Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DI DESA MARGODADI KECAMATAN JATI AGUNG


KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2023

Disusun Oleh:
Luthfi Nur Azizah
2015401027

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Kasus keluarga di Dusun Margoadi Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan :

1. Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn. Sutrisno dengan Bahaya Rokok
Terhadap Ny. Ayu

Lampung Selatan, Januari 2023

Menyetujui,

Pembingbing Lahan Praktik (CI) Mahasiswa

Bahren Nortajuli,S.Kep Luthfi Nur Azizah

NIP. 19801107 2005011006 NIM. 2015401027

Mengetahui

Pembimbing Institusi

Roslina,SPsi.,M.Kes
NIP. 197105181989122001
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DIDESA MARGODADI KECAMATAN


JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Margodadi, Januari 2023

Telah disetujui oleh:

Pembinmbing Lahan Praktik (CI) Pembimbing Intitusi

Bahren Nortajuli,S.Kep Roslina,S.Psi.,M.Kes

NIP. 19801107 2005011006 NIP: 197105181989122001

Mengetahui

Kepala Desa Margodadi Ketua Prodi D-III Kebidanan Tanjungkarang

Noven Fahri NELLY INDRASARI, SsiT.,M.Kes

NIP. 197309061992122001
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................................................5
B. Tujuan............................................................................................................................................6
C. Metode............................................................................................................................................7
D. Peserta Praktik..............................................................................................................................7
E. Waktu dan Tempat Praktik..........................................................................................................7
F. Strategi...........................................................................................................................................8
G. Penilaian.......................................................................................................................................10
H. Sumber Dana................................................................................................................................10
I. Penutup.........................................................................................................................................10
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................11
A. Teori Atau Konsep Dasar Komunitas........................................................................................11
B. Konsep Menejemen Kebidanan Komunitas..............................................................................13
C. Konsep Menejemen Kebidanan Keluarga.................................................................................21
D. Konsep Kehamilan.......................................................................................................................24
E. Bahaya Asap Rokok Pada Ibu Hamil.........................................................................................25
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................................25
A. Pengkajian........................................................................................................................................
B. Perencanaan.....................................................................................................................................
C. Pelaksanaan......................................................................................................................................
D. Evaluasi............................................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................46
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................47
A. Kesimpulan...................................................................................................................................47
B. Saran.............................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang, merupakan salah satu
Program Studi yang ada pada Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
yang menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang professional, unggul dan
mandiri serta berwawasan entrepreneur. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu
mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa berupa Praktik Klinik Kebidanan
III dengan beban SKS (9SKS)

Praktik Klinik Kebidanan Il merupakan praktik klinik di lapangan yang merupakan


aplikasi asuhan kebidanan komprehensif yang berfokus pada asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, BBL, pasca persalinan dan menyusui, neonatus, bayi dan balita
normal serta pelayanan KB dengan penerapan entrepreneur dalam praktik kebidanan
dengan bimbingan sewaktu di fasilitas pelayanan kesehatan serta gawat darurat
maternal dan perinatal pada fasilitas PONED di masa kehamilan, persalinan, pasca
persalinan, neonatus dengan bimbingan penuh. Kegiatan praktik ini menggunakan
prinsip mentoring yaitu sebuah metode yang bersifat pengalaman individual yang
mencoba membagikan pengetahuan dan ketrampilan serta kompetensinya kepada
seseorang yang mempunyai pengalaman kerja lebih sedikit dengan situasi hubungan
yang penuh kepercayaan dan menguntungkan. Pada kegiatan praktik mahasiswa
dibimbing oleh Mentor yaitu seseorang yang melalui tindakan dan pekerjaannya
membantu mahasiswa untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Capaian pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan praktik ini adalah mahasiswa
mampu menjadi kandidat bidan sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan serta mampu mengambil keputusan
klinik dengan prinsip partnership serta mampu melakukan asuhan kebidanan
komprehensif, bayi dan balita, pelayanan KB, Asuhan Kebidanan Komunitas serta
melakukan deteksi dini dan penanganan awal kegawatdaruratan dengan bimbingan
sewaktu di fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah melakukan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III di lahan praktik, mahasiswa
mampu melakukan Asuhan Kebidanan Komunitas, asuhan kebidanan komprehensif,
bayi dan balita, pelayanan KB serta melakukan deteksi dini dan penanganan awal
kegawatdaruratan dengan bimbingan sewaktu di fasilitas pelayanan kesehatan di Desa
dengan menjalankan social distancing serta protokol pencegahan covid-19.

2. Setelah mengikut kegiatan praktik mahasiswa mampu:


a. Puskesmas

1) Memberikan pelayanan kebidanan baik didalam gedung maupun diluar gedung:

- Melakukan anamnesa pada ibu hamil


- Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil
- Memberikan imunisasi pada ibu hamil dan balita
- Memantau tumbuh kembang bayi dan anak balita
- Memberikan konseling pada ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui
- Memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai jenis alkon yang digunakan pada
akseptor
- Memberikan asuhan pada ibu yang mengalami gangguan pada alat reproduksi
- Melakukan pertolongan persalinan (bagi yang dinas di Puskesmas Rawat Inap)

2) Melakukan pencatatan pada bidang KIA (kohort ibu dan kohort bayi).

a. Desa
Menyusun laporan kegiatan di Puskesmas secara berkelompok dengan tahapan
sebagai berikut:

1) Melakukan pengkajian kesehatan ibu dan anak di komunitas


2) Merumuskan diagnosa kesehatan ibu dan anak di komunitas
3) Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga yang berorientasi pada
pemberdayaan keluarga meliputi program pemerintah yang berkaitan dengan
KIA, asuhan kebidanan kesehatan reproduksi berspektif gender, asuhan
kebidanan keluarga berencana, dan pertolongan kegawatdaruratan maternal
neonatal dengan menggunakan teknologi tepat guna, dengan langkah kegiatan
sebagai berikut:

