Anda di halaman 1dari 11

Defferensial Total:

∂f ∂f
Jika z = f (x,y) maka differensial totalnya ∂ f = ∂ x dx+ ∂ y dy

Untuk differensial yang lebih tinggi ∂2 f , ∂3 f ,∂ 4 f ….. dan seterusnya yaitu :

∂2 f ∂2 f ∂2 f ∂2 f ∂2 f ∂2 f
∂2 f = d x 2
+ dydx+ d y 2
+ dxdy → karena =
∂ x2 ∂ y ∂x ∂ y2 ∂x∂y ∂y∂x ∂x∂y

2 2 2
2 ∂ f 2 ∂ f ∂ f 2
Maka ∂ f= 2
d x +2
∂ x ∂ y
dxdy + 2 d y atau
∂x ∂y

2 2 2
d f =f xx d x +2 f xy dxdy+ f yy d y dan bila diteruskan diperoleh

3 3 2 2 3
d f =f xxx d x +3 f xxy d x dy +3 f xyy dxd y +f yyy d y

4 4 3 2 2 3 4
d f =f xxxx d x + 4 f xxxy d x dy+ 6 f xxyy d x d y + 4 f xyyy dxd y + f yyyy d y

Dan seterusnya bila didefferensil lagi mengikuti bilangan segitiga Pascal


Contoh soal :
1. Jika Z=x 3−x 2 y 3 + y 4 −5 x+3 y , carilah ; d 3 z=… ?
∂z 2 3 ∂z 2 2 3 ∂2 z
Jawab : ∂ x =3 x −2 x y −5 ; ∂y =−3 x y + 4 y +3 ; =−6 x y 2
∂x ∂ y
2 2 3
∂ z 3 ∂ z 2 2 ∂ z
2
=6 x−2 y ; 2
=−6 x y +12 y ; =−12 xy
∂x ∂y ∂ x ∂ y2

∂3 z ∂3 z 2 ∂3 z 2
=6 ; =−6 x +24 y ; =−6 y
∂ x3 ∂y 3 2
∂x ∂ y

dz = ( 3 x 2−2 x y 3−5 ) dx+ ( −3 x 2 y 2+ 4 y 3 +3 ) dy

d z=( 6 x−2 y ) d x −12 x y dxdy + (−6 x y +12 y ) d y


2 3 2 2 2 2 2

d 3 z=6 d x3 −18 y 2 d x2 dy−36 xydxd y 2−( 6 x2−24 y ) d y 3


2. Diberikan segi empat siku-siku dengan panjang 35,02 dan lebar 24,97
tentukan harga pendekatan dari luasnya.

Jawab; jika panjang, lebar dan luas segi empat siku-siku yaitu x,y dan L
∂L ∂L
Maka L = x.y dan dL = ∂ x dx+ ∂ y dy= ydx + xdy

Dengan x = 35  dx = 0,02, y = 25  dy = -0,03 di dapat

L = (35).(25) = 875 dan dL = 35 (0,02) + 25 (-0,03) = - 0,35

Luas sebenarnya adalah (35,02).(24,97) = L + dL

Luas pendekatan L + dL = 875 – 0,35 = 874, 97

Turunan berarah dan gradient :

Turunan Parsial fungsi dua variable f x (x,y) dan fy (x,y) mengukur laju
perubahan dan kemiringan garis singgung pd arah yg searah dan sejajar
sumbu x dan sumbu y.

Laju perubahan f pada sembarang arah mengarahkan kita pada konsep


turunan berarah yang kemudian dihubungkan dengan Gradient.
Misalkan P = ( x, y ) kemudian misalkan i = ( 1,0) dan j = ( 0,1) adalah
vektor satuan pada arah x dan y positif , maka dua turunan parsial dari P
dapat ditulis sbb :

f ( P+ hi )−f ( P)
 f x (P)=lim
h→ 0 h

f ( P+hj )−f (P)


 f y ( P ) =lim
h→0 h

Selanjutnya mengganti i dan j dengan vector satuan sebarang U yang


didefenisikan utk setiap vector satuan U turunan berarah f di P pd arah U
f ( P+ hU )−f ( P)
Du f ( P )=¿ lim dengan catatan jika limitnya ada.
h→ 0 h

