Anda di halaman 1dari 4

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
PT MEDIA TELEKOMUNIKASI MANDIRI
DAN
SATRIO AGUS SAPUTRA
TENTANG KEMITRAAN PENJUALAN

Nomor Pihak Pertama : MTM-LET-KMT-DSF/SFSP-23-VII-2530

Pada hari ini Selasa tanggal Satu (1) bulan Agustus tahun 2023 (Dua Ribu Dua Puluh
Tiga) dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kerjasama (“Perjanjian”) oleh dan antara PT
Media Telekomunikasi Mandiri yang beralamat Komplek Ruko CBD Jababeka Kav AA.3,
Jl. Niaga Raya Jababeka II Blok G Nomor 12 – 15, Pasirsari, Cikarang Selatan, Kabupaten
Bekasi, Provinsi Jawa Barat 17530, yang dalam hal ini diwakili oleh Sugeng Jadmoko
dalam kedudukannya sebagai Direktur PT. Media Telekomunikasi Mandiri yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA dengan Saudara/Saudari Satrio Agus Saputra
bernomor KTP 3201100110950001 bertempat tinggal di Parung Villa Blok C/89 Rt 007
Rw 002 Kel. Warujaya Kec. Parung, Kab. Bogor, Jawa Barat yang untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara berturut-turut dan bersama-sama disebut
sebagai PARA PIHAK

PARA PIHAK setuju untuk mengadakan perikatan dengan ketentuan yang diatur pada
Perjanjian ini sebagai berikut:

Para Pihak dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa, Pihak Pertama memerlukan jasa penjualan sebagai Sales Force / Sales
Promoter untuk mendukung kegiatan usahanya.
b. Bahwa, Pihak Kedua memiliki kemampuan yang dipersyaratkan dalam
melaksanakan fungsi penjualan yang dapat mendukung kebutuhan kandidat Pihak
Pertama.
c. Bahwa, Para Pihak hendak menggunakan jasa tersebut secara timbal balik, untuk
selanjutnya disebut Jasa, yang disediakan oleh Pihak Kedua dan Pihak Kedua
bersedia menyediakan Jasa tersebut ke Pihak Pertama.

Pasal 1
Pengertian

1. Akuisisi adalah Proses perpindahan dan penerimaan kemitraan dari individu


menjadi berada dibawah Kerjasama Perusahaan sesuai lingkup kerja
2. User / Direct Manager (Supervisor) adalah Karyawan Perusahaan yang ditunjuk
untuk pelaksanaan akuisisi mitra dalam rangka pemenuhan sumber daya untuk
pencapaian target
3. Mitra adalah Individu yang secara sadar menerima dan memahami rencana kerja
dan syarat atas penawaran Perusahaan untuk bekerjasama sesuai tugas dan
tanggung jawabnya dan dikelola oleh Supervisor atau yang ditunjuk oleh
Perusahaan
4. Dokumen Kontrak adalah Dokumen Perjanjian Kerjasama Kemitraan yang
disepakati oleh kedua pihak sebagai dasar pelaksanaan kerja bersama.
5. Pelanggan adalah Pihak yang bekerjasama dengan Pihak Pertama dalam
Perjanjian terpisah

Pasal 2
Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup penyediaan Jasa berdasarkan Perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas
pada penjualan
2. Pihak Pertama menunjuk Pihak Kedua sebagai Sales Force / Sales Promotor dengan
lingkup pekerjaan sebagaimana ditetapkan pada lampiran Perjanjian ini.
3. Pelaksanaan Perjanjian ini bersifat project based karenanya Pihak Kedua setuju untuk
tidak mendapatkan fasilitas lain diluar yang telah ditetapkan Pihak Pertama.

Pasal 3
Jangka Waktu Perjanjian

1. Perjanjian ini berlaku dan mengikat Para Pihak sejak ditandatangani dan tetap berlaku
hingga adanya pengakhirannya berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian ini.
2. Apabila salah satu dari Para Pihak bermaksud mengakhiri Perjanjian, maka paling
lambat 1 bulan sebelum Perjanjian berakhir, pihak tersebut harus mengajukan secara
tertulis kepada pihak lainnya dengan menyebutkan alasannya secara jelas, dan harus
memperoleh persetujuan dari pihak lainnya.
3. Meskipun Perjanjian telah berakhir sesuai ketentuan ayat (2) Pasal ini, kewajiban
masing-masing pihak harus tetap dilaksanakan jika belum diselesaikan.

Pasal 4
Kompensasi

Pihak Pertama akan memberikan kompensasi sebesar Rp 4.527.688,- (Empat Juta Lima
Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Delapan Rupiah) termasuk
bantuan transportasi dan bantuan pulsa. Pihak Pertama juga akan memberikan bantuan
kesehatan Rp. 100.000,- yang akan dibayarkan secara keseluruhan melalui transfer Bank
setiap akhir bulan.

Pasal 5
Waktu Kerja

Waktu kerja yang diatur menurut Perjanjian ini dilakukan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA berdasarkan Penugasan dari Pihak Pertama melalui User / Direct
Manager (Supervisor) dengan maksimum waktu 42 jam / seminggu dari hari Senin sampai
hari Minggu.

Pasal 6
Larangan
PIHAK KEDUA dilarang:

1. Melakukan perbuatan dan tindakan diluar fungsinya sebagai penjualan termasuk dan
tidak terbatas pada perbuatan dan atau tindakan yang masuk dalam kategori kriminal
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku baik secara Pidana/Perdata
sesuai dengan KUHP / KUHPerdata atas pelanggaran tersebut, maka Pihak Kedua
akan menerima konsekuensi secara pribadi di luar Perjanjian Kerjasama ini.
2. Melakukan Kesalahan Berat yang meliputi: Penipuan, pencurian atau penggelapan
barang dan/atau uang milik PIHAK PERTAMA dan/atau milik karyawan lain dan akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundangan yang berlaku termasuk penggantian
kerugian yang timbul atas perbuatan atau tindakan baik yang disengaja ataupun tidak
disengaja

Pasal 7
Biaya dan Prosedur Pembayaran

1. Pihak Pertama akan melaksanakan pembayaran kepada Pihak Kedua setiap akhir
bulan di hari kerja secara total dan diberlakukan prorata atas kesepakatan tanggal
penandatanganan perjanjian kerjasama
2. Para Pihak dalam Perjanjian ini bertanggung jawab masing-masing atas kewajiban
pajak yang timbul berdasarkan kerjasama dalam Perjanjian ini.

Pasal 8
Kerahasiaan Informasi

1. Masing-masing pihak setuju untuk menjaga kerahasiaan semua informasi, data,


laporan, pencatatan dan material lain, yang dinyatakan sebagai informasi rahasia oleh
pengungkapnya, milik pihak terkait lainnya.
2. Informasi rahasia sebagaimana yang dimaksud ayat (1) di atas hanya dapat
diungkapkan setelah adanya persetujuan tertulis dari pihak yang memiliki informasi
rahasia tersebut.
- persetujuan tersebut tidak disyaratkan jika informasi rahasia tersebut diperlukan oleh
Pihak Kedua atas permintaan pihak yang berwenang terkait dengan pelaksanaan
Perjanjian ini.

Pasal 9
Force Majeure

1. Jika terjadi force majeure, maka Para Pihak akan bermusyawarah untuk membuat
kesepakatan terkait dengan penyelesaian kewajiban pihak yang mengalami force
majeure.
2. Yang termasuk kategori force majeure, adalah adanya bencana alam atau bencana
non-alam, atau kejadian lain yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah bahwa
telah terjadi kondisi force majeure, atau kondisi lain yang mengakibatkan Perjanjian ini
tidak dapat dilanjutkan.
3. Jika terjadi force majeure, maka pihak yang mengalami force majeure harus
memberitahukan pihak lainnya dan menjelaskan kejadian-kejadian tersebut, akibatnya
terhadap pelaksanaan kewajiban oleh pihak tersebut dan perkiraan jangka waktu force
majeure. Pihak yang mengalami force majeure harus memberitahukan pihak lain dalam
waktu 3 x 24 jam pada saat force majeure tersebut terjadi.

Pasal 10
Hukum yang Berlaku dan Penyelesaian Perselisihan

1. Perjanjian ini tunduk kepada dan ditafsirkan berdasarkan hukum yang berlaku di
Republik Indonesia.
2. Perselisihan yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini sedapat mungkin
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh Para Pihak.
3. Dalam hal perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawaran untuk mufakat,
maka Para Pihak sepakat diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pasal 11
Penutup

1. Perjanjian ini tidak dapat dialihkan tanpa pemberitahuan secara tertulis kepada pihak
lainnya, dan disepakati oleh pihak lainnya.
2. Perjanjian ini berikut perubahan-perubahannya menjadi dasar kesepakatan Para Pihak
atas apa yang diatur dalam Perjanjian ini dan menggantikan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang pernah ada yang mengandung tujuan atau pemahaman tertentu.

Jakarta, 01 Agustus 2023

Pihak Pertama Pihak Kedua

Sugeng Jadmoko Satrio Agus Saputra


Direktur

Anda mungkin juga menyukai