparno, hingga yang banyak anak masih mengalami
2001:79), bila anak yang berumur 3-12 kebingungan, anak masih mengalami
tahun diberi bermacam-macam objek dan kesulitan ketik menuangkan ide dalam
diminta membuat klasifikasi yang serupa bentuk gambar dan memahami materi
menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang diajarkan. DePorter (dalam Rahayu,
yang terjadi. Anak-anak menyusun objek- 2014:19), mengatakan bahwa cara yang
objek tidak hanya berdasarkan pada baik untuk membantu mengingat
kesamaan, tetapi juga menjajarkannya perkataan, bacaan dan meningkatkan
dalam ruang, baris, bentuk, warna dan pemahaman terhadap materi yaitu dengan
lain-lain, sehingga membentuk suatu menggunakan mind mapping.
gambaran yang banyak. Anak yang lebih Berdasarkan latar belakang
dewasa akan mengelompokkan objek- permasalahan tersebut, maka dapat
objek itu secara terstruktur, dengan kata dirumuskan masalah dalam penelitian
lain, anak yang lebih dewasa adalah: Bagaimana cara meningkatkan
mengklasifikasi objek secara lebih perkembangan kognitif anak melalui
sistematis. Pernyataan tersebut didukung kegiatan mind mapping di kelompok B2
oleh pernyataan dari Ginsburg dan Opper PAUD IT Ulul Albaab Kota Bengkulu? Dan
(dalam Suparno, 2001:66), bahwa anak Apakah melalui kegiatan mind mapping
yang berumur 2-5 tahun masih sulit dapat meningkatkan perkembangan
membuat klasifikasi benda. Pada umur 5-7 kognitif anak di kelompok B2 PAUD IT Ulul
tahun, anak mulai dapat membuat Albaab Kota Bengkulu?
klasifikasi, tetapi masih sulit untuk Berdasarkan rumusan masalah
merangkum keseluruhan. Oleh sebab itu, tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini
perkembangan kognitif anak perlu adalah: mengetahui bagaimana cara
distimulasi dan diberi rangsangan agar meningkatkan perkembangan kognitif anak
dapat meningkat terutama pada ciri melalui kegiatan mind mapping di
pengklasifikasian pada tahap praoprasional kelompok B2 PAUD IT Ulul Albaab Kota
perkembangan kognitif dengan kegiatan Bengkulu, dan mengetahui apakah melalui
mind mapping. kegiatan mind mapping dapat
Mind mapping diperkenalkan oleh meningkatkan perkembangan kognitif anak
Tony Buzan dan telah dipergunakan oleh di kelompok B2 PAUD IT Ulul Albaab Kota
jutaan orang pintar di dunia. Disaat anak Bengkulu.
sedang membaca peta pikiran yang dibuat, Perkembangan kognitif tahap
maka anak merekam gambar dan warna, praoprasional terdiri dari :1) umur 2-4
dimana gambar dan warna melibatkan tahun, dicirikan dengan perkembangan
kerja otak kanak, sehingga terjadilah pemikiran simbolis dan 2) umur 4-7 tahun,
sinergi pada otak anak. Dengan demikian dicirikan dengan perkembangan pemikiran
kerja otak menjadi lebih rileks dan tidak intuitif. Pemikiran intuitif adalah pesepsi
mengalami kejenuhan (Ariani, 2009:25). langsung akan dunia luar tetapi tanpa
Berdasarkan hasil pengamatan dinalar terlebih dahulu. Begitu seorang
yang dilakukan di PAUD IT Ulul Albaab kota anak berhadapan dengan sesuatu hal, ia
Bengkulu, bahwa di kelas B2 dari 9 orang mendapatkan gagasan atau gambaran dan
anak, pada saat kegiatan mewarnai masih langsung digambarkan. Maka, intuisi
ada anak yang belum mengetahui merupakan pemikiran imajinal atau sensasi
beberapa warna pensil warna, ketika langsung tanpa dipikir terlebih dahulu.
Mengurutkan Objek dari yang sedikit Kelemahannya adalah pemikirannya hanya

