Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI KANDUNGAN ASAM RETINOAT PADA KRIM MALAM YANG

BEREDAR DI KABUPATEN TEGAL DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS


IDENTIFICATION OF RETINOIC ACID CONTENT IN NIGHT CREAMS CIRCULATING
IN TEGAL DISTRICT USING SPECTROPHOTOMETRY UV-VIS
1)
Siti Nur Hanifah, 2)Ery Nourika Alfiraza, 3)Girly Risma Firsty
1)
Mahasiswa Program Studi Farmasi Program Sarjana (S-1)
2,3)
Dosen Program Studi Farmasi Program Sarjana (S-1)
Universitas Bhamada Slawi
Email: sitinurhanifah557@gmail.com

ABSTRAK
Asam retinoat merupakan bahan pemutih berbahaya yang dilarang digunakan dalam krim
pemutih karena dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, kanker kulit serta teratogenik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan kadar asam retinoat pada sampel krim
malam yang beredar di Kabupaten Tegal. Analisis kualitatif dilakukan dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) dengan fase gerak n-heksan : aseton (7:3), dan analisis kuantitatif menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Berdasarkan validasi yang dilakukan diperoleh hasil akurasi 101%, presisi
0,44%, linieritas dengan koefisien korelasi (r) 0,9941, batas deteksi dan batas kuantifikasi 15 ppm
dan 50 ppm. Hasil KLT menunjukkan noda bercak gelap dibawah sinar UV 254 nm dengan nilai Rf
sampel A=0,525; B=0,537; C=0,562 dan 0,687; D=0,625 dan 0,812; E=0,812 dan 0,937; nilai Rf
pembanding 0,562. Hasil uji kuantitatif 5 sampel positif mengandung asam retinoat dengan kadar
sampel A=0,2924% ± 0,002; sampel B=0,3585% ± 0,007; sampel C=0,3272% ± 0,003; sampel
D=0,2042% ± 0,001 dan sampel E=0,298% ± 0,045. Berdasarkan hasil tersebut maka kelima sampel
krim malam tidak memenuhi persyaratan BPOM karena dijual bebas tanpa resep dokter.
Kata Kunci: Asam Retinoat, KLT, Spektrofotometri UV-Vis

ABSTRAC
Retinoic acid is a dangerous bleaching agent that is prohibited from being used in whitening
creams because it can cause dry skin, burning sensation, skin cancer and is teratogenic. This study
aims to determine the content and levels of retinoic acid in samples of night cream circulating in
Tegal Regency. Qualitative analysis using Thin Layer Chromatography (TLC) with n-hexane :
acetone (7:3) mobile phase, and quantitative analysis using UV-Vis spectrophotometry. Based on
the validation carried out, the results obtained were accuracy of 102.5%, 100.3% and 100.9%,
precision of 0.44%, linearity with a correlation coefficient (r) of 0.9941, limits of detection and
quantification limits of 15 ppm and 50 ppm. TLC results showed dark blotches under 254 nm UV
light with an Rf value of sample A=0.525; B=0.537; C=0.562 and 0.687; D=0.625 and 0.812;
E=0.812 and 0.937; Rf value comparator 0.562. Quantitative test results for 5 positive samples
contained retinoic acid with sample A=0.2924% ± 0.002; sample B=0.3585% ± 0.007; sample
C=0.3272% ± 0.003; sample D=0.2042% ± 0.001 and sample E=0.298% ± 0.045. Based on these
results, the five night cream samples did not meet BPOM requirements because they were sold freely
without a doctor's prescription.
Keywords: Retinoic Acid, TLC, UV-Vis Spectrophotometry

PENDAHULUAN bibir, organ genital bagian luar atau gigi


Kosmetik merupakan sediaan yang (Fatmawati et al., 2021). Berbagai fungsi
dimaksudkan untuk digunakan pada tubuh kosmetik yaitu untuk membersihkan,
manusia bagian luar seperti rambut, kuku, mengubah penampilan, memperbaiki tubuh
dan memelihara kondisi yang baik terlahir dikabarkan mengalami cacat pada
(Dwicahyani, Isrul & Noviyanti, 2019). Salah telinga (Leswana & Sinaga, 2022).
satu produk kosmetik yang sering digunakan Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
yaitu sediaan krim. dilakukan Suhartini, Fatimawali &
Krim pemutih merupakan produk Citraningtyas (2013) tiga dari lima sampel
kosmetik yang mengandung campuran bahan krim pencerah kulit yang beredar di pasar
kimia dan bahan lain untuk mencerahkan kulit Kota Manado dinyatakan positif mengandung
atau meringankan bintik hitam pada kulit retinoic acid yang tidak memenuhi syarat
(Leswana & Sinaga, 2022). Krim pemutih BPOM dengan kadar 0,016%-0,026%.