 Pengkajian
 Perumusan diagnose
 Pengembangan perencanaan
 Pelaksanaan, evaluasi
 Dokumentasi
C. Metode
1. Pre Conference dan Post Comference
2. Bedside Teaching
3. Demonstrasi
4. Diskusi
5. Observasi
6. Praktik Langsung
D. Peserta Praktik
Mahasiswa tingkat III semester VI berjumlah 38 orang

E. Waktu dan Tempat Praktik


1. Waktu Praktik
a. Bobot SKS: 3 SKS x 16 minggu x 170 menit =136 jam/8 jam = 18 hari efektif
b. Pelaksanaan praktik: 9-28 Januari 2023. c. Pelaksanaan dinas: hari Senin - Sabtu (6
hari efektif)
c. Jadwal praktik dan libur diserahkan pada masing-masing lahan praktik
2. Tempat Praktik Tempat Pelaksanaan Praktik Klinik Kebidanan III (Komunitas) adalah
di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar Agung Kecamatan Banjar Agung Kabupaten
Lampung Selatan yaitu: Desa Margodadi.

F. Strategi
1. Mahasiswa mengikuti kegiatan pre-conference dan post-conference dengan
pembimbing masing-masing.
2. Mahasiswa harus melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan mencapai target yang telah ditentukan
3. Mahasiswa melakukan konsultasi kegiatan yang akan dan telah dilakukan
dengan pembimbing (lapangan dan akademik).
4. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat yang terdapat di
wilayah tersebut.
5. Mahasiswa mengisi buku pencapaian praktek sesual dengan keterampilan yang
dikerjakan.
6. Mahasiswa mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan dan ditindaklanjuti oleh pembimbing
7. Asuhan Kebidanan Komunitas (kelompok)
 Setiap mahasiswa melakukan survey mawas diri terhadap 5 kepala
keluarga yang terindikasi mempunyai masalah kesehatan terutama KIA-
KB dan kesehatan reproduksi
 Sesuai dengan kelompoknya mahasiswa melakukan tabulasi data dari
hasil survey mawas diri per kelompok untuk merumuskan masalah dan
menetapkan prioritas masalah yang akan diatasi.
 Mahasiswa melakukan asuhan kebidanan komunitas sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
 Mahasiswa membuat laporan asuhan kebidanan komunitas secara
kelompok.

8. Asuhan Kebidanan pada Keluarga (mandiri)


a. Persiapan

 Menyiapkan perlengkapan (form pengkajian keluarga)


 Mengidentifikasi lengkap 1 kepala keluarga dari 5 kepala keluarga yang telah
di survey untuk diberikan asuhan keluarga
 Mengkonsultasikan kepada pembimbing lahan kasus keluarga yang akan
dijadikan keluarga binaan

b. Pelaksanaan

 Mahasiswa meminta persetujuan kepada keluarga yang akan dijadikan keluarga


binaan.
 Mengkaji latar belakang masalah kebidanan di dalam keluarga
 Identifikasi dan analisis masalah keluarga
 Menyusun dan menetapkan rencana asuhan (bersama pembimbing dan
keluarga) Poin 1-4 dilaksanakan pada kunjungan ke-2
 Melaksanakan asuhan yang telah ditetapkan (edukasi, pembinaan keluarga, dan
intervensi sesuai dengan kompetensi). Dilaksanakan pada kunjungan ke-3
 Evaluasi (melakukan evaluasi asuhan yang telah dilaksanakan) Dilaksanakan
pada pada kunjungan ke-4.

9. Tindak Lanjut

Paling lambat satu minggu setelah kegiatan praktek berakhir: Mahasiswa


mengumpulkan buku laporan kegiatan harian, buku pencapaian target, laporan
kegiatan komunitas secara kelompok dan laporan asuhan keluarga secara Individu.
G. Penilaian

1. Penilaian diperoleh dari:

a. Penampilan klinik dengan bobot 80% meliputi:

 Pengetahuan diperoleh dari tanya jawab yang dilakukan pada saat proses
praktik
klinik atau pada akhir kegiatan

 Ketrampilan diperoleh dari kemampuan mahasiswa dalam melakukan


ketrampilan sesuai dengan asuhan yang diberikan dan dilakukan tidak hanya
sekali penilaian.
 Sikap diperoleh dari performan mahasiswa dalam memberikan asuhan kepad
klien, dan dilakukan tidak hanya sekali penilaian. b. Laporan kelompok dan
laporan individu di Bidan Desa dengan bobot 20%. 2. Batas nilai lulus,
minimal >75-100 (3,00 (8)-4,00 (A))
H. Sumber Dana
Kegiatan Praktik Kebidanan III (Komprehensif) ini menggunakan dana yang
bersumber pada anggaran BLU Program Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang
tahun 2023.

I. Penutup
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran Praktik Kebidanan Komprehensif.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Atau Konsep Dasar Komunitas


Komunitas berasal dari bahasa latin communities yang berarti ”kesamaan”,
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua
atau banyak”. Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia, individu individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
(Wenger, 2002:4)
Pengertian komunitas menurut Kertajaya Hermawan (2008), adalah sekelompok
orang yang peduli satu sama lain yang lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah
komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar anggota komunitas tersebut karena adanya
kesamaan interest atau values. Dapat diartikan bahwa komunitas adalah kelompok orang
yang saling mendukung dan saling membantu antara satu sama lain.
Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan
berbagai dimensi kebutuhan fungsional (Soenarno, 2002).Kekuatan pengikat suatu
komunitas, 10 terutama adlah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan
kehidupan sosialnya yang biasanya didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya,
ideologi, sosial ekonomi.Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh
batas lokasi atau wilayah geografis masing-masing komunitas. Karenanya akan memiliki
cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang
dihadapinya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.
Definisi Komunitas menurut para ahli Komunitas merupakan kelompok sosial dari
berbagai organisme dengan bermacam-macam lingkungan, pada dasarnya mempunyai
habitat serta ketertarikan atau kesukaan yang sama. Di dalam komunitas, individu-
individu di dalamnya mempunyai kepercayaan, kebutuhan resiko, sumber daya, maksud,
preferensi dan berbagai hal yang serupa atau sama.
Menurut Muzafer Sherif di dalam buku Dinamika Kelompok (2009:36),
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teraratur, sehingga di
antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu.
Komunitas juga suatu sistem sosial yang meliputi sejumlah struktur sosial yang tidak
terlembagakan dalam bentuk kelompok atau organisasi dalam pemenuhannya melalui
hubungan kerjasama struktural, komunitas dapat berdiri sendiri dalam hubungannya
dengan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial yang lebih besar.
Sebuah komunitas merupakan “Sekumpulan individu yang mendiami lingkungan
tertentu serta terkait dengan kepentingan yang sama” (Iriantara, 2004: 22). Maka sebuah
komunitas merupakan sebagian kecil dari wadah yang bernama organisasi, dapat di
katagorikan bahwa komunitas tidak jauh berbeda dengan sebuah organisasi yang dimana
di dalamnya terdapat kebebasan dan hak manusia dalam kehidupan sosial untuk
berserikat, berkumpul, berkelompok serta mengeluarkan pendapat. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang “ Organisasi
Kemasyarakatan” mengatakan bahwa: Organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh
masyarakat secara sekarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangun demi terapainya
tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ciri ciri Komunitas Dari buku Dinamika Kelompok karya Santosa (2009:37), ciri-
ciri komunitas menurut Muzafer Sherif dan George Simmel adalah sebagai berikut:
a. Menurut Muzafer Sherif, ciri-ciri komunitas adalah sebagai berikut:
1. Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi
interaksi sosial sesamanya dan tertuju dalam tujuan bersama.
2. Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan
yang lain akibat terjadinya interaksi sosial. 3 Universitas Pasundan
3. Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri dari
peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
4. Adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku
anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok
dalam merealisasi tujuan kelompok.

b. Menurut George Simmel, ciri-ciri Komunitas adalah


1. Besar kecilnya jumlah anggota kelompok sosial
2. Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial
3. Kepentingan dan wilayah
4. Berlangsungnya suatu kepentingan
5. Derajat organisasi

Menurut McMillan dan Chavis (1986) mengatakan bahwa komunitas merupakan


kumpulan dari para anggotanya yang memiliki rasa saling memiliki, terikat diantara satu
dan lainnya dan percaya bahwa kebutuhan para anggota akan terpenuhi selama para
anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama.
Jauh sebelum McMillan & Chavis mengutarakan pendapatnya tentang komunitas,
Hillery, George Jr. (1955) telah mengutarakan terlebih dulu dengan melakukan studi
tentang komunitas dalam psikologi rural, komunitas adalah hal yang dibangun dengan
fisik atau lokasi geografi (Physical or geographical location) dan kesamaan dasar akan
kesukaan (interest) atau kebutuhan (needs).
Definisi komunitas adalah individu atau orang – orang yang mempunyai
kesamaan karakteristik seperti kesamaan geografi, kultur, ras, agama, atau keadaan sosial
ekonomi yang setara. Komunitas dapat didefinisikan dari lokasi, ras, etnik, pekerjaan,
ketertarikan pada suatu masalah – masalah atau hal lain yang mempunyai kesamaan.

B. Konsep Menejemen Kebidanan Komunitas

1. Definisi
Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933 menyatakan
bahwa bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh
pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan dan lulus serta terdaftar atau
mendapatkan izin melakukan praktik kebidanan. Menurut IBI, Bidan adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi
profesi diwilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk
diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan.
Komunitas Berasal dari bahasa latin: - comunicans : kesamaan - communis : sama,
public, banyak - community : masyarakat setempat Menurut J.H Syahlan bidan
komunitas adalah bidan yang berkerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah
tertentu. Menurut United Kingdom Central Council for Nursing Midwifery Health para
praktisi bidan yang berbasis komunitas harus dapat memberikan supervise yang
dibutuhkan oleh perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara
komprehensif.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes
no.900/Menkes/SK/VII/2002).
Bidan di Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat
di wilayah tertentu.Bidan yg bekerja di komunitas harus mengenal kondisi kesehatan
di masyarakat yangg selalu mengalami perubahan, sehingga bidan harus tanggap
terhadap perubahan tersebut.
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan kebidanan.
Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di
masyarakat.Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau
institusi. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari
pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi
dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan yang luas dalam
segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya adalah bersama-sama
perempuan sebagai partner untuk menerima secara positif pengalaman proses
kehamilan dan persalinan, serta mendukung keluarga agar dapat mengambil keputusan
atau pilihan secara individual berdasarkan informasi yang telah diberikan.

2. Tujuan
Di dalam komunitas, terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau
kelompok masyarakat.Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah Ibu dan
Anak. Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga yang lain.
a. Tujuan umum :
1. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan
komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

b. Tujuan khusus:
1. Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
2. Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan
3. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
4. Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat
5. Meningkatkan kemampuan individu/keluarga/masyarakat untuk
melaksanakan askeb dalam rangka mengatasi masalah
6. Tertanganinya kelainan resiko tinggi/rawan yang perlu pembinaan dan
pelayanan kebidanan
7. Tertanganinya kasus kebidanan dirumah
8. Tertanganinya tidak lanjut kasus kebidanan dan rujukan
9. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
10. Pelayanan KIA/KB/imunisasi
11. Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah
12. Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB diwilayah
13. Bimbingan pada kader posyandu/kesehatan/dukun bayi
14. Mengidentifikasikan kerjasama LP/LS
15. Kunjungan rumah
16. Penyuluhan laporan dan seminar dan evaluasi
17. Askeb pada sasaran
18. Menolong persalinan rumah
19. Melakukan tindakan kegawatdaruratan kebidanan sesuai kewenangan

3. Sasaran Kebidanan komunitas


1. Ibu : Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa interval,
menopause
2. Anak : Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita, prasekolah,
dan anak usia sekolah
3. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi
4. Kelompok penduduk : Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah terisolir, daerah
tidak terjangkau
5. Masyarakat : Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat keseluruhan :
remaja, calon ibu, kelompok ibu

4. Ruang lingkup kebidanan komunitas


a. Promotif (peningkatan kesehatan)
1) informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi
2) penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil - informasi tentang tanda bahaya
kehamilan
3) ASI eksklusif

b. Preventif (pencegahan penyakit)


1) imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
2) pemberian tablet Fe
3) pemeriksaan kehamilan, nifas, dll
4) posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
c. Kuratif (pemeliharaan dan pengobatan)
1) perawatan payudara yang mengalami masalah
2) perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah
3) rujukan bila diperlukan

d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)


1) latihan fisik pasca ibu bersalin
2) pemberian gizi ibu nifas
3) mobilisasi dini pada ibu pasca salin

e. Resosiantitatif (mengfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok masyarakat


ke lingkungan sosial dan masyarakatnya)
1) menggerakkan individu
2) masyarakat kelingkungan masyarakatnya seperti dasawisma, desa siaga,
tabulia
3) membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang
kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat tersebut.

5. Sejarah Kebidanan Komunitas di Indonesia


Pelayanan kebidanan di komunitas dikembangkan di Indonesia di mana Bidan
sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kebidanan di komunitas.Secara lazim, “bidan
komunitas” di kenal sebagai bidan desa atau bidan yang bekerja di luar Rumah
Sakit.Hingga saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasikan tenaga bidan
yang bekerja di komunitas.
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga
bidan yang bekerja di Komunitas.Pendidikan yang ada sekarang ini diarahkan untuk
menghasilkan bidan yang mampu bekerja di Desa.
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan Bidan A (PPB A), B (PPB B), C
(PPB C) dan Diploma III Kebidanan.Kurikulum pendidikan bidan tersebut di atas,
disiapkan sedemikian rupa sehingga bidan yang dihasilkan mampu memberikan
pelayanan kepada ibu dan balita di masyarakat terutama di desa.
6. Sasaran Utama
Di dalam komunitas, terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau
kelompok masyarakat.Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah Ibu dan
Anak. Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga yang lain.
a. Ibu : prakehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval
b. Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, prasekolah dan
sekolah.
c. Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi
d. Masyarakat : remaja, calon ibu dan kelompok ibu
e. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan mayarakat
baik yang sehat, sakit maupun mempunyai masalah kesehatan secara umum.

7. Jaringan Kerja Dalam Menjalankan Kebijakan Pemerintah


Bidan yang bekerja di komunitas membutuhkan suatu kemitraan yang berguna
untuk pengambilan keputusan secara kolaboratif dalam rangka meningkatkan
kesehatan dan memecahkan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak.Program
kemitraan komunitas mencakup konsep pemberdayaan dan pengembangan
komunitas.Unsur yang penting dalam menjalin jaringan kerja di komunitas adalah
sensitivitas terhadap aspek kultural, yang berarti bahwa pelayanan yang diberikan
harus sesuai dengan persepsi masyarakat.Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas
yaitu puskesmas/ puskesmas pembantu, polindes, posyandu, BPS, rumah pasien, dasa
wisma, PKK.
a. Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali
kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing-
masing. Selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi
dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim
dan hasilnya.
b. Di polindes, posyandu, BPS, dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan
tim/leader dimana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus
pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas.
c. Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan
lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang
dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya imunisasi, pemberian tablet
Fe, vitamin A, PMT, dll. Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama
yang melibatkan institusi/departemen lain, misalnya Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), DLL.
d. Dalam pelayanan komunitas diperlukan pendekatan terhadap pemuka atau pejabat
masyarakat untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan
nasional atau regional. Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai
tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa dengan tujuan yang akan dicapai
adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan kebijakan. Dan
pendekatan yang lebih menekankan pada proses dilaksanakan masyarakat sebagai
pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan, misalnya
kader dan dukun.

8. Peran Dan Fungsi Kebidanan Komunitas


Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat. Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka
bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu :
a. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat.Sebagai pendidik,
bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan
kaidah kesehatan.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai
pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang
kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi,
demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan
secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan
poster, leaflet, spanduk dan sebagainya.

b. Sebagai Pelaksana (Provider)


Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas.Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan
teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa
interval dalam keluarga.
c. Pertolongan persalinan di rumah.
d. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan resiko tinggi di
keluarga.
e. Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
f. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
g. Pemeliharaan kesehatan anak balita.

c. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktik
mandiri.Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya.Peran
bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,
polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah.

d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat.Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotesis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran
ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
permasalahan komunitas yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera
melaksanakan tindakan.

C. Konsep Menejemen Kebidanan Keluarga


1. Definisi keluarga menurut para ahli
a. Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan sebagai
berikut :“Keluarga adalah unit terkecil darimasyarakat yang terdiri atas
kepalakeluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu
atapdalam keadaan saling bergantungan”.
b. Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan sebagai berikut :“Keluarga adalah dua
atau lebih individu yang hidup dalam satu rumahtangga karena adanya hubungan
darah, perkawinan atau adopsi. Merekasaling berinteraksi satu dengan yang
lainnya, mempunyai peran masing– masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya”
c. Menurut Friedman (1998) mendefinisikan sebagai berikut :“Keluarga adalah dua
atau lebih individu yang tergabung karena ikatantertentu untuk saling membagi
pengalaman dan melakukan pendekatanemosional, serta mengidentifikasi diri
mereka sebagai bagian darikeluarga”
d. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari
dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing.

Keluarga merupakan kelompok individu yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan


perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga. Anggota
dalam kelompok individu tersebut berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
melalui peran masing-masing sebagai anggota keluarga. Kelompok individu ini
berfungsi untuk mempertahankan kebudayaan masyarakat yang berlaku umum
atau dapat pula menciptakan kebudayaannya sendiri.

2. Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga

Secara lebih rinci Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga adalah sebagai berikut (Setiadi,
2008):

a. Tujuan Umum

Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam


meningkatkan, mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya semakin meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas mereka
secara produktif.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus, Asuhan Kebidanan Keluarga ditujukan untuk :
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi khusunya yang berkaitan dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan
anak (KIBBLA).
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan
dasar dalam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan terhadap
anggota keluarga yang sakit.
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan mutu hidup
keluarga

3. Peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga


Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, terdapat beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :
a. Health Monitor Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan
terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data secara
obyektif, serta berpera untuk membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut
dalam perkembangan keluarga.

b. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan memberikan asuhan
kebidanan kepada anggota keluarga yang memerlukan.

c. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah kesehatan yang terkait


dengan praktik kebidanan.Dalam hal ini, Bidan berperan dalam mengkoordinir
pelayanan kesehatan keluarga khusunya terkait dengan praktik kebidanan, baik
secaraberkelompok maupun individual.

d. Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan khususnya dalam


lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh keluarga serta mampu mencarikan cara
pemecahan masalahnya.

e. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku yang
kurang/tidak sehat menjadi perilaku sehat

f. Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang
asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.

Dalam melaksanakan perannya ini, seorang Bidan tidak dapat bekerja sendiri,
melainkan perlu berkolaburasi atau bekerja sama dengan profesi lain dalam rangka
mencapai asuhan kebidanan keluarga yang komprehensif, efektif dan efisien.
(Setiadi,2008).
4. Tugas dan tanggung jawab bidan dalam koomunitas di keluarga
a) Tugas Utama
1) Pelaksana asuhan atau pelayanan kebidanan : berikaan asuhan secara profesional
dan sesuai standar dengan melibatkan klien /keluarga
2) Pengelola yan KIA/KB: lakukan yankesmas dan peningkatan kemampuan SDM
massy (kader)
3) Pendkes : laksanakan bimbingan/ penyuluhan pada kader, masy dan lintor
4) Penelitian : askeb
Tugas tambahan bidan dalam menejemen kebidanan keluarga yaitu, Upaya
perbaikan kesling, Kelola obat-obatan sederhana sesuai kewenangan, Surveilance dan
Menggunakan TTG di bidang kesehatan.
5. Langkah-Langkah Dalam Asuhan Kebidanan Keluarga
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Keluarga antara lain :
1). Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,dengan cara :
a) Mengadakan kontak dengan keluarga.Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak
sosial yang memandang keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di
masyarakat yang mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri.
Sehingga sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan
dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur
kemasyarakatan yang ada.
b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan mereka.
c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan yang
dirasakan oleh keluarga.
d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.
2). Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.
3). Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga, dengan
melakukan pengelompokan data.
4). Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu
kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria
5). Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6).Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga dengan mempertimbangkan
7). Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan urutan prioritas
masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah
8). Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
9). Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
10). Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan merumuskan
kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru

D. Konsep Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilamjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi
lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2008). Kehamilan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan dari intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Setiap
bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang ditangkap
oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat melakukan hubungan seksual,
cairan sperma masuk ke dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian
yang mengembang dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma
kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi
ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim
kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa
ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7
hari (Restyana, 2012 dalam Sumarmi, 2015). Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya
konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau
(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal
konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya.
(Kamariyah dkk, 2014).

A.Bahaya Asap Rokok Pada Ibu Hamil


Saat dalam masa kehamilan seorang wanita dituntut untuk hidup sehat dan mengkonsumsi
makanan yang sehat pula, akan tetapi terkadang ibu hamil medapati masalah kesehatan dari
asap rokok lingkungan terdekatnya. Sering sekali suami dari ibu hamil adalah seorang
perokok aktif yang dapat memberikan dampak buruk bagi ibu dan janin yang dikandungnya.
Merokok didekat ibu hamil sangatlah berbahaya, berikut adalah beberapa resiko yang terjadi
apabila ibu hamil menghirup asap rokok:

1.     Keguguran

Bahan kimia yang terdapat dalam rokok akan masuk ke aliran darah ibu hamil dan janin
sehingga dapat mengganggu perkembangan janin, kelainan genetik serta cacat bawaan lahir
sehingga Risiko keguguran pada trimester pertama akan meningkat bila ibu hamil terpapar
asap rokok.

2.     Bayi lahir dengan berat rendah

Berat badan bayi dianggap rendah apabila kurang dari 2,5 kilogram saat lahir dan salah satu
penyebabnya adalah paparan asap rokok. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki
risiko lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan, hipotermia, infeksi, masalah pada saluran
cerna,  gangguan otak, dan kekurangan gula darah.

3.     Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome/SIDS)

SIDS merupakan kondisi ketika bayi meninggal secara mendadak saat sedang tidur, padahal
bayi dalam keadan baik-baik saja sebelumnya. Hal ini dapat terjadi jika ibu hamil sering
menghirup asap rokok pada saat masa kehamilannya.

4.     Bayi lahir prematur


Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan sebeum waktunya. Bayi prematur ini bisa terkena
beberapa masalah kesehatan yang serius, diantaranya:

·       Penyakit jantung bawaan.

·       Perdarahan di pembuluh darah otak.

·       Penyakit kuning.

·       Gangguan organ tertentu, seperti saluran pencernaan dan pernapasan.

·       Infeksi.

·       Kesulitan atau tidak mau menyusu.

·       Mengganggu kesehatan paru-paru janin (gangguan pernapasan seperti asma di kemudian
hari.

Dampak buruk merokok didekat ibu hamil sangat membahayakan kesehatan bayi yang
dikandungnya. Untuk itu bagi para perokok berhati-hatilah saat merokok di dekat ibu hamil,
bahkan lebih baik hentikan kebiasaan merokok mulai sekarang. Bagi para suami jika belum
dapat menghentikan kebiasaan merokok maka merokoklah di luar rumah serta jauh dari ibu
hamil, lalu setelah selesai segera mandi dan mengganti pakaian. Bagi ibu hamil sendiri, jangan
pernah merokok serta jauhilah orang yang sedang merokok.
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Luthfi Nur Azizah


Nim : 2015401027
Prodi : D III Kebidanan Tanjung Karang
Judul : Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga pada Keluaga
Tn.S
Pembimbing Lahan Praktik : Bahren Nortajuli, S.Kep

No. Tanggal Topik yang dibahas Saran Paraf


LEMBAR KONSULTASI

Nama : Luthfi Nur Azizah


Nim : 2015401027
Prodi : D III Kebidanan Tanjung Karang
Judul : Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga pada
Keluarga
Tn.S
Pembimbing Lahan Praktik : Roslina,SPsi.,M.Kes

No. Tanggal Topik yang dibahas Saran Paraf


BAB II
TINJAUAN KASUS

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No.1 Hajimena, Bandar Lampung

SURAT KETERANGAN
PENGAMBILAN STUDI KASUS

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Luthfi Nur Azizah
Nim : 2015401027
Semester : VI (Enam)
Menyatakan telah mengambil studi kasus pada :
Nama : Ny. A
Umur : 29 Tahun
Kasus : Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga pada Keluarga Tn.S

Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Lahan Praktik

Luthfi Nur Azizah Bahren Nortajuli, S.Kep


NIM. 2015401027 NIP. 19801107 2005011006

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


TERHADAP Ny. A DENGAN G2P1A0
DI DUSUN I RT 03 DESA MARGODADI KECAMATAN JATI AGUNG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Anamnesa Oleh : Luthfi Nur Azizah


Tanggal pengkajian : 12 & 24 Januari 2023
Jam pengkajian : 16.00 WIB
PENGKAJIAN
1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. Sutrisno

Umur : 43th

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Petani/Pekebun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Lampung /Indonesia

Alamat : Dusun I, RT/RW 003/001 Desa Margodadi, Kec. Jati

Agung, Kab. Lampung Selatan

Data Anggota Keluarga Yang Hidup

No Nama Umur L/P Agama Hubungan Pend. Serumah/


Keluarga Terakhir Tidak
1 Ny. Ayu 29th P Islam Istri SMP Ya
Asnawiyah
2 An.Jestin A 9th L Islam Anak Belum Ya
sekolah
Genogram :
2.
Keterangan :

: Laki-laki : kembar

: Perempuan : : pisah

: Hubungan

perkawinan : cerai

: Meninggal

: anak angkat

------------ : Tinggal serumah : keguguran


: Garis Keturunan

3.
4.
5.
6.
7. Denah Rumah :
8.
6m

kamar Tempat Teras


Dapur
Mandi Cuci Samping

12m Kamar 2 Ruang Terngah

Ruang
Tamu

Kamar 1
Teras
Depan

6m

9. Data Kesehatan Keluarga


10.
No Nama Kesehatan Penyakit yg Perawatan/

Sekarang Pernah diderita & lamanya Pengobatan

1 Tn. Sutrisno Sehat Batuk Flu ± 2 Hari Bidan


2 Ny. Ayu Sehat Demam Batuk Flu ± 4 Hari Bidan
Asnawati

Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari

1) Pola Nutrisi
Kebiasaan makan keluarga Sutrisno adalah makan 3 kali sehari atau lebih dengan
waktu makan teratur. Dengan menu makan yang berbeda – beda. Tn.Sutrisno dan
Ny.Ayu terkadang minum Teh di pagi hari dan minum air mineral juga setiap hari.
Keluarga Tn.Sutrisno tidak memiliki pantangan pada makanan dan minuman serta
terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan bahkan sesudah beraktifitas.

2) Pola Eliminasi
BAK : Suami : Tn.Sutrisno BAK 5-6x/hari warnanya kuning jernih

Istri : Ny. Sinta BAK 8-9x/hari warnanya kuning jernih

BAB : Suami : Frekuensi 1x/hari, Warna kuning kecoklatan,


konsistensi

lembek

Istri : Frekuensi 2x/hari, Warna kuning kecoklatan,


konsistensi

Lembek

3) Pola Istirahat

Tn. Sutrisno : Tidur siang ±1 jam, terkadang tidak tidur siang dan tidur malam ±6-
7jam/hari
Ny. Ayu : Tidur siang ±1 jam, tidur malam ±6-7 jam/hari
4) Pola Aktivitas
Tn. Sutrisno : Ny. Ayu mengatakan Tn. Dedi bekerja sebagai
Petani/pekebun
Ny. Ayu : Ny. Ayu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga

5) Pola Rekreasi dan hiburan


Ny.Ayu mengatakan sering menghabiskan waktu dengan quality time bersama
saat sedang tidak ada pekerjaan.

6) Pola Komunikasi Keluarga


Ny. Sinta mengatakan interaksi dalam keluarga baik dan lancar. Sifat komunikasi
terbuka, setiap anggota keluarga dapat mengemukakan pendapatnya,diskusi
dilakukan biasanya untuk memecahkan masalah yang terjadi.

7) Pola Hubungan Sosial


Ny. Ayu mengatakan hubungan dengan masyarakat baik, rukun, sering berbaur
dengan tetangga, membantu ketika ada kerja bakti (bergotong royong) , dan
membantu tetangga jika ada acara atau biasa disebut dengan (rewangan).

8) Pola Seksual
Ny. Ayu mengatakan bahwa melakukan hubungan seksual sesuai kebutuhan. Dan
selama masa kehamilan belum pernah melakukan hubungan seksual.

9) Pola Penanggulangan Stress


Dalam menanggulangi stress dalam keluarga, Tn. Sutrisno menghibur dan
mengajak Ny. Ayu memperbanyak doa kepada Allah SWT tetap optimis dan
berusaha semaksimal mungkin.

10) Pola Nilai


Ny. Ayu mengatakan keluarganya menjunjung tinggi agama islam dan selalu
mengingatkan untuk selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

11) Pola Penanggulangan Kesehatan


Jika salah satu keluarga ada yang sakit seperti demam batuk flu serta sakit perut
keluarga Tn.Sutrisno langsung membawa nya ke fasilitas kesehatan terdekat.

