Anda di halaman 1dari 10

Materi 01

TEKNIK EKSPLORASI DAN TEKNIK PENAMBANGAN


Kelas XI, XII Geologi Pertambangan
SMK Negeri 8 Palu
Oleh : Irwan Setiawan

KONSEP EKSPLORASI

1.1 Landasan Teori


1.1.1 Pengertian Eksplorasi

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber
alam yang terdapat ditempat itu.
b. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran,
kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat
dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya penambangan.

1.1.2 Tujuan eksplorasi

Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya


cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan,
mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dan mineral berdasarkan
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu mineral untuk kemudian
dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.

1.1.3 Tahapan Eksplorasi


Tahapan eksplorasi dilakukan melalui :

1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan


Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat
ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan
dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 :
25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Survey Tinjau
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu),
catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang
akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi
1
faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi
regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena
pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada
proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat
di lapangan.

b. Survei Dan Pemetaan

Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia,
maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya
sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi
jikaa belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu.
Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat
menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari
tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan
mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian (sasaran
langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan,
orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan
tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar
dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer,altimeter, serta tanda-
tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll.
Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta
singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian
digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya
(model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian
dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji
(testpit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan
pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di
peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan
dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai
cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah
survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak.
Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan
dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

2. Tahap Eksplorasi Detail


Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan
yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap
eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah
sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan
memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang
lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume
cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari

2
sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan
demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko
dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman,
ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi
(panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling ,
kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat
memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan
atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan
produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun
prioritas bantu lainnya.

3. Studi Kelayakan

Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang,


metode penambangan, perencanaan peralatan dan investasi tambang.
Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi
penjualan dan pemasaran. Maka dapat diketahui cadangan bahan galian itu
dapat ditambang dengan menghasilkan keuntungan atau tidak.

4. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi


Tahapan ini merupakan tahap terakhir sebelum dilakukan penambangan
suatu daerah. Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi.
Selain itu tahap ini juga merancang kegiatan penunjang selama
pertambangan seperti pembuatan jalan, pembuatan kantor dan mess
pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.

1.1.4 Pengertian Pemboran


Pemboran adalah pembuatan lubang yang diameternya relatife
kecil bila di bandingkan dengan kedalamannya. Pemboran ini biasanya
dilakukan pada batuan atau formasi batuan dalam rangka pengumpulan
data informasi dan pengambilan contoh (sample).
Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan
adalah untuk menetukan zona mineralisasi dari permukaan sebaik
mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat di hentikan jika
telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi
bawah permukaan secara menyeluruh.

3
1.1.5 Tujuan Pemboran
Tujuan pemboran secara umum adalah Untuk mengetahui atau
mempelajari data dan informasi geologi (batuan, stratigrafi, struktur,
mineralisasi).

1.1.6 Tahapan Pemboran Dalam Kegiatan Eksplorasi


Pemboran dalam kegiatan eksplorasi adalah tahap yang paling
penting dalam pencarian bijih (ore). Adapun tahapan –tahapan
sebelum melakukan kegiatan pemboran adalah sebagai berikut :
Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan
lithologi dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur,
program coring, analisa logging , dan testing.
Persiapan pemboran : pembuatan jalan, jembatan, pemilihan
menara bor dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat
pembantu jaringan telekomunikasi, air, listrik, dsb, perhitungan
perkiraan biaya pemboran.
Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi
melalui coring.

1.1.7 Komponen Dan Fungsi Alat Bor


Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan
untuk kegiatan pemboran secara umum diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Mesin Bor

Mesin bor berfungsi sebagai sumber tenaga atau daya untuk


memutar alat bor.

Gambar 2.1 Mesin Bor

4
2. Pompa Fluida

Pada tahap pemboran, lumpur berfungsi sebagai sumber


tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor.

Gambar 2.2 pompa fluida

3. Pipa/Rod dan Casing

Didalam operasi pemboran pipa bor berfungsi


untukmeneruskan tenaga ke mata bor dan menyalurkan fluida.
Sedangkan Casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari colaps
(keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari ganguan –gangguan.