mengandung banyak zat-zat yang Sedangkan penelitian lain yang dilakukan
membahayakan untuk kulit antara lain adalah oleh Wardhani, Styawan & Mustofa (2019)
hidrokuinon, merkuri, pewarna rhodamin B diperoleh hasil lima dari lima sampel krim
dan asam retinoat. Zat zat tersebut dilarang malam dari toko X Klaten dinyatakan positif
ditambahkan dalam kosmetik oleh Peraturan asam retinoat dengan kadar 0,014%-0,025%,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. kadar tersebut telah melebihi batas yang
455/MENKES/PER/V/1998. Zat kimia yang diperkenankan. Dalam penelitian Wardana,
paling umum ditambahkan dalam sediaan Lestari & Aprilianti (2022) juga melaporkan
krim yaitu asam retinoat yang diberi label diperoleh hasil penelitian empat dari lima
sebagai tretinoin pada kemasanya (Wardana, sampel krim malam pencerah kulit di Kota
Lestari & Aprilianti, 2022). Digunakan dalam Malang dinyatakan positif asam retinoat
formulasi topikal yaitu dalam sediaan gel, dengan kadar 0,060%-0,165%.
krim dan salep mengandung dosis asam Mengetahui larangan BPOM akan
retinoat dengan konsentrasi 0,001-0,4%, adanya asam retinoat dalam krim pemutih,
namun seringnya digunakan dosis 0,1% serta banyaknya asam retinoat yang
(Afifah, Hadisubroto & Budiman, 2017). digunakan dalam krim pencerah yang
Asam retinoat adalah zat asam dan didistribusikan secara bebas di masyarakat,
bentuk aktif dari retinol atau vitamin A sehingga penulis hendak melaksanakan
(Pradika, Djasfar & Christiani, 2022). penelitian ini dengan tujuan untuk mendapati
Menurut BPOM RI Tahun 2008 kandungan dan kadar asam retinoat pada
No.HK.05.42.1018, penggunaan asam sampel krim malam yang beredar bebas di
retinoat dalam kosmetik khususnya krim Kabupaten Tegal dengan metode
pencerah dapat mengakibatkan kulit menjadi Spektrofotometri UV-Vis.
kering dan terbakar, serta dapat menyebabkan
teratogenisitas dan kelainan janin, sehingga METODE PENELITIAN
dilarang penggunaannya dalam kosmetik Alat
(Leswana & Sinaga, 2022). Alat yang digunakan dalam penelitian ini
Menurut penelitian yang dilakukan adalah Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
Hadriyati, Hartesi & Fitri (2020) berdasarkan 2450), kuvet, lampu UV 254 nm, timbangan
pengamatan kasus bayi yang lahir dari wanita analitik (Ohaus), labu ukur (Pyrex),
yang menggunakan asam retinoat 0,05% erlenmeyer (Pyrex), gelas kimia (Pyrex),
untuk mengobati jerawat wajah sebelum dan corong (Pyrex), pipet volume, pipa kapiler,
selama kehamilan, kelainan bentuk langit- batang pengaduk, pipet tetes.
langit, bibir sumbing, fusi blepharoplasty, Bahan
hipertermia dilaporkan menderita malformasi
wajah yang parah, hidrosefalus dan kecacatan. Bahan yang digunakan pada penelitian
Kasus yang berbeda adalah dialami oleh ini adalah asam retinoat, metanol p.a (Smart-
perempuan yang mengonsumsi asam retinoat Lab), n-heksan p.a (Merck), aseton p.a
dengan kadar sebesar 0,05% satu bulan (Merck), sampel krim malam, lempeng KLT
sebelum periode menstruasi terakhirnya serta silika gel GF254, alumunium foil dan kertas
selama 11 minggu awal kehamilan. Bayi yang saring Whatman No. 41. Sampel yang
digunakan adalah krim malam yang terdapat miniskus dengan larutan metanol
di Kabupaten Tegal. Sampel krim malam (Leswana & Sinaga, 2022).
berjumlah 5 sampel yaitu sampel A, B, C, D 4. Identifikasi Sampel dengan KLT
dan E yang di ambil dari beberapa toko di Plat KLT diaktifkan dengan
Kabupaten Tegal. memanaskan dalam oven pada suhu
1050C selama 30 menit. Larutan baku
Prosedur Penelitian pembanding asam retinoat dan larutan uji
Pengambilan Sampel Krim Malam ditotolkan pada plat KLT menggunakan
Sampel krim malam diambil dengan white tips. Kemudian dimasukkan ke
menggunakan teknik purposive sampling, dalam chamber yang sudah dijenuhkan
yang merupakan pengambilan sampel dengan larutan fase gerak. Selanjutnya
berdasarkan inferensi peneliti ataupun setelah fase gerak naik sampai batas
kriteria-kriteria yang telah ditatapkan elusi, kemudian plat KLT diambil dan
(Komala & Nellyaningsih, 2017). keringkan. Plat KLT dilihat di bawah
Pengambilan sampel dilakukan di beberapa sinar UV 254 nm. Noda menjadi
toko Kabupaten Tegal berdasarkan informasi berpendar dan gelap bila teridentifikasi
yang tidak lengkap atau informasi yang mengandung asam retinoat (Leswana &
seharusnya diberikan pada label wadah atau Sinaga, 2022).