65
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 64-71

searah (centred), dimana anak hanya pemikiran, 11) membantu mengatur


dapat melihat dari satu sisi saja (Suparno, pikiran, hobi dan hidup kita, 12) melatih
2001:62). koordinasi gerak tangan dana mata, 13)
Menurut Sujiono, (2010:100), membuat tetap fokus pada ide utama
pengembangan kognitif terdiri dari: a) maupun semua ide tambahan dan 14)
logika matematika dan b) visual spasial. membantu menggunakan kedua belahan
Mengingat terlalu luas pembahasan otak yang membuat kita ingin terus
tentang perkembangan kognitif pada menerus.
tahap praoperasional pada usia 5-6 tahun, Penggunaan mind mapping akan
maka penulis membatasi pada indikator: 1) berlangsung baik apabila menggunakan
mengenal warna, 2) membedakan ukuran langkah-langkah penerapan mind mapping
besar dan kecil, 3) mengurutkan objek, 4) untuk anak usia dini dengan alat dan
memasang benda sesuai dengan bahan sebagi berikut:
pasanganya, 5) mengenal konsep angka, 1) kertas,
dan 6) menyebutkan kembali benda-benda 2) pensil warna,
yang baru dilihat. Untuk meningkatkan 3) potongan gambar,
perkembangan kognitif ini dapat dilakukan 4) lem,
dengan kegiatan salah satunya adalah 5) pola mind mapping.
kegiatan mind mapping. Langkah penerapan penggunaan
Buzan (dalam Rahayu, 2014:3), mind mapping untuk anak usia dini adalah:
mengatakan bahwa mind mapping 1) memperkenalkan tema dan subtema, 2)
merupakan alat yang membantu otak melakukan tanya jawab tentang tema dan
berpikir secara teratur dan sederhana subtema, 3) penjelasan tentang kegiatan
sehingga mudah untuk memasukkan mind mapping, 4) mengenalkan alat dan
informasi ke otak dan mengambil bahan yang digunakan dalam kegiatan
informasi dari otak. Struktur mind mapping mind mapping, 5) selanjutnya anak
yaitu memancar keluar dari gambar pusat melakukan kegiatan mind mapping secara
yang menggunakan garis, lambang, kata- individu sesuai dengan tema dan subtema
kata, gambar, yang akrab bagi otak anak. yang di sampaikan guru, dalam melakukan
Menurut Olivia (2013:xi), manfaat kegiatan mind mapping anak
mind mapping bagi anak adalah 1) mengelompokkan gambar-gambar sesuai
membantu untuk berkonsentrasi dengan warna, ukuran, urutan, dan
(memusatkan perhatian) dan lebih baik menempel potongan gambar yang telah di
dalam mengingat, 2) meningkatkan kelompokkan ke dalam pola mind mapping
kecerdasan visual dan keterampilan yang disediakan, 6) setelah anak dapat
observasi, 3) melatih kemampuan berpikir membuat mind mapping sesuai dengan
kritis dan komunikasi, 4) melatih inisiatif klasifikasinya kumpulkan menjadi sebuah
dan rasa ingin tahu, 5) meningkatkan portofolio, 7) selanjutnya anak-anak
kreativitas dan daya cipta, 6) membuat menyebutkan warna yang terdapat pada
catatan dan ringkasan pelajaran dengan potongan gambar pola mind mapping
baik, 7) membantu mendapatkan atau berdasarkan warna, menyebutkan nama
memunculkan ide atau cerita brilian, 8) potongan gambar pada pola mind mapping
meningkatkan kecepatan berpikir dan berdasarkan ukuran dan menyebutkan
mandiri, 9) menghemat waktu sebaik jumlah dari potongan gambar yang
mungkin, 10) membantu mengembangkan terdapat pada pola mind mapping
diri serta merangsang pengungkapan