11. Data Kesehatan Lingkungan


A. Perumahan
a) Status rumah : Rumah Pribadi
b) Bentuk bangunan : Semi Permanen
c) Dinding rumah : Batako
d) Luas bangunan : 6 x 9m
e) Lantai rumah : Semen kasar
f) Kebersihan : Bersih
g) Penerangan : Menggunakan PLN setiap ruangan
memiliki cahaya yang kurang terang. Disiang hari
cukup cahaya, dimana cahaya matahari dapat masuk
kedalam rumah melewati jendela maupun ventilasi
yang ada.
h) Atap : Baik tidak bocor, tidak ada plavon dan terbuat dari
genteng
i) Ventilasi rumah : Ada, Cukup dan terbuka
j) Komposisi ruangan : Ruang tamu berisi kursi, ada 2 kamar tidur, 1 dapur,
dan
kamar mandi berada diluar rumah
k) Lingkungan rumah : Mempunyai halaman yang lumayan luas dan tidak
dimanfaat kan dengan baik, halaman rumah cukup
bersih
b. Saranan sanitasi dan lingkungan
a. Sumber air : Air minum menggunakan air rebusan
Sumber air menggunakan sumur milik pribadi
b. WC : Tinja dibuang ke WC cemplung
c. Sampah : sampah kering dibakar, sampah basah
dikumpulkan dan dibuang apada tempatnya
d. Saluran air : Pembuangan air langsung dialiri keselokan terbuka
e. Hewan ternak : memiliki hewan ternak
f. Halaman/pekarangan : Tidak dimanfaatkan
g. Pemanfaatan sarana kesehatan : Jika salah satu keluarga sakit
langsung dibawa kefasilitas kesehatan
terdekat
h. Fasilitas yang dimiliki: Keluarga ini mempunyai fasilitas alat komunikasi HP

12. Data Personal Hygiene


13.
 Rambut : Seluruh rambut hitam bersih rambut
di keramas 4-5x seminggu
menggunakan shampo
 Mulut dan gigi : Mempunyai gigi yang bersih tanpa
berlubang dan gosok gigi 2x sehari
menggunakan pasta gigi
 Kulit : Bewarna sawo matang serta mandi
2x sehari dengan sabun mandi
 Pakaian : Kebiasaan mengganti pakaian 2-3x
sehari
 Kebersihan tangan dan kaki : Keluarga mempunyai kebiasaan
mencuci tangan dan mencuci kaki
sebelum tidur

14. Data KIA dan KB


a. Bayi / Anak Balita : Hamil Ini
b. Data kehamilan terdahulu : ANC Trimester 1 belum lengkap terdapat
keluhan
dengan mual muntah
c. Data nifas lalu :
Tahun Penolong persalinan JK BB Asi
eksklusif
bidan normal Laki YA
laki
d.
e. Data KB : KB Suntik KB Suntik 3 Bulan.

15. Data Sosial, ekonomi, dan Budaya serta Spiritual


16.
a. Data Sosial dan budaya : Pada keluarga Tn. Sutrisno sosial
dan budaya sangat menekankan
etika dan sopan santun dalam
bergaul dengan orang lain, dan
menghormati menghargai pendapat
orang lain dan mengasihi kepada
sesama anggota keluarga
b. Data Sosial Ekonomi : Pemenuhan kebutuhan keluarga
bertumpu pada penghasilan
Tn.Sutrisno digunakan untuk
kebutuhan sehari hari sisanya
digunakan untuk menabung
c. Data Spiritual : Keluarga ini seluruhnya menganut
agama islam dan ibadah solat 5
waktu
17. Analisa Data
Data Masalah

1. Ny. Ayu sedang hamil G2P1A0 1. Tn.Sutrisno merupakan perokok


dengan usia kehamilan 12 minggu aktif

2.Suami sering merokok didalam 2. Ketidaktahuan keluarga tentang


rumah Bahaya Asap Rokok Pada Ibu Hamil

Dengan masalah potensial :

BBLR

Bayi Lahir Prematur

Keguguran

Syndrom kematian bayi


mendadak(SIDS)

18. Prioritas Masalah


Untuk mengatasi masalah keluarga Tn. Sutrisno secara keseluruhan, tidak mungkin oleh
karena itu perlu diadakan prioritas masalah kesehatan, masalah mana yang harus mendapatkan
intervensi terlebih dahulu dan dapat mengancam kesehatan keluarga yang menjadi prioritas
utama. Agar dapat menentukan prioritas utama maka perlu dilakukan scorsing:
a. Masalah 1 Tn. Dedi merupakan perokok aktif

Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran

1. Sifat masalah: 3/3x1 1 Kurang Sehat:

Ancaman Dengan keadaan


Kesehatan Ny.Ayu yang
sedang hamil dan
Tn.Sutrisno
seorang perokok
aktif bila tidak
tertangani dengan
baik dapat
menyebabkan
keguguran

2. Kemungkinan 2/2x1 2 Hanya sebagian:

Masalah dapat Sumber dan


diubah tindakan-tindakan
untuk mencegah
masalah agar sulit
dijangkau keluarga

3. Potensi masalah 2/3x1 2/3 Tinggi: Keadaan


hamil dengan
Dapat diubah
suami perokok
aktif bisa menjadi
buruk karena
terkendala faktor
kebiasaan merokok

4. Menonjolnya 2/2x1 1 Masalah berat


harus ditangani:
Masalah
keluarga menyadari
dan harus
mengatasi

Score 4 2/3

b. Masalah 2, Ketidaktahuan suami dampak asap rokok bagi ibu hamil


Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran

1. Sifat Masalah: 2/3 x 1 2/3 Ancaman


kesehatan yang
Ancaman
memungkinkan
Kesehatan
akan
mengakibatkan
kesehatan ibu hamil
dan janin bisa
terganggu yaitu
menyebabkan
keguguran,kematian
bayi mendadak dan
bayi lahir
premature.