Teorema : Misalkan f terdefferensialkan di P, maka f mempunyai turunan


berarah di P dalam arah vektofr satuan U = U1 i + U2 j dan
D u f (P) = U. f(P)

Yaitu : Du f ( x , y )=¿ U 1 f x ( x , y ) +U 2 f y (x , y )

Karena f mempunyai turunan di P maka :

f(P+hU)–f(P)= f(P) hU +  ( hU ) . hU
dengan
Lim  ( hU ) = 0

Bagi kedua ruas dengan h sehingga di peroleh :

f ( P+hU ) −f (P)
=f ( P ) U +(hU )U
h

dengan menghitung limit untuk h  0 di peroleh


D u f ( P )=f ( P ) U

Contoh 1) Turunan Parsial dari f ( x,y ) = x2 + y2 di ( 1,2 ) a d a l a h

Di f ( 1,2 ) = 2 x ⎢(1,2 )= 2 dan DJ f ( 1,2 ) = 2y ⎢(1,2 )= 4

Adapun turunan f di ( 1,2 ) dlm arah vector U = ( 0.6 , 0.8 ) adalah

Du f ( 1, 2 ) = ( 2,4 ) ( 0.6 , 0.8 )


= 1. 2 + 3.2
= 4.4

Contoh 2) Tentukan vector berarah f di ( 2, -1 ) pada arah vector a = 4i + 3j


Jika f ( x,y ) = 4 x2 - xy + 3 y2
Jawab :
Diketahui P = ( 2, -1 ) dan U = ( 4,3 )
Akan ditentukan
U
Du f ( P ) = ⎢U ⎢ . f (P)

Dari f diperoleh f = ( f x , fy ) = ( 8x-y , 6y-x )

f ( 2, 1 ) = ( 16+1, -6-2 ) = ( 17, 8 )

Vektor berarah dapat diperoleh ;

( 4 , 3)
Du f ( 2, -1 ) = .(17 ,−8)
√25
1
= 5 ( 4,3 ). ( 17, -8 )
1
= 5 ( 4.17 + 3. -8 )
44
= 5
Gradient:
∂f ∂f
Jika f merupakan fungsi dengan dua peubah x dan y dan ∂ x , ∂ y ada, maka
Gradient dari f ditulis ∆ f dan didefenisikan sbb :
∂f ∂f
∆ f ( x , y )=
i+ j
∂x ∂ y
∂f ∂f
dari defenisi  Du f = ∂ x cos α + ∂ y sin α
Maka : ...... D u f =∆ f ( x , y ) . u dengan u=cos αi+sin αj

Catatan : Dot – Product : a=a1 i+ a2 j dan b=b1 i+b 2 j


Maka : a . b=a1 b1 +a 2 b2

Contoh .1):
1 2 1 2 ∂f 1 ∂f 1 1 1
Jika f ( x, y ) = 16 x + 18 y  ∂ x = 8 x dan ∂ y = 9 y∆ f = 8 x i+ 9 y j

oleh karena :u=cos αi+ sin αj, maka

( 18 xi+ 19 yj) ( cos αi+ sin αj )= 8x Cosα + 9y Sinα


Du f =∆ f ( x , y )=

Dengan menggunakan Dot – Product  maka :


D u f =∆ f . u=|∆ f ||u|cos θ

Jika θ adalah sudut antara ∆ f dan u, karena |u|=1 Du f =|∆ f |cos


D u f mencapai maksimun jika Cos θ=1 dimana arah dari ∆ f searah
vektor u dalam hal ini D u f =|∆ f |. Jadi Gradient dari fungsi f dua peubah
adalah satu arah dengan f fungsi yang mempunyai D u f maksimum.

Contoh: jika f ( x ,y ) = x2 + y2 tentukan arahnya shg Du f maksimum

Di titik ( 1, 1 ).
∂f ∂f
Jawab : ∂ x =2 x , ∂y
=2 y dan ∆ f =2 x i+2 y j

di titik ( 1, 1 ) maka ∆ f =2 i+2 j


agar Du f maksimum, maka arah vektor u hrs sama dengan arah

vektor ∆ f (1,1), misalkan arah ∆ f ¿) dari arah dari ∆ f ¿)=2i+2j


2
tg α = 2 =1, jadi α = 450

D u=
∂f
∂x
cos α +
∂f
∂y
1
2 ( ) 1
sin α = 2 x √ 2 +2 y √ 2
2 ( ) √ 2 x +√ 2 y
=

Du f ( 1,1 ) = √ 2+√ 2 = 2 √ 2

Bidang Singgung dan Garis Normal :


