Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
PPK BLUD UPTD PUSKESMAS WARUNGKIARA
JL. Pelabuhan Ratu KM.30 Kec. Warungkiara Kab. Sukabumi
Email : puskesmas.warungkiara@gmail.com Telp. (0266)321182

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN PIMPINAN PPK BLUD UPTD
PUSKESMAS WARUNGKIARA
NOMOR : 440/SK/ /PKM-WRK/I/2023
TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA
RUANG TINDAKAN DI PPK BLUD UPTD
PUSKESMAS WARUNGKIARA

PEDOMAN TATA KELOLA FARMASI DI PPK BLUD UPTD PUSKESMAS


WARUNGKIARA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat di ruang tindakan merupakan pelayanan yang dapat
memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar
dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak
perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar,
sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari
maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian,
selama perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pelayanan Ruang Tindakan harus dikemas dalam bentuk informasi yang jelas,
lengkap dan mudah dipahami bagi semua yang terlibat dalam kegiatan (pimpinan sampai
staf pelaksana/ pendukung) sehingga dapat dipakai untuk melakukan koreksi (bila
diperlukan) atau penyesuaian kegiatan atau bahkan juga replaning. Hasil Pelayanan
dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada
tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/ atau penyesuaian
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Ruang Tindakan perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman dan acuan bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien dan meningkatkan motivasi bekerja
secara tepat dan cepat pada pasien dan keluarga sehingga dapat menciptakan
kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keterampilan petugas perawat dalam pelayanan kasus
memerlukan tindakan gawat darurat
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan dan mencegah kecacatan pasien dan dapat
hidup serta berfungsi sebagaimana mestinya
b. Merujuk pasien melalui system rujukan untuk penanganan yang lebih
memadai

C. Ruang lingkup pelayanan Ruang Tindakan meliputi :


1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
a. Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
b. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat

D. Batasan Operasional
Tempat atau unit pelayanan dengan kemampuan khusus dan peralatan yang
memberikan pelayanan pada pasien yang merupakan dari bagian upaya
penanggulangan pasien secara terorganisir
E. Landasan Hukum
1. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang pedoman pelayanan.
2. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3. UU No. 23 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.
4. UU No. 25 Tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
5. UU No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi
6. UU No. 6 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsomen
7. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
8. PP No. 22 Tahun 1996 Tentang Tenga Kesehatan
9. Keputusan Mentri Kesehatan RI no. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Registrasi dan Praktek Perawat.
10. Keputusan Mentri Kesehatan RI no. 462/Menkes/SK/V/2002 tentang Safe
Community (Masyarakat Hidup Sehat dan Aman )
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Perawat yang bertugas dan bertanggung jawab yang telah diberi
wewenang untuk memberikan pelayanan keperawatan di ruang tindakan
1. Persyaratannya :
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Berijazah formal keperawatan dari semua tingkat pendidikan yang
disahkan pemerintah
c. Memiliki sertifikat pelatihan kegawat daruratan
d. Tanggap dan cekatan terhadap masalah yang dihadapi
2. Secara operasional bertanggung jawab kepada pimpinan Puskesmas
Warungkiara
3. Tugas dan tangung jawab
a. Melakukan Asuhan Keperawatan
 Mengkaji keadaan pasien
 Membuat diagnosa keperawatan
 Membuat rencana keperawatan
 Melakukan tindakan keperawatan
 Melakukan evaluasi keperawatan
 Melakukan dokuemtasi tindakan keperawatan
b. Menyiapkan dan memelihara serta menyimpan peralatan agar selalu siap
pakai
c. Memelihara lingkungan area kerja untuk kelancaran pelayanan
d. Melakukan program orientasi tentang ruang tindakan dan lingkungannya,
peraturan/tata tertib yang berlaku,fasilitas yang ada dan cara penggunaannya
e. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya
maupun dengan anggota tim kesehatan lain
f. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih mampu
menyelesaikan masalah kesehatan yang dapat ditanggulangi
g. Melakukan pertemuan rutin setiap bulan
h. Menyiapkan pasien yang akan pulang
i. Memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan
j. Menaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan Puskesmas
Warungkiara
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan pelayanan dikoordinir oleh Penanggung jawab
ruang tindakan sesuai dengan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan.
Kegiatan pelayanan ruang tindakan dilakukan pada waktu jam pelayanan
puskesmas dan di luar jam kerja pelayanan kesehatan (1x24 Jam)
D. Kemampuan Tenaga Keperawatan
Kemampuan yang harus dimiliki tenaga perawat adalah :
1. Mampu mengenal klasifikasi pasien
a. Tidak gawat dan tidak darurat (false emergency)
b. Ringan
c. Berat
d. Mengancam nyawa
e. Death of Arrival (DOA)
2. Mampu mengatasi keadaan:
a. Syok
b. Gawat napas
c. Kejang
d. Perdarahan
e. Status asmaticus
3. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan Asuhan
Keperawatan
4. Mampu berkomunikasi
a. Komunikasi intern misalnya dengan tim kesehatan dan pimpinan
b. Komunikasi ekstern antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan
E. Etika Kerja
a. Etika kerja
1. Pengertian
a) Etika adalah ilmu yang mempelajari baik buruknya suatu perbuatan
berdasarkan nilai atau norma
b) Etika kerja adalah nilai atau norma yang diyakini yang telah
disepakati oleh profesi/suatu tim kerja keperawatan dalam
melaksanakan tugasnya
2. Tujuan
a. Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
b. Sebagai pedoman untuk anggota tim dalam melaksanakan tugas dengan
baik, benar dan aman sesuai tata nilai keperawatan
c. Mendapatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan
3. Tata laksana
Etika kerja keperawatan di ruang tindakan
a. Mengutamakan keselamatan dan keamanan pasien
b. Memahami dan menghayati serta melaksanakan tugas sesuai peran dan
fungsi batas kewenangan
c. Setiap perawat yang akan melksanakan tindakan di luar
kewenangan harus berdasarkan pelimpahan tugas tertulis
d. Setiap perawat mempunyai tugas untuk menjamin kerahasiaan
informasi/data pasien yang diperoleh pada waktu melakukan
pemeriksaan/tindakan
e. Setiap perawata harus menjaga rekam medis
f. Memberikan informasi kepada pasien/keluarga pada setiap tindakan
keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan peran fungsi dan
kewenangannya serta melakukan komunikasi terapeutik
g. Setiap perawat harus bekerja dengan teliti menghindari kekeliruan
sekecil mungkin
h. Setiap melakukan tindakan keperawatan selalu berusaha menjaga privasi.
Rasa mana dan nyaman pasien
i. Selalu menunjukkan sikap ramah tamah
j. Simpati kepada pasien dan keluarganya, serta sikap percaya diri dalam
melaksanakan tugasnya
k. Tanggap terhadap keluhan pasien
l. Menghargai hak-hak pasien
F. Tata Tertib
1. Pengertian
Tata tertib adalah peraturan yang ditetapkan oleh Puskesmas Sudiang Raya
untuk ditaati dan dilaksanakan oleh semua petugas dan masyarakat sebagi
penguna jasa
2. Tujuan
Untuk menjamin kelancaran pelayanan di ruang tindakan
3. Tata laksana
a. Perawat
1. Harus menaati dan melaksanakan peraturan yang berlaku di
Puskesmas Warungkiara
2. Memakai seragam kerja dan kelengkapannya sesuai aturan
3. Memelihara dan menjaga peralatan siap pakai
4. Ikut menjaga kebersihan, kerapian dan ketertiban
5. Meletakkan dan mengembalikan alat pada tempat yang telah
ditentukan
b. Pasien
1. Menaati peraturan yang berlaku di Puskesmas Sudiang Raya
2. Harus mengutarakan keluhan secara jujur dan lengkap
3. Bila menyetujui inform consent tentang tindakan medic yang akan
dilakukan terhadap pasien, maka keluarga atau pasien menandatangai
surat persetujuan tindakan
4. Bila pasien tidak menyetujui tindakan medic, pasien/keluarga arus
menanda tangani surat penolakan tindakan medis
c. Keluarga Pasien
1. Keluarga harus menunggu di tunggu yang telah disediakan dan ikut serta
menjaga kebersihan, ketertiban dan ketenangan lingkungan
2. Bila masuk ruang tindakan harus seiijin petugas
3. Berperan serta terhadap kelancaran pelayanan
BAB III
STANDAR FASILITAS

