Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI SASTRA EKOLOGI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah:Teori Sastra

Dosen Pembimbing:
Drs.Yulsafli,M.A

Disusun Oleh:
Halimatu Sakdiah (2211070053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKAH
BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur serta terimakasih yang tak terhingga penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Sastra”. Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi penugasan mata kuliah Teori Sastra Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa Indonesia semester dua di Universitas
Serambi Mekah.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa di dunia ini tiada yang
sempurna, sehingga penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karna itu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi penulis, jika
terdapat kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya konstruktif kearah
penyempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 24 Februari, 2023

Penulis

I
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ekologi sastra atau sering disebut sebagai ekokritik merupakan kritik sastra
yang mempelajari hubungan lingkungan alam dan sastra.Ekokritik juga dapat
dimaknai sebagai kajian terhadap hubungan antara sastra beserta lingkungan fisik
,pada hakikatnya sebuah karya sastra tidak lepas dari keadaan alam.Munculnya
keterkaitan lingkungan alam akan nyata pada karya sastra dapat menghadirkan kritik
ekologi terhadap karya sastra itu sendiri. Hal ini kembali pada manusia yang
digambarkan oleh pengarang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Ekokritik sastra merupakan teori kritis dalam pendekatan mutakhir sastra.


Kodrat multidisipliner ekokritik sastra (ekologi dan sastra) mensyaratkan kehadiran,
kebersamaan, dan kesatupaduan berbagai teori yang relevan dan konsen terhadap
masalah kajian sastra dan lingkungan. Di antaranya adalah teori kritis, kritik
sastra,teori kebudayaan, dan teori etika lingkungan (ekologi).

Ekokritik sastra adalah studi tentang hubungan antara sastra dan lingungan fisik. Hal
ini sangat beralasan mengingat sastra tumbuh, berkembang, dan bersumber dari
lingkungan masyarakat dan lingkungan alam (ekologis).Lingkungan merupakan salah
satu elemen yang dapat memunculkan berbagai macam permasalahan di masyarakat.
Baik dari segi sosial maupun segi kesehatan.Tidak hanya itu, permasalahan
lingkungan juga dapat berakibat fatal, seperti terjadinya bencana alam.

Hubungan alam dengan karya sastra tersebut memunculkan sebuah konsep tentang
permasalahan ekologi dalam sastra oleh para kritikus sastra. Istilah ekokritik
(ecocriticism) merupakan istilah mengenai konsep kritik sastra yang berhubungan
dengan alam serta lingkungan. Ekokritik sendiri berasal dari bahasa Inggris
ecocriticism yang merupakan bentukan dari kata ecology dan kata critic. Ekologi
dapat diartikan sebagai kajian ilmiah tentang pola hubungan-hubungan, tumbuhan,

1
hewan, dan manusia terhadap satu sama lain serta terhadap lingkungan. Sementara
kritik dapat diartikan sebagai bentuk dan ekspresi penilaian tentang kualitas baik atau
buruknya sesuatu.

B.Rumusan Masalah
1.Apa Pengertian dari Teori Sastra Ekologi ?
2.Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Teori Sastra Ekologi ?
3.Bagaimana Dasar Pemikiran Teori Sastra Ekologi ?
4.Bagaimana Penerapan dan Kaidah Teori Sastra Ekologi ?

C.Tujuan Penulisan
a.Untuk Mengetahui Pengertian Teori Sastra Ekologi.
b.Untuk Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Teori Sastra Ekologi.
c.Untuk Mengetahui Dasar Pemikiran Teori Sastra Ekologi.
d.Untuk Mengetahui Penerapan dan Kaidah Teori Sastra Ekologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Konsep Teori Sastra Ekologi

Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu Oikos
berarti rumah dan Logos berarti ilmu atau pelajaran. Dengan kata lain definisi dari
ekologi ialah ilmu yang mempeljari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.

Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang organisme dan


lingkungannya. Dalam hal ini, ekologi menjadi disiplin ilmu yang mengkaji
hubungan timbal balik antara organisme-organisme atau kelompok organisme dengan
lingkungannya. Hubungan antara organisme dengan lingkungan tersebut tidak dapat
dipisahkan, karena semua organisme pasti memiliki lingkungan tertentu untuk hidup.

Ekologi sastra merupakan ilmu ekstrinsik sastra yang mendalami masalah


hubungan sastra dengan lingkungannya.Ilmu ekstrinsik sastra berarti ilmu
pengetahuan yang berada di luar ilmu sastra, atau tidak berkaitan dengan ilmu sastra.
Dalam hal ini, ilmu di luar sastra tersebut merupakan ilmu ekologi yang bersangkutan
dengan hubungan organisme dengan lingkungannya. Namun demikian, secara tidak
langsung ilmu ekstrinsik yaitu ekologi tersebut turut membengaruhi karya sastra,
karena karya sastra juga mengkaji suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar
sebagai objek kajian di dalamnya.

