Anda di halaman 1dari 9

Formulir ini diisi dan dikirimkan setiap triwulan oleh Rumah Sakit dan/atau Dinas Kesehatan di Indonesia

dalam rangka pelaporan pengelolaan limbah fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes)

Provinsi : Lampung

Kabupaten : Pringsewu

Rumah Sakit : RSIA Mutiara Hati

Jumlah Tempat Tidur :44 TT

BOR Rate Rumah Sakit (%) : 35,35%

I. Organisasi

1. Berapa jumlah petugas kesehatan lingkungan di RS? (Petugas kesehatan lingkungan/sanitarian atau
yang melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan di RS (minimal berpendidikan D3 atau pernah
mengikuti pelatihan kesehatan lingkungan)

Jawab : 1

2. Apakah RS memiliki unit kerja khusus yang bertanggung jawab mengelola limbah B3 Fasyankes? (Unit
kerja yang salah satu tugas pokok dan fungsinya mengelola limbah serta memiliki alokasi anggaran
tersendiri khusus pengelolaan limbah)

Jawab : Tidak

3. Apakah RS memiliki dokumen lingkungan yang disahkan dengan izin lingkungan? (Dokumen
lingkungan dapat berupa Amdal/UKL-UPL yang sudah disahkan dengan izin lingkungan oleh pemerintah
daerah)

Jawab : Ya

4. Apakah RS memiliki kebijakan tertulis mengenai pengelolaan limbah medis/B3 fasyankes?

Jawab : Ya

Bila ya, dalam bentuk apa :

a. Surat keputusan
b. Surat edaran/himbauan

c. Lainnya

5. Apakah RS memiliki prosedur tetap pengelolaan limbah B3 Fasyankes? (Prosedur/ SPO (Standar
Prosedur Operasional) yang memuat setiap tahap pengelolaan limbah B3 Fasyankes dan ditandatangani
oleh pimpinan RS)

Jawab : Ya

6. Kegiatan/program kesehatan lingkungan/sanitasi yang diterapkan dan dilaksanakan RS (jawaban bisa


lebih dari satu) :

a. Penyehatan ruang bangunan dan halaman

b. Penyehatan hygiene dan sanitasi pangan

c. Penyehatan air

d. Pengelolaan limbah

e. Pengelolaan tempat pencucian linen

f. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu

g. Disinfeksi dan sterilisasi

h. Upaya promosi kesehatan lingkungan

II. Pengelolaan Limbah Padat

1. Apakah ada upaya untuk mengurangi jumlah timbulan limbah B3 fasyankes yang dilakukan RS?
Jawab : Tidak

Bila ya, apa upaya yang sudah dilakukan (jawaban bisa lebih dari satu) :

a. Penggunaan bahan ramah lingkungan

b. Membatasi penggunaan bahan yang dapat menjadi limbah


c. Mengganti bahan habis pakai dengan yang dapat dipakai berulang

d. Limbah dimanfaatkan dengan terlebih dahulu mengolahnya

e. Daur ulang limbah

f. Lainnya

2. Berapa jumlah timbulan limbah padat B3 Fasyankes setiap hari? (Rata-rata timbulan limbah padat
selama tiga bulan terakhir dalam kilogram (Kg) per hari)

Jawab : 290Kg

3. Dimanakah dilakukan pemilahan limbah limbah B3 dan limbah non B3/domestik ?

a. Langsung pada sumber di ruangan penghasil

b. Di TPS

c. Tidak dipilah

d. Lain-lain

4. Limbah B3 dipilah menjadi (jawaban bisa lebih dari satu):

a. Limbah medis

b. Limbah medis tajam (jarum suntik, scalpel, dll)

c. Limbah alkes bermerkuri (thermometer, tensimeter)

d. Limbah B3 berupa lampu baterai cartridge, dll

e. Lainnya

5. Kondisi tempat sampah untuk limbah B3 fasyankes (jawaban bisa lebih dari satu)

a. Dilapisi kantong plastik dengan warna berbeda

b. Diberi label untuk membedakan antara jenis limbah

c. Tempat sampah mudah dibersihkan/dicuci


d. Limbah medis tajam (jarum suntik, dll) disimpan dalam wadah tahan tusuk tahan bocor

e. Pengangkutan limbah dari sumber penghasil ke TPS dilakukan setiap hari

f. Lainnya

6. Apakah RS sudah memiliki izin TPS? (Izin TPS adalah izin tempat penampungan sementara limbah B3
Fasyankes yang disahkan oleh Pemda dan masih berlaku)

Jawab: Ya

Bila ya, tulis nomor izin dan sampai kapan izin berlaku Nomor izin B/526/KPTS/LT.06/2016 Izin berlaku
sampai 2021

Bila tidak, sebutkan alasannya

7. Apakah RS melakukan pengolahan limbah B3 mandiri dengan metode insinerasi? (Limbah RS diolah
sendiri oleh RS dengan incinerator)

Jawab: tIDAK

Apakah incinerator hingga saat ini masih dioperasikan? Jawab : Apakah incinerator memiliki izin yang
masih berlaku?

Jawab : ……………..

Nomor izin :

Izin berlaku sampai :

Suhu bakar (suhu operasional incinerator) : o C Tipe incinerator : a. single burner (satu ruang bakar) b.
double burner (dua ruang bakar) c. rotary kiln
8. Apakah RS melakukan pengolahan limbah B3 mandiri dengan metode non-insinerasi? (limbah RS
diolah sendiri oleh RS dengan sterilisasi (autoklaf, gelombangmikro) dll))

Jawab : Tidak

Bila ya, metode apa yang dilakukan (jawaban bisa lebih dari satu) a. Autoclaving b. Microwaving c. Untuk
jarum suntik menggunakan needle cutter/destroyer/burner, kemudian jarum disimpan di needle pit d.
Disinfeksi secara kimiawi untuk limbah plastik e. Lainnya

9. Apakah RS melakukan pengolahan limbah B3 bekerja sama dengan pihak swasta? (Limbah RS diolah
oleh pihak swasta pengolah yang bekerja sama dengan RS)

Jawab: Ya

Bila ya, apakah pihak swasta memiliki izin yang masih berlaku? Jawab:

Nama perusahaan transporter : Biuteknika Bina Prima

Nomor izin : S.373/VPLB3/PPLB3/PLB.3/4/2019

Izin berlaku sampai : 2024

Nomor MoU : 225: TJS-RSIA MH-GPB/X/2018

MoU berlaku sampai : 2019

Nama perusahaan pengolah : PT Tenag Jaya Sejahtera

Nomor izin : S.25/Menlhk/Setjen/PLB.3/1/2019

Izin berlaku sampai : 2024

Nomor MoU :

MoU berlaku sampai :


10. Apakah RS melakukan pengolahan limbah B3 bekerjasama dengan pihak pemerintah? (Limbah RS
diolah oleh pihak pemerintah pengolah yang bekerja sama dengan RS.

Jawab: Tidak

Bila ya, apakah pihak pemerintah memiliki izin pengolahan limbah yang masih berlaku? Jawab : ………

Nama instansi pengolah : Nomor izin : Izin berlaku sampai : Nomor MoU : MoU berlaku
sampai :

11. Apakah RS melakukan upaya daur ulang untuk limbah padat ?

Jawab : Tidak

Bila ya, upaya apa yang dilakukan (jawaban bisa lebih dari satu) : a. Upaya penggunaan kembali limbah
ember/jerigen plastik b. Melakukan upaya autoclaving/microwaving untuk limbah botol infus untuk
kemudian dicacah untuk kemudian dijual kembali atau diangkut oleh pihak ketiga pengelola limbah c.
Mendisinfeksi limbah botol infus untuk kemudian dicacah untuk kemudian dijual kembali atau diangkut
oleh pihak ketiga pengelola limbah d. Lainnya

