GEMELLI
G2P1A0 Gravida 31-32 mg Impartu dengan Gemelli
Oleh:
Clarissa Angelia Tanwijaya 01073210044
Pembimbing:
dr. Arif Sulistyo, Sp.OG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB. I. ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Anamnesa
(Keluhan Utama, Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat Obstetri, Riwayat Kehamilan Sekarang,
Riwayat Menstruasi, Riwayat Seksual & Marital, Riwayat Ginekologi, Riwayat Kontrasepsi, Riwayat
Penyakit Keluarga, Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan, Riwayat Alergi, Pengobatan, Vaksinasi)
Pemeriksaaan Fisik
(Kesan Umum, Status Generalis, Pemeriksaan Obstetrik)
Pemeriksaan Penunjang
(Laboratorium-Hematologi, Serologi, Urinalisis, Radiologi-CTG)
Resume
Diagnosis Kerja
Tatalaksana
Prognosis
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epidemiologi
Klasifikasi Genesis
(Monozygitic, Dizygotic)
Etiologi & Patofisiologi
(Superfetasi, Superfekundasi, Monozygotic, Dizygotic)
Faktor Resiko
Diagnosis
(MCDA, MCMA, DCDA)
Tatalaksana
Prognosis
Komplikasi
BAB. III. ANALISA KASUS
BAB. IV. DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Anamnesa
1.2.1. Keluhan Utama
Pasien rujukan datang dengan keluhan mulas perut sejak pagi hari sebelum masuk
rumah sakit
penyakit penyerta darah tinggi, kencing manis, dan keganasan sebelum dan selama masa
kehamilan.
Gravida Tahun Ukuran Penolong Metode Berat Bayi Usia Anak Keadaan
Persalinan Kehamila Persalinan Lahir
n
G1 2011 Aterm Bidan Normal 2,9 kg 12 tahun Hidup
G2 Kehamilan Sekarang
G1: G1P0A0 - Kehamilan pertama, dengan janin tunggal, lahir aterem pada 2011
metode persalinan normal dengan berat lahir bayi 2,9 kg tanpa adanya komplikasi
pada maternal dan bayi setelah persalinan.
G2: G2P1A0 - Kehamilan sekarang.
Pasien melakukan ANC rutin pada Bidan dan Puskesmas Cikupa dimulai pada
trimester II (dua kali) dan trimester III (3 kali) sebelum pasien masuk rumah sakit. Pasien
melakukan 1 kali pemeriksaan USG dengan hasil Gravid Gemelli Intra-uterine, DJJ (+),
dengan presentasi sungsang, dan kepala, TBJ sesuai usia kehamilan, JK Laki-laki. Pasien
melakukan pemeriksaan HbsAg, HIV, dan sifilis dengan hasil non-reaktif, dan vaksin
tetanus sebanyak 2 kali. Pasien mengatakan menjaga pola makan nutrisi baik sesuai
anjuran tenaga kesehatan, tinggi zat besi dan asam folat, juga menerapkan aktivitas cukup,
dan istirahat cukup. Pasien menyangkal akan adanya kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol, dan konsumsi obat-obatan lainnya sebelum dan selama masa kehamilan.
penuh perhari. Pasien menyangkal akan adanya nyeri perut saat menstruasi, dan keluhan
lainnya.
vaksinasi covid 3 kali dengan vaksin terakhir pada 2022, dan vaksin tetanus toxoid
sebanyak 2 kali pada kehamilan saat ini.
Status Generalis
5. Telinga 1. Inspeksi:
- Normotia, kemerahan (-), Sekret (-)
2. Palpasi
- Nyeri tarik telinga (-/-), Nyeri tekan tragus (-/-)
6. Thorax A. Mammae:
1. Simetris, perubahan kulit payudara (-), nipple discharge (-).
B. Paru:
1. Inspeksi
- Bentuk dada simtetris, pengembangan statis dinamis
2. Palpasi
- Pengembangan dada simetris, taktil fremitus simetris
3. Perkusi
- Sonor seluruh lapang paru
4. Auskultasi
- Vesikuler (+/+), Rhonci (-/-), Wheezing (-/-)
C. Jantung:
1. Inspeksi
- Ictus Cordis tidak terlihat
2. Palpasi
- Ictus Cordis tidak teraba, Heave (-), Thrill (-)
3. Perkusi
- Batas Jantung Atas: ICS 2 Parasternal kanan
- Batas Jantung Kanan: ICS 4 Paraseternal kanan
- Batas Pinggang Jantung: ICS 3 Parasternal kiri
- Batas Jantung Kiri: ICS 5 Midklavikula kiri
4. Auskultasi
- S1S2 reguler
- Murmur (-), S3 Gallop (-)
9. Abdomen 1. Inspeksi
- Distensi (-), Ascites (-)
- Bekas luka (-) Caput Medusa (-), Strech mark (+)
2. Palpasi
- Nyeri Tekan (-)
