Anda di halaman 1dari 2

B.

Perkembangan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

Kehidupan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin merupakan kelanjutan dari kehidupan
ekononi masa Demokrasi Liberal Penataan perekonomian masa Demokrasi Liberal yang belum stabil
menjadi tantang yang lebih berat bagi perekonomian masa Demokrasi Terpimpin. Di satu sisi berbagai
cara dilakukan ol pemerintahan Soekamo untuk memperbaiki kondisi ekonomi, di sisi lain pemerintahan
melakukan banya pengeluaran, bahkan anggaran belanja negara setiap tahun meningkat.
1. Sistem Ekonomi Terpimpin
Pemberlakuan kembali UUD 1945 pada tahun 1959 menandai pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
dan Sistem Ekonomi Terpimpin.
Dalam rangka mengambil alih penguasaan ekonomi oleh negara dari tangan pengusaha asing. Pemerintah
menargetkan mampu menasionalisasi 80% aset perusahaan-perusahaan Belanda. Akan tetapi, dalam
praktiknya pemerintah hanya mampu menasionalisasi sekira 20% Ketidakmampuan ini disebabkan para
pemilik perusahaan sudah terlebih dahulu menarik modalnya dari Indonesia.Dengan demikian, kebijakan
nasionalisasi perusahaan Belanda mengalami kegagalan.
Guna mendukung program Pembangunan Nasional Semesta Berencana yang dicanangkan oleh
Presiden Soekarno, pemerintah berupaya memaksimalkan peran badan usaha milik
negara.Pemerintah memberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Desember 1950. yang berisi
ketentuan bahwa semua perusahaan milik pengusaha Tionghoa dialihkan ke koperasi agar dapat
menggantikan jalur distribusi yang semula dikuasai oleh pengusaha Tionghoa.

2. Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi Kekacauan politik sebelum tahun
1959 berdampak pada kondisi perekonomian Indonesia masih Demokrasi Terpimpin yang ditandai
dengan terjadinya inflasi.
a. Membentuk Dewan Perancang Nasional
Pada tanggal 15 Agustus 1959 Kabinet Kerja membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas).
Depernas dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 80 Tahun 1958 Depernas dipimpin oleh
Muhammad Yamin dan bertugas mempersiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional serta
menilai penyelenggaraan pembangunan.
Pada tahun 1963 Deparnas berganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yang langsung dipimpin Presiden Soekarno. Tugas Bappenas sebagai berikut.

1) Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan, baik nasional maupun daerah
2) Mengawasi dan menilai laporan pelaksanaan pembangunan.
3) Menyiapkan dan menilai hasil kerja mandataris
untuk MPRS.

b. Devaluasi Mata Uang Rupiah Kebijakan devaluasi mata uang rupiah diterapkan pada tanggal 24
Agustus 1959
Tujuan devaluasi mata uang rupiah adalah meningkatkan nilai rupiah tanpa merugikan rakyat kecil.

c. Menekan Laju Inflasi


Dalam rangka membendung inflasi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1959.Peraturan ini dimaksudkan untuk mengurangi banyaknya
uang beredar serta memperbaiki keuangan dan perekonomian negara.
Jangan kebijakan moneter tersebut pemerintah berhasil mengendalikan inflasi dan mencapai keseimbangan
serta kemantapan moneter dengan menghilangkan Liquidity dalam masyarakat.

d. Deklarasi Ekonomi (Dekon)


Dalam rangka melakukan perbaikan ekonomi, pemerintah membentuk Panitia Tiga Bolas Pa ini
menghasilkan konsep yang kemudian disebut Deklarasi Ekonomi (Dekon) sebagai strategi dasar ekonomi
Indonesia dalam rangka pelaksanaan Ekonomi Terpimpin. Deklarasi Ekonomi diresmikan Presiden
Soekarno pada tanggal 28 Maret 1963. Tujuan Deklarasi Ekonomi sebagai berikut
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dan sisa-sisa
imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.

Deklarasi Ekonomi disusul dengan empat belas perature pelaksanaan yang dikenal dengan nama
Peraturan 28 Mei karena dikeluarkan pada tanggal 26 Mei 1962 Pemerintah Indonesia menyatakan
bahwa pelaksanaan ekonomi Indonesia adalah Berdikari, yaitu bersama di atas kaki sendiri.

e. Dana Revolusi
Pada tahun 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 018 Tahun 1964 Keputusan
Presiden Nomor 360 Tahun 1964 yang berisi ketentuan-ketentuan mengenai perhimpunan dan penggunaan
Dana Revolusi. Selanjutnya, Presiden Soekamo menunjuk Menteri Urusan Bank Sentra Jusuf Muda Dalam
untuk mengelola Dana Revolusi

Dana Revolusi diperoleh dari devisa kredit jangka panjang (deffered payment).Akibat kebijakan ini
utang-utang negara semakin meningkat, sebaliknya ekspor semakin menurun.Pada tahun 1959 tingkat
inflasi hanya 19,42%, tetapi melonjak berlipat mencapai 635,35% pada tahun 1966.

Anda mungkin juga menyukai