Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

BAKTERIOLOGI KLINIK
Dosen Pengampu : Maria Tuntun Siregar, M.Biomed.

Disusun Oleh :
Agus Masputra (2213453001)

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
TAHUN 2023

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bakteriologi Klinik.

Dalam penyusunan makalah ini saya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Makalah ini telah disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada, namun saya
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran demi
perbaikan dan penyempurnaan akan saya terima dengan senang hati. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih.

Bandar Lampung, 29 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................................i

Daftar Isi .................................................. ...........................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang .........................................................................................................1


2. Rumusan Masalah........................ ...........................................................................1
3. Tujuan. ......................................... ...........................................................................1

BAB II PENDAHULUAN

1. Komposisi Masing – Masing Media.......................................................................2


2. Fungsi Komponen Media .......... ...........................................................................2
3. Cara Pembuatan Media............... ...........................................................................5
4. Reaksi yang Terjadi Pada Media Setelah di Tanam Bakteri ..................................6

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .................................. ...........................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .............................. ...........................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang bersifat aerobik dan
ada juga yang bersifat anaerobic fakultatif. Bakteri E-coli mampu bertahan hidup di media
sederhana dan dapat memfermentasi laktosa yang dapat memproduksi asam dan gas
(Yanuhar, 2019). Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceace yang merupakan
golongan bakteri yang banyak digunakan sebagai indikator kebersihan atau hygiene. Selain
itu, dalam suatu uji analisis air, E-coli merupakan indikator pencemaran air oleh tinja.
Bakteri ini sangat mudah ditemui pada air tercemar yang ditandai dengan keberadaan
faeces. Dengan keberadaan bakteri tersebut dapat menyebakan penyakit bagi orang yang
mengonsumsinya, salah satunya yaitu penyakit diare (Purnawijayanti, 2001).

Spesies proteus menyebabkan infeksi pada manusia ketika bakteri meninggalkan


saluran usus. Mereka ditemukan dalam infeksi system disaluran kencing dan menyebabkan
bacteremia, dan pneumonia, dan lesi fokal pada pasien yang lemah atau mereka yang
menerima transfuse melalui pembuluh darah. Proteus mirabilis menyebabkan infeksi
system saluran kencing dan infeksi lain. Proteus vulgaris dan Proteus morganella
merupakan pathogen nosocomial

Spesies proteus memproduksi urease, menghidrolisis urea dengan membebaskan


ammonia. Dengan demikian, dalam infeksi system daluran kencing dengan proteus, urin
menjadi alkalin, membentuk batu dan tidak mungkin menimbulkan suasana asam. Gerak
spontan proteus dapat berpengaruh pada invasi sistem saluran kencing.

Klebsiella pneumoniae merupakan salah satu bakteri gram negatif famili


Enterobactericeae yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti pneumonia, infeksi
saluran kemih, infeksi nosokomial, rhinitis ozaenam dan rhinoskleroma. Di Indonesia
Klebsiella pneumonie merupakan bakteri terbanyak menyebabkan pneumonia, baik
pneumonia komunitas maupun pneumonia nosokomial (Agustina et al., 2020; Jawetz,
4
2001). Klebsiella pneumonie merupakan bakteri yang memproduksi enzim extended
spectrum B-lactamase (ESBL). Organisme yang menghasilkan ESBL akan menghidrolisis
antibiotik penicillin, aztreonam, dan cephalosporin generasi I,II,III (Pajariu, 2010)

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang banyak menyebabkan infeksi


nosokomial. Survei prevalensi yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) di
55 rumah sakit dari 14 negara menunjukkan rata-rata 8,7% pasien rumah sakit mengalami
infeksi nosokomial1 . Prevalensi tertinggi infeksi nosokomial berada di kawasan Timur
Tengah (11,8%) dan Asia Tenggara (10%). National Nosocomial Infections Surveilance
(NNIS) System melaporkan bahwa Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme
peringkat pertama (21,4%) yang menyebabkan infeksi nosokomial di Intensive Care Unit
(ICU) dan organisme peringkat ketiga (15,2% kasus) pada infeksi nosokomial di non-ICU
pusat pelayanan kesehatan di Amerika Serikat2 .

