Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


A. Penelitian Terdahulu
Baatwah et al. (2015) dalam penelitiannya mengenai karakteristik

CEO dan ketepatan waktu pelaporan audit mengenai CEO Tenure dan

financial expertise menemukan bahwa bahwa CEO yang memiliki jabatan

secara jangka panjang dan memiliki keahlian akuntansi dapat lebih aktif

dalam meningkatkan keputusan strategi dan kualitas pelaporan keuangan

Putri dan Syafruddin (2015) dalam penelitiannya mengenai

kefektifan komite audit dan karakteristik perusahaan terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan. Populasi yang digunakan adalah perusahaan

yang listing di BEI tahun 2013 dengan sampel yang didapatkan adalah 277

perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi

berganda. Hasil yang didapatkan adalah kefektifan komite audit, ukuran

perusahaan, dan jenis auditor berpengaruh negatif terhadap financial

repoting lead time, dan kondisi keuangan berpengaruh positif terhadap

financial reporting lead time dan jenis industri berpengaruh terhadap

financial reporting lead time.

Khuong dan Vy (2017) dalam penelitiannya mengenai karakteristik

CEO dan ketepatan pelaporan keuangan yangmana salah satu

karakteristiknya adalah gender dari CEO. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara ketepatan

waktu laporan keuangan dengan CEO gender. Hal ini dikarenakan kualitas

pelaporan keuangan dipengaruhi oleh perilaku CEO.

8
9

Frischanita (2018) dalam penelitiannya menganilisis kepemilikan

institusional, komite audit dan gender terhadap audit report lag. Hasil

penelitiannya adalah CEO gender tidak mempengaruhi keterlambatan

laporan audit karena ada regulasi yang mensyaratkan publik perusahaan

untuk menyampaikan laporan keuangan dalam waktu empat bulan setelah

perusahaan tutup buku, sehingga CEO wanita dan pria akan menyerahkan

laporan keuangan sebelum periode tersebut.

Uyioghosa dan Amede (2019) dalam penelitiannya mengenai atribut

CEO dan ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan. Hasil dari penelitian

tersebut adalah CEO Tenure dan CEO gender memiliki hubungan yang

signifikan terhadap ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan, sedankan CEO

Financial Expertise dan CEO Ownership tidak memiliki hubungan yang

signifikan.

Setyaningrum dan Syafruddin (2019) dalam penelitiannya mengenai

analisis pengaruh efektivitas komite audit, jenis auditor dan karakteristik

perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan perusahaan. Populasi

yang digunakan adalah sektor manufaktur dan jasa konstruksi pada tahun

2017 dengan sampel 204 perusahaan. Metode yang digunakan adalah

analisis regresi berganda . hasil yang didapat untuk efektivitas komite audit

adalah berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Effendi (2019) dalam penelitiannya mengenai Komite Audit,

Profitabilitas, Solvabilitas dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

Populasi yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan


10

logam manufaktur pada tahun 2014-2016. Metode yang digunkan adalah

analisis regresi berganda. Hasil yang dtemukan adalah komite audit tidak

mempnegaruhi secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

Rahmatia et al. (2020) dalam penelitiannya mengenai Mekanisme

Good Corporate Govarnance terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan. Populasi yang digunakan adalah perusahaan food and beverage

yang terdaftar di BEI perioder 2016-2018. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

B. Tinjauan Pustaka
1. Teori Agensi

Teori ini merupakan teori dasar yang digunakan dalam

penelitian ini. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam penelitian

Putri dan Syafruddin (2015) teori ini menjelaskan mengenai

kumpulan kontrak antara principal (pemilik perusahaan) yang

menggunakan agent (manajemen) untuk melakukan pengelolaan

perusahaan yang menjadi kepentingan prinsipal dalam terjadinya

kepemilikan dan pengendalian. Dalam teori ini, principal (pemilik

perusahaan) menyediakan sumber daya ekonomis yang dibutuhkan

oleh perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan

agent (manajemen) melakukan pengolaan sumber daya ekonomis

yang sudah disediakan oleh principal.


