Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STUDI KASUS BIMBINGAN DAN KONSELING


“Contoh Studi Kasus + FGD”

Disusun oleh Kelompok 1 :

1. Fadhila Aris Nila Wati (A1L020052)


2. M. Gusti Adiansyah (A1L020042)
3. Nadila Desrani Putri (A1L020026)
4. Nova Resta Anandica (A1L020044)
5. Vivi Aulia Syafitri (A1L020058)
6. Yunita Selvina Rusyanti (A1L020038)

Dosen Pengampu :

Drs. Syahriman., M. P.

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa kami telah
menyelesaikan tugas untuk mata kuliah Studi Kasus BK dengan Judul “Contoh Studi
Kasus + FGD”. Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dari bimbingan dosen pengampu kami sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucap kan
terimakasih kepada Dosen mata kuliah Studi Kasus BK Bapak Drs. Syahriman,
M.Pd. yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami
termotivasi dan bisa menyelesaikan tugas ini.

Kami sadar bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun demikian
kami berdo’a Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Bengkulu,4 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Langkah-Langkah Memberikan Bantuan Dalam Memecahkan Masalah.....................3
B. Identifikasi Kasus.........................................................................................................4
C. Diagnosa Studi Kasus BK............................................................................................7
D. Prognosa Studi Kasus BK............................................................................................7
E. Langkah Terapi Studi Kasus BK..................................................................................8
F. Langkah Evaluasi Dan Follow Up Studi Kasus BK.....................................................9
G. Pengertian FGD Dan Manfaat FGD...........................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupannya, setiap manusia selalu dihadapkan pada berbagai


masalah. Salah satu diantaranya adalah masalah Broken Home. Broken Home adalah
suatu keadaan dimana seseorang merasa tidak nyaman dengan kondisi didalam
keluarganya sendiri yang disebabkan oleh faktor tertentu.

Broken Home dapat menimbulkan efek yang buruk bagi anak apabila tidak
segera di atasi. Broken Home dapat di sebabkan banyak faktor antara lain akibat dari
orang tua yang bercerai, tidak adanya komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga,
kurangnya perhatian dari orang tua kepada anak, sehingga hal ini dapat memicu
timbulnya suasana ketidak harmonisan dan kenyamanan bagi anak. Dalam keadaan
yang demikian anak sering merasa tidak nyaman di dalam keluarga anak sering kabur
dari rumah, sering bertengkar dengan orang tua, dan tidak jarang dari mereka
melampiaskan kekesalannya itu ke hal-hal negatif seperti terlibat pergaulan bebas
serta pemakaian narkoba.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut salah satu cara bisa diselesaikan


menggunakan teknik studi kasus. Fungsi studi kasus dalam layanan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah sebagai alat yang digunakan dalam usaha Konselor
melakukan pemahaman terhadap individu yang mengalami suatu permasalahan atau
mengalami kasus tertentu. Klien yang memerlukan studi kasus adalah klien-klien
yang menunjukan gejala yang mengalami kesulitan atau masalah yang serius
sehingga memerlukan bantuan yang serius pula.

Maka dari itu, makalah ini di susun untuk mengetahui dan membahas
mengenai contoh dari studi kasus yang dialami oleh seorang klien beserta Langkah-
langkah apa saja yang bisa diberikan untuk memberi bantuan kepada klien.
1
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja langkah-langkah yang diberikan untuk memberikan bantuan dalam


memecahkan masalah?
2. Bagaimana identifikasi masalah pada studi kasus?
3. Bagaimana langkah diagnosa masalah pada studi kasus?
4. Apa saja langkah prognosa dalam studi kasus?
5. Apa saja langkah terapi dalam studi kasus?
6. Apa saja langkah evaluasi dan follow up dalam studi kasus?
7. Apa yang dimaksud dengan FGD dan manfaat dari FGD

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan maklah ini adalah guna menambah wawasan serta
pemahaman baik untuk penulis maupun pembaca terkait contoh dari studi kasus dan
makna dari FGD dalam bimbingan dan konseling.

D. Manfaat

a. Bagi Penulis
Bagi penulis, makalah ini sebagai bahan menambah pengetahuan
mengenai materi-materi yang sudah disusun.
b. Bagi Pembaca
Bagi pembaca, makalah ini akan sangat bermanfaat sebagai sumber
menambah informasi terkait materi-materi tentang contoh studi kasus dan
FGD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Memberikan Bantuan Dalam Memecahkan Masalah

Menurut I. Djumhur dan Mohamad Surya.

