Kel 14 Promkes Fix Banget
Kel 14 Promkes Fix Banget
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat Nya kami dapat
menyelesaikan Tugas Kelompok Promosi Kesehatan yang berjudul “Implementasi dan Evaluasi
promosi kesehatan pada askep individu,keluarga dan kelompok ”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas Pendidikan Budaya Anti Korupsi dengan dosen pengampu Bapak NS.Dedek
Saiful Kohir, S.kep.,M.Kes
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A. Kesimpulan......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Piagam Ottawa, Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan status
kesehatan mereka (Health Promotion is the process of enabling people to increase
control, and to improve, their health). Untuk Mencapai status kesehatan paripurna baik,
fisik, mental dan kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan dan mengubah atau
mengantisipasi lingkungan.
Kesehatan sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup
Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber sosial
dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik. Oleh karena itu, promosi kesehatan
bukan saja tanggung jawab sektor kesehatan tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang
mempengaruhi gaya hidup sehat dan kesejahteraan sosial, serta diperlukan adanya
monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang berlangsung supaya dapat memberikan
informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala yang dihadapi.
Untuk itu, pada Perkuliahan kali ini akan membahas tentang Implementasi dan Evaluasi
di dalam Promosi Kesehatan,
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Implementasi promosi kesehatan pada askep individu
keluarga dan kelompok?
2. Eveluasi promosi kesehatan pada askep individu keluarga dan kelompok?
C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana implementasi Implementasi promosi kesehatan pada askep
individu keluarga dan kelompok
2. Mengetahui Eveluasi promosi kesehatan pada askep individu keluarga dan kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
1) Perencanaan, adalah suatu hal yang amat penting sukses tidaknya suatu langkah kegiatan
sangat tergantung bagus dan tidaknya program. Langkahlangkah pembuatan perencanaan
adalah :
a) Pengumpulan data, mengolah, menyajikan, serta menginter-pretasikan demikian rupa
sehingga menjadi jelas. Data yang diperlukan disini adalah pertama data yang
memberikan gambaran tentang masalah kesehatan. Kedua adalah data yang memberi
gambaran mengenai organisasi pelaksana. Data yang dapat memberikan gambaran
masalah kesehatan seperti halnya:
Data geografis, yakni luas wilayah, batas wilayah, keadaan iklim, keadaan tanah,
mengenai sungai, danau, gunung, dan sebagainya.
Data pemerintah, yakni struktur pemerintahan, personalia dan hak serta kewajibannya.
Data penduduk, misalnya jumlah penyebaran, jenis kelamin, angka kelahiran, angka
kesuburan, angka kematian, angka harapan hidup. Ini penting untuk mengukur bentuk
penyakit dan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Data mata pencaharian dan pendapatan, misalnya pekerjaan, tingkat penghasilan dan
pengeluaran.
Data sosial budaya, seperti kebiasaan hidup, norma, pendangan masyarakat, anjuran dan
pantangan.
Data pendidikan, yakni tingkat pendidikan, sarana pendidikan yang ada.
Data status kesehatan, lingkungan dan kegiatan sarana kesehatan, seperti angka kematian,
angka kematian bayi, angka kematian ibu, dan lain-lain.
b) Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang perlu segera ditanggulangi. Yang sering
dilakukan adalah pertama menggunakan scoring, 116 diantaranya menggunakan
parameter seperti berat ringannya masalah, jumlah masyarakat yang terkena, kenaikan
angka penyakit, rasa prihatin masyarakat terhadap masalah, sumber yang tersedia. Yang
kedua menggunakan nomincal group technique (nonscoring). Menggunakan delphi
technique maksudnya permasalahan diperoleh dari kesepakatan dari sekelompok orang
yang sama keahliannya untuk masalah yang sedang dibicarakan. Delbeg technique
maksudnya pemasalahan ditentukan oleh sekelompok masyarakat yang tidak sama
pengetahuannya tentang pokok persoalan yang dibicarakan tapi sebelumnya dijelaskan
dulu tentang masalah yang sedang dibicarakan.
c) Rencana kerja, ialah menetapkan berbagai cara jalan keluar, langkahlangkah apa dan
bagaimana untuk mengatasi prioritas masalah tersebut. Rencana kerja harus tercantum
antara lain: tujuan pendidikan kesehatan yang ingin dicapai, metode pendidikan
kesehatan yang akan digunakan, materi pendidikan kesehatan yang akan disampaikan.
d) Menyusun rencana terpadu atau memadukan rencana pendidikan kesehatan dengan
seluruh program kerja yang akan dilakukan.