11

Terdapatnya perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal

yangmana prinsipal hanya tertarik dengan return yang akan

didapatkan dan agen tertarik dengan kompensasi yang diperoleh dari

perusahaan akan menciptakan masalah keagenan. Masalah keagenan

ini adalah moral hazard dan adverse selection. Menurut (Scott, 1997),

moral hazard terjadi saat agen melakukan suatu tindakan yang tidak

diketahui oleh prinsipal dan untuk kepentingan diri sendiri yangmana

akan terjadi penurunanan kesejahteraan prinsipal. Sedangkan advarse

selection terjadi saat prinsipal tidak mengetahui apakah agen telah

tepat dalam mengambil keputusan.

Untuk melindungi kepentingan principal selaku pemilik

perusahaan, maka dibentuklah komite audit untuk melakukan

pengawasan dan tanggungjawabnya dalam pelaporan keuangan dan

pengendalian internal perusahaan.

2. Teori Kepatuhan

Dasar mengenai teori ini adalah nilai setia, taat, teratur, tertib

dan patuh terhadap larangan dan peraturan yang ditunjukkan oleh

hukum (Bestari dan Satyawan, 2020). Menurut Tyler (1990) dalam

penelitian Hidayatullah dan Sulhani (2018) ada 2 perspektif dasar

mengenai kepatuhan pada hukum dalam literasi sosiologi, yaitu

instrumental dan normatif. Persepektif instrumental berdasarkan

individu yang memiliki kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap

perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Sedangkan


12

normatif berdasarkan apa yg individu asumsikan sebagai moral dan

berlawanan dengan kepentingan pribadi. Ketepatan waktu pelaporan

keuangan merupakan persepektif instrumental karena insetif yang

didapatkan nanti oleh perusahaan.

Tuntutan kepatuhan terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan di Indonesia telah diatur dalam UU no. 8 tahun 1995 tentang

pasar modal. Dalam Kep-17/PM/2002 yang telah melalui tahap

pembaharuan serta lampiran Keputusan Ketua yang menyatakan

bahwa laporan akuntan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-

lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan

keuangan tahunan.

Teori kepatuhan dapat memotivasi individu untuk lebih

mentaati peraturan yang yang sudah ditetapkan, sama seperti

perusahaan yang berusaha untuk melaporkan keuangan dengan tepat

waktu. Karena pelaporan yang tepat waktu akan memberikan

informasi yang dibutuhkan para pemegang saham lebih bermanfaat.

3. Teori Peran Gender

Teori ini pertama kali diciptakan oleh John Money (1955)

dalam penelitian Anugrah dan Laksito (2017). Yang menyatakan

bahwa anak pria dan wanita mempelajari sikap dan perilaku dari

keluarga dan lingkungannya sehingga perbedaan gender non fisik

merupakan hasil dari sosialisasi. Karakteristik kegiatan yang

dilakukan oleh wanita dan pria menjadi persepsi dan keyakinan


13

masyarakat atas kepribadian pria dan wanita. Akibatnya ialah orang

berharap pria dan wanita akan menduduki posisi tertentu yang akan

berperilaku sesuai dengan kepribadian masing-masing.

Menurut Handayani & Sugiarti (2008) dalam penelitian Pratama

dan Chaniago (2017) menjelaskan mengeni gender ialah suatu konsep

sosial yang membedakan peran pria dan wanita, yang sifatnya dapat

ditukarkan, tidak ditentukan oleh perbedaan biologis atau kodrat

melainkan dibedakan berdasarkan kedudukan, fungsi, peran di

lingkungan sosial. Hal ini yang menyebabkan pria dan wanita dalam

pengambilan keputusan memiliki perbedaan sudut pandang maupun

dalam prosesnya.

