Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SANITASI INDUSTRI & K3

“ K3 YANG BERHUBUNGAN DENGAN SANITASI


PENYEDIAAN AIR BERSIH DI INDUSTRI”

DISUSUN OLEH:

APRI LISTIYANAWATI (2113451003)


ARVINDRA GESTYANDO (2113451004)
JULIA PUTRI AMBARWATI (2113451016)
ASRIANI JENI KASYINDA (2113451018)
AZZAHRA ZUSNITA MAHARANI (2113451036)
ESSE KISSUN RAISTA (2113451046)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III SANITASI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga penyusun berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
sanitasi Industri dan K3 Politeknik Kesehatan Negeri Tanjung Karang yang telah
memberikan tugas ini kepada penyusun.

Penyusun sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai jenis karya tulis ilmiah dan
penulisannya. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penyusun
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna.
Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan laporan ini di waktu yang akan
datang.

Bandar Lampung, 1 Agustus 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................i


KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................iv
A. ............................................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................
KESIMPULAN ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (selanjutnya disingkat dan disebut
dengan istilah K3) diperlukan seiring dengan perkembangan industri yang
membawa serta penggunaan berbagai alat, mesin, instalasi dan bahan-bahan
berbahaya maupun beracun. Penggunaan alat dan bahan yang awalnya
bertujuan untuk memudahkan pekerja/buruh dalam melakukan pekerjaan kerap
justru menimbulkan peningkatan resiko kerja dalam proses
penggunaan/pengerjaanya.

Kesehatan lingkungan maupun Sanitasi di tempat kerja salah satu faktor


yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja yang pada akhirnya
menjadi indikator kesehatan dan produktivitas tenaga kerja. Oleh karenanya
upaya kesehatan lingkungan maupun sanitasi di Industri dan Keseamatan dan
kesehatan kerja (K3) harus mendapat pengawasan oleh Tenaga Kerja yang
memiliki kampuan dan kewenangan dalam menjalankan tugasnya agar
lingkungan menjadi aman bagi Tenaga Kerja dan semua orang yang berada di
Industri. Menurut permenaker Nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja pasal 1 ayat (3), bahwa Sanitasi adalah
usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan kegiatan kepada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia. Kesehatan lingkungan memenuhi
persyaratan dan pelaksanaan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) Lingkungan kerja akan akan menghindarkan gangguan kesehatan akibat
lingkungan dan melindungi keselamatan maupun penyakit akibat kerja.
Mengingat bahwa pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan kerja bertujuan
untuk mewujudkan Lingkungan Kerja yang arnan, sehat, dan nyarnan dalam
rangka mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
B. Rumusan Masalah

1. apa pengertian k3 di industri?

2. apa pengertian dari penyediaan air bersih di industri?

3. Bagaimana penyediaan air bersih di industri?

4.Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam

penyediaan air bersih di industri?

C. Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian dari penyediaan air bersih di industri

2. untuk mengetahui pengertian k3 di industri

3. untuk mengetahui penyediaan air bersih di industri

4. untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan

menghambat dalam penyediaan air bersih di industri


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian k3 di industri

Undang-undang yang telah mengatur tentang Keselamatan Kerja yaitu


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja. Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui
menjadi Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa setiap pekerja / buruh berhak untuk memperoleh
perlindungan atas:

1. Keselamatan kerja

2. Kesehatan kerja

3. Moral kerja dan

4. Kesusilaan

Keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam hal


memberi perlindungan pada pekerja agar terhindar dari terjadinya celaka.
Oleh karena itu penerapan keselamatan kerja di tempat kerja merupakan
keharusan bagi setiap tempat kerja. Pengertian keselamatan kerja menurut
beberapa ahli antara lain :

1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan


kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan
tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi
dan distribusi, baik barang maupun jasa (Suma’mur, 1996).

2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,


pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
3. Keselamatan Kerja adalah Segala upaya untuk mengurangi
Kemungkinan Terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan.