kemasan, antara lain: Kode pabrikasi (nomor Analisis Kuantitatif Asam Reinoat dengan
batch), bulan ataupun tahun kadaluarsa serta Spektrofotometri UV-Vis
nomor izin edar. Setiap toko diambil sampel
lima merek meliputi Sampel A, B, C, D dan E. 1. Pembuatan Larutan Baku 500 ppm Asam
Retinoat
Analisis Kualitatif dengan KLT Asam retinoat ditimbang 0,0125 g,
1. Pembuatan Larutan Fase Gerak kemudian dilarutkan dengan metanol
Fase gerak dibuat dari 10 mL dalam labu ukur 25 mL dan kocok hingga
campuran n-heksana-aseton (7:3). homogen (Leswana & Sinaga, 2022).
Larutan fase gerak kemudian 2. Penentuan Panjang Gelom*bang
ditambahkan ke dalam chamber dan Maksimum Asam Retinoat
disegel untuk menjenuhkan eluen Larutan asam retinoat 500 ppm
(Afifah, Hadisubroto & Budiman, 2017). diambil sejumlah 0,3 mL dan
2. Pembuatan Larutan Uji dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
Sampel uji ditimbang sebanyak 3 g, dengan konsentrasi 30 ppm. Selanjutnya
dimasukkan kedalam beaker glass, dilarutkan dengan metanol sampai batas
dibungkus menggunakan aluminium foil. miniskus dan kocok agar tercampur
Kemudian ditambahkan 10 mL metanol, merata. Absorbansi maksimal diukur
kocok agar larutan tercampur merata. pada panjang gelombang antara 200 dan
Selanjutnya dinginkan dalam es batu 400 nm. Gunakan metanol sebagai
dalam waktu 15 menit, kemudian saring blanko (Wardana, Lestari & Aprilianti,
menggunakan kertas Whatman No.41. 2022).
Lalu larutan tersebut dipindahkan ke 3. Penentuan linieritas kurva kalibrasi
dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan Asam retinoat konsentrasi 500 ppm
metanol hingga batas miniskus dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
(Suhartini, Fatimawali & Citraningtyas, yaitu 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 dan 1,2 mL (20,
2013). 40, 60, 80, 100 dan 120 ppm).
3. Pembuatan Larutan Baku Asam Retinoat Ditambahkan ke dalam labu ukur,
Asam retinoat ditimbang sebanyak kemudian dilarutkan dengan metanol
0,01 g selanjutnya dimasukkan dalam sampai batas miniskus. Kocok sampai
labu ukur 10 mL. Kemudian larutan tercampur merata dan ukur
ditambahkan kembali hingga batas absorbansi pada panjang gelombang
maksimal yang didapatkan dengan 3. Linieritas
metanol sebagai blanko (Wardana, Uji linieritas didasarkan pada nilai
Lestari & Aprilianti, 2022). koefisien korelasi (r) dari persamaan
4. Penetapan kadar sampel regresi linier. Data yang diperoleh diolah
Sampel uji ditimbang sebanyak 1 g, dengan menggunakan metode kuadrat
dimasukkan dalam beaker glass, terkecil untuk menentukan slope,
dibungkus menggunakan alumunium intercept dan koefisien korelasi (Saria &
foil, ditambahkan 3 mL metanol dan Kuntari, 2019).
kocok agar larutan tercampur merata. 4. LOD & LOQ
Selanjutnya larutan didinginkan dengan LOD dan LOQ dihitung dengan cara
menggunakan es batu selama 15 menit. statistik menggunakan persamaan regresi
Kemudian disaring dengan kertas linier untuk kurva standar. Perhitungan
Whatman No. 41. Filtrat hasil ini dilakukan dengan mensubstitusikan
penyaringan ditampung dalam labu ukur absorbansi hasil dari larutan standar
25 mL dan dilarutkan dengan metanol pengukuran ke dalam persamaan regresi
sampai batas miniskus dan kocok sampai linier yang didapatkan (Harmita, 2004).
larutan tercampur merata. Absorbansi
diukur pada panjang gelombang HASIL DAN PEMBAHASAN
maksimal yang diperoleh (Suhartini, Hasil Uji Organoleptis
Fatimawali & Citraningtyas, 2013).