Dalam penelitian yang dilakukan Essers dan Benschop (2007)

menjelaskan bahwa gender berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan. Karena dalam pengambilan keputusan, wanita akan

cenderung emosional dan membutuhkan pertimbangan yang cukup

kompleks dan waktu yang cukup lama. Namun, wanita cenderung

akan membuat pilihan yang tidak beresiko. Berbeda dengan pria yang

berpikir secara logis dan cenderung cepat dalam pengambilan

keputusan.

4. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan dari perusahaan merupakan salah satu aspek

yang dijadikan dalam pengambilan keputusan oleh para pemegang

saham untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan


14

datang. Selain menjadi aspek pengambilan keputusan, laporan

keuangan juga menggambarkan kinerja manajemen dalam

pengelolaan sumber daya perusahaan (Hidayatullah dan Sulhani,

2018).

Laporan keuangan akan memberikan infomasi yang relevan

bagi pemakai apabila disajikan secara tepat waktu sebelum kehilangan

kesempatan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

Ketepatan waktu pelaporan keuangan mengimplikasikan bahwa

laporan keuangan seharusnya disajikan dalam interval waktu tertentu,

untuk menjelasakan mengenai perubahan kondisi perusahaan yang

mana akan mempengaruhi pemakai dalam prediksi dan keputusan.

5. CEO Gender

Gender merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap

kerja dalam pengambilan keputusan. Seorang CEO wanita akan

mengambil resiko lebih rendah daripada CEO pria (Afriliana dan

Ariani, 2020). CEO wanita akan mempertimbangkan dan lebih

berhati-hati dalam pengambilan keputusan untuk melaporkan

keuangan kepada publik. Karena wanita akan lebih sensitif terhadap

tekanan pasar (Uyioghosa dan Amede, 2019).

6. CEO Financial Expertise

Menurut (Baatwah et al., 2015) CEO financial expertise

merupakan CEO yang memiliki kualifikasi akuntansi dalam latar


15

belakang pendidikan atau yang memiliki pengalaman dalam bidang

keuangan. Latar belakang pendidikan atau pun pengalaman dalam

bidang keuangan yang dimiliki oleh CEO akan meminimalisir

kegagalan dalam prediksi dan penilaian, mengatasi permasalahan

yang rumit, serta memudahkan auditor eksternal dalam melakukan

negosiasi terkait permasalah keuangan perusahaan (Baatwah et al.,

2015).

Dalam penelitian Uyioghosa dan Amede (2019), CEO yang

memiliki latar belakang ataupun pengalaman dalam bidang akuntansi

dan keuangan akan cenderung memberikan banyak informasi dalam

pembuatan laporan untuk membantu investor dalam penilaian

terhadap perusahaan.

7. Efektivitas Komite Audit

Komite Audit merupakan komite yang dibentuk oleh dan

bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu

melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris (OJK, 2015).

Tujuan dari pembentukan komite audit oleh dewan komisaris adalah

untuk menerapkan salah satu pilar utama prinsi-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan.

Dalam pelaksanaanya, komite audit memiliki tugas dan

tanggung jawab yang harus dilaksanakan, seperti melakukan

penelaahan atas informasi keuangan dan ketatan peraturan perundang-

undangan, memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris,


16

menjaga kerahasiaan dokumen dan lain-lain. Tugas dan tanggung

jawab dari komite audit ini tertuang dalam piagam komite audit.

Perusahaan publik wajib memiliki piagam komite audit ini yang

dimuat dalam website perusahaan. Piagam komite audit yang dimiliki

perusahaan paling sedikit memuat mengenai tugas dan tanggung

jawab serta wewenang, komposisi anggota, prosedur kerja, kebijakan

rapat, sistem pelaporan dan pengaduan, dan masa tugas dari komite

audit.

Komite audit yang efektif dalam menjalankan tugas

pengawasan dalam proses pelaporan keuangan akan mempengaruhi

kualitas pelaporan keuangan. Kualitas pelaporan yang baik dapat

mendorong perusahaan untuk menyajikan pelaporan keuangan secara

tepat waktu (Putri dan Syafruddin, 2015).