4. Keselamatan Kerja adalah tindakan aktif setiap orang untuk menjaga


keselamatan dirinya dari hal-hal yang tidak diiginkan.

5. Keselamatan kerja adalah sistem perlindungan diri terhadap segala


kemungkinan yang dapat menyebabkan kecelakaan

6. Keselamatan Kerja adalah tindakan preventif terhadap kecelakaan


yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja.

B. Pengawasan air bersih

A. Sumber Air Bersih

Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang


Syarat¬Syarat dan Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat
diminum. Menurut Sudarmadji (2007),

Air merupakan ikatan kimia yang terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1
atom oksigen (H2O), ia dapat berbentuk gas cair maupun padat. Air sering
dianggap murni hanya terdiri dari H2O, tetapi pada kenyataannya di alam
tidak pernah dijumpai air yang sedemikian murni, meskipun air hujan.

Mengetahui sumber air bersih yang digunakan untuk memenuhi


kebutuhan hidup sehari-hari merupakan hal penting, karena berkaitan
dengan kualitas dari air tersebut. Perlu diketahui bahwa sumber air bersih
di alam berasal dari:

1. Air Tanah Artesis

Tanah merupakan bagian dari lapisan atmosfer kerak bumi bagian


atas yang terdiri dari berbagai jenis mineral dan material organik dan
anorganik. Dibawah permukaan tanah terdapat aliran air, bila tekanan
dalam tanah kecil maka aliran air tidak sampai kepermukaan sedang bila
tekanan dalam tanah besar maka pengaliran air sampai kepermukaan tanah
melalui sumuran yang disebut air artesis.

2. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang secara alami terkumpul di atas


tanah melalui proses presipitasi, dan pengurangan juga terjadi secara alami
melalui proses penguapan dan rembesan ke bawah permukaan sehingga
menjadi air tanah. Air permukaan dikatakan bersih bila jalur yang dilalui
bebas dari pengotoran, namun pengotoran air permukaan terjadi karena
alur yang dilewati :

a. Lingkungan yang berlumpur

b. Air limbah

c. Kotoran manusia / hewan

d. Sampah

e. Tumpukan / buangan bahan kimia anorganik

3. Air Laut

Air laut kadar garamnya dalam 1 liter terdapat 35 gram yang tidak
semuanya berupa garam dapur. Air terasa asin karena air laut terdiri dari
bahan mineral yang bersumber dari bebatuan dan tanah seperti natrium,
kalium, kalsium. Air sungai yang sampai ke laut membawa garam,
demikian pula dengan ombat laut yang sampai ke pantai menghantam
bebatuan itu membawa garam, yang pada akhirnya air laut menjadi asin
sebab mengandung garam. Perlu diketahui bahwa air tawar lebih ringan
dari air laut, untuk mengubah air laut menjadi air tawar dapat dilakukan
dengan cara osmosis terbalik yaitu pengaliran air laut menggunakan
tekanan melewati membram sel (Sea Water Reverrse Osmosis) SWRO

4. Mata Air

Mata air berarti tempat air yang mengalir dari batuan atau tanah ke
permukaan tanah secara alamiah yang terjadi karena air permukaan
meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah. Air tanah kemudian
mengalir melalui retakan dan celah di dalam tanah, berupa celah kecil
sampai ke gua bawah tanah. Air tersebut pada akhirnya akan menyembur
keluar dari bawah tanah menuju permukaan dalam bentuk mata air.
Keluarnya air menuju permukaan tanah, dapat merupakan akibat dari
akuifer terbatas, di mana permukaan air tanah berada di elevasi yang lebih
tinggi dari tempat keluar air.

5. Air hujan

Air hujan adalah suatu peristiwa sampainya air dari langit ke bumi
dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer. Hujan
memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui
suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Saat
hujan terjadi proses pendinginan udara dan penambahan uap air ke
udara yang terjadi secara bersama.

 Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk


memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi,
mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air
bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi
standar kuantitas dan kualitas.

