Anda di halaman 1dari 2

MK.

HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN

Felia S.M. Adriaan / 19021102054

Undang-Undang yang Menyangkut Bidang Arsitektur

Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung

UU No. 36 Tahun 2005 pasal 23

(1) Penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 harus dirancang
dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah estetika bentuk, karakteristik arsitektur, dan
lingkungan yang ada di sekitarnya.

(2) Penampilan bangunan gedung di kawasan cagar budaya, harus dirancang dengan
mempertimbangkan kaidah pelestarian.

(3) Penampilan bangunan gedung yang didirikan berdampingan dengan bangunan gedung yang
dilestarikan, harus dirancang dengan mempertimbangkan kaidah estetika bentuk dan
karakteristik dari arsitektur bangunan gedung yang dilestarikan.

(4) Pemerintah daerah dapat menetapkan kaidah kaidah arsitektur tertentu pada bangunan
gedung untuk suatu kawasan setelah mendapat pertimbangan teknis tim ahli bangunan
gedung, dan mempertimbangkan pendapat publik.

Kajian pasal 23 :

Sesuai dengan isi UU di atas, dalam merancang suatu bangunan kita harus mempertimbangkan
antara estetika dari bentuk bangunan dan lingkungan yang ada di sekitar bangunan tersebut
dengan tujun agar terciptanya lingkungan yang berkualitas dan tidak mengganggu lingkungan
sekitar. Salah satu contohnya seperti menerapkan bangunan yang hemat energi, sehingga
dapat mempengaruhi lingkungan sekitar menjadi berkualitas. Pada ayat 3, jika bangunan
gedung berada di kawasan cagar budaya maka penampilan gedung harus dirancang dengan
mempertimbangkan estetika bentuk dan karakteristik dari arsitektur bangunan gedung yang
dilestarikan. Dalam ayat tersebut sudah cukup jelas bahwa jika merancang bangunan gedung
yang berada di dalam kawasan cagar budaya maka bentuk gedung bisa diambil dari sisi
sejarahnya, atau mengikuti dari bentuk-bentuk bangunan yang sudah ada, dan termasuk
dengan lingkungan sekitar yang tetap terjaga. Dalam ayat 4, Pemerintah daerah dapat
menetapkan kaidah kaidah arsitektur tertentu pada bangunan gedung untuk suatu kawasan
setelah mendapat pertimbangan teknis tim ahli bangunan gedung, dan mempertimbangkan
pendapat publik. Pendapat publik, seperti masyarakat yang berada di sekitar kawasan
bangunan gedung dapat ikut menyampaikan pendapat mengenai bangunan yang telah
dirancang supaya bisa sama-sama ikut memiliki agar gedung tersebut dapat berfungsi dengan
baik.

UU No. 36 Tahun 2005 pasal 25

(1) Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar
bangunan gedung dan ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungannya.

(2) Pertimbangan terhadap terciptanya ruang luar bangunan gedung dan ruang terbuka hijau
diwujudkan dalam pemenuhan persyaratan daerah resapan, akses penyelamatan, sirkulasi
kendaraan dan manusia, serta terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana di luar bangunan
gedung.

Kajian Pasal 25 :

Dalam merancang harus ada keseimbangan antara bangunan dan lingkungan sekitar. Disamping
memberhatikan keindahan gedung, lingkungan juga harus tetap terjaga agar dapat terciptanya
ruang terbuka hijau yang sehat. Dengan adanya ruang hijau, juga bisa menjadi sebagai daerah
resapan. Daerah resapan penting terlebih untuk gedung yang berada di daerah rawan terkena
banjir karena dapat mengurangi potensinya daerahsekitar gedung tersebut untuk terkena
banjir. Lahan hijau juga dapat menimbulkan kenyamanan di sekitar gedung dan bisa termasuk
kedalam salah satu cara untuk adanya penghematan.

Anda mungkin juga menyukai