Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SANITASI INDUSTRI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA YANG BERHUBUNGAN


DENGAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INDUSTRI

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 8 REGULER 1


DEWI WULANDARI 2113451006
TEGAR SAIFULLOH 2113451012

MIRANDA SYAHARANI 2113451023

ACEP ABDUK AZIZ 2113451030

DEA ADELLIA 2113451040


2113451044
DWI ADELLIANA

PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN


KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG TAHUN AKADEMIK
2022/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. pemilik segala yang bernyawa dan penguasa
segala keteraturan, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Makalah ini disusun
untuk memenuhi untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sanitasi Industri
dengan harapan dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan para
pembaca makalah ini.
Makalah ini memuat tentang K3 yang berhubungan dengan Sanitasi
Makanan Dan Minuman. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan baik ditinjau dari isi maupun dari segi
penyajiannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kontribusi
pemikiran dari pembaca sehingga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.Aamiin.

Bandar Lampung, 05 Agustus 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dasar sanitasi makanan..................................................................3
B. Prinsip pengolahan makanan .................................................................8
C. Upaya pencegahan kontaminasi makanan.............................................12
D. Pengawasan sanitasi makanan...............................................................12
E. Pengaruh makanan terhadap kesehatan.................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan sangat
penting baik untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan
memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan
mengganti jaringan, untuk bekerja, dan untuk memelihara pertahanan tubuh
terhadap penyakit. Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit.
Makanan yang sehat membuat tubuh menjadi sehat nummin, makanan yang sudah
terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit, Oleh karena itu, makanan dan
minuman yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segikualitas dan kuantinya.
Mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibat kan
gangguan kesehatan diperlukan penerapan sanitasi makanan. Sanitasi makanan
adalah usaha untuk mengamankandan menyelamatkan makanan agar tetap bersih,
sehat dan aman.
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktorfisk,
faktorkimia, dan faktomikrobiologi. Faktor fisk terkait dengan kondisi ruangan
yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udaru yang kurang
baik, temperatur nungan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Menghindari
kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktorfisk, maka perlu diperhatikan
susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan. Sanitasi
makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat-zat kimia
yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-obut
penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian untuk kemasan
makanan,
dan lain-lain, Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi
karena Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dibagi 2
yaitu keracunan makanan dan penyakit bawaan makanan (Mulia, 2005).

1
B. Tujuan
a. Memahami bagaimana cara yang tepat dalam memilih makanan dan
minuman schat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mempraktikkan dalam kehidupan dan berbagi ilmu dengan masyarakat
disekitar, agar tepat dalam memilih makanan dan minuman dengan
pengolahan yang sehat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI DASAR SANITASI MAKANAN


Upaya pengamanan atau hygiene dan sanitasi makanan poda dasamya meliputi
orang
Yang menangani makanan, tempat penyelenggaman makanan, pemlatan
pengolahan makanan, proses pengolahan makanan, penyimpanan makanan dan
penyajian makanan

1. HYGIENE
a. Pengertian Hygiene
Pengertian hygiene dan sanitasi adalah upaya kesehat dengan cara
memelihara kebersihan individu. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi
kebersihan tangan,
cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang
rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes 2000).
Menurut Streeth, J.A. and Southgate,H.A. (1986) Kata "hygiene" berasal dari
bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan.
Dalam Sejarah
Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hyga (Dewi pencegah
penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:
a. Ilmu yang mengajarkan cam-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani
rohani dan sosial untuk mencapai tingkat kesejaht eraan yang lebih tinggi.
b. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada
c. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman
(sehat)
d. dan bebas pencemaranyang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang
lainnya
e. Menunt Bmwnell, hygieneadalah bagaimana caranya orang memelihan dan
melindungi kesehatan

3
f. Menurut Gosh, hygienealalih suitu ilmu kesehatan yang mencakup
seluruhfaktor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik
perorangan maupun melalui masyarakat.

Hygiene adalah Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya p


usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia
(Richard Sihite, 2000). Personal hygiene silah perawatan diri dimana individu
mempertahankan kesehatannya, dan, di pengaruhi oleh nilai serta keterampilan.
Menurut Mosby bahwa kebersihan Sestoring adalah susu tadakan Anak
manetiham kebersihan dasar kesehatan seseorang untuk kesehatan fisik dan
kesehatan psikis.
c. Macam-macam personal hygiene:
• Perawatan kulit kepala dan rambut.
• Perawatan mata.
• Perawatan hidung.
• Perawatan telinga.
• Perwatan kuku tangan dan kuku kaki.
• Perawatan genetalia.
• Perawatan kulit seluruh tubuh.
• Kebiasaan buang airbesar di jamban.
• Kebiasaan minum air yang sudah di masak.
Masalah hygiene tidak dapat dipisahkan dan masalah sanitasi, dan padakegiatan
pengolahan makanan masalah sanitasi dan hygiene dilaksanakan bersama-sama.
Kebiasaan hidup bersih, bekerja bersih sangat menshunti dalam mengolah
makanan yang bersih pula.
e. Ruang lingkup hygiene meliputi:
• Hygiene perorangan
• Hygiene makanan dan minuman