Pada umumnya kebutuhan air bersih dibagi menjadi dua kategori


yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik. Dua
kategori tersebut di bedakan berdasarkan tujuan kebutuhan air itu sendiri.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:

 Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan domestik, adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan


kegiatan sehari – hari atau rumah tangga seperti : untuk minum, memasak,
kesehatan individu (mandi cuci dan sebagainya, menyiram tanaman,
halaman, pegangkutan air buangan (buangan dapur dan toilet).
 Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan Non- domestik, adalah kebutuhan air bersih yang digunakan


untuk beberapa kegiatan, seperti :

 Kebutuhan institusional

Kebutuhan air bersih untuk institusional meliputi kebutuhan air


untuk kegiatan perkantoran, pendidikan atau sekolah.

 Kebutuhan komersial dan industri

Kebutuhan air bersih untuk komersial meliputi kebutuhan


air untuk kegiatan hotel, pasar, perkantoran, pertokoan, restoran.
Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya digunakan
untuk air pendingin, air pada boiler untuk pemanas, bahan baku
proses.

 Kebutuhan fasilitas umum

Kebutuhan air bersih untu fasilitas umum meliputi


kebutuhan air untuk kegiatan tempat – tempat ibadah, rekreasi, dan
terminal.

Departemen Pekerjaan Umum (Petunjuk Teknis


Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, 1998)
disebutkan bahwa standar kebutuhan air bersih perorang berbeda
menurut kategori kota dan jumlah penduduk dimana mereka
berada.
Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :

• Kota kategori I (Metropolitan )

• Kota kategori II ( Kota Besar )

• Kota kategori III ( Kota Sedang )

• Kota kategori IV ( Kota Kecil )

• Kota kategori V ( Desa )


 Air untuk Keperluan Hygiene dan Sanitasi

Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi adalah air yang digunakan
untuk keperluan higiene perorangan dan/ atau rumah tangga. Penerapan
SBMKL media Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi diperuntukkan
bagi rumah tangga yang mengakses secara mandiri atau yang memiliki
sumber air sendiri untuk keperluan sehari-hari.
 Persyaratan Kesehatan

Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi terdirt


atas:

1) Air dalam keadaan terlindung

Air dikatakan dalam keadaan terlindung apabila:

a) Bebas dari kemungkinan kontaminasi mikrobiologi. fisik, kimia (bahan


berbahaya dan beracun, dan atau limbah B3)

b Sumber sarana dan transportasi air terlindungi (akses layak) sampai


dengan titik rumah tangga. JIka air bersumber dan sarana air perpipaan
tidak boleh ada koneksi silang dengan pipa air limbah di bawah
permukaan Tanah. Sedangkan Jika air bersumber dari sarana non
perpipaan, sarana terlindung dari sumber kontaminasi limbah domestik
maupun industri.
c) Lokasi sarana Air Minum berada di dalam rumah atau halaman rumah.

d) Air tersedia setiap saat.

2) Pengolahan, pewadahan, dan penyajian harus memenuhi prinsip higiene

dan sanitasi.

Pengolahan, pewadahan, dan penyajian dikatakan memenuhi


prinsip higiene dan sanitasi jlka menggunakan wadah penampung air yang
dibersihkan secara berkala; dan melakukan pengolahan air secara kimia
dengan menggunakan. jenis dan dosis bahan kimia yang tepat. Jika
menggunakan kontainer sebagai penampung air harus dibersihkan secara
berkala mininum 1 kali dalam seminggu.

B. Jenis-Jenis Bahan Pencemar

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,


zat, energi, atau komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya. Bahan pencemaran air bisa berasal dari limbah
rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, limbah bahanbahan
berbahaya dan beracun, serta tumpahan minyak bumi. Secara umum,
pencemaran air dapat disebabakan oleh berbagai jenis bahan pencemar antara
lain :

1. Agen Penyebab Penyakit Merupakan bahan pencemar yang mencemari


air sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia (penyakit).