Uji organoleptis bertujuan untuk
Validasi Metode mengamati warna, bau dan tekstur pada
1. Akurasi sediaan krim. Kriteria krim yang mengandung
Uji akurasi dilakukan dengan asam retinoat yaitu berwarna kuning pucat
menggunakan metode penambahan hingga kuning cerah, berbau asam dan
standar dengan menambahkan larutan menyengat, tekstur lengket, dan terlihat
asam retinoat 20 ppm, 60 ppm, dan 100 mengkilat (Leswana & Sinaga, 2022). Data
ppm ke dalam larutan sampel. Analit uji hasil uji organoleptis dari kelima sampel krim
ditempatkan dalam kuvet dan absorbansi malam dapat dilihat pada Tabel 1.
pada panjang gelombang maksimum Tabel 1. Hasil Uji Organoleptis
diukur menggunakan spektrofotometer
UV-Vis. Pengukuran serapan untuk tiga
konsentrasi (20 ppm, 60 ppm, dan 100
ppm) diulang sebanyak tiga kali (Triplo).
Nilai yang diperoleh dihitung sebagai
nilai recovery (%) (Irnawati, Handoyo &
Dewi, 2016).
2. Presisi
Uji presisi dilakukan dengan Hasil Analisis Asam Retinoat dengan
menyiapkan larutan standar yang Metode Kromatografi Lapis Tipis
mengandung asam retinoat 40 ppm.
Kemudian dapat mengukur absorbansi Metode KLT dilakukan untuk
pada panjang gelombang maksimum, memisahkan senyawa pada suatu campuran.
ulangi dengan 10 kali pengukuran, dan Prinsip Kromatografi Lapis Tipis yaitu
tentukan nilai (SD) standar deviasi dan pemisahan senyawa multi komponen dengan
(RSD) relative standard deviation dari menggunakan dua fase, yaitu fase diam dan
data yang diperoleh (Musiam & Alfian, fase gerak (Oktaviantari, Feladita & Agustin
2017). 2019).
Pada metode Kromatografi Lapis Tipis,
plat KLT diaktifkan terlebih dahulu dengan
cara dipanaskan di dalam oven pada suhu dari elusi lempeng KLT yang akan
1050C selama 30 menit bertujuan untuk memberikan informasi mengenai senyawa
mengurangi kadar air pada silika gel serta asam retinoat yang terkandung dalam sampel
untuk mengaktifkan gugus silanol dan krim malam. Pengamatan bercak dengan nilai
siloksan dari plat (Dewi et al., 2018), sehingga Rf yang diperoleh dengan cara membagi jarak
pada proses elusi lempeng tersebut dapat yang ditempuh zat terlarut dengan jarak yang
menyerap dan berikatan dengan sampel. Plat ditempuh pelarut. Hasil perhitungan nilai Rf
dielusi di dalam chamber yang berisi fase dapat dilihat pada Tabel 2.
gerak, yaitu n-heksan : aseton dengan
perbandingan (7:3). Penggunaan fase gerak Tabel 2. Harga Rf dan Warna noda KLT
berupa campuran dua pelarut organik ini
karena campuran dari kedua pelarut tersebut
mempunyai daya elusi yang mudah diatur
sehingga didapatkan pemisahan yang optimal.
Sedangkan fase diam yang digunakan berupa
silika gel GF 254 yang bersifat polar sehingga
sampel dan pembanding dapat dipisahkan
karena adanya kelarutan yang berbeda
(Pradika, Djasfar & Christiani, 2022). Sampel dikatakan positif (+) apabila
Pemeriksaan dilakukan dengan cara selisih nilai Rf dengan baku pembanding ≤
menotolkan sampel pada plat KLT kemudian 0,050 dan sampel dikatakan negatif (-) apabila
di elusi dengan menggunakan n-heksan : selisih nilai Rf dengan baku pembanding >
aseton (7:3). Noda hasil KLT dilihat di bawah 0,050 (Wardana, Lestari & Aprilianti, 2022).
penyinaran lampu UV 254. Suatu senyawa Pada Tabel 2 menunjukkan hasil uji asam
yang mengandung asam retinoat yang diamati retinoat pada plat KLT didapatkan nilai Rf
dibawah penyinaran lampu UV akan untuk baku pembanding asam retinoat dengan
berfluorensi memberikan bercak gelap nilai 0,562. Sampel A diperoleh nilai Rf 0,525;
(Afifah, Hadisubroto & Budiman, 2017). sampel B diperoleh nilai Rf 0,537; sampel C
diperoleh nilai Rf 0,562 dan 0,687; sampel D
diperoleh nilai Rf 0,625 dan 0,812 dan sampel
E diperoleh nilai Rf 0,812 dan 0,937; Dari
hasil tersebut sampel A, B, C memiliki nilai Rf
≤ 0,050 maka dapat disimpulkan bahwa
sampel tersebut positif mengandung asam
retinoat. Sedangkan sampel D dan E memiliki
nilai Rf yang jauh berbeda dengan baku
pembanding > 0,050 yang artinya kedua
sampel tersebut negatif mengandung asam
retinoat.