1. Langkah Identifikasi Kasus

Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala


yang nampak. Dalam kasus ini pembimbing mencatat kasus-kasus yang perlu
mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang akan mendapat bantuan
terlebih dahulu.

2. Langkah Diagnosa

Langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar


belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah
mengumpulkan data dengan mengadakan studi kasus dengan menggunakan
berbagai teknik pengumpul data. Setelah data terkumpul kemudian ditetapkan
masalah yang diihadapi beserta latar belakangnya. Dari data studi kasus yang
terkumpul kemudian dibuat kesimpulan sementara dan kesimpulan ini
kemudian dibicarakan lagi dalam pertemuan kasus untuk menetapkan masalah
dan latar belakangnya.

3. Langkah Prognosa

Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan apa,


terapi apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus. Langkah ini
ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa, yaitu setelah
ditetapkan masalah beserta latar belakangnya. Untuk menetapkan langkah

3
prognosa ini sebaiknya ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan
berbagai kemungkinan dan berbagai faktor.

4. Langkah Terapi

Langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini


merupakan pelaksanaan apa-apa yang ditetapkan dalam langkah prognosa.
Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu dan proses yang kontinue dan
sistematis serta memerlukan adanya pengamatan yang cermat.

5. Langkah Evaluasi dan Follow Up

Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauh


manakah langkah terapi yang telah dilakukan sejauh mana hasilnya. Dalam
langkah ini dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih
jauh.

B. Identifikasi Kasus

Identifikasi kasus merupakan langkah awal untuk menemukan peserta


didik yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling. Robinson
dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan
yang dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga
membutuhkan layanan bimbingan dan konseling. Langkah ini dimaksudkan
untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak.
Dalam kasus ini pembimbing mencatat kasus-kasus yang perlu mendapat
bimbingan dan memilih kasus mana yang akan mendapat bantuan terlebih
dahulu.

1) Pengumpulan Data
a. Data Pribadi :
- Nama : siswa “ x “
- Tempat lahir : Yogyakarta
4
- Tanggal lahir : 20 Agustus 1994
- Umur : 16 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Kelas : 3 IPS
- Alamat : Brajan Rt.05, Rw.03, Sonosewu, Kasihan, Bantul
- Sekolah : SMA
- Jumlah saudara : Anak tunggal
b. Data Keluarga :
- Nama ayah : Sunaryo
- Umur : 50 tahun
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Alamat : Brajan Rt.05, Rw.03, Sonosewu, Kasihan, Bantul
- Nama ibu : Suranti
- Umur : 45 tahun
- Pekerjaan : wiraswasta
- Alamat : Brajan Rt.05, Rw.03, Sonosewu, Kasihan, Bantul
2) Hasil Wawancara dan Observasi
- Dengan Guru
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kelas didapatkan berbagai
keterangan bahwa siswa “X” merupakan siswa pendiam, kurang bergaul
dengan teman-temannya, sulit melakukan penyesuaian diri, sering tidak
membawa perlengkapan dan alat tulis, prestasinya rendah dan memiliki
tingkat emosi yang cukup tinggi.
- Dengan Wali Kelas
Berdasarkan wawancara dari wali kelas didapat informasi bahwa siswa
“X” mengalami penurunan prestasi belajar yang cukup drastis.

5
Dibandingkan dari data prestasinya sewaktu dikelas satu maupun kelas
dua. Selain itu ia juga sering tidak masuk kelas tanpa izin.
- Dengan Orang Tua Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tuanya didapat keterangan
bahwa mereka senantiasa mencukupi semua keinginan dan kebutuhan
anaknya. Anak diberikan kebebasan untuk bergaul dengan siapa saja,
memilih jalan hidupnya sendiri, serta orang tuanya sibuk dengan
pekerjaan masing-masing. Sehingga komunikasi antara orang tua dengan
anak tidak terjaga dengan baik.
- Dengan teman dekatnya
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman dekat siswa tersebut
didapatkan informasi bahwa siswa “X” kurang senang berada dirumah, dia
mengaku bahwa suasana dirumahnya sangat membosankan. Orang tua
yang hanya mementingkan urusannya masing-masing. Siswa tersebut juga
mengatakan ia lebih suka pergi dari rumah, pergi ke diskotik, suka mabuk-
mabukkan dan sering main wanita.
- Melalui Angket dan Sosiometri
Berdasarkan hasil dari data angket dan sosiometri dapat ditarik
kesimpulan bahwa siswa tersebut tidak banyak di sukai oleh teman-
temannya. Dan ia hanya memilih beberapa teman yang ia sukai.
- Wawancara dengan Klien
Berdasarkan hasil wawancara dengan klien didapat data bahwa klien
mengaku kalau ia tidak suka dirumah, ia lebih suka bermain diluar rumah
dengan temantemannya untuk mencari kesenangan, menghambur-
hamburkan uang untuk hal yang kurang bermanfaat. Ia juga mengaku
bahwa kedua orang tuanya sering bertengkar hanya gara-gara hal kecil,
mereka juga sibuk dengan pekerjaanya masing-masing. Sehingga, tidak
ada waktu untuk berkumpul bersama, mereka tidak pernah mau tahu