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah Komposisi dari masing-masing media, Fungsi dari
masing-masing komponen media, Cara membuat media, Reaksi yang terjadi pada media
setelah ditanam bakteri E.coli, Proteus, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeroginosa
C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui.:

 Komposisi dari masing-masing media E.coli, Proteus, Klebsiella pneumonia,


Pseudomonas aeroginosa
 Fungsi dari masing-masing komponen media E.coli, Proteus, Klebsiella pneumonia,
Pseudomonas aeroginosa
 Cara membuat media E.coli, Proteus, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas
aeroginosa
 Reaksi yang terjadi pada media setelah ditanam bakteri E.coli, Proteus, Klebsiella
pneumonia, Pseudomonas aeroginosa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komposisi dari masing-masing media

 Media Blood Agar Plate (BAP)

Blood agar base (BAB) : 20 gram

Darah : 25% dari 500 ml

 Media Mac Conkey Agar

Mac Conkey Agar : 26 gram

Aquadest : 500 ml

 Endo Agar

Pepton : 10 gram

Lactose : 10 gram

Di-potassium phosphate : 3,5 gram

Sodium Sulphite : 2,5 gram

Agar : 10 gram

Aquadest : 1 Liter

 Nutrient Agar Plate (NAP)

pepton, : 5,0 gram

Aquadest : 1000 ml

 Triple sugar iron agar (TSIA)


6
Polipepton : 5 gram

Aquadest : 500 ml

Laktosa : 5 gram

Sukrosa : 5 gram

Glukosa : 0,5 gram

NaCl : 2,5 gram

Agar : 6 gram

Phenol red : 0,024 gram

 Media Gula-gula (glukosa,sukrosa,laktosa,maltose,manitol)

Pepton : 10 gram

NaCl : 5 gram

Aquadest : 500 ml

Gula-gula :

BTB 0,4% : 1ml

 Methyl Red, Voges Proskoeur (MRVP)

Aquadest : 200 ml

Methyl Red Voges Proskoeur 3,4 gram

 Sulfur, Indol, Motility

Aquadest : 260 ml

Sulfur, Indol, Motility : 4,68 gram

 SS Agar
7
Aquadest : 160 ml

SS Agar : 9,6 gram

 Manitol Salt Agar (MSA)

Aquadest : 120 ml

Manitol Salt Agar : 12,96 gram

 TCBS

Sodium Thiosulfate

Sodium Chloride

 Urea

Pepton

Dextrose

Sodium Phospat

Pottasium dihydrogen Phospate

Sodium Chloride

Phenol Red

 Eosin Methylene Blue

Pankreas Gelatin

Eosin Methylene Blue

Laktosa

Dipottasium Phospat
8
 Simmons Cytrate Agar

Magnesium Sulphate

Ammonium Dihydrogen Phosphate

Sodium ammonium Phosphate

Sodium Cytrate

Sodium chloride

Bromothymol Blue

Agar

B. Fungsi dari masing-masing komponen media

1) Blood agar plate

Berfungsi untuk membedakan bakteri pathogen berdasarkan kemampuan bakteri melisiskan


darah yang terkandung dalam media tersebut.

2) Mac Conkey Agar

Fungsinya untuk media diferensial yang berfungsi untuk membedakan bakteri gram positif
dan negative

3) Eosin Methylene Blue

Berfungsi untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negative.

4) Endo Agar

Endo agar merupakan media diferensial yang berfungsi untuk membedakan bakteri positif
dan bakteri negative

5) Nutrient Agar plate

Berfungsi untuk menumbuhkan hampir semua spesies bakteri


9
6) Triple sugar iron Agar

Fungsinya untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan karbohidrat yang


terkandung dalam media.

7) Sulfur,Indol, Motility (SIM)

Berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri bergerak membentuk motility menghasilkan


indol dan sulfur

8) Simmons Cytrate (SC)

Berfungsi untuk melihat bakteri mampu atau tidak menggunakan sitrat sebagai satu satunya
sumber karbon

9) Urea Agar

Berfungsi untuk melihat bakteri bergerak memecah urea menjadi amoniak.

10) Media Gula-gula

Berfungsi untuk melihat bakteri memfermentasikan karbohidrat

11) MRVP

Berfungsi untuk mengetahui sifat bakteri memproduksi asam dengan tes MR dan produksi
Asetil metilkarbinol dengan tes VP.

C. Cara Kerja

1) Media Blood agar plate

 Timbang Blood agar base/Nutrient agar susai kebutuhan masukkan ke Erlenmeyer

 Lalu larutkan dengan Aquadest sesuai kebutuhan

 Panaskan diatas hot plate sampai media larut sempurna

 Tutup rapat Erlenmeyer dengan aluminium foll/ kapas

10
 Media yang telah disteril dinginkan media sampai suhu 55oC

 Lalu ditambahkan darah 6-10 % dari volume media kocok perlahan sampai homogen

 Lalu dituang pada petridist (15-20 ml/plate)

 Dan biarkan dingin

2) Mac Conkey Agar

 Timbang 50 gram bubuk Media MacConkey, larutkan dengan aquadest sebanyak 1


liter.