66
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 64-71

berdasarkan urutan untuk melihat unjuk kerja anak, dilakukan dengan


perkembangan kognitif anak. memberi penilaian terhadap kegiatan mind
Mind mapping juga melibatkan mapping yang dilakukan. Sedangkan
kerja kedua belah otak untuk memproses lembar observasi penilaian guru digunakan
informasi yang berupa visual maupun untuk mengetahui kegiatan belajar
pendengaran, sehingga anak dapat mengajar.
mengingat informasi tersebut dengan lebih Teknik analisa data dilakukan pada
mudah. Kegiatan mind mapping ini saat anak melakukan kegiatan mind
dilakukan berdasarkan pengelompokkan mapping sehingga menggunakan lembar
mind mapping berdasarkan benda konkrit penilaian unjuk kerja anak untuk
dan simbol. Secara logika, penggunaan mendapatkan data dalam meningkatkan
gambar, warna, simbol serta garis dalam perkembangan kognitif di kelompok B2
mind mapping tersebut dapat membuat PAUD IT Ulul Albaab Kota Bengkulu.
anak menjadi lebih aktif dan tertarik. Penelitian ini menggunakan analisis rata-
Keaktifan dan minat atau ketertarikan rata dan ketuntasan belajar.
penggunaan kegiatan mind mapping ini Penelitian tindakan kelas ini
dapat memicu meningkatnya dikatakan berhasil apabila kegiatan mind
perkembangan kognitif pada anak. mapping mampu meningkatkan aspek
Hipotesis dalam penelitian ini perkembangan kognitif anak yang
adalah melalui kegiatan mind mapping diharapkan yaitu: memasang benda sesuai
dapat mengetahui cara meningkatkan dengan pasanganya, membedakan ukuran
perkembangan kognitif anak di kelompok besar dan kecil, mengurutkan objek,
B2 PAUD IT Ulul Albaab Kota Bengkulu dan mengenal warna, menyebutkan kembali
melalui kegiatan mind mapping dapat benda-benda yang baru dilihat dan
meningkatkan perkembangan kognitif di mengenal konsep angka dapat meningkat
Kelompok B2 PAUD IT Ulul Albaab Kota dan mencapai 75% dari jumlah anak.
Bengkulu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE Berdasarkan hasil perbandingan
Penelitian yang dilaksanakan unjuk kerja pada peningkatan
adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian perkembangan kognitif anak antara siklus I
ini dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap pertemuan ke-3 dan siklus II pertemuan
siklus pada penelitian tindakan terdiri dari ke-3 mengalami peningkatan. Pada siklus I
empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan, 2) pertemuan ke-3 rata-ratanya mencapai
Pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) Refleksi. 3,70 dengan ketuntasan klasikal 74%
Penelitian ini dilakukan di PAUD IT berada pada kriteria Baik sedangkan pada
Ulul Albaab Kota Bengkulu berlokasi di Jl. siklus II pertemuan ke-3 rata-ratanya
Penantian, RT. 09, RW.05, Kelurahan mencapai 4,27 dengan ketuntasan klasikal
Pematang Gubernur, Kecamatan Muara 85,4% dengan kriteria Baik. Hasil unjuk
Bangkahulu, Kota Bengkulu. Subjek dalam kerja anak Pada siklus 1 pertemuan ke-1
penelitian ini berjumlah 9 anak yang terdiri rata-rata memperoleh nilai 2,48 dengan
dari 7 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. ketuntasan klasikal 49,6% yang berada
Penelitian ini dilakukan dari 13 Maret pada kriteria Kurang, pada siklus 1
sampai dengan 8 April 2017. pertemuan ke-2 rata-rata perkembangan
Teknik pengumpulan data pada kognitif anak memperoleh nilai 3 dengan
penelitian ini menggunakan alat penilaian ketuntasan klasikal 60% dan berada pada

