Anda di halaman 1dari 2

Demokrasi Terpimpin

(EKONOMI)
Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem pemerintahan yang keputusan dan kebijakannya
dijalankan dengan berpusat pada kekuasaan yang berada pada satu orang (Pemimpin Negara).
Ciri ciri Demokrasi Ekonomi Terpimpin :
a) Seluruh kegiatan ekonomi diatur sepenuhnya oleh pemerintah.
b) Hak milik perorangan tidak diakui, kecuali yang telah dibagikan.
c) Semua sumber dan alat produksi adalah milik negara.
d) Tidak ada kebebasan berusaha bagi individu, karena pembagian kerja diatur oleh pemerintah.
e) Harga-harga ditentukan oleh pemerintah.
Kelebihan atau kebaikan sistem dari ekonomi terpimpin :
a. Pemerintah bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan ekonomi yang berlangsung
b. Pengendalian dan pengawasan kegiatan ekonomi lebih mudah untuk dilaksanakan.
c. Dapat mengurangi kesenjangan sosial antara pihak yang kaya dan yang miskin.
Kelemahan dari sistem ekonomi terpimpin, yakni sebagai berikut :
A. Potensi, kreativitas, dan inisiatif dari individu masyarakatnya tidak dapat berkembang secara
maksimal.
B. Milik perorangan tidak diakui.
C. Tidak ada kebebasan untuk berusaha.
D. Keberhasilan sistem ekonomi komando sangat bergantung pada baik buruknya kualitas pemerintah.

Sistem ekonomi komando ini sempat populer dan banyak dianut oleh negara-negara di dunia. Misalnya seperti
negara-negara Eropa Timur, seperti Rusia, Rumania, dan Polandia. Akan tetapi, sistem ekonomi ini dianggap
tidak mampu memberikan kemakmuran seperti yang diharapkan.

Karenanya, sistem ekonomi komando akhirnya direformasi atau diperbarui secara besar-besaran. Salah satu
reformasi dari sistem ekonomi terpimpin yang pernah terjadi adalah di Rusia. Di Rusia, reformasi tersebut
dikenal sebagai gerakan glasnostatau keterbukaan dan perestroika atau pembaruan. Gerakan reformasi atas
sistem ekonomi terpimpin ini diprakarsai oleh Presiden Mikhail Gorbachev pada tahun 1987.

Latar Belakang
Dalam sistem ekonomi terpimpin, perilaku ekonomi ditentukan oleh pemerintah yang mengambil
keputusan atas sebagian besar masalah ekonomi tentang apa yang harus diproduksi, bagaimana
memproduksinya, dan siapa yang mengonsumsinya. Sistem perekonomian terpimpin ditunjukkan dengan
sentralisasi pengambilan keputusan. Para pemimpin pemerintahan selaku pengambil keputusan,
tersentralisasi biasanya menetapkan rencana yang rinci dan kompleks sehingga memberikan komando
ekonomi kepada segenap bawahan dan rakyat. Oleh karena itu, sistem perekonomian komando disebut juga
dengan sistem ekonomi terpimpin dan sistem ekonomi terencana secara sentral. Dengan demikian, dalam
sistem perekonomian komando, pemerintah hampir memiliki dan menguasai semua sarana produksi (tanah
atau modal).

Di samping itu, pemerintah juga mengatur secara langsung operasi semua perusahaan di berbagai sektor
industri. Jadi, negara merupakan majikan bagi semua angkatan kerja dan menentukan bagaimana mereka
harus melaksanakan pekerjaannya. Pemerintah menentukan juga komposisi barang yang harus diproduksi
dan pendistribusiannya kepada semua anggota masyarakat. Dengan demikian, dalam perekonomian
komando, pemerintah merupakan pemegang pengambilan keputusan secara sentral yang menjawab masalah-
masalah ekonomi utama melalui kepemilikan dan penguasaan atas sumber daya ekonomi melalui kekuasaan
untuk mengambil dan memaksakan keputusan kepada anggota masyarakatnya.
Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi

1. Membentuk Dewan Perancangan Nasional


15 Agustus 1959 Kabinet Kerja membentuk Dewan Perancangan Nasional (Depernas) yang dibentuk
berdasarkan UU No. 80 Tahun 1958 dan dipimpin oleh Muhammad Yamin. Depernas bertugas
mempersiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional serta menilai penyelenggaraan
pembangunan.
1963, Depernas ganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin
Presiden Soekarno.
Tugas Bappenas : 1. Menyusun rencana jangka Panjang dan renana tahunan, baik nasional
maupun daerah.
2. Mengawasi dan menilai hasil kerja mandataris pembangunan.
3. mempersiapkan dan menilai hasi kerja mandataris untuk MPRS.
Pada masa kini Bappenas masih berfungsi sebagai badan yang bertugas merancang program pembangunan,
baik dalam jangka pendek maupun jangka Panjang. ( www.bappenas.go.id )

2. Devaluasi Mata Uang Rupiah


Kebijakan ini diterapkan pada 24 Agustus 1959 dengan tujuan meningkatkan nilai rupiah tanpa
merugikan rakyat kecil. Nilai mata uang Rp1000,00 dan Rp500,00 berubah jadi Rp100,00 dan Rp50,00.

3. Menekan Laju Inflasi


Dalam rangka membendung inflasi pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1959. Peraturan ini dimaksudkan untuk mengurangi banyaknya uang beredar
serta memperbaiki keuangan dan perekonoian negara.

4. Deklarasi Ekonomi (Dekon)


Pemerintah membentuk Panitia Tiga Belas, lalu panitia tersebut menghasilkan konsep yang kemudian
disebut Dekon sebagai strategi dasar ekonomi Indonesia dalam rangka pelaksanaan Ekonomi Terpimpin.
Dekon diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 28 Maret 1963. Tujuan Dekon :
1) Menciptakan ekonomi bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisi Imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.

5. Dana Revolusi
1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 018 Tahun 1964 dan keputusan
Presiden Nomor 360 Tahun 1964 yang berisi ketentuan-ketentuan mengenai perhimpunan Jusuf Muda
untuk mengelola Dana Revolusi.
Dana Revolusi diperoleh dari devisa kredit jangka Panjang. Hasil pengumpulan Dana Revolusi
digunakan untuk membiayai proyek-proyek mendataris presiden, yang bersifat prestise politik dengan
mengorbankan kondisi ekonomi dalam negeri. Akibat kebijakan ini utang-utang negara semakin
meningkat, sebaliknya ekspor semakin menurun.

Anda mungkin juga menyukai