 Panaskan sampai mendidih untuk melarutkan media. Sterilkan dalam autoclave pada

 suhu 121°C selama 15 menit. Tunggu suhu sampai hangat-hangat kuku (45°C-50°C).

 Homogenkan,tuang ke dalam cawan petri.

3) Endo Agar

 Timbang 36 gram bubuk Media Endo, larutkan dengan aquadest sebanyak 1 liter.

 Tambahkan 6ml basic fuchsin 10% dalam alkohol.

 Panaskan sampai mendidih untuk melarutkan media.

 Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.

 Tunggu suhu sampai hangat-hangat kuku (45°C-50°C).


4) Nutrient Agar Plate

 Larutkan NA bubuk sebanyak 20 gram dalam 1 liter aquades

 . Media dihomogenkan dengan stirrer sekaligus dipanaskan dengan menggunakan hot


plate,

 kemudian disterilisasi dengan autoklaf pasa suhu 121oC selama 15 menit, sehingga
didapatkan media NA yang steril.

5) Triple Sugar Iron Agar


11
 Timbang medium menggunanakan timbangan analitik agar lebih presisi.

 Larutkan 65 gram medium kedalam 1 liter akuades dengan cara dipanaskan pada suhu
80°C sambil diaduk menggunakan alat hot plate and magnetic stirrer. Pastikan medium
larut dengan sempurna dan tidak terjadi penggumpalan.

 Medium yang telah jadi dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditutup dengan tidak
rapat / renggang.

 Sterilisasi medium menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 2 Atm selama
15 menit.

 Setelah disterilisasi dan medium masih bersifat cair, tabung reaksi dapat dimiringkan
hingga 45 derajat atau lebih dan disisakan untuk bagian tegak.

 Tunggu medium hingga memadap dengan sempurna sebelum digunakan.

 Inokulasi dilakukan dengan menusukkan jarum inokulum ke media tegak dilanjutkan


dengan streak di bagian miring.

6) Media Gula-gula (Glukosa,sukrosa,laktosa,maltose,manitol)

 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

 Timbang pepton water dengan neraca analitik

 Larutkan pepton water dalam 250 ml aquadest kemudian homogenkan

 Lakukan pemanasan agar butiran pepton water tidak terlihat lagi atau sudah
homogenkan dengan baik

 Jika sudah dihomogenkan maka dilanjutkan dengan proses penstrilisasian


menggunakan autoclave dengan suhu 121o C selama 15 menit

 Sementara proses sterilisasi, lakukan penimbangan glukosa,laktosa,maltose,manitol dan


sukrosa

12
 Lalu larutkan laktosa,maltose,manitol,sukrosa, dan glukosa kedalam m masing-masing
Erlenmeyer yang berisi 50 ml water pepton

 Lalu tetesi dengsn BTB hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi hijau

 Lalu tuangkan kedlm tabung reaksi dan diberi label.

7) MRVP

 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

 Lakukan perhitungan masing-masing bahan untuk jumlah dan ml tabung yang


dibutuhkan

 Lakukan penimbangan Gelas Arloji Kosong, masing-masing bahan/reagen medianya,


dan catat hasilnya

 Pindahkan masing-masing bahan dari gelas arloji ke Beaker glass

 Larutkan dengan aquadest, panaskan di atas api spirtus hingga larut

 Suam-suam dengan air kran

 pH media dengan melihat ketentuan di etiket bahan. (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

 Tuang media ke tabung reaksi

 Tutup tabung dengan kapas kasa, tutup dengan koran, sterilkan di autoclave 15 menit
dengan suhu 121oC, tekanan 1,5 atau 2 atm

 Setelah steril letakkan pada rak tabung dengan posisi tabung tegak. Tunggu sampai
padat

 Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Media semisolid siap pakai
dapat disimpan pada suhu suhu 2 – 8 °C.

