Anda di halaman 1dari 3

SIKLUS AIR

Pergerakan air di permukan Bumi yang dinamakan siklus air. Siklus air atau siklus
hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Hidrologi
merupakan bidang ilmu yang berkaitan dengan siklus air, berkaitan dengan asal, distribusi,
dan sifat air. Dalam konteks yang luas, ilmu meteorologi dan oseanografi menggambarkan
bagian dari rangkaian proses fisik global yang melibatkan air. Hingga ilmu hidrologi
berkaitan erat dengan teknik-teknik ilmiah yang bersumber dari matematika, fisika, kimia,
teknik, geologi dan biologi. Konsep-konsep dasar yang diterapkan diantaranya yaitu ilmu
meteorologi, klmiatologi, oseanografi, geografi, geologi, glasiologi, limnologi, ekologi,
biologi, agronomi, kehutanan dan beberapa ilmu lain yang berspesialisasi pada aspek fisik,
kimia dan biologi.
Siklus air atau siklus hidrologi menggambarkan pergerakan molekul air dari
permukaan bumi ke atmosfer dan kembali lagi. Dalam sistem ini energi matahari memliki
peran besar dalam siklus yang terjadi secara terus menerus. Pada saat terjadi penguapan yaitu
ketika air berubah dari cair menjadi gas (dari samudera, lautan, dan badan air lainnya) sekitar
90% kelembaban terbentuk di atmosfer. 10% sisanya dilepaskan oleh tumbuhan dalam
bentuk transpirasi. Tumbuhan menyerap air dari dalam tanah kemudian memanfaatkannya
dalam proses fotosintesis, kemudian melakukan transpirasi. Sebagian kecil uap masuk ke
atmosfer melalui sublimasi yaitu secara langsung air berubah dari padat (es atau salju)
menjadi gas. Susutan salju yang terjadi diakibatkan oleh sublimasi. Penguapan dari lautan
memberikan kontribusi utama dalam pergerakan siklus hidrologi. Penguapan, trasnpirasi, dan
sublimasi serta emisi vulkanik mendukung dalam proses hidrologi. Setelah air berada pada
atmosfer yang rendah, arus udara akan naik ke atas pada udara yang cenderung lebih sejuk,
udara yang dingin uap air cenderung membentuk awan dan tetesan awan dapat menghasilkan
presipitasi (hujan, salju, hujan es, hujan beku). Ketika curah hujan jatuh di atas permukaan
tanah, maka siklus awal dimulai kembali. Sebagian air akan meresap ke tanah, beberapa akan
mengalir ke sungai, dan tembus ke lautan. Siklus ini akan berlanjut terus menerus, air hasil
dari siklus hidrologi dimanfaatkan manusia dalam berbagai kebutuhan mulai dari minum,
mencuci, hingga pertanian. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut.
Presipitasi merupakan komponen penting mengenai bagaimana air bergerak dan
bersiklus, menghubungkan laut daratan dan atmosfer, mengetahui dimana curah hujan turun,
salju atau hujan es yang memudahkan para ilmuan untuk memahami dampak hujan pada
lingkungan seperti aliran sungai, limpasan permukaan dan air tanah. Siklus air memberikan
gambaran bagaimana air mengalami penguapan dari permukaan bumi kemudian naik ke
atmosfer, mendingin dan mengembun menjadi hujan dan salju di awan. Air yang jatuh ke
permukaan bumi terkumpul di sungai dan danau, jatuh ke lapisan batuan berpori dan sebagian
besar mengalir kembali ke lautan. Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah.
Siklus air bumi dimulai sekitar 3.8 miliar tahun yang lalu ketika hujan turun di bumi
dan membentuk lautan. Hujan terbentuk dari uap air yang keluar dari magma cair di inti
bumi, energi matahari membantu menggerakkan siklus air dan gravitasi bumi mencegah air
di atmosfer lepas dari bumi. Ada sekitar 1,4 miliar km3 air (335 juta mi3 air) di bumi termasuk
air laut, danau, dan sungai mencakup air yang membeku seperti gletser, salju serta air tanah
dan air di bebatuan dan termasuk air di atmosfer berupa awan dan uap. Sekitar 97% air di
bumi di lautan dan 2% membeku di lapisan es dekat kutub dan glester. Sebagian besar es
berada di Antartika, sebagai kecil di Greenland di Kutub Utara, dan sebagian kecil lainnya
berada di gletser pegunungan seluruh dunia. Sebagian dari 1% sisa air di bumi berada bawah
tanah, akuifer dangkal, kelembaban tanah, atau berada dalam lapisan batuan. Sekitar 0.03%
air berada di danau, lahan basah, dan sungai. Perlu diketahui bahwa dari total pasokan air
dunia sekitar 96% adalah garam dan 30% dari air tawar yang ada di dalam tanah.
Air yang ada di bumi sekarang ini adalah air yang sama dengan yang ada di bumi
sejak awal karena adanya siklus air. Siklus air mensirkulasi ulang air sehingga terbentuk
awan dan terjadi presipitasi.