10. Ekstremitas 1. Akral Hangat, CRT<2s, Edema (-/-), Eritema (-).
Pemeriksaan Obstetrik
Tinggi Fundus Uteri : 31 cm
Leopold I : Presentasi bokong dan kepala
Leopold II : Kanan kiri punggung
Leopold III : Presentasi kepala dan bokong
Leopold IV : Konvergen
DJJ : G1-158 x/menit, G2-132 x/menit
Vaginal Touche
- Ruggae : Teraba
- Serviks : Anterior, dilatasi 10 cm, effacement >90%, konsistensi lunak
- Station : +1
- Presentasi : G1 Kepala, selaput amnion (+)
- Lendir disertai darah (+)
pH : 7.0
Berat Jenis : 1.020
Protein :-
Glukosa :-
Bilirubin :-
Urobilinogen :-
Keton :-
Blood :-
Nitrit :-
Leukosit Esterase :-
Mikroskopik
Eritrosit : 0-1
Leukosit : 0-2
Bakteri :-
Epitel : +1
Kristal :-
Silinder :-
1.4.2. Radiologi
1.4.2.1. Kardiotokografi
1.5. Resume
Pasien Ny. A berusia 37 tahun, datang dengan keluhan mulas sejak pagi hari SMRS. Mulas
dikatakan teratur, dengan adanya keluar lendir bening dan darah 3 jam SMRS. Pemeriksaan fisik
tanda vital pasien didapati peningkatan pada nadi dan laju nafas, pemeriksaan leopold didapati janin
ganda, dengan presentasi kepala dan bokong. Pada pemeriksaan laboratorium dalam batas normal,
dan pemeriksaan kardiotokografi G1 didapati Kategori I dan G2 Kategori II. Riwayat obstetri P1
NCB-SMK, lahir spontan tanpa komplikasi. Pada pemeriksaan laboratorium hemoglobin dan
urinalisis pasien dalam batas normal. Riwayat abnormalitas dan komorbid maternal (-).
1.7. Tatalaksana
I. Non-medikamentosa
A. Airway : Observasi jalur nafas
B. Breathing : Observasi laju nafas
C. Circulation : IV Perifer RL 500 ml/ 8 jam, observasi TTV
D. Observasi DJJ, kontraksi uterus, dan pecah cairan ketuban
II. Medikamentosa
A. Oxytocin 5 IU 0,5 ml IV Drip - Akselerasi
B. Oxytocin 10 IU 1 ml IM
C. Oxytocin 15 IU 1,5 ml IV Drip
D. Cefadroxil 3 x 500 mg tab PO
E. Paracetamol 500 mg SD Supp
1.8. Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanatianam : Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kehamilan ganda didefinisikan oleh kehamilan dengan adanya lebih dari satu janin yang
berkembang di dalam rahim, oleh adanya dua atau lebih fertilisasi yang terjadi atau dari satu
fertilisasi dengan membelahnya zigot menjadi dua atau lebih.[1,2] Terbentuknya dua janin dalam
uterus dikenal sebagai kembar dua, gemelli (twins) yang merupakan kehamilan ganda yang
paling sering terjadi. Kembar tiga disebut triplet, kembar empat quadruplets, kembar lima
quintuplets, dan enam sextuplets.[2,9]
2.2. Epidemiologi
Kejadian akan kehamilan ganda kenbar dua terjadi antara 1 dari 80 kehamilan, dan kembar
tiga pada 1 dari 8.000 kehamilan pada rata-rata dunia. Angka akan kejadian kehamilan ganda ini
kerap meningkat sekitar 70% (NCHS) sejak tahun 1980 seiring dengan berkembangnya terapi
infertilitas. Insiden akan kejadian kehamilan ganda bervariasi bedasarkan demografiknya.
Insiden kehamilan ganda didapati kejadian paling tinggi pada Nigeria dengan angka 1 dari 20
kehamilan, dan paling rendah pada daerah Timur (Eastern) dengan angka 1 dari 200 kehamilan.