67
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 64-71

kriteria Cukup. Pada siklus 1 pertemuan ke- Perkembangan kognitif anak pada
3 rata-rata 3,70 dengan ketuntasan belajar aspek “membedakan ukuran” terbukti
sebesar 74% dan berada pada kriteria Baik. dapat meningkat melalui kegiatan mind
Selanjutnya pada siklus 2 pertemuan ke-1 mapping. Hal ini terbukti dari semua
nilai rata-rata perkembangan kognitif anak subjek mengalami peningkatan dari kriteria
mencapai 3,72 dengan ketuntasan klasikal Sangat Kurang menjadi Sangat Baik dan
82,2% dan berada pada kriteria Baik. Pada kriteria Baik menjadi Sangat Baik, pada
siklus 2 pertemuan ke-2 memperoleh nilai awalnya anak-anak masih mengalami
rata-rata sebesar 4,11 dengan ketuntasan kebingungan ketika membedakan ukuran
klasikal 82,2 % dan berada pada kriteria objek potongan gambar yang kecil hingga
Baik. Selanjutnya pada siklus 2 pertemuan paling besar, setelah diberi penjelasan dan
ke-3 nilai rata-rata anak mencapai 4,27 contoh dalam melakukan kegiatan mind
dengan ketuntasan klasikal mencapai mapping, pada pertemuan terakhir pada
85,4% dan berada pada kriteria Baik. siklus II semua anak telah berada pada
Berdasarkan pengolahan data kriteria Sangat Baik. Hasnida (2014:50)
penelitian yang telah dilakukan, bahwa berpendapat bahwa dalam pembangunan
melalui kegiatan mind mapping dapat pengetahuan anak tidak terlepas dari
meningkatkan perkembangan kognitif anak peran guru, Peran guru yang diharapkan
dan dapat dilihat berdasarkan hasil unjuk adalah guru yang mampu membangun
kerja anak setiap pertemuan baik secara pengetahuan anak dengan memberikan
klasikal maupun individu pada siklus I dan kesempatan yang seluas-luasnya pada
siklus II. anak untuk bereksplorasi, sehingga anak
Perkembangan kognitif anak pada mampu membangun pengetahuan dari
aspek “mengurutkan objek” saat kegiatan apa yang dilakukannya.
mind mapping terbukti meningkatkan Pada aspek “memasangkan
perkembangan kognitif anak, karena pasangannya” pada siklus I memperoleh
semua subjek yang diteliti terbukti nilai rata-rata yang berada pada kriteria
mengalami peningkatan. Awalnya nilai cukup. Pada awalnya anak berada pada
anak berada pada kriteria Sangat Kurang kriteria Sangat Kurang dan Cukup, hal ini
setelah dilakukan perbaikan nilai anak dikarenakan pada siklus I anak-anak masih
berada pada kriteria Cukup, dari kriteria mengalami kesulitan memasangkan
Baik menjadi Sangat Baik, hal ini terbukti potongan gambar mind mapping, padahal
semakin bertambahnya kemampuan anak ketika dijelaskan dan dicontohkan oleh
ketika mengurutkan objek mind mapping guru, potongan gambar di pasangkan di
sesuai dengan pola urutan dari jumlah ujung garis panah sesuai dengan warna
yang sedikit sampai banyak. Menurut gambar dan garis yang ada di pola mind
Gardner (dalam Suparno, 2001:19) mapping berdasarkan warna. Pada siklus I
menjelaskan intelegensi sebagai pertemuan ke-2 dan ke-3 ada beberapa
kemampuan untuk memecakan persoalan- anak mengalami penurunan dikarenakan
persoalan atau menghasilkan produk, yang anak-anak memasangkan potongan
berarti bahwa perkembangan kognitif anak gambar tidak sesuai dengan pola yang ada,
harus diberi stimulasi dan rangsangan Pada pertemuan terakhir disiklus II semua
terlebih dahulu dengan kegiatan yang anak berada pada kriteria Sangat Baik
menyenangkan dan membuat anak dimana anak sudah dapat memasangkan
termotivasi memecahkan masalah yang potongan gambar sesuai dengan ukuran
sedang dihadapi. dari yang paling kecil hingga yang paling

