Cover Kti
Cover Kti
Oleh :
OLLIN LUSKINANTI
2014401074
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III
Keperawatan Tanjungkarang
Disusun Oleh:
OLLIN LUSKINANTI
2014401074
ABSTRAK
Nyeri merupakan kondisi perasaan tidak nyaman bersifat sangat subjektif karena
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya , dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri
yang dialaminya. Masalah yang sering muncul pada penderita diabetes mellitus
adalah klainan metabolic yang diakibatkan oleh adanya kenaikan kadar glukosa
darah dalam tubuh. Kadar glukosa darah secara normal berkisar antara 70-120
mg/dL. Diagnosa Diabetes Mellitus ditemukan apabila kadar glukosa sewaktu
>200 g/dL, atau gula darah puasa >126 g/dL, atau tes toleransi glukosa oral >200
g/dL disertai gejala klasik diabetes yaitu sering buang air kecil (polyuria), sering
haus (polydipsia ) dan banyak makan (polifagia). Luka tangan/kaki diabetes
antaranya adalah luka yang memunculkan rasa nyeri berkaitan erat dengn reseptor
dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah niciceptor,
merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan
tidak memiliki myelin yang tersebaar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Adapun neuropati
adalah ketika seorang penderita Diabetes Mellitus tidak bisa merasakan sensasi
pada bagian luka yang cukup parah. Penulis mengangkat masalah nyeri akut
karena menurut penulis ini sangat perlu, dimana penyebab terjadinya nyeri pada
subyek asuhan tersebut karena adanya ulkus atau agen pencedera fisik. Tujuan
penulisan ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan
kebutuhan aman dan nyaman nyeri pada pasien Diabetes mellitus (DM).
Pengumpulan data dilaksanakan di ruang penyakit dalam non infeksius RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tanggal 09-14 Februari 2023. Metode
pengumpulan data yang digunakan metode asuhan keperawatan seperti
pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2023. Hasil asuhan keperawatan selama
3 hari, penulis melakukan evaluasi pada pasien Diabetes Mellitus (DM) yang telah
dilakukan tindakan keperawatan gangguan kebutuhan aman dan nyaman (nyeri)
dan dilaksanakan oleh perawat senior di ruangan penyakit dalam non infeksius
untuk menangani gangguan kebutuhan perawatan luka akut. Didapatkan hasil
iii
evaluasi bahwa asuhan keperawatan gangguan kebutuhan aman dan nyaman nyeri
pada pasien Diabetes Mellitus (DM) terjadi penurunan rasa nyeri dan perbaikan
integritas kulit. Bagi perawat diharapkan untuk menerapkan intervensi aktivitas
keperawatan untuk mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari
tempat tidur, berdiri, ambulasi, dan keluarga diharapkan untuk mengenali tanda
dan gejala intoleran aktivitas.
iv
TANJUNGKARANG HEALTH POLYTECHNIC DEPARTMENT OF
TANJUNGKARANG NURSING DIII PROGRAM TANJUNGKARANG
NURSING PROGRAM
Final Project Report, 2023
Ollin Luskinanti
ABSTRACT
Pain is a condition of feeling uncomfortable which is very subjective because
the feeling of pain is different for everyone in terms of scale or level, and only that
person can explain or evaluate the pain they are experiencing. The problem that
often arises in people with diabetes mellitus is metabolic disorders caused by an
increase in blood glucose levels in the body. Normal blood glucose levels range
from 70-120 mg/dL. The diagnosis of Diabetes Mellitus is found when the glucose
level is >200 g/dL, or fasting blood sugar is >126 g/dL, or an oral glucose
tolerance test is >200 g/dL accompanied by the classic symptoms of diabetes,
namely frequent urination (polyuria), frequent thirst (polydipsia) and overeating
(polyphagia). Diabetic hand/foot wounds include wounds that cause pain closely
related to receptors and stimulation. The pain receptors in question are
niciceptors, which are very free nerve endings that have little or no myelin that
are scattered over the skin and mucosa, especially in the viscera, joints, arterial
walls, liver, and gallbladder. The neuropathy is when a person with Diabetes
Mellitus cannot feel the sensation in the wound which is quite severe. The author
raises the problem of acute pain because according to the author this is very
necessary, where the cause of pain in these care subjects is due to ulcers or
physical injury agents. The purpose of this writing is to provide nursing care to
clients with impaired needs for safe and comfortable pain in patients with
diabetes mellitus (DM). Data collection was carried out in the non-infectious
internal medicine room of RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province on 9-
14 February 2023. The data collection method used was nursing care methods
such as assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation at
Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2023. The results of nursing care for
3 days, the author evaluates Diabetes Mellitus (DM) patients who have performed
nursing actions for safe and comfortable (pain) needs disorders and carried out
by senior nurses in non-infectious internal medicine rooms to treat the
interruption of acute wound care needs. The results of the evaluation showed that
nursing care for the need for safe and comfortable pain in Diabetes Mellitus
(DM) patients decreased pain and improved skin integrity. Nurses are expected to
implement nursing activity interventions to assess the patient's ability to move
from bed, stand, ambulate, and the family is expected to recognize signs and
symptoms of activity intolerance.
Keywords: Diabetes Mellitus (DM), the need for safety and comfort
Reference List : 21 (2013-2023)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan segala rahmat
serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
dengan judul "Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman pada pasien Diabetes Mellitus (DM) di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2023”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak
bimbingan dan motivasi. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
Penulis
v
\
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
Ollin Luskinanti
2014401074
vii
LEMBAR PENGESAHAN
Ollin Luskinanti
2014401074
Telah dipertahankan dan disetujui oleh Tim Penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Keperawatan Tanjungkarang
Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang Poltekkes Tanjungkarang
viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ILMIAH
Ollin Luskinanti
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................3
1. Tujuan Umum ...................................................................................3
2. Tujuan Khusus ..................................................................................3
D. Manfaat ....................................................................................................4
1. Manfaat Teoritis ...............................................................................4
2. Manfaat Praktis .................................................................................4
E. Ruang Lingkup ........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan................................................................................5
1. Pengkajian...........................................................................................5
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................................8
3. Intervensi...........................................................................................11
4. Implementasi.....................................................................................22
5. Evaluasi.............................................................................................27
B. Konsep Kebutuhan Termoregulasi.........................................................28
C. Publikasi Terkait Asuhan Keperawatan .................................................28
D. Konsep tindakan sectio caesaria ............................................................35
E. Konsep penyakit ....................................................................................44
x
G. Pengumpulan Data................................................................................47
H. Penyajian Data.......................................................................................49
I. Etika penelitian ......................................................................................50
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan kehidupan dan kesehatan kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham maslow dalam teori hierarki kebutuhan menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis
keamanan jika harga diri dan aktualisasi diri menurut Potter dan Ferry (1997)
dikutip dari Hidayat & Uliyah (2014)
Rasa nyaman merupakan suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu, kebutuhan akan ketentraman ( suatu kepuasaan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi) dan transenden
(keadaan tentangsuatu yang melebihkan masalah atau nyeri). (kasiati &
Rosmalawati, 2016)
Gangguan rasa nyaman merupakan adalah perasaan seseorang merasa kurang
nyaman dan sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan
sosialnya. Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan
kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala
dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2016).
Nyeri merupakan kondisi perasaan tidak nyaman bersifat sangat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya , dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (A.Aziz & Uliyah Musrifatul, 2014)
Diabetes mellitus adalah penyakit kelompok gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadargula darah yang disebabkan oleh kurangnya
insulin, tidak mampu insulin bekerja atau keduanya (Wahyuni, 2016). Diabetes
mellitus jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi
metabolik ataupun komplikasi vaskuler jangka panjang, yaitu mikroangiopati dan
makroangiopati (Eraydin, 2018).
