Anda di halaman 1dari 6

SOP K3

No. Dokumen :

S No. Revisi :
O Tanggal Terbit :
P
Tanggal Berlaku :
Halaman : 1-2
Amelia
Kadji,S.KM,M
M
PUSKESMAS
Tanda Tangan : NIP.
MANANGGU
19720818
199203 2
010
1. Pengertian Keselamatan laboratorium adalah praktek yang
dilaksanakan dalam rangka melindungi pekerja
laboratorium dari paparan bahan-bahan berbahaya
potensial (patogen dan toksin) serta lingkungan
sekitarnya dari pencemaran.
2. Tujuan Untuk menggambarkan prosedur keselamatan
dasar yang harus diamati di laboratorium.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
4. Referensi Kementerian Kesehatan RI, Ditjen P2P, Direktorat
P2PTVZ. 2016. Modul Peningkatan Kemampuan
Teknis Mikroskopis Malaria
5. Prosedur A. Alat dan Bahan
Kerja  Jas laboratorium
 Masker dan pelindung mata
 Larutan disinfektan: Alkohol 70% atau larutan
hipoklorit 10%
 Deterjen
 Larutan hipoklorit 5 g/L untuk tumpahan
darah
 Sarung tangan lateks
 Sabun cair anti-bakteri
 Wadah benda tajam
 Plastik sampah merah untuk sampah
infeksius
 Plastik sampah hitam untuk sampah non-
infeksius
B. PROSEDUR
HARUS DILAKUKAN
1. Memakai jas laboratorium pada saat bekerja
di ruang kerja laboratorium sebagai
pelindung dari percikan bahan biologis dan
dilepas sebelum meninggalkan laboratorium.
Pakaian yang terkontaminasi harus
didekontaminasi dengan autoklaf sebelum
dikirim ke binatu.
2. Masker, pelindung mata atau pelindung
muka harus dipakai bila terdapat risiko
percikan atau tumpahan bahan infeksius
untuk melindungi membran mukosa mulut,
hidung dan mata dari percikan darah, cairan
tubuh, maupun benda lain.
3. Mencuci dan mengeringkan tangan sebelum
menggunakan sarungtangan, sebelum dan
setelah bekerja, dan sebelum meninggalkan
laboratorium.
4. Memakai sarung tangan pada melakukan
pemeriksaan (mikroskop: pengambilan
spesimen, pembuatan sediaan, pewarnaan;
dan RDT).
5. Melakukan dekontaminasi meja kerja
sebelum bekerja.
6. Bekerjalah sesuai dengan standar prosedur
yang ada.
7. Melakukan dekontaminasi meja kerja setiap
selesai bekerja.
8. Melakukan pembersihan lantai ruangan
dengan larutan disinfektan setiap selesai
bekerja.
9. Memilah dan mengumpulkan limbah
infeksius dan non-infeksius.
10. Cuci tangan setiap selesai bekerja
dengan sabun cair mengandung disinfektan.
11. Jarum suntik dan benda tajam lainnya
diletakkan dalam wadah tahan tusuk.
Jangan menutup, membengkokkan atau
mematahkan jarum dengan tangan.
12. Pengiriman spesimen ke laboratorium
menggunakan wadah yang kuat. Spesimen
rujukan harus diberi label yang jelas,
dibungkus dua lapis atau ditempatkan dalam
wadah kedua yang tahan bocor dan tahan
tusukan.
13. Wajib mengenakan sepatu tertutup.
DILARANG DILAKUKAN
1. Makan, minum dan merokok di dalam ruang
kerja laboratorium.
2. Memasukkan benda-benda ke dalam mulut:
pensil, pena, memasang lipstik.
3. Membiarkan pintu ruang kerja terbuka.
4. Memipet dengan cara menghisap pipet
dengan mulut.
5. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan
atau dengan memakai sarung tangan yang
dipakai berulang kali.
6. Bergantian menggunakan sarung tangan
antar personel laboratorium.
7. Melakukan aktivitas yang memicu adanya
aerosol, percikan, dan tumpahan.
8. Menggunakan sandal terbuka.
9. Menggunakan lensa kontak.
10. Tidak mengikat rambut yang panjang
dan tergerai.
C. KECELAKAAN KERJA
1. Apabila kecelakaan terjadi, harus segera
dilakukan dokumentasi oleh atasan dan
dilaporkan kepada unit Kesehatan Kerja
sehingga dapat dilakukan tindakan
selanjutnya.
2. Imunisasi Hepatitis B diberikan kepada
semua staf yang dalam tugasnya mempunyai
risiko terjadinya perlukaan oleh alat tajam.
3. Fasilitas konseling bagi petugas kesehatan
harus tersedia dan diberikan sesudah
kecelakaan kerja.
4. Luka tusukan jarum suntik, lancet atau luka
iris segera dicuci dengan air mengalir dan
sabun selama 15 menit.
5. Luka tusukan jarum suntik, lancet atau luka
iris segera dicuci dengan air mengalir dan
sabun selama 15 menit.
6. Mata diirigasi dengan air bersih, larutan
garam fisiologis atau air steril selama 15
menit. Jika menggunakan
7. lensa kontak harus dilepaskan ketika
membasuh mata. Jangan menggunakan
sabun atau disinfektan di mata.
8. Jari yang tertusuk tidak boleh dihisap
dengan mulut seperti kebanyakan tindakan
refleks untuk menghisap darah. Jangan
memijat, memencet atau menggosok daerah
luka.
D. MANAJEMEN TUMPAHAN
1. Laporkan tumpahan ke petugas K3 atau PJ
laboratorium.
2. Pakailah alat pelindung diri dengan lengkap.
3. Tutup tumpahan dengan kain yang menyerap
dan dibuang ke dalam kantong sampah
(infeksius jika percikan darah atau tubuh;
non-infeksius jika larutan kimia).
4. Lap bekas tumpahan dengan lap lembap yang
mengandung larutan disinfeksi hipoklorit 5
g/L.
Bersihkan bekas tumpahan dengan larutan
disinfeksi dan kemudian dibilas dengan air dan
deterjen hingga bersih.
5. Unit 1. TIM K3
Terkait
2. Penanggung Jawab laboratorium

Anda mungkin juga menyukai