Hasil Analisis Asam Retinoat dengan


Spektrofotometri UV-Vis
Gambar 1. Kromatogram asam retinoat
Keterangan : (Kuning) bercak pembanding, Dalam penentuan tahap awal dilakukan
(merah) bercak sampel krim pengukuran panjang gelombang maksimum,
malam, (a) sampel A, (b) dimana pengukuran dilakukan pada variasi
sampel (B), (c) sampel C, (d) panjang gelombang 200-400 nm. Diperoleh
sampel D, (e) sampel E. hasil penentuan panjang gelombang
Data yang diperoleh berupa nilai Rf dan maksimum dari larutan standar asam retinoat
bercak noda pada kromatogram sebagai hasil sebesar 269,40 nm dengan nilai absorbansi
0,798. Pada penelitian yang dilakukan oleh metanol. Penggunaan pelarut metanol
Wardhani, Styawan & Mustofa (2019) bertujuan untuk melarutkan asam retinoat
diperoleh panjang gelombang maksimum 341 yang terdapat dalam basis krim. Selain itu
nm. Secara teoritis panjang gelombang alasan digunakan metanol sebagai pelarut
maksimum asam retinoat yaitu 352 nm. karena metanol bersifat polar dan universal
Perbedaan panjang gelombang maksimum sehingga dapat melarutkan analit yang bersifat
antara teoritis dan penelitian ini dapat polar dan non polar dan senyawa asam
disebabkan oleh pergeseran puncak serapan retinoat bersifat semi polar. Sehingga sesuai
ke panjang gelombang yang lebih kecil atau dengan hukum like dissolve like yaitu
sering disebut pergeseran hipsokromik senyawa polar akan larut dalam pelarut polar
(Maharani, Mahmudin & Iqbal, 2018). Hasil dan senyawa non polar akan larut dalam
dari panjang gelombang maksimum pelarut non polar (Mariana et al., 2018).
selanjutnya digunakan untuk pengukuran Pendinginan untuk memisahkan fase basis
serapan pada sampel. dengan fase asam retinoat-metanol (fase cair)
Pada tahap kedua dilakukan pembuatan (Gabriela, Linden & Leswana, 2022).
kurva baku asam retinoat dengan larutan asam Kemudian saring menggunakan kertas saring
retinoat pada konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100 Whatman No. 41. Penyaringan bertujuan
dan 120 ppm. Kurva dapat dilihat pada untuk menyaring adanya partikel-partikel
Gambar 2. kecil yang ikut terbawa sehingga dapat
mempengaruhi proses pemisahan. Filtrat
ditampung dalam labu ukur 25 mL, kemudian
Kurva Baku Asam Retinoat
ditambahkan metanol sampai garis tanda dan
0,8 homogenkan. Larutan tersebut digunakan
sebagai larutan uji atau larutan sampel yang
Absorbansi

0,6
0,4 kemudian diukur serapannya pada panjang
y = 0,004x + 0,1332 gelombang maksimum yang telah diperoleh
0,2 R² = 0,9941 yaitu 269,40 nm.
0 Setiap sampel mendapatkan tiga kali
0 50 100 150
perlakuan, hal ini bertujuan untuk
Konsentrasi memperkecil kesalahan dalam perhitungan
karena jika mengukur hanya 2 kali, maka jika
Gambar 2. Kurva Baku Asam Retinoat terjadi penyimpangan dalam hasil dan
Dari hasil kurva yang diperoleh pada pengukuran ketiga dapat membantu
Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai penentuan hasil akhir.
absorbansi yang dihasilkan meningkat seiring Hasil pada penetapan kadar dari seluruh
dengan peningkatan konsentrasi asam sampel yang telah diperiksa akan
retinoat. Berdasarkan kurva kalibrasi standar menghasilkan data absorbansi. Kadar asam
asam retinoat didapatkan persamaan y = retinoat dalam sampel dapat dihitung
0,004x + 0,1332 dengan nilai koefisien menggunakan persamaan linier yang didapat
korelasi yaitu 0,9941. Koefisien korelasi yang dari kurva kalibrasi yaitu y = 0,004x + 0,1332.
dapat diterima yaitu apabila nilai (R2) ≥ 0.99 Kadar Asam Retinoat (%)
(Rahma, Sari & Nurfajriah, 2023). Sehingga
0,4
dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
Kadar (%)

pada penelitian ini terdapat hubungan antara 0,3


konsentrasi dengan absorbansi dengan nilai 0,2
korelasi yang baik serta memenuhi 0,1
persyaratan. 0
Selanjutnya dilakukan pengukuran Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel
absorbansi pada sampel. Preparasi dilakukan A B C D E
dengan melarutkan sampel menggunakan
Gambar 3. Kadar Asam Retinoat
Tabel 4. Hasil Pengukuran Sampel memiliki efek sebagai zat teratogen yang
Kadar Kadar rata- dapat menyebabkan cacat pada janin
Sampel Abs Asam rata (%) ± (Wardana, Lestari & Aprilianti, 2022).