Dari angka kejadian ini sendiri didapati 1 dari 250 merupakan kehamilan ganda monozygotic.
Indonesia sendiri didapati 33% akan kejadian kehamilan ganda pada 20 tahun terakhir,
dengan jumlah janin lebih dari 2 meningkat pada angka 40,4 atau sekitar 12%. [2,9]
2.3.2. Dyzigotic
Kembar Dyzigotic terbentuk ketika terdapat dua sel telur yang dibuahi oleh masing
masing satu sperma. Dimana umunnya kembar dyzigotic ini memiliki 2 plasenta secara
terpisah maupun menyatu dengan selaput pembatas.(Gambar 1.A, dan 1.B). [1,2]
(heteropaternal). Mekasnisme maternal yang terbuahi pada masa ovulasi dalam satu siklus
menstruasi dengan melakukan koitus dalam rentang waktu dekat (sekitar 1 minggu).[2,4]
Kehamilan ganda dua pada umumnya terjadi oleh fertilisasi 2 ova-dizygotic atau fraternal
twins, atau berkembangnya 2 janin dari satu ovum terfertiilisasi yang membelah (monozygotic)
2.4.3. Monozygotic
Perkembangan dari kembar monozygotic masih tidak diketahui secara pasti, namun
ini dapat dikaitkan dengan adanya trauma kecil pada blastocyst pada ART (Assister
Reproductive Therapy). Setelah ovum terbuahi dengan satu sperma (fertilisasi) dan
terbentuk zigot, pada kejadian kembar monozygotic ini akan membelah menjadi 2
(Kembar dua). Pada pembelahan zigot pada awal 72 jam setelah pembuahan, akan
menghasilkan 2 embrio - 2 amnion - 2 plasenta (Diamniotic Dichorionic). Pada
pembelahan zigot pada 4 hari sampai 8 hari setelah pembuahan, akan menghasilkan 2
embrio - 2 amnion - 1 plasenta (Diamniotic Monochorionic). Pembelahan zigot setelah 8
hari sampai 13 hari setelah pembuahan, akan menghasilkan 2 embrio - 2 amnion - 2
plasenta (Monoamniotic Monochorionic), dan pembelahan zigot lebih dari 2 minggu akan
mengghasilkan kembar siam. Kembar monozygotic merupakan kembar yang identik. [1,2]
2.4.2. Dizygotic
Kembar dyzigotic merupakan kembar yang berasal dari dua ovarium yang terbuahi
saat masa ovulasi dengan masing-masing satu sperma yang berbeda. Kembar dizygotic
merupakan kembar yang tidak identik, berbeda dengan kembar monozygotic. Kembar
dizygotic memiliki kemungkinan akan sama dalam jenis kelamin bayi lahir, atau berbeda.
Kembar dizygotic juga dapat dikaitkan oleh kejadian superfekundasi. Kehamilan kembar
dizygotic memiliki 2 amnion dan 2 placenta (diamniotic dichorionic), namun dapat
menyatu oleh koneksi vaskular sehingga terlihat satu. [1,2]
2.6. Diagnosis
Dalam menegakkan diagnosa kehamilan ganda, dapat dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan penunjang Ultrasonographic.
Dalam anamnesa sendiri tidak dapat menegakkan diagnosa kehamilan ganda pada maternal,
namun ini dapat mendukung penegakkan diagnosis, seperti riwayat kehamilan ganda sebelumnya,
riwayat kehamilan ganda dalam keluarga, dan penggunaan ART. Dalam mendiagnosa kehamilan
ganda melalui pemeriksaan fisik juga tidak dapat sepenuhnya ditegakkan sendiri, namun dalam
pemeriksaan fisik di kehamilan ganda dapat ditemukan tinggi fundus uteri yang lebih besar dari
ukuran kehamilan yang mulai dapat dinilai pada trimester II, kemudian dapat dilakukan palpasi
dengan pemeriksaan leopold walaupun ini juga tidak sepenuhnya masih sulit dilakukan pada
trimester II dan keadan maternal dengan obesitas. Dalam pemeriksaan leopold dapat ditemukan
terabanya dua kepala janin pada dua kuadran uterus yang berbeda. Dalam pemeriksaan denyut
jantung janin menggunnakan doppler juga dapat ditemukan pada dua kuadran yang berbeda. Dalam
pemeriksan penunjang menggunakan Ultrasonographic dapat terlihat dengan adanya dua gestational
sac pada trimester I kehamilan, yang kemudian akan lebih mudah terlihat pada trimester yang lebih
besar akan adanya 2 janin dalam uterus. Pemeriksaan UGS juga dapat digunakan untuk menentukan
usia masing masing janin melalu pengukuran BPD, HC, AC, dan FL yang masing-masing akan
menunjukan ukuran yang hampir sama dari kedua janin, walaupun dapat terlihat hasil yang berbeda
oleh faktor lainnya dalam perkembangan janin. Pemeriksaan UGS juga dapat menentukan dari
jumlah amnion dan plasenta dalam kehamilan ganda. [1,2,5,10]
2.6.1. Monochorionic Diamniotic
Pada pemeriksaan kehamilan ganda dengan adanya 1 plasenta dan 2 amnion,
didapati gambaran ’T-sign’ dimana janin kembar dipisahkan oleh membran amnnion yang
berdekatan dari masing masing janin dan membentuk seperti huruf T pada titik pertemuan
pada plasenta.
