Bab 9
GEJALA GELOMBANG
gelombang serta persamaan umum yang berlaku bagi gelombang. Pada bab
ini kita meningkatkan pemahaman kita tentang gelombang dengan
mempelajari beberapa sifat yang dimiliki gelombang. Kita pentingmemahami
sifat-sifat gelombang karena sifat itulah yang diaplikasikan dalam
kehidupan kita-sehari-hari. Semua teknologi yang memanfaat gelombang
didasarkan pada pengetahuan sifat-sifat gelombang. Dengan kata lain,
teknologi-teknologi tersebut merupakan aplikasi sifat-sifat gelombang.
(B)
(C)
Gambar 9.1 Contoh peristiwa pemantulan gelombang. (A) Pemantulan gelombang tali: (a) pemantulan pasa
ujung tetap dan (b) pemantulan pada ujung bebas. (B) pemantulan gelombang permukaan air oleh dinding. (C)
pemantulan gelombang cahaya oleh logam.
603
Bab 9 Gejala Gelombang
c) Sudut pantul ( p ) adalah sudut yang dibentuk oleh arah sinar pantul
d p (9.1)
Garis normal
bidang pantul
Gelombang datang Gelombang pantul
d p
Bidang pantul
Gelombang datang
t1
d
t2
B D
d p
d p
A C
t3
Gelombang pantul
d p
Gambar 9.3 Pembuktian hukum pemantulan. Dari atas ke bawah adalah perambatan gelombang saat t1, t2, dan
t3. Pada saat t1, berkas cahaya ujung bawah tepat mencapai bidang batas sedangkan berkas cahaya ujung atas
belum mencapai bidang batas. Pada saat t2, berkas cahaya ujung atas baru sampai bidang batas sedangkan
berkas cahaya ujung bawah sudah dipantulkan. Pada saat t3 kedua berkas cahaya sudah dipantulkan.
Pembuktian dilakukan hanya dengan menggunakan aturan geometri sederhana.
605
Bab 9 Gejala Gelombang
c. Pada saat t3 (gambar bawah), bagian atas dan bawah gelombang sudah
meninggalkan bidang pantul dan menjadi gelombang pantul.
Mari kita perhatikan gambar tengah. Perhatika titik A, B, C, dan D.
Waktu yang diperlukan gelombang merambat dari titik A ke titik D persis
sama dengan waktu yang diperlukan gelombang merambat dari ririk B ke
titik C. Dengan demikian kita dapatkan panjang AD = BC. Segitiga ADC dan
ABC adalah segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku berada di titik D dan
titik B. Dengan demikian
BC = AC sin d
AD = AC sin p .
sin d sin p ,
yang menghasilkan d p .
9.2 Pembiasan
Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki medium yang
berbeda dan kecepatan gelombang pada medium awal dan medium yang
dimasuki berbeda. Jika arah datang gelombang tidak sejajar dengan garis
normal maka pembiasan menyebabkan pembelokan arah rambat gelombang.
Gelombang air yang melalui daerah yang lebih dangkal mengalami
perubahan kecepatan, sehingga terjadi pembiasan. Cahaya yang bergerak
dari udara ke air mengalami pembiasan karena perbedaan kecepatan
cahaya di udara dan di air. Gambar 9.4 adalah contoh pembiasan
gelombang air dan gelombang cahaya.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana hubungan antara arah
gelombang datang dan arah gelombang bias? Misalkan kecepatan
gelombang pada medium pertama adalah v1 dan kecepatan gelombang pada
medium kedua adalah v2. Misalkan gelombang datang dari medium pertama
ke medium kedua, maka hubungan antara sudut datang dan sudut bias
606
Bab 9 Gejala Gelombang
memenuhi
sin d sin b
(9.2)
v1 v2
dengan
d sudut datang dan
b sudut bias.
(a)
Gelombang datang
(b)
Sinar datang
Sinar bias
Gambar 9.4(a) Pembiasan gelombang permukaan air dan (b) gelombang cahaya
607
Bab 9 Gejala Gelombang
BC v1t
BC AC sin d
AD AC sin b
Selanjutnya dengan menggunakan empat persamaan di atas maka
kita dapat menulis
v1t AC sin d
v2 t AC sin b
v1t AC sin d
v2 t AC sin b
608
Bab 9 Gejala Gelombang
atau
sin d sin b
v1 v2
t1
d
Gelombang datang
t2
B
d
d
A b C
b D
t3
d
b
Gelombang bias
Gambar 9.5 Pembuktian hukum pembiasan. Dari atas ke bawah adalah perambatan gelombang saat t1, t2, dan
t3.
