Makalah Kel 2 Perioperatif (Fix)
Makalah Kel 2 Perioperatif (Fix)
DISUSUN OLEH :
“KELOMPOK 2”
ANGGOTA KELOMPOK :
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Keperawatan perioperatif. Makalah ini yang berjudul “ KONSEP DASAR
KAMAR BEDAH.”
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen kami, Ibu Ns. Efa Trisna,S.Kep.,M.Kes serta
teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide sehingga makalah ini dapat
disusun dengan baik.
Kami berharap, makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….........................................4
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………........................................22
3.2 Saran............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan
termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini
dipergunakan untuk pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi,
terutama untuk tindakan operasi besar. Proses operasi meskipun sebuah
operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3 periode yaitu 1. Prior Surgery,
2. During Surgery dan 3. After Surgery. Kegiatan pada periode prior surgery
dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan operasi untuk
kasus kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada periode During Surgery
tentu saja berada di Kamar Operasi. Sedangkan kegiatan pada periode After
Surgery, pasien yang telah selesai dilakukan tindakan operasi akan
dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2 jam. Setelah pasien
siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya tergantung dari
kondisi pasien itu sendiri, jika pasien dalam keadaan baik maka akan
dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan
perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang
dilakukan tindakan operasi dengan system one day care maka akan
dipindahkan ke ruang pemulihan sebelum pasien ini pulang ke rumah.
Penentuan jumlah ruang operasi sangat tergantung dari historis jumlah pasien
dan prediksi pasien yang akan datang ke rumah sakit untuk melakukan
tindakan operasi. Selain itu Rumah sakit harus menyediakan lingkungan
yang aman dan nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien maupun
tenaga medis yang beraktifitas di dalamnya. Kenyamanan dan keamanan ini
dapat di capai dari dua hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik.
Yang dimaksud dengan kenyamanan fisik dapat di capai dengan memenuhi
persyaratan sebuah kamar operasi dan membuat desain bangunannya
memberikan kenyamanan visual, termal dan audio. Sedangkan kenyamanan
non fisik dapat dicapai dengan memberikan ruangan sesuai dengan
kebutuhan kenyamanan hidup manusia dan mendesain ruangan agar
bersuasana yang tidak membuat bosan. Contohnya dengan memberikan
ruang tunggu bagi dokter dokter sebelum atau sesudah melakukan operasi,
dimana ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas sofa yang ergonomis,
view natural atau artifisial, internet connection, bed dan pantry semi streril
1.2. Tujuan
Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai
tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut,
yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas
ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling
peralatan bedah. Ruang operasi harus dirancang dengan factor keselamatan
yang tinggi.
Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah
sakit yang diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif
atau akut yang membutuhkan keadaan suci hama atau steril. Kamar operasi
atau kamar bedah adalah ruangan khusus di Rumah Sakit yang diperlukan
untuk melakukan tindakan pembedahan elektif atau akut yang
membutuhkan keadaan steril. Operasi merupakan tindakan pembedahan
pada suatu bagian tubuh (Hancock, 1999). Operasi (elektif atau
kedaruratan) pada umumnya merupakan peristiwa kompleks yang
menegangkan (Brunner & Suddarth, 2002).
Perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase
proses pembedahan, yaitu: Praoperatif, Intraoperatif, dan Pascaoperatif.
Kesimpulannya, Operasi (perioperatif) merupakan tindakan pembedahan
pada suatu bagian tubuh yang terdiri dari fase Praoperatif, Intraoperatif dan
pascaoperatif (postoperatif) yang merupakan peristiwa yang menegangkan.
Pelayanan pembedahan pada rumah sakit kelas B meliputi :
1. Bedah minor (antara lain : bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor
kecil jinak pada kulit, ekstraksi kuku / benda asing, sirkumsisi).
2. Bedah umum/ mayor dan bedah digestif.
3. Bedah spesialistik (antara lain: kebidanan, onkologi/tumor, urologi,
orthopedik, bedah plastik dan reanimasi, bedah anak, kardiotorasik
dan vaskuler).