Tahapan siklus air

Siklus air diawali dengan pergerakan matahari, sinar matahari menghangatkan permukaan air
laut atapun permukaan air lainnya, menyebabkan air menguap dan es menyublim, berubah
menjadi gas. Proses yang dipengaruhi oleh matahari secara tidak langsung memindahkan air
ke atmosfer sehingga terkumpul membentuk gumpalan awan dan jatuh sebagai presipitasi,
hujan dan salju. Saat air hujan mencapai bumi ada beberapa hal yang dapat terjadi yaitu:
menguap kembali, mengalir di atas permukaan, atau meresap ke dalam tanah menjadi air
tanah.[12] Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus berlanjut secara terus menerus dengan
beberapa tahapan diantaranya:

 Evaporasi / transpirasi - Siklus air diawali dengan evaporasi, air yang ada di laut,
daratan, sungai, tanaman, dan sebagainya menguap ke atmosfer dan menjadi awan
karena menerima energi panas dari matahari. Air berpindah dari hidrosfer ke
atmosfer.[13]
 Kondensasi - Proses dimana uap air di atmosfer berubah bentuk dari cair, kondensasi
di awan dapat muncul sebagai awan atau embun. Kondensasi merupakan kebalikan
dari penguapan, karena uap air memiliki tingkat energi yang tinggi daripada air ketika
kondensasi terjadi, kelebihan energi dalam bentuk energi panas dilepaskan. [14] Air
yang telah berevaporasi akan menuju atmosfer. Pada keadaan jenuh, uap air (awan)
akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk
hujan, salju, hujan es.
 Presipitasi - Hasil ketika partikel kecil hasil kondensasi mengembang menjadi besar
melalui penggabungan, untuk menopang udara yang naik. Curah hujan dapat dalam
bentuk hujan, hujan es, atau salju. Ketika terlalu banyak air yang terkondensasi maka
tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara sehingga
jatuh sebagai hujan, salju atau hujan es. Saat hujan, salju atau hujan es mencapai
bumi, maka air akan mengalir ke sungai, samudera, atau meresap ke dalam tanah, dan
masih akan bergerak menuju sungai dengan pergerakan yang cukup lambat. Air tanah
akan tersaring dengan baik, mungkin juga dapat tertutup oleh es atau gletser. Bahkan
dapat diserap oleh akar tanaman atau pohon.
 Runoff - terjadi ketika curah hujan berlebihan dan tanah tidak lagi menyerap air.
Sungai dan danau merupakan hasil runoff, jika runoff mengalir ke danau (tanpa
saluran keluar untuk mengalir keluar dari danau) maka penguapan merupakan cara air
kembali ke atmosfer.
 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tan

ah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama
yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian
air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang
membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan
relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terjadinya evaporasi terbesar
adalah di permukaan laut. Karena proses ini terjadi secara terus menerus dan bersifat siklik,
maka proses ini dikenal sebagai siklus atau daur air.

Macam-macam siklus air


Siklus hidrologi dimulai dengan terjadinya penguapan dari permukaan laut, ketika
kelembaban udara meningkat, udara akan lebih dingin dan uap air mengembun membentuk
awan, kelembaban dibawa ke atmosfer dan kembali ke permukaan sebagai presipitasi. Ketika
air mencapai tanah, proses yang terjadi yaitu 1) air akan menguap kembali ke atmosfer, dan
2) air menembus permukaan tanah dan menjadi air tanah, air akan merembes ke lautan,
sungai dan sampai ke lautan atau akan kembali lahi ke atmosfer sebagai transpirasi.

Siklus air terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan proses-proses yang dilaluinya serta seberapa
jauh air tersebut bergerak dari tempat evaporasinya.

Siklus Pendek / Siklus Kecil

Siklus pendek diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari;
kemudian terjadi kondensasi dan pembentukan awan pada ketinggian terntentu; selanjutnya
turun hujan di permukaan laut.

Siklus Sedang

Siklus sedang diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari;
kemudian terjadi evaporasi; uap bergerak oleh tiupan angin ke darat; pembentukan awan;
turun hujan di permukaan daratan; air mengalir di sungai menuju laut kembali.

Siklus Panjang / Siklus Besar

Siklus panjang diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari; uap
air mengalami sublimasi; pembentukan awan yang mengandung kristal es; awan bergerak
oleh tiupan angin ke darat; turun salju; pembentukan gletser; gletser mencair membentuk
aliran sungai; air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut.

Anda mungkin juga menyukai