A.K e l e n g k a p a n

1. Fasilitas
Ruang Tindakan Puskesmas Warungkiara raya ruangan Triase sekaligus
ruang tindakan bedah atau non bedah dan ruangan observasi jadi satu ruangan.
Memiliki 3 ( 3 ) tempat tidur tindakan bedah, dan 2 tempat tidur untuk tindakan
observasi dan pemeriksaan telemedicine
2. Alat – alat untuk Ruang tindakan :
A. Troli emergency
B. Oxigen lengkap dengan flowmeter (2 set )
C. Spuit semua ukuran
D. Infus set anak/dewasa
E. Tensi meter ( 1 buah )
F. Thermometer ( 1 buah )
G. Tiang Infus ( 2 buah )
H. Nebulizer ( 2 Set )
I. Kursi roda ( 1 Buah )
J. Lemari alat ( 1 Buah )
K. Alat Hecting ( 2 set )
L. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
 Cat gut 2/0
 Silk Black 2/0
M. Lampu sorot ( 1 buah )
N. Kassa (2 tromel )
O. Ganti verban set ( 1 set)
P. Spuit sesuai kebutuhan

Q. Infuset

R. Dower Catheter

S. Stetoskop ( 1 Buah)

3. Alat – alat dalam Kotak emergency / anaphilaktik syock


a. Epineprin
b. Nacl 0.9 %
c. Ringer laktat
d. Ranitidin injeksi
e. Dexamethason injeksi
f. Infus set
g. Iv cateter
h. Plester
i. Spoit 1 cc
j. Gunting
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

a. Pencegahan Terjadinya Infeksi


1. Tujuan
a. Sebagai tolak ukur Asuhan Keperawatan untuk menurunkan kejadian angka
infeksi
b. Pengendalian penggunaan antibiotic secara rasional
2. Cara pencegahan
Upaya pencegahan infeksi meliputi :
Petugas harus :
a. Memahami cara penularan dan pencegahan kuman pathogen
b. Bekerja sesuai prinsip aseptic dan antiseptic
c. Menjaga kebersihan lingkungan
d. Melaksanakan teknik isolasi pada keadaan tertentu
e. Melaksanakan barrier nursing pada saat tertentu (memakai masker, barak
short, sarung tangan)
f. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien dn alat
terkontaminasi
g. Melakukan dekontaminasi terhadap alat kesehatan bekas pakai
h. Membuang jarum suntik yang sudah didekontaminasi ke safety box
3. Alat
a. Disimpan dalam keadaan kering dan bersih
b. Alat steril disimpan di tempat khusus
c. Tidak memakai alat yang diragukan sterilitasnya antara lain pembungkus
alat, lembab, tanpa label yang tidak jelas tandanya, alat yang sudah
disterilkan lebih dari 3x24 jam
d. 1 set alat untuk satu kali tindakan
e. Melakukan dekontaminasi terhadap semua peralatan
f. Membersihkan meja periksa dan alat transportasi tempat tidur habis pakai
4. Pasien
a. Menjaga kebersihan perorangan
5. Lingkungan
a. Sirkulasi udara cukup baik
b. Mencegah adanya genangan air di lantai
c. Membuat jadwal kebersihan secara berkala
d. Tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup dan kedap air
e. Sampah medis diatur dalam tempat khusus seperti :
1) Tempat perban/kasa kotor
2) Kantung bekas darah, urine dll
3) Tempat botol infus
6. Pembuangan limbah
a. Limbah non infeksius yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang
tertutup serta tidak mudah bertebaran selanjutnya di serahkan kepada
pengelola limbah medis
b. Limbah infeksius ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak
mudah bcor serta diberi label merah untuk dimusnahkan
c. Limbah cair dibuang di tempat khusus dan selanjutnya mengalir ke
tempat pengelolaan limbah cair
BAB V
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RUANG TINDAKAN

