Kelas : X RPL 1
No :8
3.
4. ~Diawali dengan banten menyerang pasukan belanda yang ada di Batavia. Pada tahun
1655, Sultan Ageng, Raja Banten saat itu, mengirim 2 gelombang pasukan ke Batava
untuk menyerang pasukan Belanda yang ada di sana.
~Untuk menghentikannya, VOC menawari hadiah - hadiah menarik ke sultan Ageng agar
dia mau menghentikan serangan. Namun Sultan Ageng menolak pemberian hadiah dair
VOC dan malah melancarkan serangan geriliya besar - besaran ke VOC, menghancurkan
banyak perkebunan milik VOC dan merusak kapal - kapal milik Belanda yang berada di
pesisir Pantai.
~Pada saat itu, Kerajaan Banten juga mendapat sejumlah dukungan dari beberapa
kerajaan seperti Kesultanan Cirebon dan Mataram. Ditambah lagi sejumlah dukungan
dari luar negeri seperti Turki, Inggris, Perancis, dan Denmark yang memberikan
bantuannya berupa senjata api. Hal ini semakin memperkuat kedudukan dan kekuatan
kerajaan Banten dalam menghadapi VOC.
~Namun, terdapat perang Internal yang terjadi di kerajaan Banten. Sultan Ageng
memiliki salah seorang putera yang bernama sultan Haji , dan Sultan Haji ini ingin
merebut paksa kedudukan ayahnya sebagai Raja Banten, sehingga pasukan kerajaan
Banten terbelah menjadi 2 kubu.
~ Hal ini dilihat sebagai kesempatan emas oleh VOC yang langsung memberikan
dukungan pasukan dan persejataan kepada Sultan Haji.Setelah pertempuran yang sengit,
pasukan Sultan Haji dan Pasukan VOC Menang dan berhasil memukul mundur pasukan
Sultan Ageng. Namun pada 14 Maret 1683, sultan Ageng berhasil ditangkap oleh
pasukan VOC
~Dibawah pemerintahan Sultan Haji, Kerajaan Banten berada di dalam kekacauan,
karena masyarakat tahu bahwa Sultan Haji telah merendahkan martabat kerajaan Islam
dan meminta bantuan dari penjajah. Terjadilah pemberontakan di mana - mana, kerajaan -
kerajaan yang dulu merupakan sahabat kerajaan Banten pun ikut melaksanakan serangan
ke kerajaan Banten.
~Hingga pada akhirnya, Istana Surosowan yang merupakan simbol kerajaan Banten
runtuh total pada tahun 1813
5. Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 1631 - 1683) adalah putra Sultan Abdul Ma'ali Ahmad
dan Ratu Martakusuma yang menjadi sultan banten periode 1640 - 1650. Ketika kecil, ia
bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang
bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati.