Studi Kasus
Studi Kasus
Dosen Pengampu :
Drs. Syahriman., M. P.
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa kami telah
menyelesaikan tugas untuk mata kuliah Studi Kasus BK dengan Judul “Contoh Studi
Kasus + FGD”. Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dari bimbingan dosen pengampu kami sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucap kan
terimakasih kepada Dosen mata kuliah Studi Kasus BK Bapak Drs. Syahriman,
M.Pd. yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami
termotivasi dan bisa menyelesaikan tugas ini.
Kami sadar bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun demikian
kami berdo’a Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Langkah-Langkah Memberikan Bantuan Dalam Memecahkan Masalah.....................3
B. Identifikasi Kasus.........................................................................................................4
C. Diagnosa Studi Kasus BK............................................................................................7
D. Prognosa Studi Kasus BK............................................................................................7
E. Langkah Terapi Studi Kasus BK..................................................................................8
F. Langkah Evaluasi Dan Follow Up Studi Kasus BK.....................................................9
G. Pengertian FGD Dan Manfaat FGD...........................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Broken Home dapat menimbulkan efek yang buruk bagi anak apabila tidak
segera di atasi. Broken Home dapat di sebabkan banyak faktor antara lain akibat dari
orang tua yang bercerai, tidak adanya komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga,
kurangnya perhatian dari orang tua kepada anak, sehingga hal ini dapat memicu
timbulnya suasana ketidak harmonisan dan kenyamanan bagi anak. Dalam keadaan
yang demikian anak sering merasa tidak nyaman di dalam keluarga anak sering kabur
dari rumah, sering bertengkar dengan orang tua, dan tidak jarang dari mereka
melampiaskan kekesalannya itu ke hal-hal negatif seperti terlibat pergaulan bebas
serta pemakaian narkoba.
Maka dari itu, makalah ini di susun untuk mengetahui dan membahas
mengenai contoh dari studi kasus yang dialami oleh seorang klien beserta Langkah-
langkah apa saja yang bisa diberikan untuk memberi bantuan kepada klien.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan maklah ini adalah guna menambah wawasan serta
pemahaman baik untuk penulis maupun pembaca terkait contoh dari studi kasus dan
makna dari FGD dalam bimbingan dan konseling.
D. Manfaat
a. Bagi Penulis
Bagi penulis, makalah ini sebagai bahan menambah pengetahuan
mengenai materi-materi yang sudah disusun.
b. Bagi Pembaca
Bagi pembaca, makalah ini akan sangat bermanfaat sebagai sumber
menambah informasi terkait materi-materi tentang contoh studi kasus dan
FGD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Langkah Diagnosa
3. Langkah Prognosa
3
prognosa ini sebaiknya ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan
berbagai kemungkinan dan berbagai faktor.
4. Langkah Terapi
B. Identifikasi Kasus
1) Pengumpulan Data
a. Data Pribadi :
- Nama : siswa “ x “
- Tempat lahir : Yogyakarta
4
- Tanggal lahir : 20 Agustus 1994
- Umur : 16 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Kelas : 3 IPS
- Alamat : Brajan Rt.05, Rw.03, Sonosewu, Kasihan, Bantul
- Sekolah : SMA
- Jumlah saudara : Anak tunggal
b. Data Keluarga :
- Nama ayah : Sunaryo
- Umur : 50 tahun
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Alamat : Brajan Rt.05, Rw.03, Sonosewu, Kasihan, Bantul
- Nama ibu : Suranti
- Umur : 45 tahun
- Pekerjaan : wiraswasta
- Alamat : Brajan Rt.05, Rw.03, Sonosewu, Kasihan, Bantul
2) Hasil Wawancara dan Observasi
- Dengan Guru
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kelas didapatkan berbagai
keterangan bahwa siswa “X” merupakan siswa pendiam, kurang bergaul
dengan teman-temannya, sulit melakukan penyesuaian diri, sering tidak
membawa perlengkapan dan alat tulis, prestasinya rendah dan memiliki
tingkat emosi yang cukup tinggi.
- Dengan Wali Kelas
Berdasarkan wawancara dari wali kelas didapat informasi bahwa siswa
“X” mengalami penurunan prestasi belajar yang cukup drastis.
