Jawaban
3.
4. Selama tahun-tahun terakhir abad ke-16, Banten tidak diperintah
oleh raja melainkan anggota kerajaan yang lebih tua. hal ini terjadi
karena wafatnya Sultan Maulana Muhammad saat melakukan
penyerangan ke Palembang. Saat itu putra Maulana Muhammad,
Sultan Abdul Kadir masih kecil sehingga pemerintahan dikuasai
oleh Mangkubumi. Sayangnya, Mangkubumi berhasil ditaklukkan
oleh Pangeran Manggala. Pangeran Manggala berkuasa hingga nafas
terakhirnya. Setelah itu, Sultan Abdul Kadir yang sudah dewasa
memimpin kerajaan Banten sepenuhnya. Pada saat-saat inilah posisi
kerajaan Banten kurang diuntungkan.
Setelah Sultan Abdul Kadir dewasa dan memegang kekuasaan
Banten, maka para pedagang Belanda mulai berdatangan ke Banten
dengan bersikap angkuh dan kasar. Saat itu juga bertepatan dengan
penyerangan Banten terhadap Palembang. Sepulangnya dari
penyerangan itu Belanda masih berada di Banten untuk menunggu
hasil panen lada agar bisa dibeli dengan murah.
Pada tahun 1680 Sultan Ageng berniat untuk perang melawan VOC
ketika para pedagang Banten dianiaya. Namun, sebelum perselisihan
dimulai, muncullah tetek bengek dari Putra Mahkota karena ia
mengambil alih kekuasaan, terlebih lagi menawan Sultan Ageng di
kediamannya. Semakin dia berpaling ke Belanda, maka semakin
banyak pula dia kehilangan dukungan dari kaum muslim. Perang
saudarapun tidak dapat dielakkan.
Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat
mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja Inggris di London
tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan
persenjataan. Dalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari
istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa,
namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh
Sultan Haji bersama VOC. Sultan Ageng bersama putranya yang lain
Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah
selatan pedalaman Sunda.
Akan tetapi Belanda masih tidak bisa tidur lelap, karena perjuangan
pasukan Banten tidak terhenti sampai di situ. Sementara VOC terus
mengejar dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng yang
masih berada dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf.