421 Pedoman Penurunan AKI AKBakred KIA TER NEW
421 Pedoman Penurunan AKI AKBakred KIA TER NEW
PEDOMAN
PENURUNAN AKI DAN AKB
PUSKESMAS GAJAH II
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN DEMAK
JL.Cangkring_Tompe Km 5 Tambirejo
Kec.Gajah
Telp.08112743360,e_mail:gjh.puskesmas
@yahoo.com, www.puskesmasgajah2.id
KATA PENGANTAR
Pedoman Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
susun dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan
Puskesmas Gajah II untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.buku
pedoman ini berisi tentang kegiatan di dalam gedung maupun di luar gedung
Puskesmas
Angka kematian ibu dan bayi menggambarkan keberhasilan dalam sektor kesehatan,
karena AKI dan AKB menentukan derajat kesehatan masyarakat yang menggambarkan
kualitas kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Tingginya AKI dan AKB menunjukkan
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dan menyebabkan
kemunduran ekonomi dan sosial di masyarakat (Saifudin, 1997). Upaya pemerintah
untuk menurunkan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan kematian bayi tampaknya
masih sulit dilakukan.
Meskipun demikian, 3 Terlambat juga merupakan penyumbang angka kematian ibu dan
bayi di Indonesia, yaitu terlambat pengambilan keputusan, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat di fasilitas
kesehatan. Masalah yang terjadi pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kematian,
kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang
jelek, perawatan Manual Book SAMPER ANTER ANTAR JEMPUT IBU BERSALIN KE
FASILITAS KESEHATAN selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama
persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak
adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan, kesempatan hidup yang dimiliki bayinya
menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna
tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan meningkatkan kesehatan ibu.
Perawatan antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar, harus disertai dengan
perawatan neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi
akibat bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis),
hipotermia dan asfiksia. Berdasarkan penjelasan di atas perlu adanya konsep terpadu
untuk menangani kasus AKI/AKB yang tinggi dan upaay kemitraan untuk mengatasinya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selain itu, faktor budaya dan tradisi masih berperan dalam proses perawatan masa
nifas melalui pengaruh keluarga yang berperan dalam perawatan pascamelahirkan.
Diantaranya adalah berupa praktik pantangan dan atau keharusan untuk mengonsumsi
makanan tertentu. Saat masa nifas, ibu hanya mengonsumsi nasi putih tanpa protein
hewani dan membatasi konsumsi air putih karena dianggap dapat memperlambat
proses penyembuhan luka. Hal tersebut dapat menurunkan kondisi ibu
pascamelahirkan yang membutuhkan cukup asupan gizi untuk mengembalikan kondisi
tubuh dan membantu proses menyusui (Suryawati, 2007). Hal lainnya penyebab
tingginya AKI/AKB tersebut, antara lain adalah jarak, ketersediaan sarana transportasi
dan juga dapat disebabkan oleh biaya. Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa
kepala desa didapatkan bahwa belum tersedianya ambulans desa yang dapat
digunakan sebagai alat transportasi saat akan dilakukan rujukan. Alat transportasi yang
digunakan saat membawa ibu ke fasilitas rujukan menggunakan kendaraan milik
tetangga terdekat saja sehingga butuh waktu lebih lama untuk membawa ibu ke fasilitas
rujukan. WHO (1999) menyatakan bahwa jarak menjadi faktor penghambat penting bagi
pasien dalam mencapai rumah sakit terdekat terutama daerah pedesaan. Pengaruh
jarak akan lebih terasa apabila kurangnya transportasi dan kondisi jalan yang kurang
baik sehingga semakin mempengaruhi pasien dalam mengambil keputusan. Kematian
ibu di fasilitas kesehatan dapat dicegah bila ibu dapat dibawa secepatnya, namun
kondisi gawat darurat yang tidak diketahui dan 2 keterlambatan lainnya menyebabkan
peningkatan jumlah kematian pada ibu. Kondisi tanda bahaya dapat dikenali sejak dini
jika ibu rutin melaksanakan pemeriksaan kehamilan dan mendapatkan pelayanan
kehamilan yang berkualitas. Berdasarkan permasalahan tersebut, Puskesmas
komitmen bersama lintas sektor yang dibangun antara ibu hamil, keluarga, kader, bidan
desa, ketua desa siaga, dan kepala desa untuk bersama- sama menyepakati agar ibu
bersalin dapat ditangani di faskes dengan cara kader kesehatan menjemput ibu hamil
untuk bersalin di faskes. Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat menurunkan AKI
dan AKB di wilayah Puskesmas Gajah II.