2.7. Tatalaksana
Tatalaksana pada kehamilan ganda, umumnya dilakukan metode sectio caesarea oleh karena
indikasi dari maternal yang umumnya lebih tinggi pada kehamilan ganda, namun tidak menutup
kemungkinan akan cara persalinan pervaginam.
Prinsip tatalaksana pada persalinan kehamilan ganda merupakan hasil optimal pada kedua
janin tanpa menimbulkan perbedaan signnifikan antara satu janin dan janin lainnya dan kesehatan
ibu. Dalam beberapa kasus persalinan kehamilan ganda dengan kasus yang sulit, didapati saran
dalam waktu kelahiran. Pada kehamilan ganda DCDA kelahiran disarankan harus dilakukan pada
kehamilan minggu ke 38-39, kehamilan dengan MCDA kelahiran disarankan harus dilakukkan pada
34-37 minggu, dan pada MCMA pada 32-42 minggu. [1,2,5,6]
2.7.1. Sectio Caesarea
Persalinan secara sectio caesarea umum dilakukan atas indikasi maternal dan janin.
Indikasi maternal dapat berupa: (1). Plasenta previa, (2). Preeklamsi Berat, (3). Riwayat
Sectio Caesarea, (4). Prolaps tali pusat dari bayi pertama, (5). Kontraksi abnormal dari
uterus, dan (6). Panggul sempit. Indikasi dari janin dapat berupa: (1). Presentasi kedua
maupun janin yang berada diatas panggul bukan merupakan kepala (sungsang atau
lintang), (2). Komplikasi janin; IUGR, kembar siam, TTTS.[2]
2.7.2. Persalinan Pervaginam
Persalinan pervaginam dapat dilakukan jika salah satu atau keduanya menunjukan
presentasi kepala pada pintu atas panggul. Jika kedua presentasi janin pada pintu atas
panggul bukan merupakan kepala, maka persalinan pervaginam tidak dapat dilakukan.
Dalam tatalaksana persalinan pergavinam pada kehamilan ganda bayi pertama,
dilakukan sama dengan persalinan kehamilan tunggal pada umumnya. Namun berbeda
dalam persalinan bayi kedua, oleh karena kondisi bayi kedua telah mengalami tekanan oleh
insufisiensi plasenta oleh retraksi rahim dari kelahiran bayi pertama. Tatalaksana awal akan
pemeriksaan dalam akan presentasi bayi pada pintu atas panggul, dapat menentukan
maneuver yang akan digunakan dalam persalinan bayi kedua. [1,2]
Tatalaksana persalinan pervaginam pada bayi dengan presentasi bukan kepala dapat
dilakukan maneuver dalam proses persalinan.
1. Frank Breech Extraction (Pinad’s Maneuver), penggunaan maneuver setelah pecahnya ketuban
dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk pada popliteal fossa bayi, kemudian ditekan dan
diabduksi sehingga kaki janin tertekuk. Kaki janin kemudian digenggam di pergelangan kaki
dan ekstraksi sungsang dilakukan.
3. Muller Denveter Maneuver, Setelah kaki tampak pada bagian bawah vagina, gunakan tangan
dominan untuk menarik kaki bayi mengarah keatas, dan kebawah. dengan metode
penggegaman jari telunjuk diantara kedua kaki, kemudian congkel bagian skapula anterior
dengan tetap menarik bayi keluar mengarah atas bawah, dan pengeluaran tangan posterior.