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalahnya adalah
“Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Aman Nyaman
(nyeri) pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit Dalam Non Infeksius
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2023?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gangguan
Kebutuhan Aman Nyaman (nyeri) pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang
Penyakit Dalam Non Infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengkajian keperawatan gangguan kebutuhan Aman
Nyaman (nyeri) pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit
Dalam Non Infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2023.
b. Diketahuinya diagnosis keperawatan gangguan kebutuhan Aman
Nyaman (nyeri) pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit
Dalam Non Infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2023.
c. Diketahuinya perencanaan keperawatan gangguan kebutuhan Aman
Nyaman (nyeri) pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit
Dalam Non Infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2023.
d. Diketahuinya tindakan keperawatan gangguan kebutuhan Aman
Nyaman (nyeri) pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit
Dalam Non Infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2023.
e. Diketahuinya hasil evaluasi keperawatan gangguan kebutuhan Aman
Nyaman (nyeri) pada Pasien Diabetes Melitus di Ruang Penyakit
Dalam Non Infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2023.
4
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan serta memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan
dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan gangguan kebutuhan aman dan nyaman pada pasien diabetes
mellitus dan dapat dipakai sebagai salah satu bahan bacaan kepustakaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Fokus asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam melakukan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aman
dan nyaman pada pasien diabetes mellitus
b. Sebagai masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik
pelayanan keperawatan khususnya dalam pemenuhan kebutuhan aman
dan nyaman pada pasien diabetes mellitus
c. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan referensi dan bahan
pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan masalah
gangguan kebutuhan aman dan nyaman.
E. Ruang Lingkup
Asuhan keperawataan pada gangguan pemenuhan kebutuhan aman
nyaman (nyeri) dilakukan pada Ny.S dan Ny.F dengan masalah penyakit Diabetes
Mellitus. Asuhan keperawatan ini dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung pelaksanaan proses keperawatan selama tiga hari pada tanggal
09 Januari sampai dengan 14 Januari 2023.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
a. Identitas
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register,
diagnose medic, alamat, semua data mengenai identitas klien tersebut
untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2) Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan
menjadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang
terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan kien dan alamat
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri
pada ulkus
2) Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode
PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien,
quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri atau gatal dirasakan
oleh klien , regional (R) yaitu nyeri/gatal menjalar kemana, safety (S)
yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal atau
klien merasa nyaman dan time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan
nyeri/gatal tersebut.
3) Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah
di riwayat sebelumnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit
diabetes mellitus.
7
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum:
a) Penampilan umum
Mengkaji tentang berat badan tinggi badan klien
b) Kesadaran
Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien
b) Tanda-tanda Vital
Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS)
c) System endokrin
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu, biasanya
pada penyakit ini kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh
tangan karena terjadi pembengkakan pada kantung empedu
d. Pola aktivitas
1) Nutrisi
Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan
2) Aktivitas
Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas dan
anjuran bedrest
3) Aspek psikologis
Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati
4) Aspek penunjang
a) Hasil pemeriksaan laboratorium
b) Obat-obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. (SDKI, 2016)
8
Table 2.1
Analisa dan Diagnosa Keperawatan
mekanis
(mis.
Penekanan
pada
tonjolantula
ng,
gesekan)
atau factor
elektris
(elektrodiat
ermi,
energy
listrik
bertegangan
tinggi)
8. Efek
samping
radiasi
9. Kelembaba
n
10. Proses
penuaan
11. Neuroterapi
perifer
12. Perubahan
pigmen
13. Perubahan
hormone
14. Kurang
terpapar
informasi
tentang
upaya
melindungii
ntegritas
kulit
an n tidak
8. Kekakuan terorgan
sendi isasi
9. Kontraktuk 3. Geraka
10. Malnutrisi n
11. Gangguan terbatas
muskuluske 4. Fisik
letal lemah
12. Gangguan
neuromusku
lar
13. Indeks masa
tubuh diatas
persentil ke-
75 sesuai
usia
14. Efek agen
farmakologi
s
15. Program
pembatasan
gerak
16. Nyeri
17. Kurang
terpapar
informasi
tentang
aktivitas
fisik
18. Kecemasan
19. Gangguan
kognitif
20. Keengganan
melakukan
pergerakan
21. Gangguan
sensori
persepsi
n/tindakan) uh operasi
2. Kurang istirahatt
control tidur idak
3. Kurang cukup
privasi Objektif:
4. Restraint (tidak
fisik tersedia)
5. Ketiadaan
teman tidur
6. Tidak
familiar
dengan
peralatan
tidur
2. Pemberian analgetik
(I.14530)
Definisi:
Menyiapkan dan
memberikan agen
13
farmakologis untuk
mengurangi atau
menghilangkan rasa
sakit.
Observasi:
1. Identifikasi karakteristik
nyeri (mis.pencetus,
pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
2. Identifikasi riwayat
alergi obat
3. Identifikasi kesesuaian
jenis analgetik
(mis.narkotika, non-
narkotika, atau NSAID)
4. Dengan tingkat
keparahan nyeri
5. Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik
6. Monitor efektivitas
analgetik
Terapeutik:
1. Diskusikan jenis
analgetik yang disukai
untuk mencapai
analgetik optimal, jika
perlu
2. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opiold untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
3. Tetapkan target
efektifitas analgetik
untuk mengoptimalkan
respon klien
4. Dokumentasikan respon
terhadap efek anakgetik
dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi:
1. Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
dosis dan jeniis
analgetik, sesuai indikasi
Intervensi Pendukung
1. Bimbingan antisipatif
2. Bimbingan system
kesehatan
14
3. Dukungan pemeliharaan
rumah
4. Dukungan pengambilan
keputusan
5. Dukungan sumber
financial
6. Edukasi keluarga:
pelayanan masyarakat
7. Edukasi kesehatan
8. Edukasi keselamatan
lingkungan
9. Edukasi keselamatan
rumah
10. Edukkasi latihan fisik
11. Edukasi pada pengasuh
12. Edukasi pengurangan
resiko
13. Edukasi penilaian
keselamatan
14. Edukasi penyakit
15. Edukasi pencari
kesehatan
16. Edukasi program
pengobatan
17. Identifikasi resiko
18. Konseling
19. Kontrak perilaku positif
20. Mobilisasi keluarga
21. Orientasi realita
22. Pelapor status anggota
keluarga
23. Penentuan tujuan
bersama
24. Promosi literasi
kesehatan
25. Promosi pedoman
2. Perawatan Luka
(I.14564)
Definisi:
Mengidentifikasi dan
mmeringankan
penyembuhan luka serta
mencegah terjadinya
kompllikasi
Observasi:
1. Monitor karakteristik
luka (mis.drainase,
warna, ukuran dan bau)
2. Monitor tanda-tanda
infeksi
Terapeuti:
1. Lepaskan balutan dan
plester secara perlahan
2. Cukur rambut diarea
16
Intervensi pendukung
1. Dukungan perawatan
diri
2. Edukasi perawatan diri
17
1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. Tongkat,
kruk)
2. Fasiltasi melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari
tempat tidur kekamar
mandi, berjalan sesuai
toleransi)
Dukungan Mobilisasi
(I.05173)
Definisi:
Memfasilitasi pasien untuk
meningkatkan aktivitas
pergerakan fisik
Observasi:
1. Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik
lainnya
2. Identifikasi toleransi
fisik melakukan
pergerakan
3. Monitor frekuensi
jantung dan tekanan
darah sebelum memulai
mobilisasi
4. Monitor kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik:
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis. Pagar tempat
tidur)
2. Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
19
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk
ditempat tidur,duduk
disisi tempat tidur,
pindah dari tempat tidur
ke kursi)
Intervensi pendukung
1. Dukungan kepatuhan
program pengobatan
2. Dukungan perawatan
diri
3. Dukungan perawatan
diri: BAB/BAK
4. Dukungan perawatan
diri: Berpakaian
5. Dukungan perawatan
diri: Makan/Minum
6. Dukungan perawatan
diri: Mandi
7. Edukasi latihan fisik
8. Edukasi teknik ambulasi
9. Edukasi teknik transfer
10. Konsultasi via telpon
11. Latihan otogenik
12. Manajemen energy
13. Manajemen lingkungan
14. Manajemen Mood
15. Manajemen nutrisi
16. Manajemen nyeri
17. Manajemen medikasi
18. Manajemen program
latihan
19. Manajemen sensasi
perifer
20. Pemantauan neurologis
21. Pemberian obat
22. Pemberian obat
intravena
23. Pembidaian
24. Pencegahan jatuh
25. Pencegahan luka tekan
26. Pengaturan posisi
27. Pengekangan fisik
28. Perawatan kaki
29. Perawatan sirkulasi
30. Perawatan tirah baring
31. Perawatan traksi
32. Promosi berat badan
33. Promosi keputusan
program latihan
20
Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan atau minuman
yang mengganggu tidur
4. Anjurkan menggunakan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
5. Ajarkan factor-faktor
yang
berkontribusiterhadap
gangguan pola tidur
(mis. Psikologis, gaya
hidup, sering berubah
shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologis lainnya
Edukasi Aktivitas/Istirahat
Definisi:
Mengajarkan pengaturan
aktivitas dan istirahat
Observasi:
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik:
1. Sediakan materi dan
media pengaturan
aktivitas dan istirahat
2. Jadwalkan pemberian
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan
kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya
Eduksi:
1. Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/ olahraga secara
rutin
2. Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok,
aktivitas bermainatau
aktivitas lainnya
3. Anjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
4. Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis.