4
2. SANITASI
a. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakk yang menitikberatkan
kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Upaya menjaga pemeliharaan
agar seseorang, makanan, tempat kerja, apa peralatan tetap hygienis (sehat) dan
Bebas pencemilan yang dinkihikan och bakten, serangga, binatang lannya.
Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang meniskberatkan kegiatan kepada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia (Siti Fatonah, 2005).
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala
bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini
bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemumian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan
pembeli, mengurangi kerusakan makanan (Depkes, 2000).
Sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemanian
makanan, penjualan makanan yang akan mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah merugikan pembeli, mengurangi kerusakan/pembomaan makanan.
Hygiene dan sanitasi makanan bertujuan untuk mengendalika faktor makan
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. (Depkes, 2000).
Menurut Siti Fatonah (2005) Beberapa manfaat dapat kita rasukan apabila kita
menjaga sanitasi di lingkungan kita, misalnya:
1. Mencegah penyakit menular,
2. Mencegah timbulnya bau tidak sedap.
3. Menghindari pencemaran
4. Mengurangi jumlah presentase sakit
5. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.

5
b. Prinsip Pengolahan, dan penyimpanan Makanan
Prinsip-prinsip penyehatan makanan minuman terdiri dari
a. Prinsip Pemilihan Bahan Makanan
• Tingkat kematangan yang sesa (untuk bahan sayur dan buah)
• Bebas dari pencemaranpada tahapan proses selanjutnya
• Bebas dari perubahan fisik/kimia akibat faktorlar
• Bebas dari mikroba dan parasite penyebab penyakit
• Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan
Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan dalam menyimpan bahan makanan
seharunya dipisah antar bahan makanan yang mudah rusak dan tidak mudah
mudah rusak. Untuk bahan makanan yang mudah rusak sebaiknya sebaiknya
disimpan dalam suhu nigh (dalam almari pendingin), contoh makanan yang
mudah rusak adalah sayur dan buah Tetapi jika tidak ada almari pendingin dapat
dilakukan dengan merendam hahan makanan dalam genteng air yang terbuat dari
tanah liat yang berisi air bersih Maksimal penyimpanannya hanya 3 hari, lebih
dari itu bahan makanan sudah tidak bagus. Untuk makinan yang sangat mudah
rusak sebaiknya disimpan dalam refrigerator dengan suhu dibawah 0 derajat,
contoh bahan makanan yang sangat mudah rusak adalah daging, ikan dan sayuran
yang berdaun.

Jika penyimpanan dilakukan dalam gudang, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
• Lantainya bersih
• Dinding terang
• Kelembaban dan subu dijaga
• Terdiri dari rak-mk
• Rak sebaiknya agak tinggi dari permukaan lantai dan tidak terlalu dekat
dengan atap Gudang
• Dilakukan pemantaum yang rutin tentang kebersihan Gudang

6
Yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan makanan:
1) Suhu penyimpanan yang baik
a. Makanan jenis daging, ikan, udang,: Menyimpan sampai 3 hari :-5-Oc
b. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya, Menyimpanan sampai 3
hari -5c° sampai 0°c
c. Penyimpanan untuk 1 minggu:-19 sampai -5°c
d. Penyimpanan lebih dari dua minggu: dibawah -10%
e. Makanan jesnis telur, sus, dan olahannya : -5°c sampai 7°c Penyimpanan
untukk 1minggu : dibawah -5%
f. Tepung biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (25)
2) Peralatan penyimpanan
a. Penyimpanan satu rendah dapat berupa
• Lamari pendingin yang mampu mencapai shu 10-15% untuk penyimpanan
sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan dan
minuman dingin
• Leman eskua) yang mampu mencapai suhu 1-4 dalam keadaan is bisa
digunakan untuk minuman, makanan siap santap dan telor
• Lamari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -5°c, dapat digunakan untuk
penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
b. Penyimpanan suhu kamar Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang
disimpan dalam suhu komnar
c. Cara penyimpanan
• Setiap bahan makanan yang disimpan diatur ketebalannya, setiap bahan
makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, makanan disimpan
didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara
dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian.
• Penyimpanan didalam lemari es
• Bahan mentah harus terpisah dari makanansap santap
• Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastic yang rapat
dan dipisahkan dari makananlain, kalau mungkin dalam lemari yang berbeda
kalu tidak letaknya harus berjauhan
• Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah

7
dipergunakan Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkan
lemari untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lanuri untuk keperluan
penyimpanan makanan

3) Sanisasi gudang tempat penyimpanan bahan makanan


• Pengaturan gudang
• Segi kesehatan Gudang

B. Prinsip Pengolahan Makanan


Prinsip pengolahan makanan terdiri dari:
• Penjamah Makanan (food handler) adalah orang yang terlibat selama proses
memasak makanan
• Cara Pengolahan terdiri dari: allat, sebaiknya harus bersih, bahan, bahan yang
digunakan haruslah bahan yang masih bagus untuk bahan sayar dan buah.
perhatikan kebersihan saat mencucinya
• Tempat Fengolahan Syarat yang harus diperhatikan dalam tempat pengolahan
yaitu:
a) Lantai jangan licin
b) Dinding harus bersih, hindarkan terlalu banyak
menggantung alat masak di dinding
c) Tembok harus dengan cat terang
d) Selalu bersih
e) Perlengkapan/Peralatan
f) Perlengkapan/peralatan yang harus diperhatikan
dalam tempat pengolahan yaitu:
• Untuk alat yang terbuat dari besi jangan berkarat
• Air harus cukup
• Pisah antara dapur basah dan dapur kering (jika tidak dipisah yang
harus diperhatikan adalah cara mengamankan makanan selama proses
memasak sampai menyajikan makanan)

8
Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti prinsip-prinsip hygiene
dan sanitasi:
1. Tempat pengolahan makana
Tempat dimana makanan diolah menjadi makanan terolah atau makanan jadi,
disebut dapur. Syarat-syarat untuk dapur:
a) Lantai
• Terbuat dari bahan yang kedap air
• Luas lantai 35 sampai 40% dari ruang makan
• Selalu dalam keadaan bersih
b) Dinding
• Permukaan dalam dinding harus rata tidak menyerap air mudah
diberisihkan
c) Atap dan langit langit
• Terbuat dari bahan yg kedap air dan tidak bocor
d) penerangan
•semua penerangan harus bebas silau dan tidak menimbulkan bayangan
e) Ventilasi
• Ventilasi harus cukup
• Fentilasi yg memenuhi syarat akan efektif dan untuk pemeliharaan
kenyamanan
f) Harus ada penyediaan airbersih yang cukup dan memenuhi persyaratan
kesehatan
g) Harus ada tempat sampah yang memenuhi persyaratan
h) Tersedia saluran pembuangan air Bekasi
i) Tersedia bak pencuci tangan dan alat
j) Perlindungan serangga dan tikus
k) Tidak menempatkan barang-barang berbahaya dalam
l) Tersedia alat pemadam kebakaran

2. Peralatan masak
Syarat bahan perlengkapan:
• Bahan yang digunakan harus anti karat, mudah dibersihkan dan tidak mudah

9
berubahwarna
• Bila bahan dari kayu dianjurkan tidak dipakai sebagai bahan yang kontak
langsung dengan makanan
• Bila bahan dari plastic dianjurkan yang aman dan mudah dibersihkanb)
Tahapan dalam pemeliharaan peralatan
• Pembersihan kasar
• Pembersihan dengan menggunakan deterjan
• Membilas dengan air panas (155-160)
• Pencuci hamaan
• Pembilasan
3. Tenaga pengolahan makanan
Penjamah makanan harus memperhatikan hygiene perorangan. Peranan
penjamah makanan dalam penyebaran penyakit :
• Kontak antara penjamah makananyang menderita penyakit menular dengan
• Kontaminasi terhadap makananyang diolah
• Sebagai pembawa kuman.

d. Prinsip pengangkutan makanan


Prinsip pengangkutan makanan yang harus diperhatikan :
1. Tempat untuk mengangkut. contoh: Baki, troli, rantang, harus bersih dan
makanan dalam
2. keadaanBoleh penjamah/bukan penjamah makanan
Jika batuk harus menoleh berlawanan dari makanan Hygiene perorangan harus
diperhatikan
3. Teknik pengangkutan
• Jangan melewati tempat penimbunan sampah
• Ambil jarak yang terdekatCari jalan yang terdekatMakanan tertutup agar
tidak terkontaminasi udara
• Untuk mencegah terjadinya pencemaran makanan pada saat pengangkutan:
• Setiap makanan mempunyai wadah masing-masing
• Isi makanan tidak terlampau penuh dingin 4c
• Menggunakan kendaraan khususWadah yang digunakan harus utuh dan

10
tertutup
• Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap
panas 60c
e. Prinsip penyimpanan makanan
Prinsip penyimpanan makanan ditujukan untuk
1. Mencegah pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri laten (bakteri
penyebab penyakit)
2. Mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan, tujuannya yaitu
mencegah pertumbuhan dan perkembangan bakteri, mengawetkan makanan
dan mengurangi pembusukan.