8) Simmons Cytrat agar


13
 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

 Lakukan perhitungan masing-masing bahan untuk jumlah dan ml tabung yang


dibutuhkan

 Lakukan penimbangan Gelas Arloji Kosong, masing-masing bahan/reagen medianya,


dan catat hasilnya

 Pindahkan masing-masing bahan dari gelas arloji ke Beaker glass

 Larutkan dengan aquadest, panaskan di atas api spirtus hingga larut

 Suam-suam dengan air kran

 pH media dengan melihat ketentuan di etiket bahan. (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

 Tuang media ke tabung reaksi

 Tutup tabung dengan kapas kasa, tutup dengan koran, sterilkan di autoclave 15 menit
dengan suhu 121oC, tekanan 1,5 atau 2 atm

 . Setelah steril letakkan pada rak tabung dengan posisi tabung tegak. Tunggu sampai
padat 11. Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Media semisolid
siap pakai dapat disimpan pada suhu suhu 2 – 8 °C.

9) TCBS

 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

 Lakukan perhitungan masing-masing bahan untuk jumlah dan ml tabung yang


dibutuhkan

 Lakukan penimbangan Gelas Arloji Kosong, masing-masing bahan/reagen medianya,


dan catat hasilnya

 Pindahkan masing-masing bahan dari gelas arloji ke Beaker glass

14
 Larutkan dengan aquadest, panaskan di atas api spirtus hingga larut

 Suam-suam dengan air kran

 pH media dengan melihat ketentuan di etiket bahan. (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

 Tuang media ke tabung reaksi

 Tutup tabung dengan kapas kasa, tutup dengan koran, sterilkan di autoclave 15 menit
dengan suhu 121oC, tekanan 1,5 atau 2 atm

 Setelah steril letakkan pada rak tabung dengan posisi tabung tegak. Tunggu sampai
padat

 Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Media semisolid siap pakai
dapat disimpan pada suhu suhu 2 – 8 °C.

10) Slmonella Shigella Agar (SSA)

 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

 Sterilkan sehari sebelum praktikum untuk Petri, gelas arloji, Erlenmeyer, gelas ukur
yang kaca, spatula (semua alat gelas). Catatan: media SSA tidak boleh di autoklaf
sehingga alat-alat yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu

 Lakukan perhitungan media SSA untuk jumlah dan volume plate atau Petri yang
dibutuhkan

 Lakukan penimbangan gelas arloji kosong steril, media SSA, dan catat hasilnya. Ingat
teknik aseptic

 Pindahkan bahan dari gelas arloji ke Erlenmeyer

 Larutkan dengan aquadest, panaskan hingga larut (mendidih) di atas api spirtus

 Suam-suam dengan air kran

15
 pH media dengan melihat ketentuan di etiket bahan. (apabila pH terlalu asam
tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

 Tuang media dari Erlenmeyer ke cawan Petri steril dengan teknik aseptic tentunya
dengan melewatkan mulut Erlenmeyer ke api Ingat tanpa ada autoklaf sehingga
langsung di tuang

 Ratakan perlahan dengan memutar petri searah angka delapan. Biarkan memadat

 Media siap dipakai disimpan pada suhu 2-8 °C

11) Manitol Salt Agar (MSA)

 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

 Lakukan perhitungan media MSA untuk jumlah dan volume plate atau Petri yang
dibutuhkan

 Lakukan penimbangan gelas arloji kosong, media MSA, dan catat hasilnya

 Pindahkan bahan dari gelas arloji ke Erlenmeyer

 Larutkan dengan aquadest, panaskan hingga larut (mendidih) di atas api spirtus

 Suam-suam dengan air kran

 pH media dengan melihat ketentuan di etiket bahan. (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl

 Tutup erlenmeyer dengan kapas kasa, bungkus cawan petri kosong dengan koran,
sterilkan di autoclave selama 15 menit dengan suhu 121oC dan tekanan 1,5 atm atau 2
atm.

 Tuang media dari Erlenmeyer ke cawan Petri dengan teknik aseptic tentunya

 Ratakan perlahan dengan memutar petri searah angka delapan

 . Biarkan memadat
16
 Media siap dipakai disimpan pada suhu 2 - 8°C

12) Eosin Methylene Blue (EMB)

 Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan alat terutama Petri yang akan
digunakan 2. Lakukan perhitungan media EMB sesuai jumlah Petri yang akan dibuat

 Lakukan penimbangan media dengan neraca TBB

 Pindahkan media dari gelas arloji ke Erlenmeyer

 Larutkan menggunakan aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur dengan
gelas ukur)

 Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai bener-bener homogen dan larut sempurna
7. Angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

 Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam tambahkan NaOH,


apabila terlalu basa tambahkan HCl)

 Jika pH sudah sesuai, tutup Erlenmeyer dengan kapas kasa dan beri label nama
(identitas) 10. Lakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm atau 1,5 lb
pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan total keseluruhan 45-60 menit

 Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Apabila segera digunakan,
tuang media dari Erlenmeyer ke Petri dengan volume 15-20 mL. ratakan membentuk
pola angka delapan secara perlahan

 Tunggu sampai media memadat

 Media siap pakai dapat disimpan pada suhu 2 – 8 °C.