PUSKESMAS WARUNGKIARA

Beberapa keterampilan pelaksanaan kegiatan sebagai wujud terhadap mutu


layanan pada pasien. Keterampilan tersebut dituangkan dalam bentuk standar
operasional prosedur dan administrasi dan laporan tindakan yang dapat terukur antara
lain:

a. Administrasi :
1. Informed consent
2. Pengadaan obat/bahan/alkes
3. Penyimpanan obat/bahan/alkes
4. SOP pemeliharaan dan perbaikan sarana dan peralatan
5. SOP pemeliharaan peralatan
6. SOP rujukan pasien emergency
7. SOP pemulangan pasien
8. SOP merujuk pasien dengan ambulance
b. Tindakan
1. SOP injeksi intramuskular
2. SOP anestesi lokal
3. SOP tindakan pembedahan
4. SOP aff heacting
5. SOP heacting
6. SOP mengganti verban
7. SOP insisi abses
8. SOP ekstraksi kuku
9. SOP pemberian oksigen
10. SOP pemasangan Kateter
11. SOP memasang infus
12. SOP memasang oksigen
13. SOP syok anafilaktif
14. SOP Nebulizer
15. SOP penanganan gigitan hewan rabies
16. SOP sterilisasi alat
17. SOP perawatan luka
18. SOP penyuluhan pasien
BAB VI

LOGISTIK

Pengadaan peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan terdiri dari :
1. Peralatan kesehatan Alat kesehatan yang digunakan untuk mendiagnosa, menangani,
monitor, dan mengevakuasi (proses rujukan) serta alat medis pendukung untuk
penanggulangan penderita gawat darurat
a. Trauma
b. Non Trauma
2. Obat-obatan emergency
3. Peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan buku pedoman.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

Dalam setiap kegiatan pelayanan di ruang tindakan, petugas perlu memperhatikan


keselamatan dan keamanan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi kepada setiap pasien pada saat pelaksanaan pelayanan di
ruang tindakan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di ruang tindakan, petugas perlu


memperhatikan keamanan dan keselamatan diri sendiri dengan melakukan identifikasi resiko
pada semua jenis pelayanan terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
melakukan pelayanan di ruang tindakan. Oleh karena itu penggunaan APD perlu menjadi
perhatian bagi semua petugas yang akan melakukan pelayanan di ruang tindakan sebagai
bentuk upaya perlindungan diri.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pelaksanaan pelayanan dilakukan dengan cara :


1. Pelaksanaan pelayanan sesuai dengan jadwal pelayanan yang sudah ditetapkan
2. Kepatuhan petugas dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan pedoman
pelayanan dan SPO
3. Berperan serta aktif dalam menjaga mutu pelayanan puskesmas
4. Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pelayanan akan dibahas dalam pertemuan
/ rapat internal lingkup puskesmas.
BAB IX

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertolongan dan tindakan yang diterapkan secara tepat dapat memberikan
perbedaan antara hidup dan mati, antara pemulihan yang cepat dan perawatan di
rumah. Sakit yang lama antara kecacatan temprer dan kecepatan permanen.
Menyelamatkan hidup penting tetapi mengetahui apa yang harus dilakukan
memerlukan perhatian yang lebih besar serta latihan yang lebih banyak.
B. Saran
Pedoman kerja Ruang Tindakan Puskesmas Warungkiara yang telah
disusun masih jauh dari kesempurnaannya, masukan saran dan kritik sangat
diharapkan demi perbaikan penyusunan berikutnya.

Pimpinan PPK BLUD UPTD Puskesmas


Warungkiara,

HUDRIMI,
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
DINAS KESEHATAN
PPK BLUD UPTD PUSKESMAS WARUNGKIARA
JL. Pelabuhan Ratu KM.30 Kec. Warungkiara Kab. Sukabumi
Email : puskesmas.warungkiara@gmail.com Telp. (0266)321182

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN PIMPINAN PPK BLUD
UPTD PUSKESMAS WARUNGKIARA
NOMOR : 440/SK/ /PKM-WRK/I/2023
TENTANG FORMULARIUM PUSKESMAS
TAHUN 2023 DI PPK BLUD UPTD
PUSKESMAS WARUNGKIARA

Anda mungkin juga menyukai