22
Intervensi Pendukung
1. Dukungan keatuhan
program pengobatan
2. Dukungan meditasi
3. Dukungan perawatan
diri: BAB/BAK
4. Fototerapi gangguan
mood/tidur
5. Latihan otogenik
6. Manajemen demensia
7. Manajemen energy
8. Manajemen lingkungan
9. Manajemen medikasi
10. Manajemen nutrisi
11. Manajemen nyeri
12. Manajemen penggantian
hormone
13. Pemberian obat oral
14. Pengaturan posisi
15. Promosi koping
16. Promosi latihan fisik
17. Redukasi ansietas
18. Teknik menangkan
19. Terapi aktivitas
20. Terapi music
21. Terapi pemijatan
22. Terapi relaksasi
23. Terapi relaksasi otot
progresif
No Diagnosa Intervensi
1 Nyeri Akut (D.0077) Intervensi uttama
Definisi:
Mengidentifikasi dan mmeringankan penyembuhan
luka serta mencegah terjadinya kompllikasi
Observasi:
1. Memonitor karakteristik luka (mis.drainase,
warna, ukuran dan bau)
2. Memonitor tanda-tanda infeksi
Terapeuti:
1. Melepaskan balutan dan plester secara perlahan
2. Mencukur rambut diarea luka, jika perlu
3. Membersihkan dengan cairan NaCl/pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
4. Mebersihkan jaringan nekrotik
5. Memberikan salep yang sesuai kekulit atau
lesi, jika perlu
6. Memasang balutan sesuai jenis luka
7. Mempertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
8. Mengganti bbalutan sesuai dengan jumlah
eksudat dan drainase
9. Menjadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
10. Memberikan diet dengan kalori 30-35 kkl/kg
BB/hari dan protein 1,25-1.5g/kg BB/atau hari
11. Memberikan suplemen vitamin A, vitamin C,
zink, asam amino) sesuai indikasi
12. Memberikan terapi TENS (stimilasi saraf
transkutanneous), jika perlu
Edukasi:
1. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
3. Mengajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi prosedur debridement
(mis.enzimatik, biologis, mekanis, autolitik),
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
Observasi:
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluan fisik
lainnya
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
ambulasi
3. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum melalui ambulasi
4. Memonitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
Terapeutik:
26
Observasi:
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
3. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum memulai mobilisasi
4. Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik:
1. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu (mis. Pagar tempat tidur)
2. Memfasilitasi melakukan pergerakan, jika
perlu
3. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi:
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
3. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur,duduk
disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
4 Gangguan Pola Intervensi Utama
Tidur (D.0055)
Dukungan Tidur
Definisi:
Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur
Observasi:
1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Mengidentifikasi factor pengganggu tidur (fisik
dan/atau psikologis)
3. Mengidentifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur (mis. Kopi, teh, alcohol,
makan mendekati waktu tidur, minum banyak
air sebelum tidur
4. Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi
27
Terapeutik:
1. Memodifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
2. Membatasi waktu tidur siang, jika perlu
3. Memfasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
4. Menetapkan jadwal tidur rutin
5. Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
6. Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi:
1. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
2. Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Menganjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur
4. Menganjurkan menggunakan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap tidur
REM
5. Mengajarkan factor-faktor yang
berkontribusiterhadap gangguan pola tidur
(mis. Psikologis, gaya hidup, sering berubah
shift bekerja)
6. Mengajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologis lainnya
Edukasi Aktivitas/Istirahat
Definisi:
Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
Observasi:
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik:
1. Menyediakan materi dan media pengaturan
aktivitas dan istirahat
2. Menjadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
3. Memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya
Eduksi:
1. Menjelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisik/ olahraga secara rutin
2. Menganjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermainatau aktivitas
lainnya
3. Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
istirahat
4. Mengajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
istirahat (mis. Kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas)
5. Mengajarkan cara mengidentifukasi target dan
jenis aktivitas sesuai kemampuan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk
dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. (Tarwoto,
2015)
a. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri
berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah
pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri. (Hidayat
& Uliyah, 2014)
a) Mc. Coffery mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan
yang memengaruhi seseorang yang keberadaannya
diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
b) Wolf Weifsel Feurst mengatakan bahwa nyeri merupakan
perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
yang bisa menimbulkan ketegangan.
c) Arthur C. Curton mengatakan bahwa nyeri merupakan
suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
d) Scrumum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti
oleh reaksi fisik, fisiologis dan emosional. (Hidayat &
Uliyah, 2014)
b. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengn reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah niciceptor,
merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebaar pada
kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding
arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat
memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan.
Stimimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti
31
2) Jenis kelamin
Karakteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat
keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan
tersendiri. Berbagai penyakit tertentu ternyata erat
hubungannya dengan jenis kelamin, dengan bersifat tertentu.
Penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu,
terutama yang berhubungan erat dengan alat reproduksi atau
yang secara genetikberperan dalam perbedaan enis kelamin.
Dibeberapa kebudayaan menyebutkan bahwa anak laki-laki
harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan seorang
anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.
3) Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-niai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan
dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini
meliputi bagaimana breaksi terhadap nyeri. Ada perbedaan
makna dan sikap dikaitkan dengan nyeri di berbagai
kelompok budaya.