Teknik penyimpanan makanan


1. Wadah Setiap jenis makanan terpisah, wadah tertutup, pemisahan antara
makanan basah dan kering.
2. Suhu, Pengaturan suhu pada suhu bakteri tidak bisa tumbuh.

Penyimpanan dingin
1. Penyimpanan sejuk
2. Antara 15- 25°c. Untuk minuman keras, umbi umbian dan sayuran
Pendinginan
3. Pada suhu 5,6c. Dapat menghambat pertumbuhan mikroba pathogen

f. Penyimpanan beku
1. Dengan menyelupkan bahan kedalam refrigerant
2. Dengan menggunakan udara dingin - 17,8 sampai dengan - 34,4

Yang harus diperhatikan dalam penyimpanan makanan


1. Makanan yang disimpan diberi tutup
2. Lantai/meja yang digunakan untuk menyimpan makanan harus bersih
3. Makanan tidak boleh disimpan dekat sumber pencemar Makanan yang
disajikan sebelum diolah harus dicuci dulu
4. Makanan yang dipak dengan karton tidak disimpan pada tempat yang basah

11
C. UPAYA PENCEGAHAN KONTAMINASI MAKANAN

Pencemaran terbagi menjadi dua yaitu pencemaran primer dan pencemaran


sekunder.

lahan Benesparan paadalah pencemaran mikroorganisape achchum dingen atau


ditimbul kesesakan pada peternakan. Tanaman tidak boleh dipupuk dengan
kotoran manusia dan disiram dengan air yang tercemar. Sedangkan Pencemaran
sekunder adalah pencemaran mikroorganisme sesudah dipanen atau dipotong.
Pencucian yang bersih dan teratur serta disinfeksi atau sanitasi dari semua alat
pengolahan dan permukaan yang berhubungan dengan bahan pangan sangat
penting guna menurunkan tingkat pencemaran sekunder. Kebiasaan pribadi para
pekerja dan konsumen dalam mengelola bahan pangan dapat merupakan sumber
utama dari pencemaran sekunder, terutama karena bakter Staphylococcus aureus
(Buckle et al., 2009). Para pekerja harus steril dalam mengelola makanan,
diantaranya menggunakan sarung tangan, masker, celemek, penutup rambut, dan
APD lainnya, menutup luka dan iritasi, dan sebaiknya ada aturan yang melarang
pekerja yang sakit untuk bekerja. Masalah tempat produksi juga menjadi kunci,
seperti (Buckle et al, 2009):

Harus ada pemisahan letak penyimpanan bahan baku baru dengan produk yang
selesai diolah.
Kamar kecil harus dibangun jauh dari tempat pengelolaan bahan pangan dan harus
dilengkapi dengan alat-alat pencuci tangan dengan sabun disinfektan.

Lantai, dinding, meja harus dari bahan yang mudah dibersihkan, berventilasi,
penerangan baik, atap dan dinding yang bersih.

D. PENGAWASAN SANITASI MAKANAN


Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan, pengawasan terhadap sanitasi
suatu produk makanan dimulai dari proses produksi, penyimpanan, distribusi dan
penjualan ke konsumen. Dengan demikian, konsumen akan mendapat makanan

12
yang berkualitas baik dan terhindar dari bahaya yang mungkin diakibatkan oleh
makanan tersebut. Konsumen sendiri juga perlu melakukan pengawasan terhadap
produk makanan jadi yang beredar di lapangan.

Mengenai makanan ada dua pihak yang berkepentingan yaitu prodesen dan
konsumen.

Untuk menjaga kesehatan pihak konsumen, maka perlu diadakan pengawasan


terhadap makanan jadi atau bahan makanan terutama mengenai segi sebagai
berikut:

1. Tidak mengandung sesuatu racun atau substansi yang membahayakan 2. Tidak


mengandung sesuatu bagian yang menunjukkan kebusukan 3. Tidak ada tanda
pemalsuan

4. Harus cocok untuk konsumsi manusia

5. Harus diolah, dipersiapkan, diawetkan, dibungkus dan disimpan menurut


persyaratan.