68
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 64-71

besar sesuai dengan pola mind mapping siklus II pada aspek “menyebutkan warna
yang dikerjakan. Pada pertemuan ini guru objek” anak yang awalnnya berada pada
memberikan motivasi kepada anak, kriteria Sangat Kurang pada siklus II sudah
memberikan pujian apabila jawaban anak- berada pada kriteria Cukup walaupun ada
anak ketika menempelkan sesuai dengan beberapa anak yang mengalami
pola mind mapping dengan mengacungkan penurunan pada siklus II pertemuan ke-2,
jempol dan tepuk salut. Menurut Schaefer karena disetiap pertemuannya direfleksi
(dalam Mufidah, 2013:10) mengemukakan dan diperbaiki anak-anak yang berada
bahwasannya penghargaan dalam bentuk pada kriteria Kurang menjadi kriteria Baik
hadiah disamping memberi motivasi juga dan Sangat Baik.
akan meningkatkan rasa percaya diri anak. Menurut pendapat Piaget (dalam
Dengan hadiah yang diterima, anak merasa Suparno, 2001:106) yang mentayakan
yakin dan percaya diri terhadap semua unsur yang juga penting dalam
perbuatan yang dilakukannya. Anak-anak memperkuat pemikiran seseorang adalah
tidak ragu-ragu, bimbang dan merasa latihan dan pengalaman. Latihan berpikir,
aman terhadap perilakunya sendiri. merumuskan masalah dan
Penghargaan yang diberikan kepada anak memecahkannya, serta mengambil
tidak harus berbentuk materi, tetapi dapat kesimpulan akan membantu seseorang
juga berupa kata-kata pujian dan untuk mengembangkan pemikian atau
senyuman pada anak. Penghargaan intelegensinya. Pengetahuan dibentuk
merupakan sesuatu hal positif yang diraih dalam proses asimilasi dan akomodasi
anak, Penghargaan diberikan setelah suatu terhadap skema pengetahuan seseorang,
tindakan baik dilakukan. supaya proses pembentukan pengetahuan
Pada aspek “menyebutkan warna itu berkembang, pengalaman sangat
objek” pada siklus I berdasarkan hasil menentukan. Semakin banyak orang
unjuk kerja yang diperoleh anak berada mempunyai banyak pengalaman mengenai
pada kriteria Kurang dan Sangat Kurang. persoalan, lingkungan atau objek yang
Hal ini disebabkan pada pertemuan ke-1 dihadapi, maka semakin mengembangkan
anak bingung karena kurang pemikiran dan pengetahuannya. Dari
memperhatikan penjelasan dari guru, aspek “menyebutkan warna” ketika
kemudian anak hanya menempelkan melakukan kegiatan mind mapping ini
potongan gambar ke pola mind mapping terbukti dapat meningkatkan
tanpa mengetahui apa warna gambar yang perkembangan kognitif anak.
terdapat pada mind mapping yang sedang Pada aspek “menyebutkan jumlah
dikerjakan, anak-anak hanya hapal dengan objek”, nilai yang diperoleh anak pada
warna merah, kuning, hijau, biru, ungu, siklus I pertemuan ke-1 masih belum
orange dan lain-lain tetapi ketika diminta optimal. Hal ini disebabkan karena pada
untuk menyebutkan warna pada potongan pertemuan ke-1 anak-anak kurang
gambar yang ditempelkan anak tidak memperhatikan bagaimana penjelasan
mengetahui warnanya, anak hanya yang guru jelaskan kemudian anak hanya
menebak-nebak warna apa yang terdapat menempelkan potongan gambar ke pola
pada potongan gambar tanpa mengetahui mind mapping tanpa mengetahui dan
warna yang benar pada mind mapping menghitung ada berapa banyak objek yang
yang dikerjakan. setelah dilakukan berada pada setiap potongan gambar yang
pengulangan, perbaikan dan motivasi, sedang dikerjakan karena anak hanya
anak-anak mengalami perubahan pada hapal angka 1, 2, 3, 4 dan 5 tetapi tidak

69
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 64-71

paham bagaimana tulisan angka 1, 2, 3, 4, selanjutnya nilai anak-anak mengalami


5. Sehingga anak hanya menebak-nebak peningkatan. Hal ini sejalan dengan Al-
jumlah objek yang terdapat pada setiap Tabany, (2015:26) yang menyatakan
potongan mind mapping tanpa proses pembelajaran yang dilaksanakan
menghitung terlebih dahulu. secara bertahap dan berulang-ulang disini
Setelah dilakukan pengulangan, adalah pembelajaran bagi anak usia dini
perbaikan, bimbingan, motivasi, dan hendaknya dilakukan secara bertahap,
pengenalan terhadap angka. Anak-anak dimulai dari konsep yang sederhana dan
mengalami perubahan pada siklus II dekat dengan anak. Agar konsep dapat
pertemuan ke-3 pada aspek “menyebutkan dikuasai dengan baik hendaknya guru
jumlah objek”. Anak-anak sudah berada menyajikan kegiatan-kegiatan secara
pada kriteria Baik, cukup dan kurang. Hal berulang.
ini dikarenakan anak-anak sudah terbiasa
melakukan kegiatan mind mapping PENUTUP
sehingga pada aspek “menyebutkan Simpulan
jumlah objek” terbukti dapat Berdasarkan hasil penelitian yang
meningkatkan perkembangan kognitif anak. telah dilakukan pada kelompok B2 PAUD IT
Hal ini sejalan dengan pendapat Al- Tabany, Ulul Albaab Kota Bengkulu dapat
(2015:75) yang mentayakan proses disimpulkan bahwa: melalui kegiatan mind
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, mapping dapat meningkatkan aspek-aspek
efektif dan menyenangkan dapat dilakukan perkembangan kognitif anak. Aspek yang
oleh anak yang disampaikan oleh pendidik dinilai saat pelaksanaan unjuk kerja anak
melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, adalah aspek memasangkan benda sesuai
menyenangkan untuk membangitkan rasa pasangangannya pada mind mapping
ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berdasarkan warna, aspek membedakan
berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. ukuran pada mind mapping berdasarkan
Pengelolaan pembelajaran hendaknya ukuran, aspek mengurutkan objek pada
dilakuakn secara demokratis, menginat mind mapping berdasarkan urutan,
anak merupakan subjek dalam proses mengenal warna, menyebutkan kembali
pembelajaran. benda-benda yang baru dilihat dan
Pada aspek “menyebutkan nama mengenalkan konsep angka.
objek” pada kegiatan mind mapping Melalui kegiatan mind mapping
terbukti dapat meningkatkan dapat meningkatkan perkembangan
perkembangan kognitif anak, bahwa dari kognitif anak. Pada siklus I rata-rata nilai
semua subjek mengalami peningkatan anak 3,70 dengan ketuntasan belajar
pada awalnya nilai anak-anak berada pada sebesar 74% dan belum tuntas kemudian
kriteria Sangat Kurang setelah dilakukan meningkat pada siklus II rata-rata nilai
perbaikan, nilai anak meningkat menjadi anak 4,27 dengan ketuntasan belajar
Cukup dan Baik, beberapa anak mengalami sebesar 85,4% dan dikatakan sudah tuntas.
penurunan tetapi setelah guru Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap
memberikan penjelasan tentang nama- siklusnya meningkat yang berarti bahwa
nama objek yang akan dikenalkan oleh kegiatan mind mapping dapat
anak, memberikan motivasi, penjelasan meningkatkan perkembangan kognitif anak.
secara bertahap, mencotohkan, memberi
motivasi, dan pengenalan terhadap nama Saran
objek. Sehingga pada pertemuan