13) Selenith Broth

 Siapkan alat dan bahan, bersihkan semua alat yang akan digunakan

 Lakukan perhitungan media Selenite broth sesuai jumlah tabung yang akan dibuat

17
 Lakukan penimbangan untuk bahan dengan neraca TBB

 Pindahkan media dari gelas arloji ke beaker glass

 Larutkan menggunakan aquadest sebanyak 15 ml (telah diukur dengan gelas ukur)

 Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai bener-bener homogen dan larut sempurna

 Angkat beaker glass dan di suam-suam

 Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam tambahkan NaOH,


apabila terlalu basa tambahkan HCl)

 Jika pH sudah sesuai tuang campuran/larutan media kesetiap tabung dengan volume
yang sama

 Setelah itu tutup dengan kapas kasa dan beri label nama (identitas)

 Lakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm atau 1,5 lb pada suhu
121 °C selama 15 menit dengan total keseluruhan 45-60 menit

 Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Media pemupuk siap pakai
dapat disimpan pada suhu kamar, kecuali Selenite broth disimpan pada suhu 2 – 8 °C

D. Reaksi yang terjadi pada media setelah ditanam bakteri

1) BAP

 Escherichia Coli

18
Tidak terjadinya hemolisa pada media yang ditanam bakteri E.coli berarti bakteri
E.coli menunjukan tidak dapat melisiskan sel darah merahpada media BAP

 Proteus Vulgaris

Tidak adanya hemolisa pada media yang ditanam bakteri proteus Vulgaris
Menunjukkan bahwa bakteri Vulgaris tidak dapat melisiskan sel darah merah pada
media BAP.

 Pseudomonas Aeruginosa

Terbentuknya zona kehijauan pada media BAP yang ditanami bakteri Pseudomonas
aeroginosa menunjukkan adanya hemolisa type alpha yang berarti mampu
melisiskan sebagian sel darah merah yang terkandung dalam media BAP

 Klebsiella Pneumoniae

19
Tidak terjadi hemolisa pada media yang ditanam bakteri klebsiella pneuminae
menunjukkan bahwa bakteri klebsiella pneuminae tidak dapat melisiskan sel darah
merah.

2) Mac Conkey Agar

 Escherichia Coli

Bakteri Escherichia coli merupakan lactose fermenter yang artinya dapat


memfermentasikan laktosa sehingga terjadi perubahan PH pada media Mac Conkey
Agar disebabkan koloni bakteri Escherichia coli pada media MC berwarna merah.

 Proteus Vulgaris

Bakteri Proteus Vulgaris merupakan non lactose fermenter yang artinya tidak dapat
memfermentasikan laktosa shingga tidak terjadi perubahan PH pada media Mac
Conkey Agar sehingga koloni bakterinya tidak berwarna.

 Klebsiella pneumonia

20
Bakteri klebsiella pneumonia merupakan laktosa fermenter yang artinya dapat
memfermentasikan laktosa sehingga terjadinya perubahan ph pada media mac
conkey hal ini adalah sebab koloni bakteri klebsiella pneumoniae adalah
terbentuknya berwarna merah, ciri khas klebsiella pneumoniae adalah terbentuknya
mukoid pada koloni bakteri.

 Pseudomonas Aeruginosa

Bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan non laktosa fermenter yang artinya


tidak dapat memfermentasikan laktosa sehingga koloni bakterinya tidak berwarna,
bakteri ini memiliki figmen piosianin dan ploverdin sehingga terbentuk pigmen
hijau pada medianya.

3) Eosin Methylene Blue (EMB)

 Escherichia Coli

21
Bakteri Escherichia coli merupakan lactose fermenter yang artinya dapat
memfermentasikan laktosa sehingga terjadi perubahan pH, bakteri Escherichia Coli
juga dapat memfermentasikan methylene blue pada media emb sehingga terbentuk
warna methalic sheen.

 Proteus Vulgaris

Bakteri Proteus Vulgaris merupakan non laktosa sehingga tidak terjadi perubahan
pH pada media EMB akan tetapi karna adanya kandungan methylene blue pada
media membuat koloni bakteri proteus sp pada media EMB berwarna Hitam.