4) Makna nyeri
Individu akan mempersiapkan nyeri dengan cara yang
berbeda-beda
33
5) Perhatian
Tingkat seorang pasien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat mempengaruhi persepsi nyeri (Reni & haswita, 2017)
6) Strategi Penanganan Nyeri
a) Farmakologis
Pemberian obat analgetik, yang dilakukan guna
mengganggu atau memblok transmisi stimulus agar terjadi
perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal
terhadap nyeri jenis analgetik adalah narkotik dan bukan
narkotik. Jenis narktik digunakan untuk menurunkan
tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital,
seperti respirasi. Jenis bukan narkotik yang paling banyak
dikenal dimasyarakat adalah aspirin, asetaminofen, dan
bahan anti inflamasi nonsteroid (Reni & Haswita, 2017)
b) Non Farmakologis
Kompres hangat dan dingin, stimulasi saraf elektrik
transkutan, distraksi, teknik relaksasi, massase (H.Anang
& Rina, 2018)
7) Penilaian Nyeri
a) Alat yang digunakan untuk mengukur integritas nyeri
dengan menggunakan skala raut wajah
Gambar 2.1
Skala Nyeri Raut Wajah (face)
Gambar 2.2
Skala Identitas Nyeri Numeik
C. Konsep Penyakit
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic
kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kellainan
sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua duanya (World Health
Organization, 2016) (American Diabetes Association,2014) (Harrison,
2012)
Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok klainan metabolic yang
diakibatkan oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar
glukosa darah secara normal berkisar antara 70-120 mg/dL. Diagnose
Diabetes Mellitus ditemukan apabila kadar glukosa sewaktu >200 g/dL,
atau gula darah puasa >126 g/dL, atau tes toleransi glukosa oral >200 g/dL
disertai gejala klasik diabetes yaitu sering buang air kecil (polyuria),
sering haus (polydipsia ) dan banyak makan (polifagia) (Indonesia, 2017).
Luka tangan/kaki diabetes antaranya adalah neuropati. Neuropati
adalah ketika seorang penderita DM tidak bisa merasakan sensasi pada
bagian luka yang cukup parah. Ulkus diabetes adalah suatu komplikasi
klinik dari DM yang berupa luka terbuka. Ulkus merupakan kematian dari
jaringan setempat, hal tersebut menyebabkan adanya kuman sehingga
mengakibatkan ulkus berbau. Apabila luka diabetes tidak dilakukan
perawatan yang baik maka proses penyembuhan akan lama, dan factor-
faktor resiko infeksi semakin tinggi bahkan apabila infeksi sudah terlalu
36
lipatnya. Sering merasa haus dan ingin minum air putih sebanyak
mungkin (poliploidi). Dengan adanya ekskresi urine, tubuh akan
mengalami dehidrasi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka tubuh
akan menghasilkan rasa haus sehingga penderita selalu ingin minum
air terutama air dingin, manis, segar dan air dalam jumlah yang
banyak.
b. Polifagi (cepat merasa lapar)
Nafsu makan meningkat (polifagi) dan merasa kurang tenaga. Insulin
menjadi bermasalah pada penderita DM sehingga pemasukan gula
kedalam sel-sel tubuh kurang dan energy yang dibentuk pun menjadi
kurang. Ini adalah penyebab mengapa penderita merasa kurrang
tenaga. Selain itu sel juga menjadi miskin gula sehingga otak juga
berfikir bahwa kurang energy itu karena kurang makan, maka tubuh
kemudian berusaha meningkatkan asupan makanan dengan
menimbulkan alarm rasa lapar.
c. Berat badan menurun
Ketika tubuh tidak mampu mendapatkan energy yang cukup dari gula
karena kekurangan insulin, tubuh akan bergegas mengelola lemak dan
protein yang ada didalam tubuh untuk diubah menjadi energy. Dalam
system pembuangan urine, penderita DM yang tidak terkendali bisa
kehilangan sebanyak 500 gr glukosa dalam urine per 24 jam (setara
dengan 2000 kalori perhari hilang dari tubuh). Kemudian gejala lain
atau gejala tambahan yang dapat timbul yang umumnya ditunjukan
karena komplikasi adalah kaki kesemutan, gatal-gatal, atau luka yang
tidak kunjung sembuh, pada wanita kadang disertai gatal didaerah
selangkangan (pruritus vulva) dan pada pria ujung penis terasa sakit
(balanitis) (Simatupang, 2017).
4. Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit DM beserta keluhan yang mungkin
timbul menurut (Riyadi & Suyono, 2017) dapat digambarkan dalam
bentuk bagian alur sebagai berikut :
38
Gambar 2.4
39
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah salah satu komplikasi akut pada penderita Diabetes
Melitus. Kondisi ini terjadi ketika kadar glukosa atau kadar gula darah
40
b) Nefropati Diabetik
42
minum obat.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pendekatan Asuhan
Pada laporan tugas akhir ini penulis mengguakan pendekatan asuhan
Keperawatan Medikal Bedah yang berfokus pada asuhan keperawatan
gangguan aman dan nyaman pada klien diabetes mellitus, konsep asuhan
keperawatan yang digunakan adalah asuhan keperawatan individu pada klien
dewasa.
B. Subjek Asuhan
Subjek focus asuhan keperawatan ini yang dijadikan subjek asuahan
adalah 2 klien yang mempunyai masalah kesehatan diabetes mellitus di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Adapun kriteria pada
subyek asuhan laporan tugas akhir ini sebagai berikut :
1. 2 pasien usia dewasa (>50 tahun)
2. Ke-2 pasien memiliki luka dekubiktus (pasien ke-1 luka pada tangan kiri,
pasien ke-2 luka pada tumit kaki kanan)
3. Pasien yang kooperatif terhadap tindakan yang diberikan di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
4. Pasien yang bersedia menjadi responden, memahami tujuan, prosedur dan
bersedia menandatangani lembar persetujuan informed concent.
C. Focus Study
Pada laporan asuhan keperawatan medical bedah pada 2 klien dengan
masalah diabetes mellitus dalam gangguan kebutuhan aman nyaman di RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek, Provinsi Lampung.
D. Lokasi dan Waktu Asuhan
1. Lokasi
Asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan gangguuan
aman nyaman ini dilakkukan di ruang penyakit dalam non infeksius
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
46
49
2. Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 09-14 januari 2023.
Waktu tersebut digunakan untuk melakukan asuhan keperawatan kepada
dua orang klien.
E. Definisi Operasional
1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau tahap kegiatan dalam
praktik keperawatan yang diberikan langsung kepada pasien di ruang
penyakit dalam non infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.
2. Keluarga dalam studi kasus ini didefinisikan sebagai keluarga yang
menerima pelayanan kesehatan dengan penderita penyakit diabetes
mellitus tipe 2 di ruang penyakit dalam non infeksius RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
3. Diabetes melitus tipe 2 pada studi kasus ini didefinisikan sebagai suatu
diagnosa dokter yang di rekam medik dengan penyakit gangguan
metabolik ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(Hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya.
F. Instrument penelitian
Alat yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah
lembar format asuhan keperawatan medikal bedah, yang meliputi proses
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi tindakan yang dilakukan. Adapun alat yang
digunakan dalam proses asuhan keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan aman dan nyaman pada pasien yang mengalami diabetes melitus
deng ulkus di ekstremitas atas dan bawah yang terdiri dari alat-alat
pengukuran tanda-tanda vital dan alat pemeriksaan fisik.
G. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
mengungkap atau menjaring informasi dari pasien. Teknik pengumpulan data
yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi. Oleh
karena itu, tahap pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data tidak
50
boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur. Berikut
menurut (Sujarweni, 2014) :
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan
informasi dengan menggunakan cara tanya jawab dan merupakan salah
satu instrumen yang digunakan untuk menggali datasecara lisan. Hal ini
haruslah dilakukan secara mendalam agar kita dapat mendapatkn data
yang valid dan detail.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada klien sehingga dapat menyajikan gambaran riil
mengenai klien.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah insvestigasi terhadap tubuh untuk menentukan
status kesehatan. Pemeriksaan fisik melibatkan penggunaan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Dengan melakukan pemeriksaan
fisik secara langsung kita dapat menilai ststus kesehatan pasien dan
gangguan kesehatan yang dialaminya, yaitu :
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra
penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Inspeksi dimulai pada awal berinteraksi dengan
pasien dan diteruskan pemeriksaan selanjutnya. Pencahayaan yang
cukup diperlukan supaya perawat dapat membedakan warna,bentuk
dan kebersihan tubuh. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh
meliputi ukuran tubuh, warna kulit, bentuk tubuh serta posisi dan
kesimetrisan tubuh. Pada proses inspeksi perawat harus
membandingkan bagian tubuh yang normal dengan bagian tubuh
yang abnormal
51
b. Palpasi
Palpasi merupakan teknik teknik pemeriksaan yang menggunakan
indra peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrument yang sensitive
dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang suhu,
turgor,bentuk,kelembapan, vibrasi dan ukuran.
c. Auskultasi
Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.
4. Sumber Data
Menurut Masturoh & Anggita (2018), mengemukakan berdasarkan
sumber data yang diperoleh, data dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Data Primer
Data yang diperoleh atau yang dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data
asli atau data baru up to date. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti dapat mengumpulkannya dengan menggunakan teknik
wawancara, observasi, diskusi kelompok terarah dan penyebaran
kuesioner.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.
Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, lembaga, laporan dan lain-
lain.
H. Analisa Data dan Penyajian Data
1. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menganalisis data objektif dan subjektif
dan merumuskan masalah keperawatan serta membuat rencana asuhan
keperawatan keluarga, tindakan dan evaluasi secara naratif dan disajikan
dalam bentuk deskriptif
2. Penyajian Data
Data pada laporan tugas akhir ini dengan cara textular, yaitu penyajian
data hasil penelitian dalam bentuk narasi dan juga bentuk tabel
(Masturoh & Anggita, 2018).
52
a. Narasi
Narasi adalah suatu bentuk penyajian yang digunakan dalam bentuk
kalimat yang biasanya berupa deskriptif untuk memberikan
informasi melalui kalimat yang mudah untuk di pahami pembaca.
Misalnya, menjelaskan hasil pengkajian lansia sebelum diberikan
asuhan keperawatan dan menuliskan hasil ataupun evaluasi setelah
diberikan asuhan keperawatan dalam bentuk kalimat atau teks.
b. Tabel
Tabel adalah suatu bentuk penyajian data yang dimasukan kedalam
kolom atau baris tertentu yang digunakan penulis untuk
menjelaskan hasil pengkajian ataupun runtutan suatu implementasi
yang sudah digunakan secara runtut. Misalnya, tabel catatan
perkembangan klien saat diberikan asuhan keperawatan berupa
daftar implementasi dan evaluasi yang sudah dilakukan perawat.
I. Etika Penelitian
Menurut Masturoh & Anggita (2018), prinsip etika yang digunakan dalam
membuat asuhan keperawatan yaitu:
1. Autonomy (otonomi)
Autonomy berarti komitmen terhadap pasien dalam mengambil
keputusan tentang semua aspek pelayanan. Autonomy merupakan hak
seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan sendiri meskipun
demikian masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama yang berkaitan
dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur tangan
hukum dan tenaga kesehatan profesional. Pada prinsipnya otonomi
berkaitan dengan hak seseorang untuk memilih bagi diri mereka sendiri,
apa yang menuntut pemikiran dan pertimbangannya merupakan hal yang
terbaik.
2. Beneficience (berbuat baik)
Beneficience adalah tindakan positif untuk membantu orang lain.
melakukan niat baik mendorong keinginan untuk melakukan kebaikan
bagi orang lain. Perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
53
8. Veracity (kejujuran)
Veracity merupakan dasar membina hubungan saling percaya
terhadap pasien. Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai
ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Selain itu etika dalam penelitian digunakan penulis karena dalam
pelaksanaan sebuah penelitian khususnya keperawatan akan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan ini.
Dalam asuhan keperawatan fokus tindakan keperawatan ini
sebelumnya penulis mendatangi pasien untuk meminta kesediaan
menjadi partisipan. Penulis juga harus melalui beberapa tahap
pengurusan perizinan dan setelah mendapat persetujuan barulah
dilaksanakan penelitian dengan memperhatikan etika-etika penelitian
yaitu:
a. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara asuhan dan responden asuhan
dengan memberikan lembar persetujuan informed consent tersebut
diberikan sebelum asuhan dilakukan dengan memberikan
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan asuhan
keperawatan, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika reponden
tidak bersedia, maka asuhan harus menghormati hak pasien.
b. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawataan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek asuhan dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil asuhan yang akan disajikan.
55
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil asuhan, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh asuhan, hanya kelompok data terentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan proses sistematika dan pengumpulan
data, verifikasi dan komunikasi data tentang pasien, untuk mendapatkan
seluruh data dan menentukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
Kesehatan dan mengembalikan Kesehatan, pengkajian yang dilakukan
pada pasien di diruanpenyakit dalam non infeksius rsud dr. H. Abdul moeloek
provinsi lampung di dapatkan hasil sebagai berikut.
54
57
ANAMNESIS PENGKAJIAN
Pola Kondisi kesehatan umum Kondisi kesehatan umum
manajemen klien : klien :
kesehatan- Klien tampak sakit sedang Klien tampak sakit sedang
persepsi Kesadaran umum : Kesadaran umum :
kesehatan Composmentis Composmentis
GCS : 15 (E4 M6 V5) GCS : 15 (E4 M6 V5)
Sirkulasi : Sirkulasi :
Tidak mengalami palpitasi, Tidak mengalami palpitasi,
klaudikasio intermitten klaudikasio intermitten
maupun parasthesia maupun parasthesia
Di Rumah Di Rumah
1. Makan 1. Makan
a. Klien mengatakan a. Klien mengatakan
makan 3 x sehari makan 3 x sehari
b. Makanan pokok kien b. Makanan pokok kien
nasi putih dalam nasi putih dalam
jumlah sedikit (4-5 jumlah sedikit (4-5
sendok makan), sendok makan),
c. Lauk pauk dan c. Lauk pauk dan
sayuran yang sayuran yang
dikonsumsi ada ikan, dikonsumsi ada ikan,
tempe, tahu, telur, tempe, tahu, telur,
bayam, kangkung, sawi, bayam,
brokoli, pakcoy, dll. kangkung, kubis,
kembang kol, dll.