Berikut ini strategi implementasi dalam keperawatan keluarga dengan sasaran individu
dalam keluarga:
1. Implementasi keperawatan anggota/individu keluarga
Implementasi yang dapat diberikan pada individu dalam keluarga yang memiliki
masalah adalah (Riasmini et al., 2017):
Tindakan keperawatan secara langsung
Tindakan kolaboratif dan kuratif dasar
Tindakan observatif
Tindakan promosi/pendidikan kesehatan
c. Tahap kerja
Pada tahap kerja ini akan dibagi menjadi tiga implementasi keperawatan, yaitu mandiri,
kolaboratif, dan bergantung.
1. Implementasi mandiri
Implementasi yang dapat dilakukan oleh perawat yaitu:
Melakukan pengumpulan data melalui wawancara/tanya-jawab untuk mengetahui
perkembangan/respon yang keluarga saat dilakukan implementasi
Melakukan observasi dan pemeriksaan fisik, seperti tanda-tanda vital
Melakukan implementasi terapeutik, seperti pencegahan/mengurangi keluhan d.
Melakukan implementasi edukasi
Melakukan rujukan
2. Implementasi kolaboratif
Implementasi yang dapat dilakukan dalam implementasi kolaboratif, yaitu melakukan
kolaborasi pada tim medis lain seperti dokter, ahli gizi, apoteker, dan lainnya sesuai
dengan kebutuhan keluarga.
3. Implementasi bergantung Implementasi bergantung ini biasa dilakukan oleh perawat
atas instruksi dari tim medis lain, seperti contoh perawat mendapatkan instruksi dari
dokter untuk melakukan perawatan luka kanker.
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen, termasuk manajemen
promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin
mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah semua masukan
yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dana apakah kegiatan yang dilakukan memberi
hasil dan dampak yang seperti yang diharapkan.
Secara keseluruhan, evaluasi ini tidak terlepas dari perencanaan, dan juga merupakan
bagian dari, siklus administrasi, yang terdiri dari 3 fase, yaitu: perencanan, pelaksanaan dan
evaluasi. Berkenaan dengan perencanaan program promosi kesehatan, dimana secara rinci
direncanakan program yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada, sedangkan
pelaksanaan program promosi kesehatan adalah fase dimana perencanaan dilaksanakan,
Selama fase pelaksanaan, semua kesalahan sewaktu menyusun perencanaan akan terlihat.
Begitu juga dengan kekuatan dan kelemahan yang muncul selama fase pelaksanaan
merupakan refleksi dari proses perencanaan.
Dengan perkataan lain, evaluasi program promosi kesehatan adalah kegiatan yang
dirancang untuk mengukur hasil dari program promosi kesehatan, baik pada aspek
pengetahuan, sikap, praktek atau performance maupun status kesehatan. Evaluasi bertujuan
untuk mengukur efisiensi dan efikasi dari program promosi kesehatan.
Efisiensi program promosi kesehatan diukur dari kesesuaian sumber daya yang telah
dialokasikan dengan tercapainyan tujuan. Sedangkan efikasi program promosi kesehatan
diukur dari perubahan yang terjadi apakah betul-betul disebabkan oleh program promosi
kesehatan yang dijalankan.
1. diagnostic evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu penilaian kebutuhan
atau identifikasi masalah;
2. formative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program promosi
kesehatan sedang berlangsung, guna melihat efektivitas dari program, dan
3. summative evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir program, untuk melihat
apakah program masih akan dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan.
1. evaluasi proses (process evaluation), yaitu evaluasi yang dilakukan selama program
promosi kesehatan sedang berlangsung, karena bertujuan untuk melakukan monitoring.
Evaluasi ini merupakan evaluasi yang paling sering dilakukan, karena mudah dan murah;
2. evaluasi dampak (impact evaluation), yaitu evaluasi yang juga dilakukan selama
program sedang berlangsung dan bertujuan untuk menilai perubahan pengetahuan, sikap
maupun praktek atau ketrampilan sasaran program. Jenis evaluasi ini lebih mahal, lebih
sulit dan lebih jarang dilakukan dibanding evaluasi proses.
3. evaluasi hasil (outcome evaluation), yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir program,
karena bertujuan untuk mengukur perubahan status kesehatan, seperti morbiditas,
mortalitas, fertilitas, dan lain-lain serta kualitas hidup sasaran program promosi
kesehatan. Jenis evaluasi ini merupakan evaluasi yang paling bermanfaat tetapi paling
mahal dan sulit untuk menilai apakah perubahan betul-betul akibat program promosi
kesehatan yang dilakukan bukan karena program lain yang juga dilakukan.oleh sebab
itu,jenis evaluasi ini paling jarang dilakukan.