70
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, Vol. 3 (1), 64-71

Berdasarkan simpulan tersebut, Mufidah, Umri. 2013. Efektivitas


saran yang dapat peneliti berikan untuk Pemberian Reward Melalui Metode
beberapa pihak setelah merefleksi hasil Token Ekonomi Untuk
dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Meningkatan Kedisiplinan Anak
ini, yaitu: Kegiatan mind mapping dapat Usia Dini. Skripsi: Universita
digunakan untuk meningkatkan Negeri Semarang. Diunduh tanggal
perkembangan kognitif anak, guru dapat 8 Oktober 2016.
menerapkan kegiatan mind mapping pada Olivia, Femi. 2013. 5-7 Menit Asyik Mind
anak usia dini agar perkembangan kognitif Mapping Kreatif. Jakarta: PT.
anak dapat ditingkatkan. Mind mapping Gramedia Pustaka Utama.
merupakan cara yang digunakan untuk Peraturan Menteri Pendidikan dan
membuat anak dapat lebih paham dengan Kebudayaan Republik Indonesia
penjelasan atau pembelajaran yang sedang Nomor 137. 2014. Standar Nasional
dilakukan, oleh sebab itu guru dapat Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta.
menggunakan kegiatan mind mapping Rahayu, Reni Tri. 2014. Meningkatan Daya
yang dapat disesuaikan dengan tema Ingat Melalui Penggunaan Media
pembelajaran yang sedang dilakukan di Mind Mapping Pada Anak
sekolah misalnya: alat transportasi, diri Kelompok B1 TK LKMD
sendiri, keluarga dan lain-lain. Namun, Singosaren Banguntapan. Skripsi:
sebaiknya guru memperkenalkan terlebih http://eprints.uny.ac.id/14408/1/skri
dahulu tema dan subtema agar anak psi.pdf. Diunduh tanggal 9 Oktober
mudah untuk memahami dan mengetahui 2016.
nama objek yang berada pada mind Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang
mapping sehingga perkembangan kognitif Sujiono. 2010. Bermain Kraetif
anak meningkat. Berbasis Kecerdasan Jamak.
Dalam penelitian ini penulis Jakarta: PT. indeks.
menyarankan kepada peneliti selanjutnya
Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan
untuk dapat melakukan penelitian tentang
Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta.
perkembangan bahasa, kemampuan sains Kanisius.
atau perkembangan lainnya melalui
kegiatan mind mapping dan
mengantisipasi hambatan yang ditemukan
oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2015.
Desain Pengembangan
Pembelajaran Tematik. Jakarta.
Prenadamedia Group.
Ariani, Lita dan Femi Olivia. 2009. Belajar
Membaca yang Menyenangkan
untuk Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Hasnida. 2014. Analisis Kebutuhan Anak
Usia Dini. Jakarta Timur: PT.
Luxima Metro Media.
71
Yurike Dwi Arimbi, Sri Saparahayuningsih, dan Mona Ardina

Anda mungkin juga menyukai