2.Kemungkinan 1/2 x 2 1 Hanya sebagian:


masalah dapat
Tindakan tindakan
diubah
atau kebiasaan
merokok bias
dihentikan sedikit
demi sedikit

3.Potensi masalah 3/3 x 1 1 Tinggi:


dapat diubah
Keadaan hamil
dengan suami
perokok aktif bisa
menjadi buruk
karena terkendala
faktor kebiasaan
merokok

4.Menonjolnya 2/2 x 1 1 Masalah harus


Masalah ditangani :

Keluarga harus
meyadari dan
mengatasi

Score Total 2 2/3

2. PERENCANAAN

Masalah 1
Ny.Ayu dengan Ibu Hamil Trimester ke 1
Tanggal : 12 Januari 2023, direncanakan untuk :
Memberitahukan kepada Ny. Ayu tentang hasil pengkajian
Memberikan penyuluhan kepada Ny.Ayu tentang dampak buruk asap rokok
bagi ibu hamil
Memberitahu Ny.Ayu untuk menjauhi asap rokok
Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan

Masalah 2
Ketidaktahuan Ny.Ayu tentang pentingnya menghindari asap rokok
Tanggal : 12 Januari 2023, direncanakan untuk :
Memberitahukan Ny.Ayu tentang hasil pengkajian
Memberikan penyuluhan kepada Ny.Ayu tentang dampak buruk asap rokok
terhadap ibu hamil
Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan
3. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan pada keluarga tentang bahaya asap rokok pada ibu dan janin
2. Menjelaskan pada Tn.S untuk tidak merokok di dalam ruangan tertutup
3. Memberikan konseling dan edukasi mengenai resiko asap rokok yang terhirup dapat
meyebabkan keguguran
4. Menjelaskan pada Ny.A untuk menegur Tn.S apabila masih merokok didalam rumah
terutama didekat ibu hamil
5. Menjelaskan pada ibu dan keluarga untuk perilaku hidup bersih dan sehat, teruma Tn.S
setelah merokok dan sebelum berinteraksi kepada Ny.A
6. Menginformasikan pada keluarga perlunya mengawasi janin terutama pada awal
kehamilan
7. Menyarankan pada ibu dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas sehari-hari
8. Menyarankan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang dan istirahat
yang cukup,serta jangan beraktivitas terlalu berat
9. Menjelaskan pada ibu dan keluarga untuk rutin memeriksakan kehamilannya
10. Menyarankan pada ibu dan keluarga untuk membawa ke tenaga kesehatan ada dan
tidaknya keluhan yang terjadi

4. EVALUASI
1. Keluarga sudah mengetahui hasil pengkajian
2. Setelah diberikan penyuluhan dan konseling, Tn.S dan Ny.A sudah mengerti dan
memahami tentang dampak buruk Asap rokok pada ibu hamil
3. Setelah diberikan penyuluhan dan konseling Tn.S sudah mengaplikasikan untuk tidak
merokok didalam rumah terutama didekat Ny.A
4. Setelah diberikan penyuluhan Tn.S lebih berhati-hati untuk merokok dan mulai
menjaga pola hidup bersih dan sehat
5. Setelah diberikan penyuluhan keluarga sudah mulai lebih memperhatikan ibu dan janin
jika ingin melakukan aktivitas sehari-hari
BAB IV
PEMBAHASAN

Keluarga Tn. Sutrisno tinggal dirumah sendiri dengan kondisi rumah semi permanen
dengan lantai semen kasar. Keluarga Tn. Dedi merupakan kumpulan keluarga inti dengan
jumlah anggota 3 orang didalam rumah tersebut. Sumber pengairannya berasal dari sumur
gali yang menggunakan sanyo. Di dalam keluarga Tn.Dedi terdapat satu orang yang merokok
yaitu Tn.Sutrisno sendiri dan Tn.Sutrisno merokok nya di dalam dan luar rumah walau
Ny.Ayu sedang hamil,Tn.Sutrisno tetap merokok di dalam rumah.Akan tetapi, walaupun
merokok didalam rumah Tn.Sutrisno tidak merokok didekat Ny.Ayu. Dalam keluarga
Tn.Sutrisno memiliki masalah yaitu Tn.Sutrisno sendiri sebagai perokok aktif mengenai
Bahaya Asap Rokok Pada Ibu Hamil, serta kurangnya pengetahuan tentang bahaya asap rokok
apabila terhirup oleh ibu hamil. Kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu dengan melakukan kunjungan dan asuhan pada keluarga mengenai
Bahaya Asap Rokok Pada Ibu Hamil, memberitahu Tn.Sutrisno untuk tidak merokok didalam
rumah meskipun tidak merokok didekat Ny.Ayu. Karena, asap rokok tetap akan terbawa angin
dan tetap terhirup pada akhirnya. Setelah diberikan penjelasan akhirnya Tn.Sutrisno mengerti
bahwa asap rokok sangat berbahaya apabila terhirup ibu hamil, Tn.Sutrisno juga sudah mulai
berusaha mengurangi rokok. Dan apabila merokok Tn.Sutrisno tidak merokok didalam rumah
dan jauh dari rumah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Komunitas memfokuskan pemberian pelayanan pada setiap
keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian pelayanan yang
dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan dibidang kesehatan
khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan
untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan
yang telah dilakukan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai permasalahan kesehatan yang ada dilingkungannya. Begitu juga dengan
keluarga Tn.Sutrisno setelah dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada, kini keluarga Tn.Sutrisno sudah lebih memahami apa dan
bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.

B. Saran
a. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai kesehatan
keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan pada
Keluarga
b. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali masalah
kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri
c. Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat memberi
semangat dan dorongan bagi para mahasiswanya.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Elly. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Menkes.

Bd. Sri Wulan, S.ST., M.Tr.Keb.dkk.2015.MODUL TEORI ASUHAN KEBIDANAN


KEHAMILANhttps://elearning.medistra.ac.id/pluginfile.php/20524/mod_folder/content/0/
MODUL%20ASUHAN%20KEBIDANAN%20KEHAMILAN.pdf?forcedownload=1

https://rsia.acehprov.go.id/berita/kategori/layanan-kesehatan/bahaya-asap-rokok-bagi-ibu-
hamil

https://telemed.ihc.id/artikel-detail-428-Ketahui-Bahaya-Asap-Rokok-Bagi-Ibu-Hamil.html
.

Anda mungkin juga menyukai