Retinoat SD
(%) Hasil Validasi Metode
0,598 0,2905 0,2924 ±
Validasi metode analisis merupakan
A 0,605 0,2947 0,002
suatu tindakan penilaian terhadap parameter
0,601 0,2922
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium,
0,694 0,3505 0,3585 ±
untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
B 0,710 0,3605 0,007
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.
0,717 0,3647
Hasil Uji Validasi metode dapat dilihat pada
0,655 0,3260 0,3272 ± Tabel 5.
C 0,653 0,3247 0,003 Tabel 5. Hasil Uji Validasi Metode
0,663 0,3310
0,461 0,2048 0,2042 ± Kriteria Hasil Standar yang
D 0,458 0,2030 0,001 Validasi dipersyaratkan
0,462 0,2050
Akurasi 102,5%, 90-120%
0,542 0,2555 0,2981 ± 100,3%, (Anngela et al.,
E 0,603 0,2935 0,045 100,9% 2021)
0,686 0,3455 Presisi 0,44 % <1% (Sulistyani
et al., 2021).
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh penetapan Linieritas 0,9941 >0,99 (Rahma et
kadar asam retinoat pada sediaan krim malam al., 2023)
dalam sampel A memiliki persentase sebesar
LOD 15 ppm -
0,2924% ± 0,002, persentase kadar sampel B LOQ 50 ppm -
sebesar 0,3585% ± 0,007, persentase kadar
sampel C sebesar 0,3272% ± 0,003, Linieritas
persentase kadar sampel D sebesar 0,2042% ± Berdasarkan Gambar 2 pada kalibrasi
0,001 dan persentase kadar sampel E sebesar standar asam retinoat didapatkan hasil linier
0,298% ± 0,045. Sehingga perolehan kadar antara konsentrasi dan absorbansi. Persamaan
asam retinoat dapat diurutkan: sampel B > C regresi linier yang diperoleh pada pengukuran
> E > A > D. absorbansi adalah y = 0,004x + 0,1332 dengan
Menurut BPOM RI (2011), bahwa nilai koefisien korelasi R2 = 0,9941.
rentang dosis asam retinoat yang dapat Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai
digunakan yaitu antara 0,001%-0,40% dengan persamaan regresi linier yang baik jika R2 ≥
pengawasan dokter. Menurut BPOM RI 0.99 (Rahma, Sari & Nurfajriah, 2023).
(2007), melalui Peraturan Menteri Kesehatan Berdasarkan persamaan regresi linier tersebut
RI No. 445/MENKES/PER/V/1998, asam koefisien korelasi yang dicapai dapat
retinoat termasuk zat kimia yang dilarang dikategorikan sebagai persamaan regresi
pada produk krim pemutih. Penggunaan asam linier yang baik dan memenuhi persyaratan.
retinoat hanya diperbolehkan apabila disertai
dengan resep dokter. Berdasarkan hasil LOD dan LOQ
penelitian tersebut, sampel sediaan krim Batas deteksi adalah jumlah terkecil
pemutih malam tidak aman digunakan karena analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang
dijual secara bebas tanpa pengawasan dokter. masih memberikan respon signifikan,
Asam retinoat dapat menimbulkan risiko sedangkan batas kuantitasi merupakan
berbahaya bagi tubuh, diantaranya dapat parameter pada analisis sebagai jumlah
menimbulkan peradangan pada kulit seperti terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
rasa terbakar, menyengat, kemerahan, eritema memenuhi kriteria cermat dan seksama
dan pengerasan kulit. Asam retinoat juga (Irnawati, Sahumena & Dewi, 2016). Batas
deteksi dan kuantitasi dihitung secara statistik Presisi
melalui garis linear yang dibentuk dari kurva
standar. Pada penelitian ini didapatkan batas Presisi diukur sebagai simpangan baku
deteksi sebesar 15 ppm serta batas kuantitasi atau simpangan baku relatif berdasarkan
sebesar 50 ppm. penelitian yang dilakukan terhadap replikasi
sampel yang diambil dari campuran yang
Akurasi homogen (Arikalang, Sudewi & Rorong,
2018).