4. Bedah sub spesialistik (antara lain: transplantasi ginjal, mata,
sumsum tulang belakang; kateterisasi Jantung (;Cathlab); dll)
a. Daerah Publik Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa
syarat khusus. Misalnya: kamar tunggu, gang, emperan depan komplek
kamar operasi.
b. Daerah Semi Publik Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang
tertentu saja, yaitu petugas. Dan biasanya diberi tulisan DILARANG
MASUK SELAIN PETUGAS. Dan sudah ada pembatasan tentang
jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas ( pakaian khusus kamar
operasi ) serta penggunaan alas kaki khusus di dalam.
c. Daerah Aseptik Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki
oleh orang yang langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan.
Umumnya daerah yang harus dijaga kesucihamaannya.
Daerah aseptik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Daerah Aseptik 0
Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya
pembedahan.
2) Daerah aseptik 1
Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain steril,
tempat instrument dan tempat perawat instrument mengatur dan
mempersiapkan alat.
3) Daerah aseptik
Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk, daerah
sekitar ahli anesthesia.
Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi
maupun di lingkungan kamar operasi, antara lain:
a. Ruang sterilisasi
b. Kamar tunggu
c. Gudang
d. Kantor
e. Kamar mandi (WC) dan Spoelhok (Tempat cuci alat)
f. Kamar istirahat
g. Kamar gips
h. Kamar Pulih Sadar (Recovery Room)
i. Kamar arsip
j. Kamar laboratorium
k. Kamar untuk ganti pakaian
l. Kamar untuk sterilisasi
m. Kamar untuk gudang alat-alat instrument
n. Kamar untuk mencuci tangan
o. Kamar bedah
A. Jenis Tenaga
Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi
baik tim inti maupun tim penunjang, antara lain:
1. Tim Bedah
a. AhIi bedah.
b. Asisten ahli bedah.
c. Perawat Instrumen (Scrub Nurse).
d. Perawat Sirkuler.
e. Ahli anestesi.
f. Perawat anestesi.
2. Staf Perawat Operasi
a. Perawat kepala kamar operasi.
b. Perawat pelaksana.
c. Tenaga lain terdiri dari :
Pekerja kesehatan.
Tata usaha.
Penunjang medis.
B. Tanggung Jawab
1. Kepala kamar operasi
a. Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang bertanggung jawab
dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan di kamar operasi.
b. Tanggung jawab
Secara fungsional bertanggung jawab kepala bidang
keperawatan, melalui kepala seksi perawatan. Secara
professional bertanggung jawab kepada kepala instansi kamar
operasi.
c. Tugas
I. Perencanaan
Menentukan macam dan jumlah pelayanan
pembedahan.
Menentukan macam dan jumah alat yang diperlukan
sesuai spesialisasinya.
Menentukan tenaga perawat bedah yang dibutuhkan.
Menampung keluhan penderita secara aktif. (5)
Bertanggungjawab terlaksananya operasi sesuai
jadwal.
Menentukan pengembangan pengetahuan petugas
dan peserta didik.
Bekerja sama dengan dokter tim bedah dan kepala
kamar operasi dalam menyusun prosedur dan tata
kerja di kamar operasi
II. Pengarahan
Memantau staf dalam penerapan kode etik kamar
bedah.
Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan team.
Membuat jadwal kegiatan.
Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin. (5)
Mengatur pekerjaan secara merata
Memberikan bimbingan kepada peserta didik. (7)
Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepada stafnya.
Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif
dan efisien.
Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
III. Pengawasan
Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing
pegawai.
Mengawasi penggunaan alat dan bahan secara
tepat.
Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.
Mengawasi kegiatan team bedah sehubungan
dengan tindakan pembedahan.
Menyesuaikan tindakan di kamar bedah dengan
kegiatan di bagian lain.
IV. Penilaian
Menganalisa secara kontinyu jalannya team
pembedahan.