6
kebutuhan akan kasih sayang sebagaimana orang tua yang lain. Yang
mereka tahu hanyalah memberikan uang yang mereka pikir itu cukup
melaksanakan kewajiban sebagai orang tua terhadap anaknya. Orang tua
juga tidak pernah memberikan ajaran agama juga norma-norma dalam
masyarakat.
- Observasi pada kilen terhadap perilakunya
Berdasarkan hasil observasi dapat di ketahui bahwa perilaku yang di
lakukan oleh klien tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Klien
juga terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran di Sekolah,
sering tidak membawa perlengkapan sekolah, sering melamun atau
menyendiri, tidak suka bergaul teman sebayanya, dan kurang
bersosialisasi.

C. Diagnosa Studi Kasus BK

Langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar


belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah
mengumpulkan data dengan mengadakan studi kasus dengan menggunakan
berbagai teknik pengumpul data. Setelah data terkumpul kemudian ditetapkan
masalah yang diihadapi beserta latar belakangnya. Dari data studi kasus yang
terkumpul kemudian dibuat kesimpulan sementara dan kesimpulan ini
kemudian dibicarakan lagi dalam pertemuan kasus untuk menetapkan masalah
dan latar belakangnya. Dari data studi kasus yang terkumpul kemudian dibuat
kesimpulan sementara dan kesimpulan ini kemudian dibicarakan lagi dalam
pertemuan kasus untuk menetapkan masalah dan latar belakangnya.
Berdasarkan data pengumpulan dari permasalahan yang di hadapi
klien maka dapat di diagnosa yaitu anak tersebut mempunyai masalah dalam
keluarganya (broken home).

7
D. Prognosa Studi Kasus BK

Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan apa,


terapi apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus. Langkah ini
ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa, yaitu setelah
ditetapkan masalah beserta latar belakangnya. Untuk menetapkan langkah
prognosa ini sebaiknya ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan
berbagai kemungkinan dan berbagai faktor.
Berdasarkan dari diagnosa dapat di ambil langkah prognosa, kemudian
di kemukakan pula kemungkinan-kemungkinan langkah selanjutnya di
tempuh untuk memberikan bantuan yaitu :

1) Memberikan arahan pada siswa tersebut untuk senantiasa berusaha untuk


bersosialisasi dan terbuka dengan teman di sekolahnya
2) Memberikan arahan untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan orang
tuanya
3) Memberikan arahan kepada klien untuk lebih meningkatkan ketakwaannya
serta keimanannya
4) Menyuruh orang tua untuk datang ke sekolah.

E. Langkah Terapi Studi Kasus BK

Langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini


merupakan pelaksanaan apa-apa yang ditetapkan dalam langkah prognosa.
Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu dan proses yang kontinue dan
sistematis serta memerlukan adanya pengamatan yang cermat.
Berdasarkan prognosa yang telah di tentukan kemudian klien memilih
semua alternative pilihan untuk di laksanakan.

1) Memberikan arahan pada siswa tersebut untuk senantiasa berusaha untuk


bersosialisasi dan terbuka dengan teman di sekolahnya. Hal ini ia lakukan

8
dengan cara mengikuti kegiatan- kegiatan yang ada di sekolah seperti
mengikuti ekstra kurikuler( pramuka, organisasi osis) dan belajar kelompok.
2) Memberikan arahan untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan orang
tuanya. Alternatif ini ia aplikasikan dengan cara makan malam bersama
dengan orang tua, menonton televisi bersama, liburan bersama, dan
berbincang-bincang serta bercanda bersama ketika ada waktu luang.
3) Memberikan arahan kepada klien untuk lebih meningkatkan ketakwaan serta
keimanannya. Hal ini diaplikasikan kedalam beberapa kegiatan keagamaan,
yaitu ia mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah, pengajian dan TPA di
masyarakat, berusaha melaksanakan sholat lima waktu secara tertib dan sering
membaca Al Quran setelah sholat magrib.
4) Memanggil orang tua klien ke sekolah guna konselor memberikan pengertian
pada orang tua agar lebih memberikan waktu luang pada anaknya,
memberikan kasih sayang yang tulus pada anak, mengajarkan norma-norma
dan ajaran agama.