2. Minum
a. Klien mengatakan 2. Minum
minum 1 hari 1botol a. Klien mengatakan
besar (1-1,5 liter) minum 1 hari ±1 liter
Di Rumah Sakit
1. Makan Di Rumah Sakit
a. Makan 3 x sehari 1. Makan
dengan a. Makan 3 x sehari
menghabiskan 1 porsi dengan menghabiskan
makanan yang di 1 porsi makanan yang
berikan oleh rumah diberikan oleh rumah
sakit sakit
b. Keluarga klien b. Keluarga klien
mengatakan klien mengatakan klien
bisa menghabiskan bisa menghabiskan
makanannya lebih makanannya lebih
dari setengah dari setengah
2. Minum 2. Minum
a. Keluarga klien a. Keluarga klien
mengatakan klien mengatakan klien
sehari bisa sehari bisa
menghabiskan ±1/2 menghabiskan ±1/2
botol besar (1liter botol besar (1liter)
Eliminasi : Eliminasi :
Di rumah Di rumah
1. Klien menngatakan BAK 1. Klien menngatakan BAK
4-6x/ hari 5-7x/ hari
2. Urine bewarnna kuning 2. Urine bewarnna kuning
3. Tidah ada rasa nyeri saat 3. Tidah ada rasa nyeri saat
BAK BAK
4. BAB 1x sehari 4. BAB 1x sehari
5. Fases berwarna cokelat 5. Fases berwarna cokelat
dan teksturnya lembek dan teksturnya lembek
6. Tidak ada rasa nyeri saat 6. Tidak ada rasa nyeri saat
BAB BAB
Neurosensori : Neurosensori :
Klien mampu mengingat Klien mampu mengingat
dalam waktu jangka panjang dalam waktu jangka panjang
maupun pendek maupun pendek
f. Kekuatan otot :
f. Kekuatan otot :
5555 5555
5555 4444 4444 4444
4444 4444
Pemeriksaan 1. Tipe: luka kronik 1. Tipe: luka kronik
khusus 2. Stadium kerusakan 2. Stadium kerusakan
jaringan: epidermis, jaringan: epidermis
dermis 3. Penampilan: Luka
3. Penampilan: luka berbentuk lingkaran,
berbentuk abstrak, luka berdiameter 3cm. Luka
berwarna hitam, merah berawna pucat,
dan putih kekuningan, disekeliling luka bewarna
kotor, lembab dan berbau kemerahan
menyengat 4. Lokasi: titumit kaki kanan
4. Lokasi: tangan sebelah 5. Exudate bewarna merah
kiri muda bening cair,
5. Exudate berjenis purulent jumlahnya 2cc, dan tidak
(mengandung pus) berbau
bewarna kuning, 6. Ukuran luka: diameter:
jumlahnya sedikit, berbau 3cm, tinggi gelembung
menyengat 0,5cm
6. Ukuran luka: P: 12cm, 7. Kulit sekitar luka:
L:3cm a. Warna: permukaan
7. Kulit sekitar luka: luka pucat, kulit
a. Warna: kulit disekeliling luka
disekeliling luka bewarna merah
bewarna merah muda muda
b. Suhu: hangat b. Suhu: hangat
c. Edema: terdapat c. Edema: tidak
edema terdapat edema
d. Kulit kering d. Kulit kering
e. Pulsasi: terdapat e. Pulsasi: terdapat
pulsasi pulsasi
Pemeriksaan Diagnostik
63
Pasien 1
Pemeriksaan Laboratorium
3. Hematokrit 25 35-47 %
Pasien 2
Pemeriksaan Laboratorium
3. Hematokrit 24 35-47 %
Terapi Obat
Pasien 1 Pasien 2
64
Pasien 1
panjang maupun
Jumlah skor 30 Resiko rendah
Ket : 0-24 tidak beresiko, 25-50 resiko rendah, >=51 resiko tinggi
Pasien 2
1. Analisa Data
Pasien 1
Pasien 2
kemerahan
4. Terdapat exudat berwarna
merah muda cair, tidak
berbau dan jumlahnya 2cc
5. Kulit tampak kering
6. Terdapat bekas luka di kaki
sebelah kiri
Pasien 1
pemberian
analgetik, jika
perlu
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
prosedur
debridemen
(mis. Enzimatik,
biologis,
mekanis,
autolitik), jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika
perlu
duduk disisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi
Pasien 2
Edukasi:
1. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan
protein
2. Ajarkan
prosedur
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
prosedur
debridemen
(mis. Enzimatik,
biologis,
mekanis,
autolitik), jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika
perlu
2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan 1. Untuk
mobilitas fisik asuhan keperawatan mobilisasi mengetahui ada
selama 3x24 jam maka atau tidaknya
mobilitas fisik Observasi: nyeri atau
meningkat, dengan 1. Identifikasi keluhan fisik
keriteria hasil: adanya nyeri lainnya
1. Pergerakan atau keluhan 2. Agar jantung
ekstremmitas fisik lainnya dan tekanan
meningkat 2. Monitor jantung darah sebelum
2. Kekuatan otot dan tekanan memulai
meningkat darah sebelum mobilisasi bisa
3. Rentang gerak memulai terkontrol
(ROM) ambulasi 3. Untuk
meningkat Terapeutik: membantu
4. Kelemahan fisik 1. Fasilitasi aktivitas
menurun aktivitas mobilisasi
mobilisasi 4. Untuk
dengan alat menghindari
bantu resiko jatuh
(mis.pagar 5. Supaya
tempat tidur) mengerti
2. Libatkan pentingnya
keluarga untuk mobilisasi
membantu klien 6. Untuk
dalam mengurangi
meningkatkan resiko cidera
mobilisasi 7. Untuk melatih
Edukasi: kekuatan otot
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
74
3. Ajarkan
Mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis.duduk
ditempat tidur,
duduk disisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi)
Pasien 1
teknik relaksasi
seperti tarik nafas
dalam untuk
mengurangi rasa
nyeri
3. Berikan obat
metamizole 1 gr 3x1
diberikan secara IV
4. Kontrol Tanda-
tanda Vital
5. monitor
karakteristik luka
(mis.drainase,
warna, ukuran dan
bau)
6. Monitor tanda-tanda
infeksi
7. Ajarkan kembali
prosedur perawatan
luka secara mandiri
8. Lepaskan balutan
dan plester secara
perlahan
9. Bersihkan dengan
cairan NaCl atau
pembersih
nontoksik, sesuai
kebutuhan
10. Bersihkan jaringan
nekrotik
11. Berikan Iodosorb
powder dengan gel
pada luka
12. Pasang balutan
sesuai jenis luka
13. Pertahankan teknik
steril saat
melakukan
perawatan luka
14. Ganti balutan sesuai
dengan jumlah
exudate dan
drainase
15. Berikan
metronidazole 1
flas/8 jam
16. Berikan obat
novorapid 8 unit
sebelum makan 3x1
hari
17. Monitor tekanan
darah sebelum
memulai ambulasi
18. Anjurkan kembali
klien melakukan
ambulasi dini
19. Libatkan keluarga
78
untuk membantu
klien meningkatkan
ambulasi
13 januari 13 januari S:
2023 2023 - Klien mengatakan
08.00 1. Mengkaji skala nyeri 14.00 nyeri sudah sedikit
WIB 2. Mengajarkan kembali WIB berkurang
08.02 teknik relaksasi seperti - Klien mengatakan
WIB tarik nafas dalam untuk skala nyeri di angka
mengurangi rasa nyeri 4 (1-10)
3. Memberikan obat - Klien mengatakan
metamizole 1 gr 3x1 sudah memahami
08.04 diberikan secara IV teknik relaksasi
WIB 4. Mengontrol Tanda-tanda tarik nafas dalam`
Vital (mis.tekanan darah, - Klien mengatakan
suhu, saturasi oksigen sudah