Menganalisa kegiatan tata laksana kamar operasi
yang berhubungan dengan penggunaan alat dan
bahan secara efektif dan hemat
2. Perawat Instrument / Scrub Nurse
a. Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang
dan ditugaskan dalam mengelola paket alat pembedahan.
selama tindakan pembedahan berlangsung.
b. Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan, bertanggung
jawab kepada kepala kamar operasi. dan secara operasional
tindakan bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat
kepala kamar operasi.
c. Tugas
Sebelum pembedahan
1) Melakukan kunjungan pasien minimal sehari sebelum
pembedahan.
2) Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai
seperti kebersihan ruangan, peralatan, meja mayo atau
instrumen, meja operasi, lampu operasi, mesin anesthesi,
suction pump, dan gas medis.
3) Menyiapkan set instrumen steril sesuai dengan jenis
pembedahan.
4) Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai
dengan keperluan operasi.
5) Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.
Saat Pembedahan
Setelah pembedahan
1) Memfiksasi drain.
2) Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan.
3) Mengganti alat tenun dan paju pasien lain dipindahkan ke
brankart.
4) Memeriksa dan menghitung instrumen lalu mencucinya.
5) Memasukkan alat instrumen ke tempatnya untuk
distenilisasi
3. Perawat Sirkuler / Circulating Nurse
a. Pengertian
b. Tanggung jawab
Secara administrative dan operasional bertanggung jawab
kepada perawat kepala kamar operasi dan kepada abli bedah.
c. Tugas
Sebelum pembedahan
1. Menerima Pasien di ruang persiapan Kamar Operasi
2. Memeriksa kelengkapan operasi meliputi :
a) Kelengkapan dokumentasi medis, antara lain :
Surat persetujuan tindakan medis (operasi)
Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
Hasil pemeriksaan radiologi (fob x-ray)
Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visite anestesi)
Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
b) Kelengkapan obat - obatan, cairan dan alat kesehatan
c) Persediaan darah (bila diperlukan)
3. Memeriksa persiapan fisik
4. Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan untuk
pembedahan dengan perawat premedikasi
5. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan, tim bedah yang akan menolong dan fasilitas
kamar operasi
Saat pembedahan
Setelah pembedahan
4. Perawat Anestesi
a. Pengertian
Tenaga keperawatan profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam membantu terselenggarakannya
pelaksanaan tindakan pembiusan di kamar operasi.
b. Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung
jawab kepada kepala perawat kamar operasi dan secara
operasional bertanggung jawab kepada ahli anestesi / ahli
bedah dan kepala perawat kamar operasi.
c. Tugas
Sebelum Pembedahan
1. Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai status
fisik pasien.
2. Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
3. Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anesthesi.
4. Memasang infus atau transfusi darah.
5. Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
anesthesi.
6. Menyiapkan kelengkapan meja anesthesi dan mesin
suctionnya.
7. Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien.
8. Memindahkan pasien ke meja operasi.
9. Menyiapkan obat anesthesi dan membantu ahli anesthesi
dalam proses induksi.
Saat Pembedahan
Setelah Pembedahan
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat
untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang
membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup
untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah. Ruang operasi
harus dirancang dengan factor keselamatan yang tinggi.
Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit yang
diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut yang
membutuhkan keadaan suci hama atau steril. Kamar operasi atau kamar bedah adalah
ruangan khusus di Rumah Sakit yang diperlukan untuk melakukan tindakan
pembedahan elektif atau akut yang membutuhkan keadaan steril. Operasi merupakan
tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Hancock, 1999). Operasi (elektif atau
kedaruratan) pada umumnya merupakan peristiwa kompleks yang menegangkan
(Brunner & Suddarth, 2002).
3.2. SARAN
Saran Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan
bertambah wawasan tentang bagaimana kamar operasi. Demi mewujudkan makalah
yang lebih baik diharapkan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Susan, V. M. K., & Annette, D. (2005). The Perioperative Nursing Data Set-A new
language for documenting care. Association of Operating Room Nurses. AORN
Journal, 82(1), 51
Shodiq, Abror. 2004. Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 1. EGC : Jakarta.