2. Terdapat Bahan Kimia Anorganik Dalam Air Kehadiran bahan kimia


anorganik seperti unsur logam berat dalam air terjadi proses reaksi kimia
yang akhirnya menjadikan kandungan oksigen dalam air berkurang,
kondisi seperti ini menjadikan kehidupan biota air menjadi mati.

3. Terdapatnya Zat Terendap Keberadaan zat tersuspensi dalam air dalam


jumlah yang banyak dapat mempengaruhi kualitas air, air menjadi keruh,
kotor dan berbau.
C. Penampungan Air Bersih

Wadah atau tempat penampungan banyak digunakan untuk menampung


air bersih. Berbagai jenis asal atau model penampungan air yang banyak
digunakan di masyarakat antara lain :

1. Penampungan Alami Penampungan Air Alami atau waduk dapat berupa


danau, kolam, sungai yang bertujuan untuk menyimpan atau menampung
air yang wujudnya terjadi secara alami.

2. Penampungan Buatan Penampungan air buatan dapat berupa


bendungan, bak, reservoir, hidran, tong, tangki air yang sengaja dibuat
atau diadakan untuk menampung atau menyimpan air hasil pengolahan
yang siap untuk digunakan

D. Distribusi Air Bersih

Proses pemindahan air bersih dengan menggunakan berbagai jenis


bahan yang bisa digunakan untuk memindahkan air dari satu tempat ke
tempat lain. Adapun proses pemindahan air dapat dilakukan dengan sistem :

1. Terbuka Proses pemindahan air bersih secara terbuka, menggunakan


saluran yang terjadi secara alami maupun buatan, yang airnya biasa
digunakan untuk saluran pengairan namun kualitas airnya tidak dapa
disepanjang saluran.

2. Tertutup Proses pemindahan air secara tertutup, menggunakan bahan


pipa bahan PVC atau GI, beton yang banyak digunakan untuk distribusi air
bersih untuk pemukiman, perhotelan, perkantoran dan sebagainya kualitas
airnya dijamin bersih, karena bebas dari pengotoran.

E. Penanganan Air Bersih


Penanganan air bersih yang dilakukan dengan cara baik dan benar
merupakan hal yang harus untuk dilakukan. Penanganan iar bersih harus
dimulai dari :

1. Sumber Air Bersih Perlindungan, penataan, pemeliharaan, perawatan


terhadap sumber air mutlak untuk dilakukan agar diperoleh air bersih yang
aman dan bebas dari berbagai pengotoran. Perlindungan terhadap sumber
air sebaiknya dilakukan mulai dari awal atau sumber.

2. Distribusi Pemeliharaan saluran distribusi air bersih dilakukan secara


rutin dengan cara melakukan pengawasan, untuk mengetahui terjadinya
masalah, sehingga upaya pencegahan bisa segera dilakukan

3. Penampungan Pemantauan terhadap wadah penampung menjadi


penting, yang dilakukan dengan mengamati kebersihan dari wadah
penampung untuk memastikan untuk kondisi air agar tetap bersih.

4. Pemanfaatan Perhatian dilakukan terhadap sarana yang digunakan


untuk memanfaatkan air harus tetap dalam kondisi yang bersih, sehingga
tidak terjadi masalah bagi yang memanfaatkan air.

F. Indikator Air Bersih

Untuk mengetahui kualitas dari air bersih yang digunakan perlu


diperhatikan kualitas dari air tersebut. Air dikatakan bersih bila memenuhi
persyaratan kualitas :

1. Fisik Air dikatakan bersih bila memenuhi syarat fisik seperti :

a. Tidak berwarna

b. Tidak berbau

c. Tidak berasa

2. Kimia Air dikatakan bersih bila telah memenuhi syarat kimia seperti :

a. Air tidak mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan badan


atau tubuh manusia
b. Air tidak mengandung bahan kimia yang bisa mengganggu psikologs
manusia atau yang menggunakan.

3. Biologi Air dikatakan bersih bila telah memenuhi syarat mikrobiologi seperti
tidak mengandung angka atau jumlah kuman didalam air sehingga aman
untuk digunakan.