Tatalaksana dalam Kala III persalinan pervaginam bayi kedua sama halnya dengan tatalaksana Kala
III pada kelahiran tunggal, dengan penyuntikan Okstitosin Post partum, dan induksi lahir plasenta.
[2,6]
2.8. Prognosis
Prognosis akan mortalitas pada maternal akan bertambah pada kehamilan ganda
dibandingkan pada kehamilan tunggal. Penyebab mortalitas pada maternal dapat disebabkan oleh
terjadinya perdarahan sebelum, selama, dan setelah melahirkan, preeklamsi, anemia, maupun
komplikasi dan interfensi saat tindak operative.
Prognosis akan mortalitas pada perinatal dihitung bertambah dengan kejaidan akan prematur
pada bayi 4-5 kali lebih tinggi dari kehamilan tunggal. Angka mortalitas juga bertambah pada
kehamilan kembar dengan monoamniotic monozygotic oleh karena lilitan tali pusat, 1/3 dikatakan
menyebabkan keatiakn janin, dan 2/3 kematian saat lahir. Angka mortalitas pada perinatal juga
bertambah sekitar 50% saat proses persalinan dari bayi ke-2, oleh karena adanya retraksi dari
uterus. [2]
2.10. Komplikasi
Komplikasi pada kehamilan ganda dapat terjadi pada maternal, dan fetal. Pada maternal
sendiri dapat terjadi dalam masa kehamilan, semasa persalinan, dan setelah kelahiran. Sama halnya
dengan komplikasi pada janin yang dapat terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan setelah
kelahiran. [1,2,5]
Komplikasi maternal selama kehamilan:
(1). Peningkatann akan kejadian mual dan muntah pada kehamilan (Hiperemesis).
(2). Anemia, oleh karena kebutuhan zat besi dan asam folat yang cenderung lebih banyak
dibutuhkan oleh dua janin pada kehamilan ganda.
(3). Preeklamsia, naik sekitar 3 kali lipat pada kehamilan ganda, dengan adanya paparah
berlebih dari vili korionik.
(4). Hydramnion, umum didapati pada kehamilan ganda dengan monozygotic, dan juga sering
didapati keterlibatan dari kantung amnion kedua. Diperkirakan terjadi oleh adanya
peningkatan perfusi renal dengan naikknya pengeluaran urin.
(5). Perdarahan antepartum, berkaitan dengan insiden placenta previa oleh karena pelebaran
plasenta pada segmen bawah rahim.
(6). Kelahiran preterm, keadaan dua janin yang membuat ukuran uterus menjadi lebih besar,
dan menaikkan resiko akan pecah ketuban dini.
BAB III
ANALISA KASUS
Ny. A berusia 37 tahun jenis kelamin perempuan, rujukkan puskesmas dengan G2P1A0
gravid 31-32 minggu, impartu dengan gemelli, datang dengan keluhan mulas sejak pagi hari SMRS.
Mulas dirasakan teratur tiap 10-15/menit sekali, disertai dengan keluar lendir bening lengket
disertai bercak darah merah segar sejak 3 jam SMRS. Pasien rutin melakukan ANC pada bidan dan
puskesmas, dinyatakan sehat pada ibu dan pasien selama masa kehamilan. Pasien melakukan USG
pada trimester II, dengan hasil Gravida Gemelli intra-uterine dengan tafsiran berat janin sesuai
dengan usia kehamilan. Pemeriksaan fisik pasien didapati tanda tanda vital, dan status generalis
pasien dalam batas normal. Pada pemeriksaan obstetri didapati presentasi kepala dengan konsistensi
bulat keras, dan bokong dengan bulat cenderung lebih lunak pada fundus uteri, presentasi punggung
pada kanan dan kiri kuadran uteri, dan presentasi kepala pada pintu atas panggul yang konvergen.