609
Bab 9 Gejala Gelombang
sin d sin b
c / n1 c / n2
atau
n1 sin d n2 sin b (9.3)
yang merupakan ungkapan hukum Snell. Jelas dari hokum ini bahwa jika
gelombang masuk ke medium dengan indeks bias lebih besar maka arah
rambat mendekati garis normal, dan sebalknya.
Contoh 9.1
Di dalam suatu tabung dimasukkan air dan alcohol (air di bawah
dan alcohol di atas). Modulus volum masing-masing zat cair tersebut adalah
2,0 109 N/m2 untuk air dan 1,0 109 N/m2 untuk alcohol. Massa jenis air
dan alcohol masing-masing 103 kg/m3 dan 7,9 102 kg/m3. Gelombang
udara merambat dalam alcohol dan mengenai bidang batas antara alcohol
dan air dengan sudut datang 45o. Tentukan
a) Kecepatan rambat gelombang dalam air dan dalam alkohol
b) Sudut bias gelombang ketika memasuki air.
Jawab
a) Kecepatan rambat gelombang bunyi dalam fluida memenuhi
B
v
1,0 10 9
v1 = 1125 m/s
7,9 10 2
2,0 10 9
v2 = 1414 m/s
10 3
sin d sin b
v1 v2
atau
v2 1414
sin b sin d sin 45 o 1,26 0,71 = 0,895
v1 1125
atau
b = 63,5o
n1 1
1
x
2
n2 2
2
n3 3 3
3
y
4
n4
4
n5
Gambar 9.6 Cahaya merambat dalam medium berlapis dengan indeks bias berbeda-beda.
611
Bab 9 Gejala Gelombang
n( y) cos ( y) K = n( y0 ) cos ( y0 )
atau
K
cos ( y)
n( y)
612
Bab 9 Gejala Gelombang
sin
tan
cos
1 cos2
cos
1 ( K / n( y )) 2
( K / n( y ))
n( y ) 2 K 2
K
dy n( y ) 2 K 2
dx K
atau
dy dx
n( y ) K
2 2 K
y x
dy dx
y0 n( y ) K
2 2
K
x0
atau
y
dy 1
y0 n( y ) K
2 2
K
( x x0 ) (9.4)
( y y0 ) 1
( x x0 )
n K
2
0
2 K
n02 K 2
y x ( y0 x0 / K )
K
9.3 Superposisi
Kita sudah memahami bahwa ketika gelombang merambat maka
614
Bab 9 Gejala Gelombang
y( x, t ) y1 ( x, t ) y2 ( x, t ) (9.5)
Jika ada N gelombang yang merambat bersamaan dalam medium yang sama
maka simpangan total titik dalam medium memenuhi
y ( x, t ) y1 ( x, t ) y 2 ( x, t ) ... y N ( x, t )
N
y i ( x, t ) (9.6)
i 1
y( x, t ) y1 ( x, t ) y2 ( x, t )
cos cos 2 cos cos
2 2
di mana
t kx 01
dan
t kx 02
Maka
02
t kx 01
2 2
02
01
2 2
02 02
y ( x, t ) 2 A cos 01 cos t kx 01 (9.10)
2 2
02 02
y ( x,0) 2 A cos 01 cos kx 01
2 2
617
Bab 9 Gejala Gelombang
02
A' 2 A cos 01 (9.11)
2
01 02
0 atau 01 02 .
2
01 02
atau 01 02 .
2 2
Dengan demikian, A' 2 A cos 0 . Jika kondisi ini dipenuhi maka
2
amplitudo gelombang superposisi nol. Pada konsisi ini kedua gelombang
dikatakan berlawanan fasa dan superposisi yang terjadi disebut
superposisi destruktif.
Jelas dari penjelasan di atas bahwa interferensi konstruktif atau
destruktif sangat bergantung pada beda fasa dua gelombang yang
mengalami superposisi. Tetapi perlu diingat bahwa interferensi destruktif
hingga ampltitudo total nol hanya terjadi jika dua gelombang memiliki
amplitodo persis sama. Interferensi dekstruktif terjadi karena pengurangan
simpangan dua gelombang. Pengurangan baru menjadi nol jika amplitude
yang dikurangankan memiliki besar yang sama. Jika amplitude gelombang
yang mengalami superposisi tidak sama maka tidak akan pernah diperoleh
ampitudo total nol. Yang akan diamati hanya ampitudo maksimum (ketika
fasa dua gelombang sama) dan amplitudo minimum tetapi tidak nol (ketika
fasa dua gelombang berlawanan). Lebih lanjut, sebenarnya superposisi tidak
hanya untuk dua gelombang, tetapi dapat melibatkan banyak sekali
gelombang seperti yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya.
