Oleh
Muchlisin BK
7
Salah satu ibadah khas di bulan Ramadhan adalah puasa. Rukun Islam ketiga yang hanya ada
di bulan Ramadhan ini memiliki banyak keutamaan. Apa saja? Ini 8 keutamaan puasa yang
luar biasa.
Setiap ibadah pasti memiliki keutamaan masing-masing. Demikian pula dengan puasa
Ramadhan yang telah diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya :
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa” (QS.
Al Baqarah: 183)
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang haq
dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa…” (QS. Al Baqarah: 185)
Daftar Isi
Ibarat seseorang yang bekerja dan telah disebutkan gajinya sekian dan sekian, maka kita bisa
memperkirakan berapa hasil yang diperoleh. Namun saat owner perusahaan atau bos kita
mengatakan “bekerjalah dan saya langsung yang akan memberikan gajimu” bisa jadi hasil
yang kita dapatkan di luar dugaan kita, tergantung bagaimana kualitas kerja kita.
Sedangkan untuk puasa ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman melalui hadits qudsi :
Allah berfirman: “Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan
Aku yang akan membalasnya…” (Muttafaq ‘Alaih)
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak misik…” (Muttafaq ‘Alaih)
Tidakkah kita mau berbangga di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mulut yang
berbau harum? Yang dengannya kita dikenali sebagai hamba-Nya yang berpuasa dan
memiliki keutamaan saat banyak orang pada hari kiamat dicekam dengan ketakutan dan
kekhawatiran.
3. Dua kegembiraan
Keutamaan puasa berikutnya adalah, orang yang berpuasa akan mendapatkan dua
kegembiraan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
َ ِ َوِإ َذا لَقِ َى َربَّهُ فَ ِر َح ب، لِلصَّاِئ ِم فَرْ َحتَا ِن يَ ْف َر ُحهُ َما ِإ َذا َأ ْفطَ َر فَ ِر َح
صوْ ِم ِه
“Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan; ketika berbuka dia gembira dengan
bukanya dan ketika bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya” (Muttafaq ‘Alaih)
Inilah dua kegembiraan. Saat berbuka, rasa lapar dan haus yang ditahan selama seharian
hilang seketika. Bahkan, saat-saat yang paling nikmat adalah pada tegukan pertama saat kita
berbuka. Rasa panas karena dehidrasi juga terobati saat berbuka. Kenikmatan ini tidak pernah
dirasakan oleh orang yang tidak berpuasa.
Demikian juga kegembiraan ketika bertemu Allah di akhirat nanti. Segala ketakutan dan
kekhawatiran sirna sebagaimana sirnanya rasa haus dan lapar saat berbuka. Segala kesusahan
dan penderitaan saat hidup di dunia akan hilang sebagaimana hilangnya kepenatan dan rasa
panas saat berbuka.
Dari Abu Umamah bahwa ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amal
apakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Berpuasalah, sesungguhnya tiada tandingan
baginya” (HR. An Nasa’i)
5. Masuk surga
Keutamaan puasa yang tak kalah hebat dari keutamaan lain adalah memasukkan pelakunya
ke surga.
Dari Abu Umamah berkata: Saya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
maka saya berkata: “Perintahkan kepada saya dengan sebuah amal yang dapat memasukkan
saya ke dalam surga!” Beliau menjawab: “Berpuasalah, sesungguhnya tiada tandingan
baginya” Kemudian saya datang untuk kedua kalinya, maka Beliau berkata: “Berpuasalah”
(HR. Ahmad, Nasa’i dan Hakim dan dia menshahihkannya)
Tidakkah kita ingin dimasukkan Allah ke surga yang kenikmatannya sangat luar biasa hingga
membuat setiap orang yang mengetahuinya akan menginginkannya?
“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji
dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah,
‘Aku sedang berpuasa” (HR. Bukhari dan Muslim)
ِ ْصنُ لِ ْلفَر
ُ فَِإنَّه، َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم،ج َ ْص ِر َوَأح
َ َ فَِإنَّهُ َأغَضُّ لِ ْلب، ْ َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوج،ب
ِ يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا
لَهُ ِو َجا ٌء.
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah.
Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan
barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat mengontrol
syahwatnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah kecuali Allah menjauhkan wajahnya
dengan hari itu dari api neraka tujuh puluh musim” (HR. Jama’ah kecuali Abu Dawud)
Tidakkah kita ingin dijauhkan dari neraka yang kedahsyatannya sangat luar biasa hingga
membuat setiap orang yang mengetahuinya akan takut pada siksa neraka?