C. SASARAN PEDOMAN
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN
E. BATASAN OPERASIONAL
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. JADWAL KEGIATAN
N0 KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan tim Program V
penurunan AKI AKB
2 Koordinasi dengan lintas V V V V
sektor tentang AKI AKB
3 Sosialisasi kemasyarakat V V V V V V V V V V V V
tentang program
penurunan AKI AKB
4 Pelayanan kesehatan ibu
hamil
1)ANC V V V V V V V V V V V V
2)Pemantauan resti V V V V V V V V V V V V
3)rujukan ibu hamil ke V V
spesialis spog
5 Pelayanan kesehatan V V V V V V V V V V V V
persalinan
6 Pelayanan kesehatan V V V V V V V V V V V V
nifas
7 Pelayanan kesehatan V V V V V V V V V V V V
bayi baru lahir
8 Pelayanan kb V V V V V V V V V V V V
9 Pelayanan Remaja V V V V V V V V V V V V
1) Tablet tambah V V V V V V V V V V V V
darah
2) Edukasi V V V V V V V V V V V V
kesehatan
10 Monitoring Kelengkapan V V V V V V V V V V V V
sarana prasarana
kesehatan ibu dan bayi
11 Monitoring P4K V V V V V V V V V V V V
12 Pencatatan dan V V V V V V V V V V V V
Pelaporan
Pelayanan Ibu
hamil,Pelayanan
bersalin,pelayana
n bayi baru
lahir,pelayanan
kb,pelayanan
remaja
13 Evaluasi Administrasi v v v v
Bidan Desa
BAB III
STANDART FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Konseling / wawancara
b. Pemerikasaan Fisik
c. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang
d. Pelayanan Interprofesi ( Gigi,Gizi,Jiwa,TB,HIV )
2. Pelayanan Luar Gedung
a. Pelayanan Kesehatan Lewat kelas Ibu Hamil,Kelas Balita,Posyandu
Remaja )
C. LANGKAH KEGIATAN
Untuk Pelayanan Kesehatan Ibu hamil minimal enam kali selama periode kehamilan
(K6) dengan ketentuan:
1. satu kali pada trimester pertama.
2. dua kali pada trimester kedua
3. tiga kali pada trimester ketiga
8. tes laboratorium;
1. persalinan normal.
2. persalinan dengan komplikasi
1. pemeriksaan dan tata laksana menggunakan algoritme tata laksana masa nipas;
2. identifikasi risiko dan komplikasi;
3. penanganan risiko dan komplikasi;
4. konseling; dan
5. pencatatan pada buku kesehatan ibu dan anak, kohort ibu dan kartu ibu/rekam
medis; l) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan
kesehatan neonatal esensial sesuai dengan standar. Pelayanan kesehatan
neonatal esensial dilakukan ketika bayi berumur 0—28 hari.
Pelayanan bayi baru lahir meliputi pelayanan sesuai dengan standar kuantitas
dan standar kualitas.
1. Pelayanan standar kuantitas adalah kunjungan minimal tiga kali selama periode
neonatal dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6-48 jam
b) Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3-7 hari
c) Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8-28 hari
2. Standar kualitas yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
5. pemberian identitas;
12. perujukan pada kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dengan tepat
waktu ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
Rencana program penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi
disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis
masalah kematian ibu dan kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas dengan
melibatkan lintas program yang terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM
serta UKP, laboratorium, dan kefarmasian.
BAB V
LOGISTIK
Untuk Kebutuhan logistik yang diperlukan dalam pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan
Keluarga Berencana di sediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Demak,sedangkan
untuk pembiayaan dalam rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan
kelurga berencana menggunakan anggaran dari semua pengannggaran yang di terima
oleh Puskesmas Gajah II