Pada pemeriksaan denyut jantung janin dengan doppler, didapati 2 letak denyut jantung janin pada 2
kuadran uteri. Pemeriksaan kardiotokografi pada G1 didapati kesan kategori I, dan G2 kesan
kategori II. Pada pemeriksaan laboratorium pasien didapati semua dalam batas normal
Diagnosa G2P1A0 Gravid 31-32 minggu, impartu dengan Gemelli dipikirkan oleh hasil
pemeriksaan fisik obstetri pasien dengan adanya presentasi kepala dengan konsistensi bulat keras,
dan bokong dengan bulat cenderung lebih lunak pada fundus uteri, presentasi punggung pada kanan
dan kiri kuadran uteri, dan presentasi kepala pada pintu atas panggul yang konvergen, dimana ini
menunjukan akan adanya eksistensi dari 2 janin, namun dari pemeriksaan ini sendiri masih belum
dapat ditegakkan sepenuhnya diagnosis akan Gemelli. Faktor diagnosa lain diperkuat dengan
pemeriksaan denyut jantung janin dengan doppler, didapati 2 letak denyut jantung janin pada 2
kuadran uteri berbeda dan bersebrangan. Diagnosa ini ditegakkan oleh adanya bukti pemeriksaan
USG pasien dengan hasil Gravida Gemelli intra uterine dengan tafsiran berat janin sesuai dengan
usia kehamilan.
Pada tatalaksana Ny.A dilakukan persalinan secara pervaginam. Hal ini dapat dilakukan oleh
karena salah satu presentasi janin dalam pemeriksaan obstetri merupakan kepala pada pintu atas
panggul, dan diperkuat dengan pemeriksaan vaginal touche terabanya ruggae, serviks mengarah
anterior dengan dilatasi 10 cm effacement >90%, konsistensi lunak, station +1 presentasi kepala,
dan selaput amnion utuh. Maka pada Ny.A dilakukan persalinan secara pervaginam atas dasar
kriteria persalinan pervaginam pada kehamilan ganda, selain dari keinginan pasien sendiri. Setelah
kelahiran bayi pertama, oxytocin tidak langsung diinjeksi. Pada kelahiran bayi ke 2 dilakukan
maneuver frank breech, loveset dan dilanjutkan mauriceau dalam teknik persalinan pervaginam.
Pada kala III setelah persalinan bayi ke-2, pemberian oxytocin IM, dan IV dilakuukan segera
setelah kelahiran. Pemberian oxytocin guna memberikan kontraksi uterus, dan mencegah
perdarahan post partum.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
1. Dutta, D.C. and Konar, H. (2019) ‘Multiple Pregnancy, Amniotic Fluid Disorders,
Abnormalities of Placenta and Cord’, in DC Dutta’s textbook of Obstetrics: Including
Perinatology and contraception. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers, pp. 233–
234.
2. Cunningham, F.G. (1997) ‘Multifetal Pregnancy’, in Williams. obstetric. Hemel Hempstead,
Herts.: Prentice Hall International, p. 891.
3. Umstad, M.P. et al. (2019) ‘Twins and twinning’, Emery and Rimoin’s Principles and Practice
of Medical Genetics and Genomics, pp. 387–414. doi:10.1016/b978-0-12-812537-3.00014-7.
4. Mogollón, F. et al. (2020) ‘Twins from different fathers: A heteropaternal superfecundation
case report in Colombia’, Biomédica, 40(4), pp. 604–608. doi:10.7705/biomedica.5100.
5. D’Alton, M. and Breslin, N. (2020) ‘Management of multiple gestations’, International
Journal of Gynecology & Obstetrics, 150(1), pp. 3–9. doi:10.1002/ijgo.13168.
6. Aviram, A. et al. (2022) ‘Mode of delivery in multiple pregnancies’, American Journal of
Obstetrics & Gynecology MFM, 4(2), p. 100470. doi:10.1016/j.ajogmf.2021.100470.
7. Painter, J.N. et al. (2013) ‘Twins and twinning’, Emery and Rimoin’s Principles and Practice of
Medical Genetics, pp. 1–20. doi:10.1016/b978-0-12-383834-6.00020-3.
8. R e p o s i t o r y. s t i k e s e l i s a b e t h m e d a n . a c . i d . Av a i l a b l e a t : h t t p s : / /
repository.stikeselisabethmedan.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Ines-Damayanti-
Simatupang.pdf (Accessed: 03 August 2023).
9. Default - Stanford Medicine Children’s health (no date) Stanford Medicine Children’s Health -
Lucile Packard Children’s Hospital Stanford. Available at: https://www.stanfordchildrens.org/
en/topic/default?id=overview-of-multiple-pregnancy-85-P08019 (Accessed: 04 August 2023).
10. Bickle, I. and Stanislavsky, A. (2019) ‘Monochorionic monoamniotic twin pregnancy’,
Radiopaedia.org [Preprint]. doi:10.53347/rid-69190.