C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh CEO Gender terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

Gender ialah suatu konsep sosial yang membedakan peran pria

dan wanita, yang sifatnya dapat ditukarkan, tidak ditentukan oleh

perbedaan biologis atau kodrat melainkan dibedakan berdasarkan

kedudukan, fungsi, peran di lingkungan sosial. Hal ini yang

menyebabkan pria dan wanita dalam pengambilan keputusan memiliki

perbedaan sudut pandang maupun dalam prosesnya (Pratama dan

Chaniago, 2017). CEO wanita akan cenderung menghindari penundaan


17

laporan keuangan karena CEO wanita lebih sensitif terhadap tekanan

pasar (Harjoto et al., 2015).

Dalam penelitian Khuong dan Vy (2017) hasilnya menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara ketepatan waktu laporan

keuangan dengan gender CEO. Hal ini sejalan dengan penelitian

(Uyioghosa dan Amede, 2019) yang menunjukkan hasil CEO gender

memiliki hubungan yang signifikan terhadap ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah :

H1 : CEO Gender berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

2. Pengaruh CEO Financial Expertise terhadap Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan

Financial Expertise adalah ilmu yang didapatkan dari

pendidikan maupun pekerjaan yang berhubungan dalam bidang

akuntansi dan keuangan. CEO dengan latar belakang akuntansi

keuangan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya. Hal ini

dikarenakan CEO dapat melakukan peran yang baik dalam pelaporan

keuangan dan pengendalian internal. Pengetahuan tersebut akan

membantu CEO untuk menghadapi masalah akuntansi dan

mengurangi persentase kesalahan yang dilakukan atau penilaian dan

estimasi yang tidak tepat (Salehi et al., 2018).

Dalam penelitian Baatwah et al. (2015) menemukan bahwa CEO

yang memiliki keahlian akuntansi dapat lebih aktif dalam


18

meningkatkan keputusan strategi dan kualitas pelaporan keuangan.

Kualitas pelaporan keuangan yang baik akan mendorong untuk

penerbitan laporan keuangan di bursa efek lebih tepat waktu. Sehingga

hipotesis yang diajukan adalah :

H2 : CEO Financial Expertise berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan.

3. Pengaruh Efektivitas Komite Audit terhadap Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan

Terdapatnya perbedaan kepentingan antara agent dan principal

yangmana principal hanya tertarik dengan return yang akan

didapatkan dan agent tertarik dengan kompensasi yang diperoleh dari

perusahaan akan menciptakan masalah keagenan. Untuk menghindari

masalah ini dan melindungi principal selaku pemilik perusahaan maka

dibentuklah komite audit.

Komite audit yang efektif melakukan tugas pengawasanya yang

berkaitan dengan proses pelaporan keuangan akan berpengaruh

terhadap kualitas pelaporan keuangan tersebut, sehingga mengarah

pada tepat waktunya penyajian informasi keuangan. Hal tersebut

menunjukkan adanya pengaruh antara efektivitas komite audit dan

ketepatan waktu pelaporan.

Dalam penelitian Setyaningrum dan Syafruddin (2019) dengan

hasil yang didapat untuk efektivitas komite audit adalah berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sejalan dengan


19

penelitian Putri dan Syafruddin (2015) yaitu kefektifan komite audit,

ukuran perusahaan, dan jenis auditor berpengaruh negatif terhadap

financial repoting lead time. Maka hipotesis yang diajukan adalah :

H3 : Efektivitas Komite Audit berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan

D. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari CEO gender,

CEO Financial Expertise, dana Efektivitas Komite Audit Terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Kerangka Pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

CEO Gender
H1

CEO Financial H2 Ketepatan Waktu


Expertise Pelaporan Keuangan
H3
Efektivitas Komite
Audit

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Anda mungkin juga menyukai