3
Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar dengan
keanekaragaman alam dan suku bangsa dimana masing-masing memiliki kearifan
lokal yang berhubungan dengan alam maupun mitos dan legenda tersendiri yang
berkaitan dengan tradisi. Kekayaan alam dan budaya ini telah lama dijadikan sebagai
sumber utama cerita para pengarang Indonesia sejak lama dan tampaknya akan tetap
seperti itu di kemudian hari.Ekologi budaya adalah studi tentang adaptasi manusia
untuk lingkungan sosial dan fisik. Manusia adaptasi mengacu pada kedua proses
biologis dan budaya yang memungkinkan populasi untuk bertahan hidup dan
bereproduksi dalam lingkungan tertentu atau mengubah.

Hal ini dapat dilakukan diakronis (memeriksa entitas yang ada di zaman yang
berbeda), atau secara sinkronis (memeriksa sistem saat ini dan komponen-
komponennya). Pendapat utamanya ialah bahwa lingkungan alam, dalam skala kecil
atau masyarakat subsisten tergantung pada bagian atasnya yaitu kontributor utama
organisasi sosial dan lembaga-lembaga manusia lainnya.

4
1.Analisis Ekologi Alam
Aspek pertama dalam ekologi sastra yaitu ekologi alam. Dalam kaitannya
dengan kajian sastra, istilah ekologi dipakai dalam pengertian beragam. Pertama,
ekologi yang dipakai dalam pengertian yang dibatasi dalam konteks ekologi alam.
Berdasarkan penelitian, analisis dan pendataan yang dilakukan oleh peneliti terdapat
beberapa aspek yang termasuk ke dalam ekologi alam yaitu hubungan sastra dengan
upaya pelestarian alam dan hubungan sastra dengan alam sebagai sumber kehidupan
manusia. Hubungan sastra dengan alam sebagai sumber kehidupan manusia.

2.Ekologi Budaya
Aspek kedua dalam ekologi sastra yaitu ekologi budaya. ekologi yang dipakai
dalam pengertian ekologi budaya yang ditentukan oleh pola hidup dan perbedaaan
karakteristik wilayah. Berdasarkan penelitian, analisis dan pendataan yang dilakukan
oleh peneliti terdapat beberapa aspek yang termasuk ke dalam Ekologi budaya yaitu
hubungan sastra dengan adat-istiadat dan hubungan sastra dengan kepercayaan/mitos.

B. Sejarah dan Perkembangan Teori Sastra Ekologi

Teori sastra belum diterapkan secara tegas dalam studi sastra antara tahun
1950 dan 1970.Dalam tesis sarjana mereka,mahasiswa Universitas Indonesia (UI)
Slamet Mulyana dan Jasin mengembangkan kritik sastra dengan menggunakan teori
sastra secra perlahan, meskipun teori sastra yang mereka gunakan digabungkan

5
dengan beberapa teori sastra (Purba, 2010).Setelah pertengahan tahun 1970-an, teori
sastra, seperti strukturalime dan sosiologi sastra, mulai populer di indonesia.

Teori sastra baru mulai muncul diindonesia pada tahun 1980an.Untuk


membangun kajian sastra, para pakar sastra indonesia menggunakan teori Barat
ini.Karena kompleksitas metode dan fakta bahwa itu tidak tunggal, teori-teori sastra
yang mereka kembangkan sulit untuk diterapkan.Teori sastra telah maju ketitik ini,
khususnya gagasan wacana sastra.

Banyak pakar yang masih mempertannyakan apakah sastra bisa dikatakan


sebagai ilmu atau tidak.Sebuah argumen telah dibuat melawan sastra umum dengan
alasan bahwaa ia tidak memberikan perhatian yang cukup pada setiapa karya sastra
itu sendiri sebagai karya seni yang berbeda.”Katanya”, ilmu sastra hanya mau
mencari skema-skema bagaimana menceritakan suatu konfensi dalam puisi serta
modul-modul komunikasi tanpa menghiraukan cerita atau puisi yang satu-satunya itu,
persoalan, karena setiap ilmuwan sastra berusaha merumuskan pengertian-pengertian
umum.1

Para ahli ilmu alam ,yang tidak sependapat dengan para ahli teori sastra
,menyatakan bahwa sastra tidak dapat dianggap ilmiah karena hanya bersandar pada
dasar-dasar ilmiah dari mata pelajaran lain.Sosiologi dan psikologi misalnya, gagal
mengakui bahwa sastra itu sendiri mengandung ilmu sastra.Aliran pemikiran lain
berpendapat bahwa sastra hanya dapat dipahami jika dilihat melalui lensa beberapa
disiplin ilmu lainnya.Ada juga yang berpandangan bahwa sastra tidak ilmiah karena
cara memahaminya yang sering disamakan dengan wacana yang bertele-tele dan
tidak bermakna.