12. Penanganan limbah domestik RS (jawaban bisa lebih dari satu) :

a. Memilah antara yang organik dan non organik

b. Mengolah limbah organik menjadi kompos/pupuk

c. Dibawa ke TPS dan diangkut oleh pengangkut sampah dan dibawa ke TPA

d. Lainnya

13. Apakah RS pernah mengalami tumpukan limbah B3 yang belum diolah?

Jawab : Tidak

Bila ya : Lama limbah B3 menumpuk : bulan Banyaknya tumpukan limbah : kg


Alasan mengapa terjadi penumpukan (pilih salah satu) : a. Pihak ketiga tidak mengambil limbah B3
seperti yang tercantum dalam perjanjian b. Alat pengolah limbah yang dimiliki RS rusak c. Lainnya

Untuk mengatasi masalah tersebut, apa yang dilakukan RS? (jawaban bisa lebih dari satu)

a. Bekerjasama dengan pihak transporter dan pengolah yang lain

b. Bekerjasama dengan fasyankes yang memiliki incinerator

c. Memusnahkan limbah dengan cara membakarnya dan tidak memenuhi peraturan yang berlaku

d. Lainnya

14. Apakah RS masih menggunakan thermometer dan tensimeter bermerkuri?

Jawab : Tidak

Bila ya, sebutkan jumlahnya. Termometer ……………… unit Tensimeter ……………….. unit

15. Apakah RS pernah mengalami thermometer dan tensimeter pecah?

Jawab : Tidak

Bila ya, berapa kali terjadi dalam 1 tahun? b. 1-2 kali c. 3-5 kali d. Lebih dari 5 kali

Bila ya, bagaimana penanganannya (pilih salah satu jawaban) a. Menggunakan spill kit khusus merkuri
dengan penanganan sesuai dengan SOP penanganan pecahan alkes bermerkuri dan disimpan pada
wadah yang aman dan anti bocor, dan disimpan di TPS

b. Ditangani seperti tumpahan limbah biasa dengan SOP penanganan tumpahan limbah dan dibuang ke
wadah limbah B3 bersama limbah medis lainnya dan dimusnahkan di incinerator atau dibawa ke pihak
ketiga c. Ditangani seperti limbah biasa tanpa mengikuti SOP khusus dan merkuri dibuang di wadah
limbah domestik atau dibuang ke lingkungan (contoh : sungai, selokan, tanah kosong, dll)
III. Pengelolaan Limbah Cair

1. Apakah RS memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)?


Jawab : (ya, tidak)

2. Bila ya, apakah IPAL berfungsi dengan baik?


Jawab : (ya, tidak)

Penyebab IPAL tidak berfungsi dengan baik :

3. Bila tidak memiliki IPAL, bagaimana pengolahan limbah cair RS?

a. Dengan tanki septik

b. Dialirkan ke selokan atau ke badan air

c. Lainnya

4.

5. Berapa volume limbah cair RS setiap hari? (Rata-rata timbulan limbah cair selama tiga bulan terakhir
dalam meter kubik (m3) per hari)

Jawab: 5 m3

6. Apakah RS memiliki izin pembuangan limbah cair? (Izin pembuangan limbah cair yang disahkan oleh
Pemda dan masih berlaku)

Jawab: Ya

Bila ya, apakah memiliki izin yang masih berlaku?

Jawab : Ya

Nomor izin : 001/KTPS-IPAL.AP/D.14/2019


Izin berlaku sampai : 2024

7. Apakah semua parameter pengujian terakhir limbah cair RS memenuhi bakumutu? (Pengujian
terakhir yang dilakukan terhadap parameter limbah cair sesuai peraturan yang berlaku)

Jawab: Tidak

Bila tidak, sebutkan parameternya : Ammonia bebas, pH, TSS

Anda mungkin juga menyukai