1. historical,dengan merekontruksi kejadian dimasa lalu secara objektif dan tepat dikaitkan
dengan hipotesis atau asumsi.
2. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atau hal yang menjadi
perhatian secara faktual dan tepat.
3. Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola dan urutan perkembangan
atau perubahan menurut waktu.
4. Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secara intensif latar belakang
status sekarang, dan interaksi lingkungan darisuatu unit sosial, baik perorangan,
kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5. Studi korelasional (corelational study), meneliti sejauh mana variasi dari satu factor
berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien tertentu.
6. Studi sebab akibat (causal comparative study), yang menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan mengamati berbagai konsekuensi yang ada dan
menggalinya kembali melalui data untuk faktor menjelaskan penyebabnya.
7. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat dengan membuat satu kelompok percobaanatau lebih terpapar akan suatu
perlakuan atau kondisi danmembandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
control yang tidak menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan kelompok kelompok
secara sembarang (random) sangat penting.
8. Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yangmendekati eksperimen,
tetapi di mana kontrol tidak ada dan manipulasitidak bias dilakukan.
9. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalaman baru melalui
aplikasi langsung di berbagai kesempatan.
Berdasarkan keseluruhan konsep mengenal evaluasi tersebut di atas, tampak bahwa yang
paling tepat untuk mengevaluasi program maupun promosi kesehatan terutama adalah
evaluasi yang bersifat terapan dibandingkan desain evaluasi yang bersifat eksperimen yang
diungkapkan terakhir.
Hanya saja, hal yang menjadi kesamaan antara evaluasi terapan dan eksperimental
tersebut di atas adalah perlunya keakuratan data yang menjadi content (is) yang akan
dievaluasi, dan juga perlu diperhatikan time (pelaksanaan) dari kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan, serta form (bentuk) sebagai kerangka evaluasi yang jelas dan sistematis pula
untuk memudahkan proses evaluasi dan follow up dari evaluasi tersebut.
4. Waktu Evaluasi
a. Penilaian rutin. Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan
pelaksanaan program
b. Penilaian berkala. Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program
misalnya pada setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst.
c. Penilaian akhir. Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu
setelah akhir program selesai.
1. Relevansi (relevance):
Apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan;
2. Keefektifan (effectiveness):
Apakah tujuan program dapat tercapai?;
3. Efisiensi (efficiency):
Apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah?;
4. Hasil (outcomes):
Apakah indikator indikator tujuan program membaik?;
5. Dampak (impact):
Apakah indikator-indikator tujuan kebijakan yang baik?;
6. Keberlanjutan (sustainability):
Apakah perbaikan indikator indikator tersebut berlanjut setelah program selesai.
Teknik dan metode promosi kesehatan kelompok ini di gunakan untuk sasara
kelompok. Sasaran kelompok di bedakan menjadi dua, yakni kelompok kecil dan
kelompok besar. Disebut kelompok kecil kalau kelompok sasaram terdiri antara 6 – 15
orang, sedang kelompok besar bila sasaran di atas 15 sampai dengan 50 orang
Ex : Setelah dilakukan penkes, 80% sasaran dapat menyebutkn 3 dari 5 pilar penanganan
penyakit DM
Sasaran keluarga:
Setelah dilakukan penkes, keluarga dapat menyebutkn 3 dari 5 pilar penanganan penyakit
DM
Sasaran individu :
Setelah dilakukan penkes, penderita dapat menyebutkn 3 dari 5 pilar penanganan
penyakit DM
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implementasi pada sasaran individu pada prinsipnya bertujuan ntuk menyelesaikan
masalah berdasarkan penyebabnya. Implementasi merupakan proses integrasi dari
perencanaan keperawatan (Pusa et al., 2021). Implementasi keperawatan keluarga
menggunakan pendekatan pemberdayaan dalam meningkatkan kesehatan keluarga.
Sedangkan Implementasi promosi kesehatan askep kelompok Fokus pada tahap
bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen. Termasuk
manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena
orang ingin mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah
semua masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dana apakah kegiatan yang
dilakukan memberi hasil dan dampak yang seperti yang diharapkan. Evaluasi setiap
kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan telaah (review) secara berkala dapat
memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala yang
dihadapi. Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengarahan kembali untuk
rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (Out Come Evaluation) harus dapat
mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat atau hasil kegiatan
yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti dan segera dicari solusinya.
DAFTAR PUSTAKA
buku_ajar_pendidikan_dan_promosi_kesehatan_buk_widya%20(1).pdf
Promkes-Komprehensif.pdf