Uji akurasi dilakukan untuk mengetahui Tabel 7. Hasil Uji Presisi
seberapa besar tingkat kesalahan pengukuran
yang dapat terjadi pada suatu alat ukur. Pada Kons Kadar Kadar %
penelitian ini uji akurasi dilakukan dengan (ppm) yang sebenarnya recovery
menggunakan metode spiking (metode diperoleh (ppm)
standar adisi). Pada metode spiking, dilakukan (ppm)
penambahan larutan standar asam retinoat 20 40 48,5 40 121
ppm, 60 ppm dan 100 ppm ditambahkan pada 40 47,7 40 119
sampel krim malam. Kemudian dibaca 40 47,7 40 119
absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis 40 47,5 40 118
pada panjang gelombang maksimum yang 40 48,5 40 121
telah diperoleh 269,40 nm dan dihitung % 40 47,7 40 119
recovery (Anngela, Muadifah & Nugraha, 40 48 40 120
2021). Hasil perhitungan % recovery dapat 40 47,7 40 119
dilihat pada tabel 6. 40 47,7 40 119
40 47,5 40 118
Tabel 6. Persen Recovery Standar Adisi Rata-rata 119,3
SD 0,00144
Kons Kadar Kadar %
%RSD 0,44
(ppm) yang sebenarnya recovery
diperoleh (ppm) Rata-
Pada Tabel 7 merupakan hasil uji presisi,
(ppm) rata
pengujian dilakukan dengan mengukur
19,7 20
absorbansi dari satu konsentrasi larutan
20 20,4 20 102,5
standar asam retinoat sebanyak sepuluh kali.
21,4 20
Nilai Relative Standar Deviasion (RSD) yang
57,4 60
diperoleh dalam penelitian ini yaitu 0,44 %.
60 59,9 60 100,3
RSD menunjukkan ketelitian dari metode uji
63,4 60
yaitu jika RSD ≤ 1% artinya sangat teliti, jika
99,2 100 1% < RSD ≤ 2% artinya teliti, jika 2% < RSD
100 99,9 100 100,9 ≤ 5% artinya ketelitian sedang dan jika RSD >
103,7 100 5% artinya tidak teliti (Sulistyani et al., 2021).
Berdasarkan Tabel 6 hasil rata-rata Analisis Data
perolehan kembali yang diperoleh adalah Dari hasil pengujian one way anova
102,5%, 100,3% dan 100,9%. Hasil perolehan menunjukkan nilai sig sebesar 0,01 < 0,05
kembali (recovery) dikatakan memenuhi sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
syarat apabila menunjukkan nilai persentase kelima kadar sampel tersebut berbeda secara
antara 90-120% (Anngela, Muadifah & signifikan.
Nugraha, 2021). Dapat disimpulkan bahwa
pada penelitian ini persen perolehan kembali
(recovery) yang diperoleh dapat diterima dan
memenuhi persyaratan.
KESIMPULAN Bandar Lampung With Thin Layer
Chromatography And Uv-Vis
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian Spectrophotometry. Jurnal Analis
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan Farmasi, 4(2), 91–97.
sebagai berikut. Fatmawati, S., Situmorang, A., Pitria, A. N.,
1. Sampel A, B, C, D dan E positif & Rosyidah, N. S. (2021). Analisis
mengandung asam retinoat. Timbal Pada Pensil Alis dan Perona
2. Kandungan asam retinoat sampel A Mata Lokal Yang Beredar di Toko
sebesar 0,2924% ± 0,002, sampel B Online Menggunakan Metode
0,3585% ± 0,007, sampel C 0,3272% ± Spektrofotometri Visible. Jurnal Unpad,
0,003, sampel D 0,2042% ± 0,001 dan 9(2), 50–57.
sampel E 0,298% ± 0,045. Gabriela, C. M., Linden, S., & Nurillahi
Febria Leswana. (2022). Analisis Kadar
DAFTAR PUSTAKA Asam Retinoat dalam Krim Pemutih di
Pasar Pagi Kota Samarinda dengan
Afifah, G. R. N. H., Hadisubroto, G., &
Spektrofotometri Uv-Visible. Jurnal
Budiman, S. (2017). Analisis Kualitatif
Farmasi Etam, 2(2), 158–166.
dan Kuantitatif Asam Retinoat Pada
Hadriyati, A., Hartesi, B., & Fitri, S. (2020).
Sediaan Krim Pemutih yang Beredar di
Analisis Asam Retinoat Pada Krim
Kota Bandung. Isbn: 978-602-73060-
Pemutih Malam Yang Beredar Di Klinik
11, 322–327.
Kecantikan Kota Jambi Pada Kecamatan
Anngela, O., Muadifah, A., & Nugraha, D. P.
Jelutung. Jurnal Media Farmasi, 17(1),
(2021). Validasi Metode Penetapan
1–12.
Kadar Boraks pada Kerupuk Puli
Haerani, A. (2017). Krim Pemutih dan
Menggunakan Spektrofotometer UV-
Penyimpanannya. Majalah Farmasetika,
Vis. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(4),
2(2), 1–4.
375–381.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan
Arikalang, T. G., Sudewi, S., & Rorong, J. A.