 Klebsiella Pneumoniae

Bakteri klebsiella pneumoniae merupakan laktosa fermenter yang artinya dapat


memfermentasikan laktosa shingga terjadinya perubahan PH pada media EMB. Ciri
khas klebsiella pneuminae adalah terbentuknya mukoid pada koloni bakteri

22
 Pseudomonas aeruginosa

Bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan non lactose fermenter yang artinya


tidak dapat memfermentasikan laktosa sehingga tidak terjadi perubahan PH pada
media EMB sehingga koloni bakterinya tidak berwarna. Bakteri ini memiliki
pigmen piosianin dan pioverdin sehingga terbentuk pigmen hijau pada media yang
ditanam oleh bakteri ini.

4) Endo Agar

 Escherichia coli

Bakteri E.coli merupakan lactose fermenter yang artinya dapat memfermentasikan


laktosa sehingga terjadi perubahan ph pada media Endo agar hal ini adalah sebab
koloni bakteri E.coli pada media Endo Agar berwarna merah.

 Proteus Vulgaris

23
Bakteri Proteus vulgaris merupakan non lactose fermenter yang artinya tidak dapat
memfermentasikan laktosa sehingga tidak terjadi perubahan PH pada media Endo
agar sehingga koloni bakterinya tidak berwarna .

 Klebsiella pneumonia

Bakteri klebsiella pneumonia merupakan lactose fermenter yang artinya dapat


memfermentasikan laktosa sehingga terjadi perubahan pH pada media Endo agar,
hal ini adalah sebab koloni bakteri klebsiella pneumonia pada media Endo agar
berwarna merah, ciri khas klebsiella adalah terbentuknya mukoid pada koloni
bakteri.

 Pseudomonas aeruginosa

24
Bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan non lactose fermenter yang artinya
tidak dapat memfermentasikan laktosa sehingga tidak terjadi perubahan pH pada
media Endo agar sehingga koloni bakterinya tidak berwarna.

5) Nutrient Agar plate

 Escherichia coli

Terlihat bakteri tumbuh dengan baik pada media NAP dikarenakan adanya nutrisi
yang cukup untuk membantu pertumbuhan bakteri.

 Proteus Vulgaris

Terlihat bakteri tumbuh dengan baik pada media NAP dikarenakan adanya nutrisi
yang cukup untuk membantu pertumbuhan bakteri.
25
 Klebsiella pneumonia e

Terlihat bakteri tumbuh dengan baik pada media NAP dikarenakan adanya nutrisi
yang cukup untuk membantu pertumbuhan bakteri.

 Pseudomonas aeruginosa

Terbentuknya pigmen hijau pada media NAP yang ditanami oleh bakteri
Pseudomonas aeruginosa dikarenakan adanya pigmen piosianin dan pioverdin.

6) Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

 Escherichia coli

26
Bakteri Escherichia coli dapat memfermntasikan semua karbohidrat
(sukrosa,laktosa,glukosa) yang terkandung dalam media TSIA sehingga terbentuk
Lereng/Dasar : Kuning/Kuning, akan tetapi Escherichia coli tidak dapat merubah
FeSO4 menjadi sulfur sehingga tidak terbentuk warna kehitaman yang berarti
H2S:Negatif dan tidak adanya robekan menandakan tidak terbentuk gas saat terjdi
fermentasi karbohidrat

 Proteus Vulgaris

Bakteri Proteus vulgaris hanya dapat memfermentasikan glukosa dan tidak dapat
memfementasikan sukkrosa dan laktosa yang terkandung dalam media TSIA
sehingga terbentuk Lereng/Dasar: Merah/Kuning. Akan tetapi Proteus vulgaris
dan dapat merubah Fe2SO4 menjadi sulfur sehingga terbentuk warna kehitaman
yg berarti H2S: Positif dan tidak adanya robekan menandakan tidak terbentuk gas
saat terjadi fermentasi karbohidrat

 Klebsiella Pneumoniae

Bakteri Klebsiella pneumoniae dapat memfermentasikan semua karbohidrat


(sukrosa, glukosa, laktosa) yang terkandung dalam media TSIA sehingga
27
terbentuk Lereng/Dasar: Kuning/Kuning. Akan tetapi Klebsiella pneumoniae
tidak dapat merubah Fe2SO4 menjadi sulfur sehingga tidak terbentuk warna
kehitaman yg berarti H2S: Negatif dan tidak adanya robekan menandakan tidak
terbentuk gas saat terjadi fermentasi karbohidrat

 Pseudomonas aeruginosa

Bakteri Pseudomonas aeruginosa tidak dapat memfermentasikan semua karbohidrat


(sukrosa, glukosa, laktosa) yang terkandung dalam media TSIA sehingga terbentuk
Lereng/Dasar: Merah/Merah. Pseudomonas aeruginosa juga tidak dapat merubah
Fe2SO4 menjadi sulfur sehingga tidak terbentuk warna kehitaman yg berarti H2S:
Negatif dan tidak adanya robekan menandakan tidak terbentuk gas saat terjadi
fermentasi karbohidrat

7) Sulfur,Indol,Motility

 Escherichia coli

28
Sulfur: Negatif (-)

Bakteri Escherichia coli tidak dapat merubah Fe2SO4 menjadi sulfur

Indol: Positif (+)

Bakteri Escherichia coli memiliki enzim triptonase yang dapat menghidrolisis


triptophanase menjadi indol yang akan bereaksi dengan reagen kovac membentuk
cincin warna merah

Motility (+)

Bakteri Escherichia coli memiliki flagel helix sehingga terbentuk motility pada
media sim
 Proteus

Sulfur: Positif (+)

Bakteri Proteus mirabilis dapat merubah Fe2SO4 menjadi sulfur sehingga tampak
warna kehitaman pada media SIM yang ditanami bakteri Proteus mirabilis

Indol: Negatif (-)

Bakteri Proteus mirabilis tidak memiliki enzim triptonase sehingga tidak dapat
menghidrolisis triptophanase menjadi indol yang berwarna merah

Motility (+)

Bakteri Proteus mirabilis memiliki flagel peritrik sehingga terbentuk motilitypada


media SIM
 Klebsiella Pneumoniae

29
Sulfur: Negatif (-)

Bakteri Klebsiella pneumoniae tidak dapat merubah Fe2SO4 menjadi sulfur


Indol: Negatif (-) Bakteri Klebsiella pneumoniae tidak memiliki enzim triptonase yang
dapat menghidrolisis triptophanase menjadi indol yang akan bereaksi dengan reagen kovac
sehingga tidak membentuk cincin warna merah

Motility: Negatif (-)

Bakteri Klebsiella pneumoniae tidak memiliki flagel sehingga tidak


terbentuk motility pada media sim.

 Pseudomonas aeruginosa

Sulfur: Negatif (-)

Bakteri Pseudomonas aeruginosa tidak dapat merubah Fe2SO4 menjadi sulfur

Indol: Negatif (-)

Bakteri Pseudomonas aeruginosa tidak memiliki enzim triptonase yang dapat

30
menghidrolisis triptophanase menjadi indol yang akan bereaksi dengan reagen
kovac sehingga tidak membentuk cincin warna merah

Motility: Negatif (-)

Bakteri Pseudomonas aeruginosa tidak memiliki flagel sehingga tidak terbentuk


motility pada media sim.

8) Simmons Cytrate Agar

 Escherichia coli

Escherichia coli tidak mampu menggunakan sitrat sebagai satu satunya sumber
karbon, sehingga tidak dihasilkan natrium karbonat yang bersifat asam dan tidak
terjadi perubahan pH di dalam media menjadi asam sehingga warna media tetap
hijau

 Proteus Vulgaris

Proteus vulgaris dan Proteus mirabilis mampu menggunakan sitrat sebagai satu
satunya sumber karbon, sehingga dihasilkan natrium karbonat yang bersifat asam
dan terjadi perubahan pH di dalam media menjadi asam yang menyebabkan
aktifnya indikator warna BTB menjadi biru.
 Klebsiella Pneumoniae

31
Bakteri Klebsiella pneumoniae mampu menggunakan sitrat sebagai satu satunya
sumber karbon, sehingga dihasilkan natrium karbonat yang bersifat asam dan
terjadi perubahan pH di dalam media menjadi asam yang menyebabkan aktifnya
indikator warna BTB menjadi biru
 Pseudomonas aeruginosa

Bakteri Pseudomonas aeruginosa mampu menggunakan sitrat sebagai satu satunya


sumber karbon, sehingga dihasilkan natrium karbonat yang bersifat asam dan
terjadi perubahan pH di dalam media menjadi asam yang menyebabkan aktifnya
indikator warna BTB menjadi biru.
9) Urea Agar
 Escherichia coli

Escherichia coli tidak mempunyai enzim urease sehingga bakteri ini tidak mampu
mengubah urea menjadi asam amonia. Diperoleh hasil negatif dengan tidak adanya
perubahan warna menjadi merah muda pada media urea agar yang ditanami bakteri
Escherichia coli.
32
 Proteus Vulgaris