5
Dibandingkan dari data prestasinya sewaktu dikelas satu maupun kelas
dua. Selain itu ia juga sering tidak masuk kelas tanpa izin.
- Dengan Orang Tua Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tuanya didapat keterangan
bahwa mereka senantiasa mencukupi semua keinginan dan kebutuhan
anaknya. Anak diberikan kebebasan untuk bergaul dengan siapa saja,
memilih jalan hidupnya sendiri, serta orang tuanya sibuk dengan
pekerjaan masing-masing. Sehingga komunikasi antara orang tua dengan
anak tidak terjaga dengan baik.
- Dengan teman dekatnya
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman dekat siswa tersebut
didapatkan informasi bahwa siswa “X” kurang senang berada dirumah, dia
mengaku bahwa suasana dirumahnya sangat membosankan. Orang tua
yang hanya mementingkan urusannya masing-masing. Siswa tersebut juga
mengatakan ia lebih suka pergi dari rumah, pergi ke diskotik, suka mabuk-
mabukkan dan sering main wanita.
- Melalui Angket dan Sosiometri
Berdasarkan hasil dari data angket dan sosiometri dapat ditarik
kesimpulan bahwa siswa tersebut tidak banyak di sukai oleh teman-
temannya. Dan ia hanya memilih beberapa teman yang ia sukai.
- Wawancara dengan Klien
Berdasarkan hasil wawancara dengan klien didapat data bahwa klien
mengaku kalau ia tidak suka dirumah, ia lebih suka bermain diluar rumah
dengan temantemannya untuk mencari kesenangan, menghambur-
hamburkan uang untuk hal yang kurang bermanfaat. Ia juga mengaku
bahwa kedua orang tuanya sering bertengkar hanya gara-gara hal kecil,
mereka juga sibuk dengan pekerjaanya masing-masing. Sehingga, tidak
ada waktu untuk berkumpul bersama, mereka tidak pernah mau tahu
6
kebutuhan akan kasih sayang sebagaimana orang tua yang lain. Yang
mereka tahu hanyalah memberikan uang yang mereka pikir itu cukup
melaksanakan kewajiban sebagai orang tua terhadap anaknya. Orang tua
juga tidak pernah memberikan ajaran agama juga norma-norma dalam
masyarakat.
- Observasi pada kilen terhadap perilakunya
Berdasarkan hasil observasi dapat di ketahui bahwa perilaku yang di
lakukan oleh klien tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Klien
juga terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran di Sekolah,
sering tidak membawa perlengkapan sekolah, sering melamun atau
menyendiri, tidak suka bergaul teman sebayanya, dan kurang
bersosialisasi.
7
D. Prognosa Studi Kasus BK
8
dengan cara mengikuti kegiatan- kegiatan yang ada di sekolah seperti
mengikuti ekstra kurikuler( pramuka, organisasi osis) dan belajar kelompok.
2) Memberikan arahan untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan orang
tuanya. Alternatif ini ia aplikasikan dengan cara makan malam bersama
dengan orang tua, menonton televisi bersama, liburan bersama, dan
berbincang-bincang serta bercanda bersama ketika ada waktu luang.
3) Memberikan arahan kepada klien untuk lebih meningkatkan ketakwaan serta
keimanannya. Hal ini diaplikasikan kedalam beberapa kegiatan keagamaan,
yaitu ia mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah, pengajian dan TPA di
masyarakat, berusaha melaksanakan sholat lima waktu secara tertib dan sering
membaca Al Quran setelah sholat magrib.
4) Memanggil orang tua klien ke sekolah guna konselor memberikan pengertian
pada orang tua agar lebih memberikan waktu luang pada anaknya,
memberikan kasih sayang yang tulus pada anak, mengajarkan norma-norma
dan ajaran agama.
9
ini dibuktikan klien belum bisa melakukan proses sosialiasi dengan baik,
terkadang masih membolos, dan dalam bergaul ia masih memilih-milih teman.
Berdasarkan hasil keterangan klien didapat juga informasi bahwa
orang tuanya di dalam memberikan bimbingan dan kasih sayang terhadap
klien masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan dari klien bahwa,
orang tuanya masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan biasanya
mereka melupakan waktu luang untuk berkumpul bersama.