618
Bab 9 Gejala Gelombang
y1(x,0)
y2(x,0)
y(x,0)
0 2 4 6 8 10 12 14
y1(x,0)
y2(x,0)
y(x,0)
0 2 4 6 8 10 12 14
y1(x,0)
y2(x,0)
y(x,0)
0 2 4 6 8 10 12 14
Gambar 9.8 (a) adalah superposisi gelombang asal yang memiliki fase sama, (b) adalah superposisi gelombang
asal yang memiliki beda fase /2, dan (c) adalah superposisi gelombang asal yang memiliki beda fase .
619
Bab 9 Gejala Gelombang
Pelayangan
Kasus menarik terjadi jika dua gelombang memiliki perbedaan
frekuensi yang sangat kecil. Misalkan
1 2 (9.12)
0 1 2 01 02
2 A cos t cos t (9.13)
2 2 2 2
di mana
0 01 02 .
Gambar 9.9 adalah pola simpangan yang terjadi ketika gelombang
dengan frekuensi sedikit berbeda disuperposisi. Tampak bahwa gelombang
hasil superposisi memiliki amplitudo yang bergantung pada waktu.
Amplitudo bervariasi dari nol sampai 2A. Amplitudo maksimum terjadi
ketika
0
cos t 1
2 2
atau
0
t = 0, - , atau +.
2 2
620
Bab 9 Gejala Gelombang
0
t1 =0 (9.14)
2 2
0
(t1 ) = (9.15)
2 2
y1(0,t)
y2(0,t)
y(0,t)
0 10 20 30 40 50 60 70
Gambar 9.9 Superposisi dua gelombang yang memiliki frekuensi sedikit berbeda. Kurva biru dan merah adalah
gelombang asal dan kurva hijau adalah gelombang hasil superposisi.
0 0
2 (t1 ) 2 2 t1 2
2
atau
2
(9.16)
Contoh 9.2
Sebuah garpu tala menghasilkan frekuensi 400 Hz. Ketika
digetarkan didekat senar gitar yang sedang dipetik, terjadi 20 pelayangan
dalam lima detik. Berapakah frekuensi senar gitar?
Jawab
Frekuensi pelayangan
jumlah pelayangan
f
waktu
20
= 4 Hz.
5
Gelombang Berdiri
Kasus menarik lain terjadi jika gelombang yang bersuperposisi
merambat dalam arah berlawanan. Misalkan gelombang pertama merambat
ke arah kanan,
y1 ( x, t ) A cost kx 01
y2 ( x, t ) A cost kx 02
02 02
2 A cos kx 01 cos t 01
2 2
Dengan menggunakan sifat cos ( ) cos , maka bagian kosinus pertama
di ruas kanan persamaan di atas dapat diubah penulisannya sehingga
diperoleh
02 02
y ( x, t ) 2 A cos kx 01 cos t 01 (9.17)
2 2
Gambar 9.10 Contoh gelombang berdiri pada tali. Mengapa bisa terjadi geombang berdiri? Tali digetarkan di
salah satu ujung dan merambat ke ujung sebelah yang dikaitkan secara kuat. Di ujung kedua tersebut
gelombang mengalami pemantulan dan merambat dalam arah berlawanan. Saat gelombang bergerak balik ini,
ujung pertama masih digetarkan sehingga terjadi superposisi gelombang yang terus dihasilkan dan gelombang
yang dipantulkan. Dua gelombang tersebut memiliki amplitude dan frekuensi yang sama namun bergerak dalam
arah berlawanan. Oleh karena itu superposisinya menghasilkan gelombang berdiri.