Proteus vulgaris dan Proteus mirabilis mempunyai enzim urease yang


menyebabkan urea yang ada di dalam media terhidrolisis menjadi amoniak dan
memicu perubahan pH pada media sehingga media berubah menjadi warna merah
muda yang menunjukan hasil positif

 Klebsiella Pneumoniae

Klebsiella pneumoniae mempunyai enzim urease yang menyebabkan urea yang ada
di dalam media terhidrolisis menjadi amoniak dan memicu perubahan pH pada
media sehingga media berubah menjadi warna merah muda yang menunjukan hasil
positif

 Pseudomonas aeruginosa

33
Bakteri Pseudomonas aeruginosa mempunyai enzim urease yang menyebabkan
urea yang ada di dalam media terhidrolisis menjadi amoniak dan memicu
perubahan pH pada media sehingga media berubah menjadi warna merah muda
yang menunjukan hasil positif.

10) Media Gula-gula


 Escherichia coli

Hasil positif pada semua media gula gula menunjukan bahwa Eschercia coli
dapat memfermentasikan semua jenis karbohidrat.
 Proteus Vulgaris

Bakteri Proteus vulgaris hanya mampu memfermentasikan glukosa dan tidak


mampu memfermentasikan maltosa, manitol, sukrosa dan laktosa sehingga
34
menjukan hasil negatif dengan tidak adanya perubahan warna
 Klebsiella Pneumoniae

Hasil positif pada semua media gula gula menunjukan bahwa Klebsiella
pneumoniae dapat memfermentasikan semua jenis karbohidrat.

 Pseudomonas aeruginosa

Bakteri Proteus vulgaris hanya mampu memfermentasikan glukosa dan tidak


mampu memfermentasikan maltosa, manitol, sukrosa dan laktosa sehingga
menjukan hasil negatif dengan tidak adanya perubahan warna.

11) MRVP
 Escherichia coli

MR VP
Tes MR

35
Bakteri Proteus vulgaris dan Proteus mirabilis dapat mengoksidasi glukosa
menjadi asam sehingga terbentuk warna merah setelah ditetesi oleh reagen MR

Tes VP

Bakteri Proteus vulgaris dan Proteus mirabilis tidak dapat mengoksidasi glukosa
menJadi asetil metil karbinol sehingga tidak terjadi perubahan warna ketika ditetesi
reagen VP1 dan VP2.

 Proteus Vulgaris

MR VP

Tes MR

Bakteri Proteus vulgaris dan Proteus mirabilis dapat mengoksidasi glukosa menadi
asam sehingga terbentuk warna merah setelah ditetesi oleh reagen MR

Tes VP

Bakteri Proteus mirabilis tidak dapat mengoksidasi glukosa menjadi asetil metil
karbinol sehingga tidak terjadi perubahan warna ketika ditetesi reagen VP1 dan
VP2.

 Klebsiella Pneumoniae

MR VP
36
Tes MR

Bakteri Proteus mirabilis tidak dapat mengoksidasi glukosa menjadi asam sehingga
tidak terbentuk warna merah setelah ditetesi oleh reagen MR

Tes VP

Bakteri Proteus mirabilis dapat mengoksidasi glukosa menjadi asetil metil karbinol
sehingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda ketika ditetesi reagen VP1
dan VP2
 Pseudomonas aeruginosa

MR VP

Tes MR

Bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat mengoksidasi glukosa menjadi asam sehingga


terbentuk warna merah setelah ditetesi oleh reagen MR

Tes VP

Bakteri Pseudomonas aeruginosa tidak dapat mengoksidasi glukosa menjadi asetil


metil karbinol sehingga tidak terjadi perubahan warna ketika ditetesi reagen VP1 VP2

37
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bakteri memiliki sifat tertentu sehingga jika ditanam pada media yang sama
akan menghasilkan koloni dan reaksi yang berbeda. Semua tergantung pada
kemampuan bakteri memfermentasikan dan memakan komposisi yang ada di dalam
media Beberapa komposisi berguna untuk menunjang pertumbuhan bakteri, melihat
kemampuan bakteri menggunakannya dan ada yang menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu, dan media pertumbuhan memiliki fungsinya masing-masing

xxxviii
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/33429-208-66071-1-10-20170905%20(1).pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/21214-Article%20Text-67216-1-10-
20220609%20(1).pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/33429-208-66071-1-10-20170905.pdf

http://eprints.undip.ac.id/55480/3/NoorJaipah_22010113140116_Lap.KTI_Bab2.PD
F

xxxix
40
41
42

Anda mungkin juga menyukai