Gambar 2.3 Pipa Bor

5
4. Mata Bor/ Bit

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran


yang digunakan khususnya sebagai pembuat lubang (Hool Making
Tool ).

Gambar 2.4 Mata bor

5. Menara bor

Menara bor berfungsi sebagai penyangga beban.

Gambar 2.5 Menara bor

6
6. Peralatan Pelengkap
Beberapa peralatan pelangkap yang sering dipakai dalam
kegiatan pemboran diantaranya meliputi:
- Water Swivel : Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti
air, lumpur, dari pompa menuju kedalam stang bor.
- Hoisting Water Swivel : Alat ini di desain untuk melewatkan air ke
dalam batang bor yang sedang berputar selama proses
pengangkatan dan penurunan.
- Hoisting Plug : Alat ini dihubungkan pada rope socket dan
digunakan ketika proses pengangkatan dan penurunan.

1.1.8 Lumpur Bor / Fluida

Lumpur pemboran dapat didefinisikan sebagai semua jenis


fluida (cairan-cairan berbusa, gas bertekanan) yang diperg unakan
untuk membantu operasi pemboran dengan membersihkan dasar
lubang dari serpih bor dan mengangkatnya kepermukaan, dengan
demikian pemboran dapat berjalan dengan lancar. Lumpur pemboran
yang digunakan sekarang pada mulanya berasal dari pengembangan
penggunaan airUntuk mengangkat serbuk bor. Kemudian dengan
berkembangnya teknologi pemboran, lumpur pemboran mulai
digunakan.

Gambar 2.6 lumpur bor dan bahanya

7
1.1.9 Pengambilan Conto Hasil Pemboran (Coring )
Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah untuk mengetahui
kondisi geologi bawah permukaan dari pengambilan sampel inti
batuan/core. Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data
geologi biasanya didasarkan atas pengamatan dan pendeskripsian
conto inti bor.
a. Pengintian Penuh (Full Coring).
Pengambilan inti dilakukan secara penuh dari permukaan
sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa dilakukan dalam
eksplorasi untuk cebakan mineral.
b. Pengintian Setempat (Spot Coring)).
Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (open hole) yang
kemudian diikuti dengan pengintian hanya dilakukan pada selang
kedalaman tertentu yang diinginkan, misalnya beberapa meter di atas
zone cebakan dan beberapa meter dibawahnya. Untuk ini sering
diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi berdasarkan log geofisika dari
sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai pilot drill hole, untuk
operasi ini sering dilakukan pilotand part-coring.
c. Pengintian Sentuh (Touch Coring ).
Pengintian dimulai segera setelah matabor mencapai beberapa
meter di atas target pengintian (bentuk pengintian setempat yang
kurang dapat dipercayai).
d. Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample).
Dengan menggunakan alat tertentu, dimungkinkan dimana
orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah dapat ditentukan. Hal
ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari
lapisan maupun dari rekahan atau jalur-jalur mineralisasi.
e. Perolehan Inti (Core Recovery ).
Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu seluruh
selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal
ini disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti
sewaktu diangkat dalam bumbung inti (core barrel ). Besarnya
perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam persen (% core
recovery) ), dengan mengukur panjang conto inti yang diperoleh dan
membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang
buruk dapat disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan
batuan yang rapuh dan dapat dipakai sebagai indikator untuk keadaan
struktur dari batuan, dan menggunakan bumbung inti yang diperbaiki
seperti triple tube core-barrel.

8
1.1.10 Keunggulan dan Keburukan Pegambilan Conto Hasil
Pemboran (Coring )
Keunggulan dari conto inti pemboran adalah :

1. Pengamatan litologi lebih lengkap dan terperinci sehingga


perselingan berbagai jenis litologi, dapat dideskripsi secara rinci,
centimeter demi centimeter.
2. Pengamatan rinci dapat dilakukan terhadap struktur maupun tekstur
batuan dalam 3-Dimensi, terutama jika menggunakan sampel yang
terorientasikan, misalnya adanya rekahan, urat-urat kecil, penjaluran
mineral (mineral zoning ), dsb.
3. Penentuan kedalaman serta selang-selang kedalaman dari
berbagai batas perubahan litologi lebih baik daripada serbuk
pemboran