Berhubungan dengan hal tersebut kemudian konselor berusaha
menindak lanjuti kasus siswa X tersebut agar bisa tuntas. Hal ini di lakukan
dengan cara konselor mengadakan “Home Visit” hal ini di lakukan dengan
cara konselor datang langsung ke rumah klien untuk bertemu dengan kedua
orang tua klien. Dalam hal ini konselor memberikan arahan, pengertian pada
ke dua orang tua tersebut untuk lebih dapat memberikan kasih sayang,
pendidikan agama juga norma-norma, sehingga diharapkan klien dapat
nyaman di rumah, klien dapat meningkatkan segenap potensi yang di
milikinya di sekolah. Dengan hal ini di harapkan klien akan dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang sehat juga mampu optimal dalam hidupnya,
dan yang terpenting adalah terciptanya keharmonisan suasana dalam keluarga.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh konselor tersebut, konselor
mengadakan evaluasi kembali bahwa klien telah mengalami perubahan yang
cukup drastis hal ini di tunjukan dari perubahan perilaku klien menjadi lebih
baik dan peningkatan prestasi klien di sekolah menjadi lebih baik, klien tidak
lagi membolos juga senantiasa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Berdasarkan keterangan dari klien di dapatkan informasi bahwa klien
sudah nyaman di rumah, klien juga mengaku setelah konselor mengadakan
“Home visit” orang tuanya lebih perhatian padanya, lebih dapat terbuka satu
sama lain dalam anggota keluarganya.
10
G. Pengertian FGD Dan Manfaat FGD
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Dalam menyelesaian suatu permasalahan seorang pembimbing
memiliki andil yang cukup besar untuk menyelesaikan masalah. Dalam kasus
siswa “X” berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa sisw “X” mengalami masalah yaitu Broken Home.
Dalam hal ini pembimbing memberikan bantuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi siswa “X”. Yaitu dengan cara memberikan
arahan pada siswa tersebut untuk senantiasa berusaha bersosialisasi dan
terbuka dengan teman disekolahnya, lebih meningkatkan komunikasi dengan
orang tua, meningkatkan ketaqwaannya serta keimanannya dan menyuruh
orang tua untuk datang ke sekolah guna untuk memberikan masukan padanya.
Selain itu pembimbing juga mengadakan kunjungan rumah (Home
Visit) guna memberikan arahan dan masukan pada orang tua klien. Untuk
lebih dapat meluangkan waktu untuk berkumpul dengan anaknya, menjaga
komunikasi dan keharmonisan didalam keluarga, lebih terbuka pada anak,
senantiasa memberikan ajaran agama dan norma-norma yang berlaku didalam
masyarakat. Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh
pembimbing dapat dinyatakan bahwa klien mampu menyelesaiakan
permasalahannya yakni ditandai dengan klien sudah mampu meningkatkan
prestasi, mampu melakukan proses sosialisasi dengan teman-teman, sudah
bisa mengikuti kegiatan keagamaan disekolahnya, sudah merasa nyaman
dengan suasana dirumah, dan mengisi waktu luang untuk hal-hal yang
bermanfaat.
B. Saran
13
didik, sehingga mereka dapat mencegah timbulnya permasalahan. 3)
Sebaiknya guru pembimbing memberikan layanan bimbingan secara tepat
dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai pada peserta didik. Sehingga
peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal dan
hidup sehat. 4) Guru pembimbing harus selalu mengadakan kerjasama dengan
kepala sekolah, guru kelas, wali kelas, orang tua, dan masyarakat. 5)
Sebaiknya orang tua selalu memberikan perhatian dan kasih sayang pada
anak-anaknya. 6) Dalam mendidik anak sebaiknya orang tua menerapkan pola
asuh yang demokrasi. 7) Sejak dini orang tua harus sudah mengajarkan
norma-norma dan ajaran agama pada anak. 8) Sebaiknya orang tua selalu
menjaga komunikasi antar anggota keluarga, keharmonisan dan kehangatan
dalam keluarga.
14
DAFTAR PUSTAKA
15