E. PENGARUH MAKANAN TERHADAP KESEHATAN

1. Memberi Energi Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah


karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi
yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi
termasuk ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga
zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam
fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat
pembakar.
2. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah.

13
Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis
klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk
karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari
tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di
samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
3. Lipida Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak
dan minyak yang umum di kenal di dalam makanan, malam, fosfolipida,
sterol, dan ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh
manusia. Lipida mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut
nonpolar, seperti etanol, eter, kloroform, dan benzema.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sanitasi makananadalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan,
mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi
makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan,
mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli. mengurangi kerusakan/pemborosan makanan.

Kegiatan produksi makanan adalah kegiatan atau proses menghasilkan,


menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali,
dan mengubah bentuk Pangan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk.
Produk tersebut nantinya dikonsumsi oleh konsumen. Pada kegiatan produksi di
bidang industri pangan, banyak kemungkinan kontaminasi yang dapat terjadi
seperti kontaminasi fisik, kimia, dan biologi. Upaya untuk mencegah hal tersebut
adalah dengan menerapkan suatu konsep K3.

B. SARAN
1. Pengawasan terhadap industri pembuatan bahan makanandan minuman yang
harus di awasi, bahan baku yang di pergunakan, alat-alat yang digunakan, cara
kerja dan pengolahan, kesehatan dan kebersihan karyawan, cara penyimpanan
dan pengiriman bahan makanan dan minuman yang sudah jadi.

2. Untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang disebabkan karena


sanitasimakanan dapat dilakukan dengan pendidikan dan penerangan kepada
masyarakat tentang perlunya hygiene dan sanitasi makananan dan minumanan
antara lain, makanan/minuman harus dimasak sampai matang, jangan makan

15
makanan yang telah di kerumuni lalat, harus selalu menjaga kebersihan
makanan beserta alat-alat, pengawasan terhadap hewan-hewan potong, hanya
hewan-hewan sehat yang boleh di potong dan boleh diperdagangkan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Adams dan Y. Motarjemi, 2003. Dasar-Dasar keamanan makanan untuk petugas
kesehatan. Jakarta: buku kedokteran. Aide, 2010.Maret. Majalah Kesehatan
Untuk Pekerja Kesehatan. Annida. Hh.15-17.
Aminah, M.S. dan Himawan C., 2009. Bahan-bahan Berbahaya Dalam Kehidupan,
Kenali Produk Sebelum Membeli. Salamadani. Bandung.
Andry Hartono, 2005, Penyakit Bawaan Makanan, Jakarta: EGC.
Candra Budiman, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: buku
Kedokteran EGD.
Departemen Kesehatan RI, 2001, Kumpulan Modul Kursus Penyehatan Makanan
Bagi Pengusaha Makanan dan Minuman, Jakarta: Yayasan Pelayanan
Sanitasi Lingkungan Nasional. Diakses pada 25 Agustus 2023
DEPKES RI, 2004. Modul Kursus Hyangiene dan Sanitasi Makanan. Sub
Direktorat Hyangiene Sanitasi Makanan dan Minuman Direktorat
Penyehatan Air dan Sanitasi. Jakarta. Diakses pada 25 Agustus 2023
Djarismawati, 2008. Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Makanan Tentang
Sanitasi Pengolahan Makanan Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit di Jakarta.
Jurnal Penelitian. Fitriani Evi, 2011. Hygiene sanitasi pengolahan dan
analisis kandungan zat pewarna merah pada makanan kipang pulut
dikecamatan Payabungan Kabupaten Mandaling Natal. Hopkins, 2009.
Usaha Kesehatan Preventif Kepada Usaha Kesehatan Lingkungan Hidup
Manusia. http://www.depkes.go.id/download/SK1098.03.pdf
Kepmenkes RI No. 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang persyaratan higiene dan
sanitasi rumah makan dan restoran. Diakses pada 25 Agustus 2023
Mukono, H.J., 2005. Toksikologi Lingkungan. Airlangga University Press.
Surabaya.
Mulia RM., 2005. Kesehatan Lingkungan, Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ninie, 2005. faktor Perilaku Penjamah Makanan Pada Laik Hygiene Kantin. Jurnal
Noelka A., 2008. Kesadaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta
Purawidjaja, Enam Prinsip Dasar Penyediaan Makan di Hotel, Restoran dan
Jasaboga, 1995
Permenkes No. 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan Pelaksaan Peraturan Pemerintah

17
No. 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan . Diakses pada 9
Agustus 2023.

18

Anda mungkin juga menyukai