Validasi Metode dan Cara
(2018). Optimasi Dan Validasi Metode
Perhitungannya. Majalah Ilmu
Analisis Dalam Penentuan Kandungan
Kefarmasian, I(3), 117–135.
Total Fenolik Pada Ekstrak Daun Gedi
Irnawati, Handoyo, S. M., & Nur, D. W. O.
Hijau (Abelmoschus Manihot L.) Yang
(2016). Analisis Hidrokuinon Pada Krim
Diukur Dengan Spektrofotometer Uv-
Pemutih Wajah Dengan Metode
Vis. Jurnal Pharmacon Lmiah Farmasi,
Spektrofotometri UV-Vis. Pharmacon
7(3), 14–21.
Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(3), 229–237.
Dewi, Adnyani, Pratama, Yanti, Manibuy, &
Leswana, N. F., & Sinaga, C. R. (2022).
Warditiani. (2018). Pemisahan, Isolasi,
Identification Retinoic Acid Content in
dan Identifikasi Senyawa Saponin dari
Online Whitening Cream Sold in
Herba Pegagan ( Centella asiatica L.
Samarinda City Using Thin Layer
Urban). Jurnal Farmasi Udayana, 7(2),
Chromatography (TLC) and
68–76.
Spectrophotometry UV-Visible
Dwicahyani, U., Isrul, M., & Noviyanti, W. O.
Methods. Journal of Pharmaceutical
N. (2019). Formulasi Sediaan Lipstik
And Sciences, 5(2), 174–180.
Ekstrak Kulit Buah Ruruhi (Syzygium
Maharani, D., Mahmudin, L., & Iqbal. (2018).
policephalum Merr) Sebagai Pewarna.
Pengaruh Konsentrasi Zat Pereduksi
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia,
Trinatrium Sitrat
5(02), 91–103.
(Na3C6H5O7)Terhadap Sifat Optik
Eka Oktaviantari, D., Feladita, N., & Agustin,
Nanopartikel Perak. 17(2), 34–42.
R. (2019). Identification Of
Mariana, E., Cahyono, E., Rahayu, E. F., &
Hydrocuinones In Cleaning Bleaching
Nurcahyo, B. (2018). Validasi Metode
Soap Face At Three Beauty Clinics In
Penetapan Kuantitatif Metanol dalam Kefarmasian Dan Gizi, 1(2), 58–68.
Urin Menggunakan Gas Wardhani, Y. K., Styawan, A. A., & Mustofa,
Chromatography-Flame Ionization C. H. (2019). Analisis Kandungan Asam
Detector. Indonesian Journal of Retinoat Pada Sediaan Krim Malam
Chemical Science, 7(3), 277–284. Yang Beredar Di Toko X Kota Klaten
Musiam, S., & Alfian, R. (2017). Validasi Dengan Spektrofotometri UV-Vis.
Metode Spektrofotometri Uv pada Jurnal Ilmu Farmasi, 10(2), 61–66.
Analisis Penetapan Kadar Asam
Mefenamat dalam Sediaan Tablet
Generik. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(1),
31–43.
Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi. (2013).
Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk
Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.
Pillar Of Physics, 2, 76–83.
Pradika, Y., Djasfar, S. P., & Christiani, T.
(2022). Analisis Asam Retinoat Pada
Krim Pemutih Yang Beredar Di E-
Commerce Kota Jakarta. Jurnal
MedLab, 1(2), 21–27.
Rahma, D. A., Sari, E. M., & Nurfajriah, S.
(2023). Identifikasi Kandungan Boraks
Pada Bakso Yang Beredar Di Pasar
Tradisional Kecamatan Tambun Selatan.
Journal of Research and Education
Chemistry (JREC), 5(1), 59–73.
Saria, A. I. N., & Kuntari. (2019). Penentuan
Kafein dan Parasetamol dalam Sediaan
Obat Sakit Kepala Secara Simultan
Menggunakan Spektrofotometer UV-
Vis. Ind. J. Chem. Anal, 02(01), 20–27.
Suhartini, S., Fatimawali, & Citraningtyas, G.
(2013). Analisis asam retinoat pada
kosmetik krim pemutih yang beredar di
pasaran kota manado. Pharmacon:
Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(01), 1–8.
Sulistyani, M., Kusumastuti, E., Huda, N., &
Mukhayani, F. (2021). Indonesian
Journal of Chemical Science Method
Validation on Functional Groups
Analysis of Geopolymer with Polyvinyl
Chloride ( PVC ) as Additive Using
Fourier Transform Infrared ( FT-IR ).
Indonesian Journal of Chemical Science,
10(3), 199–205.
Wardana, F. Y., Lestari, Y. S., & Aprilianti,
R. G. (2022). Analisis Kadar Asam
Retinoat dalam Krim Pemutih Malam di
Kota Malang. Pharmademica: Jurnal

Anda mungkin juga menyukai