Persamaan bidang yang menyinggung fungsi z = f(x,y) di titik T (x 0, y0, z0)
Adalah :
Garis normal
Bidang singgung
z−z 0=
[ ]
∂z
∂x T
( x−x 0 ) +
∂z
[ ]
∂y T
( y− y 0) singgung

sedangkan persamaan garis normalnya T( x 0 , y 0 ¿


adalah :
Bidang permukaan
X =¿ x 0 , y 0 , z 0 ¿+t . N Z=f(x,y)
Gamba r : Bidang singgung dan grs normal
Dimana : X = vektor garis normal
t = parameter

( [ ]) ( [ ])
N= 1,0 ,
∂z
∂x T
X 0,1 ,
∂z
∂y T

X =¿perkalian vektor

Contoh : Diketahui bidang permukaan z = x3 + x2y + y3 + y2x + 1


Tentukan ; a. Persamaan bidang singgung melalui titik T(1,1,5) pd permu-
Kaan tersebut
b. Persamaan garis normal
∂z 2 2 ∂z
Jawab : a. ∂ x =3 x + 2 xy + y maka ∂ x =3+ 2+1=6
T
[ ]
∂z
∂y
3 2
=x +3 y +2 xy maka [ ]
∂z
∂y T
=1+3+2=6

maka persamaan bidang singgung ;

z – z0 = ∂ x [ ] ∂z
T
[ ]
( x – x0 ) + ∂ y ( y – y0 )
T
∂z

z – 5 = 6 ( x – 1) + 6 ( y – 1 ) maka z = 6x + 6y – 7

b. Persamaan garis normal : X⃛ =( x 0 , y 0 , z 0 ) +tN

( [ ]) ( [ ])
N= 1 , 0 ,
∂z
∂x T
x 0,1,
∂z
∂y T
= (1 , 0 , 6 ) x (0 ,1 , 6)

| |
i j k
N = 1 0 6 =−6 i−6 j+ k=(−6 ,−6 , 1)
0 1 6

Jadi X⃛ =( 1 ,1 , 5 ) +t (−6 ,−6 , 1 ) dengan t = parameter

Titik Ekstrim :

Jika titik T( x0, y0, z0 ) adalah titik stationer dari fungsi z= f ( x, y ) dan
berlaku

[ ] = 0 dan [ ] = 0
∂z
∂x T
∂z
∂y T

Serta diskriminan fungsi f = ∆ , dimana

[ ]
2 2 2 2
∂ t ∂ t ∂t
∆= 2 −
∂x ∂ y 2
∂x ∂ y

Maka berlaku ketentuan sebagai berikut :


2 2
∂ f ∂ f
1. Jika di T berlaku ∆ >0, dan 2 ¿ 0 atau 2 < 0 ,maka T adalah titik
∂x ∂y
maksimum
2 2
∂ f ∂ f
2. Jika di T berlaku ∆ >0 , dan 2 ¿ 0 , atau 2
>0 , maka T adalah titik
∂x ∂y
minimum
3. Jika di T berlaku ∆ <0, maka T bukan titik ekstrim
4. Jika di T berlaku ∆=0, maka tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai
T
Contoh : Tentukan titik-titik ekstrim dan jenisnya dari z = x 2 + y2
Jawab : Dihitung lebih dahulu turunan parsialnya yaitu ;

∂z ∂z ∂2 z ∂2 z 2
∂ z
2
∂ z
∂x
= 2x, ; ∂y
= 2y, 2
=¿ 2, ; 2 = 2, ; = 0 dan =0
∂x ∂y ∂x ∂ y ∂ y∂ x

[ ] = 2.2 – 0 = 4 > 0
2 2 2 2
∂ t ∂ t ∂t
∆= 2 −
∂x ∂y
2
∂x ∂ y

∂z ∂z
Titik stationer di dapat dari ∂ x = 0, dan ∂ y = 0 diperoleh 2x = 0 atau
X = 0 dan 2y = 0 sedangkan z = x2 + y2 = 0 + 0 = 0, jadi titik stationer