F. Langkah Evaluasi Dan Follow Up Studi Kasus BK

Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauh


manakah langkah terapi yang telah dilakukan dan sejauh mana hasilnya.
Dalam langkah ini dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu
yang lebih jauh.
Berdasarkan treatmen yang telah dilakukan oleh klien maka konselor
mengadakan evaluasi. Hal ini dilakukan guna untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan evaluasi terhadap observasi yang dilakukan konselor
terhadap tingkah laku klien, didapat hasil bahwa sudah nampak ada perubahan
didalam diri klien. Namun hal ini belum mencapai hasil yang maksimal, hal

9
ini dibuktikan klien belum bisa melakukan proses sosialiasi dengan baik,
terkadang masih membolos, dan dalam bergaul ia masih memilih-milih teman.
Berdasarkan hasil keterangan klien didapat juga informasi bahwa
orang tuanya di dalam memberikan bimbingan dan kasih sayang terhadap
klien masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan dari klien bahwa,
orang tuanya masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan biasanya
mereka melupakan waktu luang untuk berkumpul bersama.
Berhubungan dengan hal tersebut kemudian konselor berusaha
menindak lanjuti kasus siswa X tersebut agar bisa tuntas. Hal ini di lakukan
dengan cara konselor mengadakan “Home Visit” hal ini di lakukan dengan
cara konselor datang langsung ke rumah klien untuk bertemu dengan kedua
orang tua klien. Dalam hal ini konselor memberikan arahan, pengertian pada
ke dua orang tua tersebut untuk lebih dapat memberikan kasih sayang,
pendidikan agama juga norma-norma, sehingga diharapkan klien dapat
nyaman di rumah, klien dapat meningkatkan segenap potensi yang di
milikinya di sekolah. Dengan hal ini di harapkan klien akan dapat tumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang sehat juga mampu optimal dalam hidupnya,
dan yang terpenting adalah terciptanya keharmonisan suasana dalam keluarga.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh konselor tersebut, konselor
mengadakan evaluasi kembali bahwa klien telah mengalami perubahan yang
cukup drastis hal ini di tunjukan dari perubahan perilaku klien menjadi lebih
baik dan peningkatan prestasi klien di sekolah menjadi lebih baik, klien tidak
lagi membolos juga senantiasa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Berdasarkan keterangan dari klien di dapatkan informasi bahwa klien
sudah nyaman di rumah, klien juga mengaku setelah konselor mengadakan
“Home visit” orang tuanya lebih perhatian padanya, lebih dapat terbuka satu
sama lain dalam anggota keluarganya.

10
G. Pengertian FGD Dan Manfaat FGD

a) Pengertian Focus Group Discussion (FGD)

focus group discussion adalah suatu teknik yang dimanfaatkan oleh


para peneliti guna mengumpulkan suatu kelompok dan membahas suatu topik
tertentu yang spesifik. Dari banyaknya kelompok yang terpilih itu, umumnya
peneliti akan mengambil suatu kesimpulan dari pendapat berdasarkan topik
yang ditentukan. FGD ini merupakan metode atau teknik pengumpulan data
kualitatif melalui wawancara secara kelompok.
FGD juga didefinisikan sebagai suatu metode maupun teknik untuk
memperoleh pengumpulan data kualitatif yang mana sekumpulan orang
tersebut melakukan kegiatan diskusi mengenai suatu fokus persoalan, masalah
atau topik tertentu yang dituntun oleh seorang moderator atau fasilitator.
Nantinya, diskusi ini akan dipimpin oleh salah satu orang dan umumnya akan
berlangsung secara santai dan informal, sehingga setiap peserta tidak akan ada
yang merasa tertekan dalam menyampaikan pendapat mereka.