Keburukan dari pengambilan conto inti adalah :

1. Operasi pengambilan inti bor sangat memperlambat operasi


pemboran, terut ama jika tidak menggunakan wireline corebarrel .
2. Harus menggunakan matabor dari intan atau baja tungsten yang
lebih mahal daripada matabor jenis lainnya.
3. Secara keseluruhan pemboran inti jauh lebih mahal dan lebih
lambat dari operasi pemboran lainnya, sehingga harus benar-benar
diperhitungkan dalam menentukan taktik eksplorasi.
Keunggulan jenis data yang diperoleh harus diperhitungkan terhadap
biaya yang harus dikeluarkan.

1.1.11 Preparasi Sampel


Preparasi Sampel yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui berapa kadar ore yang ada pada lokasi pemboran atau
yang akan ditambang, apakah lokasi tersebut layak untuk ditambang
atau tidak, tergantung dari hasil kegiatan preparasi sample. Kegiatan
preparasi sampel pada PT. Sumbawa Timur Mining ditangani oleh PT.
Intertex Testing Services.

1.1.12 Sampling
Sampling atau pengambilan sampel/contoh adalah tahap dari
suatu analisis, oleh karena itu pengambilan contoh ini dipilih
seperlunya saja tetapi representatif. Pengambilan contoh merupakan
pekerjaan pengambilan sebagian kecil dari material, sedemikian rupa
sehingga contoh mewakili sifat seluruh material tersebut. Didalam
melakukan pengambilan, lebih baik mengambil contoh beberapa kali
dengan jumlah kecil daripada mengambil contoh hanya sekali dengan
jumlah yang banyak.

9
Tugas 01 :
Kelas XII GP

1. Carilah (1 buah) artikel/jurnal/penelitian di internet, tentang Kegiatan


Pemetaan Geologi Eksplorasi bahan galian logam atau batuan, di
daerah mana saja, atau yang dilakukan oleh perusahaan swasta
dimanapun. Download file nya, kemudian, anda print dan dikumpulkan
dengan membuat sampul depan tugas anda
(judul : Tugas 01 : Kegiatan Pemetaan Geologi Eksplorasi bahan galian
…….. di daerah …………….. )
Jangan lupa untuk menuliskan nama/kelas/mapel anda masing-masing
di sampul depan tugas anda. Tugas dijilid seperti biasa, menggunakan
kertas sampul warna orange dan disertai logo sekolah.
Tugas ini dikumpul paling lambat hari Senin pagi, tanggal 23 Januari
2023, pada jam pelajaran Tek. Eksplorasi dan Tek. Penambangan.
2. Buatlah kesimpulan dari artikel/jurnal/penelitian yang anda kumpulkan
di atas, di tulis tangan di kertas A4, dengan data-data sebagai berikut :
a. Salah satu Jenis Bahan Galian yang dicari pada kegiatan pemetaan
geologi eksplorasi tersebut :
Contoh : Jenis bahan galian : Logam Emas, Bijih Besi, Nikel, Batu
Andesit, Batukapur, Kromit, Bauksit, dll.
b. Pelaksana kegiatan tersebut
Contoh : Pelaksana Keg : Tim Eksplorasi dari PT. Sulawesi Nikel
Persada
c. Lokasi kegiatan eksplorasi tersebut :
Contoh : Lokasi : Desa Maluyo, Kec. Bahodopi, Kab. Morowali
d. Waktu pelaksanaan kegiatan eksplorasi tersebut :
Contoh : Waktu : Pelaksanaan selama 3 bulan (Bulan Januari s/d
Maret 2018)
e. Metode kegiatan eksplorasi
Contoh : Metode kegiatan adalah Survey / Penyelidikan Geofisika
Dan Pengeboran
f. Hasil Kegiatan (lihat dalam pembahasan hasil kegiatan dalam jurnal
tersebut)
Contoh : Hasil kegiatan disimpulkan bahwa daerah Maluyo, memiliki
potensi mineralisasi dan endapan nikel laterit, dengan sumberdaya
cadangan terkira sebesar 2.000.000 m 3. Dengan luas sebaran
sekitar 2500 ha.

10

Anda mungkin juga menyukai