G. Syarat-syarat Mikrobiologis Dan Bakteriologis Air Bersih

tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang


mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan
tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.

1. Syarat-syarat Radiologis Persyaratan radiologis


mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang
menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar
alfa, beta dan gamma.
2. Persyaratan Kuantitatif (Debit). Persyaratan kuantitas dalam penyediaan
air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya
air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yangakan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang
dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.

3. Persyaratan Kontinuitas.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus
tersedia 12 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air
tersedia. Akan tetapi kondisiideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi
pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat
kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan
aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian
air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas
kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama
adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air
untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan.
Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu,
diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan
aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt.
Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga
tekanan dalam sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa
distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan
sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran
terpenuhi

4. Penggunaan Sumber Air Baku


Masing-masing jenis sumber air yang digunakan sebagai sumber air
baku untuk air minum/bersih mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yaitu
kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Sampai saat ini penggunaan sumber air
permukaan lebih dominan daripada sumber air hujan ataupun air tanah.
Seperti halnya di Indonesia yang memiliki iklim dan kondisi geografis,
dimana air permukaan dari sungai, danau, telaga banyak dijumpai.
 Mata Air merupakan sumber air yang sangat potensial karena pada
umumnya berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem
penampung secara gravitasi. Hanya saja keberadaannya dari waktu
ke waktu semakin mengecil, baik ditinjau dari jumlah maupun
debitnya. Hal ini tidak terlepas dari berkurangnya “Catchment
Area” akibat kegiatan manusia. Pada masa 13 mendatang, jika
konservasi lingkungan hutan tidak dilakukan, maka pemanfaatan
jenis sumber air ini semakin menurun.
 Air Tanah, terlebih yang terletak pada lapisan akuifer tidak bebas,
yang imbuhannya berasal dari catchment area di daerah hulu.
Meskipun demikian, jenis sumber air ini pada umumnya masih
dapat dikembangkan, terutama untuk dataran rendah sampai
sedang dengan pertimbangan kuantitas yang memadai dan kualitas
air yang baik, dan relatif tidak terpengaruh musim (air tanah
dalam).
 Air sungai merupakan alternatif sumber air yang paling mudah
diperoleh karena terletak dekat dengan permukiman masyarakat,
hanya saja ditinjau dari segi kuantitas berfluktuasi tinggi,
sedangkan dari segi kualitas tidak memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai air bersih tanpa proses pengolahan yang
memadai. Pada saat ini berbagai upaya telah dilakukan untuk
mempertahankan debit air sungai, terutama dengan pembangunan
waduk. Dengan kondisi saat ini dan pertambahan kebutuhan air ke
depan, jenis sumber air ini akan semakin banyak dimanfaatkan
untuk pengembangan ke depan, tetapi memerlukan biaya investasi
dan operasional yang tinggi karena kebutuhan pengolahannya.
 Dengan pertimbangan kondisi sumber daya air saat ini dan
kendala/permasalahan yang ada, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, maka potensi sumber daya air sebagai air baku perlu
dimanfaatkan dan dikelola secara bijaksana agar pada masa
mendatang tidak menjadi hambatan bagi penyedia layanan atau
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,


cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja
yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan
kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang
maupun jasa
 Keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam hal memberi
perlindungan pada pekerja agar terhindar dari terjadinya celaka. Oleh
karena itu penerapan keselamatan kerja di tempat kerja merupakan
keharusan bagi setiap tempat kerja
 Air merupakan ikatan kimia yang terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom
oksigen (H2O), ia dapat berbentuk gas cair maupun padat. Air sering
dianggap murni hanya terdiri dari H2O, tetapi pada kenyataannya di alam
tidak pernah dijumpai air yang sedemikian murni, meskipun air hujan.
Mengetahui sumber air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari merupakan hal penting, karena berkaitan dengan kualitas
dari air tersebut.

Anda mungkin juga menyukai