( 0, 0, 0 ) , menentukan maksimum atau minimum di titik ( 0, 0, 0 ) dpt


∂2 z
diperoleh dari ∆ = 4 > 0, 2
=¿2 > 0 titik tersebut adalah minimum.
∂x

Turunan Parsial fungsi Parameter

Jika diketahui suatu fungsi z = f ( x, y ) dimana x = f ( t ) dan y = f ( t ) ma-


ka turunan parsial z terhadap parameter t adalah :

∂z ∂z ∂x ∂ z ∂ y
= +
∂t ∂ x ∂t ∂ y ∂t

∂z
Contoh : 1. Tentukan ∂ t jika z2 – 3xy + 2yz + 5 = 0, x = t2 - 5t + 7
dan y = sin 2 t
Jawab : Persamaan diatas adalah pers. implisit , didefferensial diperoleh
∂z ∂z ∂z ∂z 3y
2z ∂ x - 3y + 2y ∂ x = 0¿2z + 2y ) ∂ x = 3y  ∂ x = 2 z−2 y

∂z ∂z ∂z ∂z 3 x −2 z
2z ∂ y - 3x+ 2z + 2y ∂ y = 0( 2z + 2y ) ∂ y = 3x - 2z ∂ y = 2 z+ 2 y
∂x ∂y
X = t2 – 5t + 7 ∂ t = 2t–5 dan y = sin2t  ∂ t = 2 sint cost = sin2t

∂z ∂z ∂x ∂ z ∂ y 3y 3 x−2 z
= +
∂t ∂ x ∂t ∂ y ∂t = 2 z +2 y
(2 t−5)+
2 z+ 2 y
sin 2 t

∂z 3 y(2t−5) ( 3 x−2 z ) sin 2t


∂t = 2 x +2 y
+ 2 x +2 y

1. Diketahui suatu persamaan volume silinder v = π R 2 T , dimana R =


Jari-jari lingkaran silinder dan T = tinggi silinder. Jika pada silinder
berlaku bahwa tingginya berkurang dengan kecepatan - 0,3 cm /
dtk, dan jari-jarinya bertambah dengan kecepatan 0,5 cm / dtk.
Hitunglah kecepatan berubahnya volume silinder pada saat tingginya
10 cm dan jari-jari 7 cm

Jawab :
∂V ∂V 2
V = π R 2 T maka ∂ R =2 πRT dan ∂T =π R
∂T
Sedangkan =−0,3 cm / dtk dan
T ∂t

R ∂R
=0,5 cm / dtk sehingga
∂t
Silinder
Kecepatan berubahnya volume silinder yaitu
∂V ∂ V ∂ R ∂ V ∂ T 2
= + =2 πRT 0,5+ π R (−0,3)
∂ t ∂ R ∂ t ∂ T ∂t

Untuk T = 10 cm dan R = 7 cm maka


∂V 2 2
=2 π .7 .10.0,5−π 7 .0,3=70−14,7=55,3 cm / dtk
∂T
Soal-soal :
∂z ∂z
1. Jika dik . z = √ x 2+ y 2 , buktikan bahwa x ∂ x + y ∂ y =z
2. Diketahui pers. Z = x3 – 2xy + y2 dan T(1,-1,4) terletak pada permu-
kaan tersebut, Tentukan persamaan bidang singgung dan persama-
an garis normal yang melalui T

3. Tentukan nilai ekstrim dan jenisnya ( jika ada ) untuk fungsi berikut
a. Z= x3 + x2y – 2y3 + 3y2
b. Z= x2 + y2 + 3xy
4. Akan dibuat sebuah kotak tampa
tutup atas dengan volume 108 cm2
Z
Berapa ukuran kotak tersebut agar
Luas permukaannya minimum Y
X
∂z
5. Tentukan ∂ t jika :
a. Z= x2 + 3xy + 5y2, x = sin t dan y = cos t
b. Z= Ln ( x2 + y2 ), x = e−t dan y = e t

6’ Akan dibuat segi tiga siku-siku seperti gambar


disamping dengan x = 6 m dan y = 8 m, pada
pengukuran x terdapat kesalahan 0,25 cm dan z x
pada pengukuran y terdapat kesalahan –0,125
cm , berapa kesalahan pada z
y

Anda mungkin juga menyukai