Bahkan sekarang, pertanyaan tentang keandalan studi sastra tetap ada.Hal ini
tidak hanya berlaku untuk Perguruan Tinggi Negeri di Amerika Serikat dan Inggris,

1
.Agnes Widyaningrum,dan Yuvita Mumpuni Hartarini,Pengantar Ilmu
Sastra,(Pekalongan:Nisya Expanding Management,2023),hlm 6.

6
tetapi juga untuk Perguruan Tinggi Negeri di negara lain, seperti Indonesia. Sastra
dianggap tidak ilmiah ketika gagal memberikan pengertian yang jelas karena
inkonsistensi dan kurangnya kepercayaan diri.

Mempertimbangkan keprihatinan terebut di atas, para sarjana sastra tidak


mengizinkan studi sastra sebagai ilmu untuk dilanjutkan.Mereka mengatur sastra ke
dalam tubuh pengetahuan yang kohoren setara dengan disiplin ilmu lainnya.Studi
sastra sebagai disiplin ilmu tidak dimulai sampai abad kesembilan belas.Tujuan
ilmuwan sastra adalah untuk menerapkan metode ilmiah untuk studi sastra, yang
mereka lihat sebagai aktivitas manusia.Jadi, studi sastra benar-benar independen dari
disiplin akademis lainnya.

Keselarasan alam dengan manusia sudah terajut sejak lampau, sejak manusia
merasa tidak berdaya dengan kekuatan alam sekaligus saat terpesona pada keindahan
dan ketergantungannya pada alam.Bahkan, beberapa filosofi dasar keselarasan
manusia dengan alam melandasi kebudayaan dan peradaban manusia. Pada
masyarakat dan kebudayaan Jawa, keselarasan atau harmoni antara manusia dan alam
mendapat tempat yang istimewa.

Masyarakat dan kebudayaan Jawa menunjukkan ada hubungan antara Tuhan,


manusia, dan alam. Alam semesta dan manusia merupakan satu kesatuan yang
disebut kesatuan makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos disebut orang Jawa
sebagai jagat gedhe (dunia besar) atau alam semesta. Adapun mikrokosmos
diistilahkan sebagai jagat cilik (dunia kecil).

Antara jagat gedhe dan jagat cilik merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Manusia sebagai jagat cilik terbentuk dari anasir-anasir semesta (jagat
gedhe) seperti air, api, tanah, angin, dan sebagainya.

7
Filosofi Jawa memiliki tiga ruang lingkup yaitu metafisika, epistomologi, dan
aksiologi (Cipto Prawiro, 1986). Metafisika merincikan penggambaran penyatuan
Tuhan-manusia-alam. Manusia dalam konsep ini memiliki unsur-unsur “kembali”
dan memiliki tugas untuk menciptakan keselarasan (harmoni) sebagai makhluk sosial
dan makhluk Tuhan, sebagai mikrokosmos yang menjadi bagian dari makrokosmos.

Relasi dan harmonisasi antara manusia dan alam ini juga terlukis dalam sastra
sebagai salah satu produk kebudayaan manusia. Representasi antara alam dan
manusia pun secara luas digunakan dalam bidang kajian sastra yang menitikberatkan
pada perhatian perilaku manusia dalam memelihara lingkungannya yang dinyatakan
dalam bentuk citra, mitos, gagasan atau konsep yang telah dinarasikan.

C.Dasar Pemikiran Teori Sastra Ekologi

Ekologi sastra merupakan kajian interdisipliner yang membahas masalah dari


sudut pandang ekologi dan sastra. Kedua disiplin ilmu tersebut digunakan untuk
mengkaji hubungan antara makhluk hidup atau manusia dengan lingkungannya. Hal
tersebut saling berkaitan, karena setiap karya sastra pasti memiliki suatu peristiwa
yang melibatkan lingkungan sekitarnya. Banyak ragam kajian yang dapat
dimanfaatkan guna membedah sebuah karya sastra.

Dalam kaitannya dengan karya sastra, ekologi dipakai dalam pengertian


beragam. Pertama, ekologi digunakan dalam pengertian yang dibatasi oleh konteks
alam. Kedua, ekologi digunakan secara luas, termasuk budaya (Endraswara, 2016:
33). Dalam hal ini ekologi dalam karya sastra seringkali digambarkan melalui budaya
tertentu suatu daerah. Budaya yang ada ikut mempengaruhi keadaan lingkungan dan
sastra, sehingga muncul ekologi budaya.

Sastra dan alam adalah dua hal yang selalu dekat dan memiliki hubungan
timbal balik (Sudikan,2016:9).