08.08
dan nadi) memahamiapa saja
WIB
5. Memonitor karakteristik tanda dan gejala
luka (mis.drainase, infeksi pada luka
warna, ukuran dan bau) - Klien mengatakan
08.12 sudah memahami
6. Memonitor tanda-tanda
WIB cara merawat luka
infeksi
7. Mengajarkan kembali secara mandiri
prosedur perawatan luka - Klien mengatakan
08.18 secara mandiri sudah memahami
WIB 8. Melepaskan balutan dan pentingnya
plester secara perlahan mobilisasi dini
9. Membersihkan dengan - Klien mengatakan
cairan NaCl atau ingin mengusahakan
pembersih nontoksik, untuk melakukan
sesuai kebutuhan mobilisasi dini
10. Membersihkan jaringan seperti belajar untuk
nekrotik duduk tegak secara
11. Memberikan Iodosorb mandiri
powder dengan gel pada O:
luka 1. Klien masih tampak
12. Memasang balutan sesuai meringis saat luka
jenis luka dibersihkan
13. Mempertahankan teknik 2. Klie menjauhkan
steril saat melakukan tangan yg terdpat
perawatan luka luka dari barang-
14. Mengganti balutan sesuai barang disekitar
dengan jumlah exudate 3. Skala nyeri 4 (1-10)
dan drainase 4. TTV :
10.00 15. Memberikan TD : 110/70 mmHg
WIB metronidazole 1 flas/8 N : 88x/menit
jam RR : 20x/menit
12.00 16. Memberikan obat S : 36,8ºC
WIB novorapid 8 unit sebelum SpO2 : 99%
makan 3x1 hari GDS : 147 mg/dL
13.00 17. Memonitor tekanan darah 5. Luka tampak bersih,
WIB sebelum memulai dan luka berwarna
ambulasi warna merah muda
13.15 18. Menganjurkan kembali dan drainase tampak
WIB klien melakukan sedikit
ambulasi dini 6. Klien tampak
79
flas/8 jam
15. Berikan obat
novorapid 8 unit
sebelum makan 3x1
hari
16. Monitor tekanan
darah sebelum
memulai ambulasi
17. Anjurkan kembali
klien melakukan
ambulasi dini
18. Libatkan keluarga
untuk membantu
klien meningkatkan
ambulasi
14 januari 14 januari S:
2023 2023 1. Klien mengatakan
08.00 1. Mengkaji skala nyeri 14.00 sudah tidak nyeri
WIB 2. Mengajarkan kembali WIB 2. Klien mengatakan
08.12 teknik relaksasi seperti nyeri berskala 3 (1-
WIB tarik nafas dalam untuk 10)
mengurangi rasa nyeri 3. Klien mengatakan
3. Memonitor karakteristik sudah melakukan
luka (mis.drainase, tekik relaksasi tarik
08.15 warna, ukuran dan bau) nafas dalam ketika
WIB 4. Memonitor tanda-tanda merasa nyeri
infeksi 4. Klien mengatakan
5. Melepaskan balutan dan sudah mengetahui
plester secara perlahan dan bisa
08.22
6. Membersihkan dengan menyebutkan apa
WIB
cairan NaCl atau saja tanda dan
08.25 gejala infksi pada
WIB pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan luka
7. Membersihkan jaringan 5. Klien mengatakan
nekrotik sudah mengetahui
8. Memberikan Iodosorb cara merawat luka
powder dengan gel pada secara mandiri
luka 6. Klien mengatakan
9. Memasang balutan sesuai sudah melakukan
jenis luka duduk tegak dan
10. Mempertahankan teknik miring kanan dan
steril saat melakukan kiri
perawatan luka O:
11. Mengganti balutan sesuai 1. Klien tidak tampak
dengan jumlah exudate meringis saat luka
dan drainase dibersihkan
12. Memberikan obat 2. Skala nyeri : 3 (1-
metamizole 1 gr 3x1 10)
09.00 diberikan secara IV 3. TTV :
WIB 13. Memberikan TD : 103/75 mmHg
metronidazole 1 flas/8 N : 79x/menit
10.00 jam S : 36,5ºC
WIB 14. Memonitor Tanda-tanda RR : 20x/menit
Vital (mis.tekanan darah, SpO2 : 99%
11.30 suhu, saturasi oksigen 4. Luka klien tampak
WIB dan nadi) bersih, warna luka
81
Pasien 2
perubahan posisi
setiap 2 jam/sesui
kondisi pasien
8. Jelaskan kembali
tanda dan gejala
infeksi
9. Lakukan
pemeriksaan gula
darah
10. Berikan antibiotic
sesuai indikasi
a. Novarapid Inj/SC
(8 unit/ 3 x sehari)
b. Bicnat 500 mg/3x1
c. Calos 500 mg/3x1
d. Asfolat 400 mg/
3x1
e. Levofloxacin 500
mg/hari
11. Identifikas kembalii
adanya nyeri atau
keluhan lainnya
12. Monitor Tanda-tanda
Vital
13. Bantu klien
mengubah posisi
miring kanan, miring
kiri dan posisi
setengah duduk
14. Libatkan keluarga
dalam mengubah
posisi
15. Rapihkan tempat
tidur klien dan
membantu mengatur
posisi nyaman klien
16. Ajarkan kembali
relaksasi otot
autugenik untuk
mengurangi setres
atau ketegangan otot
(tarik nafas dalam)
11/01/23 11/01/23 S:
08.00WIB 1. Memonitor karakteristik 14.00WIB 1. Klien mengatakan
luka (mis. Drainase, tangan dan kaki
warna, ukuran, bau) masih suka terasa
08.03WIB 2. Memonitor tanda-tanda kebas
08.05WIB infeksi 2. Klien mengatakan
3. Membersikan luka bahwa dirinya sudah
dengan cairan NaCl. mengerti tanda dan
4. Mengeluarkan cairan gejala infeksi
yang ada pada luka 3. Klien mengatakan
dengan menggunakan sudah mampu
spuit 3cc hingga habis melakukan miring
5. Menekan bagian luka kanan dan kiri
untuk membantu 4. Klien mengatakan
85
dengan NaCl
7. Jadwalkan
perubahan posisi
setiap 2 jam/sesui
kondisi pasien
8. Jelaskan kembali
tanda dan gejala
infeksi
9. Lakukan
pemeriksaan gula
darah
10. Berikan antibiotic
sesuai indikasi
a. Novarapid Inj/SC
(8 unit/ 3 x sehari)
b. Bicnat 500 mg/3x1
c. Calos 500 mg/3x1
d. Asfolat 400 mg/
3x1
e. Levofloxacin 500
mg/hari
11. Identifikas kembalii
adanya nyeri atau
keluhan lainnya
12. Monitor Tanda-tanda
Vital
13. Bantu klien
mengubah posisi
miring kanan, miring
kiri dan posisi
setengah duduk
14. Libatkan keluarga
dalam mengubah
posisi
15. Rapihkan tempat
tidur klien dan
membantu mengatur
posisi nyaman klien
16. Ajarkan kembali
relaksasi otot
autugenik untuk
mengurangi setres
atau ketegangan otot
(tarik nafas dalam)
12/01/23 12/01/23 S:
08.00WIB 1. Memonitor karakteristik 1. Klien mengatakan
luka (mis. Drainase, tangan dan kaki
warna, ukuran, bau) tidak terasa nyeri
08.03WIB 2. Memonitor tanda-tanda lagi
08.06WIB infeksi 2. Klien mengatakan
3. Membersikan luka bahwa dirinya sudah
dengan cairan NaCl. mengerti tanda dan
4. Mengeluarkan cairan gejala infeksi
yang ada pada luka 3. Klien mengatakan
dengan menggunakan sudah mampu
spuit 3cc hingga habis melakukan miring
87
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapat penulis akan
menguraikan pembahasan kasus pada pasien Diabetes Mellitus, dengan nyeri
dan tinjauan yang ada. Pengamatan kasus ini merupakan kenyataan yang
terjadi pada pasien Diabetes Mellitus dengan ulkus diabetikum di Ruang
Penyakit Dalam Non Infeksius RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung tahun 2023.
1. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari subyek asuhhan
merupakan pasien dengan Diagnosa Medis Diabetes Mellitus. Subyek 1
dengan keluhan nyeri. Hasil pemeriksaan fisik pada subyek asuhan antara
lain, pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital
Tekanan Darah: 130/80 mmHg, Nadi: 102 kali/menit, Pernafasan: 20
kali/menit, suhu: 36,6 ºC, SpO2: 99% dan GDS: 254 mg/dL. Klien tampak
lemah dan meringis kesakitan saat luka disentu / dibersihkan, klien tampak
membatasi pergerakan, tampak ada luka ditangan kiri klien dengan
Panjang : 12cm, dan Lebar : 3cm, terdapan exudate bewarna kuning,
berjenis pueulent (mengandung pus) pada luka, jumlahnya sedikit dan
berbau menyengat, luka tampak bewarna hitam, merah muda dan putih
kekuningan, kotor dan lembab, kulit disekitar luka bewarna merah muda
dan kering. Suhunya angat dan terdapat edema disekitar luka, stadium
kerusakan jaringan: epidermis, dermis skala nyeri 6 (1-10).
Pada subyek 2 yaitu pasien tampak lemas dan merasa kebas/ kesemtan
pada kedua kakinya, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital Tekanan
Darah: 120/82 mmHg, Nadi : 85x/menit, Suhu : 36,5ᵒC, Pernafasan :
20x/menit, SpO2 : 99%, dan GDS : 213 mg/dL. Klien tampak lemas
terbaring ditempat tidur, klien tidak merespon rangsagan nyeri, klien tidak
banyak bergerak, tumit kaki kanan klien terdapat luka ulkus dekubiktus,
90
Pasien 1 Pasien 2
Nyeri Akut berhubungan dengan agen Gangguan Integritas jaringan/kulit
pencedera fisik (adanya ulkus pada tangan berhubungan dengan adanya ulkus pada tumit
kiri) kaki kanan
Namun pada penulisan laporan tugas akhir ini berfoskus pada masalah
kebutuhan rasa nyaman yaitu nyeri akut.
Pada masalah keperawatan yang muncul sesuai teori yang mengacu pada
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia didalamnya masalah keperawatan
pada pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien Diabetes
Mellitus adalah nyeri akut, yang ditandai dengan pasien tampak meringis
kesakitan ketika dilakukan pemeriksaan pada ulkus diabetikum dan tampak
bersikap protektif. Batasan karakteristik itu sendiri terdiri dari data mayor dan
minor. Batasan karakteristik dari data mayor antara lain: mengeluh nyeri,
92
4. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Implementasi
Nyeri Akut (D.0077) 1. Mengidentifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas
& intensitas nyeri)
2. Mengkaji skala nyeri yang dirasakan klien
3. Menjelaskan pemicu nyeri yang muncul pada tangan kiri klien
4. Mengajarkan teknik relaksasi seperti tarik nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri
5. Memberikan obat metamizole 1 gr 3x1 diberikan secara IV
Gangguan Pola Tidur 1. Mengidentifikasi factor apa yang mengganggu tidur pasien
(D.0055) (fisik dan/ataupsikologis)
2. Merapihkan tempat tidur klien dan membantu mengatur posisi
nyaman klien
3. Mengajarkan relaksasi otot autugenik untuk mengurangi setres
atau ketegangan otot (tarik nafas dalam).
4. Implementasi keperawatan yang penulis lakukan kepada
subyek telah mengacu pada teori yang dikemukakan oleh
(SIKI , 2018).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi secara keseluruhan terkait tindakan keperawatan dalam
mengatasi nyeri akut diperoleh bahwa tujuan tercapai dibuktikan dengan hasil
bahwa keluhan nyeri pasien dari hari kehari berkurang dengan skala nyeri
pasien menurun 3 (1-10), tampak tidak meringis kesakitan dan tekanan darah
pasien dibatas normal yaitu 103/75 mmHg.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang menckup pengkajian,
perumusan diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi keperawatan,
serta evaluasi makapenulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian keperawatan didapatkan bahwa subjek asuhan merupakan
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman pada
pasien diabetes mellitus diruang penyakit dalam non infeksius RSUD Dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Selain itu dari hasil pengkajian
dapat disimpulkan bahwa, pasien 1 mengeluh nyeri pada luka sedangkan
pasien 2 tidak merasakan nyeri pada luka melainkan kebas atau
kesemutan. Berdasarkan data pasien 1 mengeluh nyeri pada saat luka
disentuh, pasien tampak meringis menahan nyeri dan pasien menjadi
protektif terhadap lukanya, sedangkan pada pasien 2 tidak merasakan apa-
apa pada saat luka disentuh. Lokasi luka pada pasien 1 terdapat dibagian
tangan kiri dengan panjang luka ±12 cm, dan lebar 3 cm, luka dibalut
dengan perban pada seluruh telapak tangannya, tanda-tanda vital: TD:
130/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,6ºC, SpO2: 99%,
sedangkan pada pasien 2 luka terdapat dibagian tumit kaki kanan dengan
panjang 3 cm dan tinggi gelembung 0,5 cm, luka tidak dibalut, tanda-tanda
vital, TD: 120/80 mmHg, N: 85x/menit, S : 36,5ᵒC, RR : 20x/menit,
SpO2 : 99%.
2. Berdasarkan pengkajian penulis merumuskan 4 masalah keperawatan yang
didapatkan pada subyek asuhan yaitu sebagai berikut: pada pasien 1
diagnosa yang didapatkan yaitu myeri akut, gangguan integritas kulit,
gangguan mobilitas fisik, dan pada pasien 2 gangguan integritas kulit,
gangguan mobiltas fisik dan gangguan pola tidur.
94
97
3. Rencana keperawatan yang penulis susun adalah dari (SIKI , 2018) dan
diberikan rencana keperawatan komperhensif dengan memberikan rencana
keperawatan kepada subyek asuhan observasi, mandiri, kolaborasi dan
penkes.
4. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana yang disusun dan
diberikan sama kepada kedua subyek asuhan selama tiga hari berturutturut.
Implementasi dilakukan penulis pada subyek asuhan pada tanggal 09
sampai 14 Februari 2023. Telah dilakukan sesuai rencana yang dibuat.
5. Evaluasi yang didapat penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien 1 yaitu, nyeri pasien menurun menjadi 3 (1-10), tekanan darah
dalam batas normal menjadi 103/75 mmHg, tampak meringis berkurang,
sikap protektif terhadap luka berkurang.pola tidur membaik, dan kesulitan
tidur menurun. Dan pada pasien 2 pasien dapat melakukan miring kanan
dan kiri, pola tidur klien membaik, kesulitan tidur menurun, tekanan darah
dalam batas normal menjadi 110/80 mmHg, N: 83x/menit, S : 36,5ᵒC, RR :
20x/menit, SpO2 : 99%.
B. Saran
Beberapa rekomendasi dari hasil pengumpulan data ini diuraikan sebagai
berikut:
a. Bagi Institusi Pendidikan Prodi D-III Keperawatan
Laporan tugas akhir ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan
informatif serta dapat menjadi referensi dalam mengembangkan dan
menambah ilmu pengetahuan tentang gangguan pemenuhan kebutuhan aman
dan nyaman (nyeri) khususnya nyeri akut pada pasien post debridement
ekstermitas bawah.
b. Bagi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Manfaat laporan tugas akhir ini bag rumah sakit yaitu dapat menjadi bahan
kajian dan evaluasi serta menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman
(nyeri) khususnya nyeri akut pada pasien post debridement ekstermitas bawah.
98
DAFTAR PUSTAKA