b) Manfaat Focus Group Discussion


- Informasi yang di dapat akan cenderung banyak dan cepat.
- Dapat mengidentifikasi serta menggali informasi terkait dengan
kepercayaan, attitude, dan perilaku.
- Dapat memunculkan ide secara mendalam
- Cross-cek data dilakukan dengan menggunakan sumber lain atau dengan
menggunakan metode lain.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Maka dapat disimpulkan bahwa siswa “X” yang masih duduk


dibangku SMA sedang mengalami masalah Broken Home. Hal ini ditandai
dengan klien mengaku kalau ia tidak suka dirumah, ia lebih suka bermain
diluar rumah dengan teman-temannya untuk mencari kesenangan,
menghambur-hamburkan uang untuk hal yang kurang bermanfaat. Ia juga
mengaku bahwa kedua orang tuanya sering bertengkar hanya gara-gara hal
kecil, mereka juga sibuk dengan pekerjaanya masing-masing.
Data ini diperkuat dengan adanya keteraangan dari guru kelas yang
mengatakan bahwa klien merupakan pribadi yang pendiam, sukar
bersosialisai, dan tidak disukai teman-temannya karena ia memiliki tingkat
emosi yang tinggi. Dari wali kelas mengatakan bahwa prestasi klien menurun
sangat drastis. Orang tua mengaku bahwa mereka sibuk dengan pekerjaan
masing-masing dan telah mencukupi semua kebutuhan dan keinginan
anaknya. Dari teman dekatnya mengatakan bahwa klien tidak suka dirumah
dan lebih sering bermain bersama teman-teman untuk menghambur-
hamburkan uang serta bermain wanita. Serta data dari angket dan sosiometri
yang menunjukkan bahwa klien tidak disukai oleh teman-temannya. Hanya
beberapa teman yang mau memilihnya dan sebaliknya klien hanya memilih
beberapa teman yang disukainya.

12
Dalam menyelesaian suatu permasalahan seorang pembimbing
memiliki andil yang cukup besar untuk menyelesaikan masalah. Dalam kasus
siswa “X” berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa sisw “X” mengalami masalah yaitu Broken Home.
Dalam hal ini pembimbing memberikan bantuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi siswa “X”. Yaitu dengan cara memberikan
arahan pada siswa tersebut untuk senantiasa berusaha bersosialisasi dan
terbuka dengan teman disekolahnya, lebih meningkatkan komunikasi dengan
orang tua, meningkatkan ketaqwaannya serta keimanannya dan menyuruh
orang tua untuk datang ke sekolah guna untuk memberikan masukan padanya.
Selain itu pembimbing juga mengadakan kunjungan rumah (Home
Visit) guna memberikan arahan dan masukan pada orang tua klien. Untuk
lebih dapat meluangkan waktu untuk berkumpul dengan anaknya, menjaga
komunikasi dan keharmonisan didalam keluarga, lebih terbuka pada anak,
senantiasa memberikan ajaran agama dan norma-norma yang berlaku didalam
masyarakat. Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh
pembimbing dapat dinyatakan bahwa klien mampu menyelesaiakan
permasalahannya yakni ditandai dengan klien sudah mampu meningkatkan
prestasi, mampu melakukan proses sosialisasi dengan teman-teman, sudah
bisa mengikuti kegiatan keagamaan disekolahnya, sudah merasa nyaman
dengan suasana dirumah, dan mengisi waktu luang untuk hal-hal yang
bermanfaat.

B. Saran

Berdasarkan masalah yang dialami oleh klien maka dapat diberikan


saran sebagai berikut : 1) Sebaiknya pembimbing senantiasa memberikan
perhatian dan kasih sayang pada seluruh peserta didiknya. 2) Guru
pembimbing senantiasa selalu memberikan layanan informasi kepada peserta

13
didik, sehingga mereka dapat mencegah timbulnya permasalahan. 3)
Sebaiknya guru pembimbing memberikan layanan bimbingan secara tepat
dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai pada peserta didik. Sehingga
peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal dan
hidup sehat. 4) Guru pembimbing harus selalu mengadakan kerjasama dengan
kepala sekolah, guru kelas, wali kelas, orang tua, dan masyarakat. 5)
Sebaiknya orang tua selalu memberikan perhatian dan kasih sayang pada
anak-anaknya. 6) Dalam mendidik anak sebaiknya orang tua menerapkan pola
asuh yang demokrasi. 7) Sejak dini orang tua harus sudah mengajarkan
norma-norma dan ajaran agama pada anak. 8) Sebaiknya orang tua selalu
menjaga komunikasi antar anggota keluarga, keharmonisan dan kehangatan
dalam keluarga.

14
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, dan ErmanAmti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:


Rineka Cipta.
Supriyo dkk. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Perc. Swadaya Manunggal
Semarang.
Kusmarni, Y. (2012). Studi kasus. UGM Jurnal Edu UGM Press, 2.
Ismah, S. (2016). Komunikasi Antar Pribadi Pada Keluarga Broken Home (Studi
Kasus Perumahan Graha Walantaka) (Doctoral dissertation, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa).
Utama, J. (2020). Materi 15_contoh-contoh Studi Kasus.

15

Anda mungkin juga menyukai