8
Alam memainkan peran yang sangat besar bagi manusia. Setiap orang
memerlukan alam untuk bertahan hidup.Gerakan sastra dalam kaitannya dengan
lingkungan semakin dahsyat. Sastra lingkungan adalah sebuah pilar pemahaman
sastra yang berupaya menangkap pesan ekologis dalam sastra. Menurut Maman S.
Mahayana, sudah sejak lama sastrawan kita telah menunjukkan kepedulian mereka
terhadap alam bahkan mengkampanyekan pentingnya lingkungan hidup bagi umat
manusia.
Posisi pengarang saat ini bukan lagi hanya sekadar sebagai penulis yang
memanfaatkan alam sebagai media representasi tetapi sastrawan juga mengambil
posisi sebagai penyelamat ekologis dengan menciptakan karya-karya yang memuat
pentingnya lingkungan dan pelestarian lingkungan bagi kehidupan manusia.
Sebagai peneliti sastra perlunya melihat karya-karya sastra dari sudut pandang
ekologis sebagai penghubung antara ide-ide penyelamatan lingkungan yang terdapat
dalam karya sastra kepada para pembaca agar kita tidak lagi hanya melihat
lingkungan fisik secara kasat mata untuk memahami persoalan-persoalan lingkungan
melainkan kita bisa membaca karya sastra untuk kemudian memahami masalah yang
terjadi di lingkungan dan melakukan penyelamatan.
Melalui telaah karya sastra diharapkan peneliti sastra sebagai pembaca teks
dapat menjembatani gagasan-gagasan ekologis yang ada dalam sebuah karya sastra
sehingga mau tidak mau pendekatan ekokritik perlu digalakkan untuk menjadi salah
satu solusi untuk penyelamatan lingkungan. Melakukan penyuluhan tidak mesti
dengan turun langsungke lapangan, memberikan kesadaran terhadap lingkungan juga
salah satunya dengan melalui karya sastra.

9
D.Penerapan dan Kaidah Analisis Teori Sastra Ekologi

Karya sastra menempati fungsi yang dialektis dengan fenomena kehidupan.


Beragam tema dan persoalan kehidupan dalam karya sastra merupakan cara
pengarang merespons perubahan demi perubahan yang terjadi di kehidupan nyata.
Hal tersebut menandakan bahwa sastrawan sebagai kreator bukan pribadi yang pasif
terhadap realitas zaman.
Pengarang terus merekam setiap peristiwa kehidupan nyata sebuah karya
sastra sesungguhnya untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari manusia yang
menciptakannya. Kebutuhan yang mendorong diciptakannya karya sastra itu, seperti
halnya segala ciptaan manusia yang lain adalah untuk membangun keseimbangan
dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan
manusiawinya.
Karya sastra sebagai salah satu karya seni yang tidak lepas dari situasi zaman
kapan karya sastra diciptakan, maka karya sastra lahir tidak lepas dari pengaruh
interaksipengarang dengan lingkungannya. Pengaruh dan kekuatan intensitas
pengarang terhadap lingkungan hidup, terutama adanya minat yang kuat dan
mendalam terhadap manusia yang ada di dalam masyarakat tempat hidupnya beserta
persoalan dan keadaan wataknya, memungkinkan karya sastra yang dihasilkannya
mengandung informasi-informasi tentang masyarakat tempat menjalani interaksinya.

10
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang organisme dan
lingkungannya. Dalam hal ini, ekologi menjadi disiplin ilmu yang mengkaji
hubungan timbal balik antara organisme-organisme atau kelompok organisme dengan
lingkungannya. Hubungan antara organisme dengan lingkungan tersebut tidak dapat
dipisahkan, karena semua organisme pasti memiliki lingkungan tertentu untuk hidup.

Ekologi sastra atau sering disebut sebagai ekokritik merupakan kritik sastra
yang mempelajari hubungan lingkungan alam dan sastra. Ekokritik juga dapat
dimaknai sebagai kajian terhadap hubungan antara sastra beserta lingkungan fisik,
pada hakikatnya sebuah karya sastra tidak lepas dari keadaan alam. Sastra merupakan
sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia yang selalu berhubungan
dengan kebutuhan hidupnya.Hampir setiap saat sebenarnya manusia itu bersastra.
dalam komunikasi seharihari kadang-kadang manusia itu bersastra. bahkan dengan
diri sendiri pun ketika melakukan refleksi, manusia juga bersastra. apalagi ketika
manusia sudah berbicara dengan kebutuhan aktualisasi diri, sastra harus ada.

B.Saran

Setelah menyelesaikan makalah ini,penyusun menyadari bahwa makalah ini


masih banyak kekurangan. Oleh karena kekurangan penyusun baik secara
kemampuan maupun waktu.Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
guna perbaikan makalah ini.

11

Anda mungkin juga menyukai