02
cos k 0 01 0 (9.18)
2
dan
02
cos kL 01 0 (9.19)
2
01 02 3
, , ... (9.20)
2 2 2
01 02 3
kL , , ... (9.21)
2 2 2
02 01 02
kL 01 n
2 2
kL n (9.22)
juga memiliki bermacam-macam nilai yang mungkin. Oleh karena itu akan
lebih tepat jika kita menggunakan symbol n . Dengan demikian, bialngan
gelombang pada senar gitar memenuhi
n
kn (9.23)
L
2L
n (9.24)
n
v v
fn
n ( 2 L / n)
v
n (9.25)
2L
625
Bab 9 Gejala Gelombang
(a)
(b)
Gambar 9.11 Berbagai pola gelombang berdiri yang terbentuk pada tali. (a) ketika tali dipetik. (b) Terbentuk
gelombang berdiri di mana satu tali membentuk setengah gelombang berdiri (atas), satu gelombang berdiri
(tengah) dan satu setengah gelombang berdiri (bawah)
Contoh 9.3
Frekuensi dasar dawai biola adalah 440 Hz. Berapakah frekuensi
empat harmonik pertama
Jawab
Berdasarkan persamaan (9.24), kita dapat menulis
fn n
fn n
n
f1 1
y1 A1 cos(1t k1x1 1 )
y2 A2 cos(2t k2 x2 2 )
dengan
A1 adalah amplitude gelomabng dari sumber pertama
A2 adalah amplitude gelombang dari sumber kedua
1 adalah frekensi sudut gelombang dan sumber pertama
2 adalah frekuensi sudut gelombang dari sumber kedua
k1 adalah bilangan gelombang dari sumber pertama
k2 adalah bilangan gelombang dari sumber kedua
1 fase awal gelombang dari sumber pertama
2 fase awal gelombang dari sumber kedua
S1
x1
y1 A1 cos(1t k1 x1 1 )
P
y2 A2 cos(2t k 2 x2 2 )
x2
S2
Gambar 9.12 Gelombang dari dua sumber bertemu di suatu titik pengamatan.
628
Bab 9 Gejala Gelombang
yP y1 y2
x x 2 x x 2
yP 2 A cos t k 1 2 1 cos k 1 2 1
2 2 2 2
x x 2
yP A( x1 x2 ,1 2 ) cos t k 1 2 1
2 2
dengan
x x 2
A( x1 x2 ,1 2 ) 2 A cos k 1 2 1
2 2
x x 2
cos k 1 2 1 1
2 2
x1 x2 1 2
k n
2 2
dengan n = 0, 1, 2, ….
Sebaliknya, amplitude efektif di titik P selalu nol jika terpenuhi
x x 2
cos k 1 2 1 0
2 2
Atau
x1 x2 1 2 1
k n
2 2 2
dengan n = 0, 1, 2, ….
2 1
x x2 x1
2
k
2 x
n
2 2
630
Bab 9 Gejala Gelombang
x n (9.16)
2
2 x 1
n
2 2 2
1
x n (9.17)
2 2
I A( x1 x2 , 1 2 ) , atau
2
x
I 4 A2 cos2 k
2 2
x
I I 0 cos2 k (9.18)
2 2
x
I I 0 cos2 (9.19)
631
Bab 9 Gejala Gelombang
I0
x
-2 - 0 2
Gambar 9.13 Intensitas gelombang hasil superposisi dua gelombang yang memiliki amplitudo, frekuensi, dan
panjang gelombang yang sama
r1 x 2 y 2
r2 ( x d ) 2 y 2
632
Bab 9 Gejala Gelombang
P
r2 r2
x
S1 S2
Gambar 9.14 Dua sumber gelombang di air menghasilkan pola superposisi di titik P yang sembarang.
A
y1 cos(t kr1 )
r1
A
y2 cos(t kr2 )
r2
1 1
y A cos(t kr1 ) cos(t kr2 )
r1 r2
1 1
y A cos(t kr1 ) cos(t kr1 kr )
r1 r2
633
Bab 9 Gejala Gelombang
dengan
r r1 r2
Ae
( A / r2 ) sin(kr )
A / r2
kr
t kr1
A / r1
( A / r2 ) cos(kr )
2 2
A A A
Ae cos(kr ) sin( kr )
r1 r2 r2
x
d
y
d
r1
1
d
r2
2
d
634
Bab 9 Gejala Gelombang
r1 d 2 2 d1
r2 d ( 1) 2 2 d2
r d d 2
2 ( 1) 2 2
Amplitudo efektof selanjurtnya dapat ditulis
2 2
A 1 1 1
Ae cos(kd ) sin( kd ) (9.30)
d 1 2 2
Mathematica.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9.16 Gambar (a) adalah profil amplitude afektir yang dihitung dengan persamaan (9.30) di mana
amplitude yang dihasilkan sumber berbanding terbalik dengan akar jarak dari sumber gelombang. Gambar (b)
adalah diagram contour dari amplitude yang dihasilkan tersebut. Gambar (c) adalah profil amplituoo efektif
dengan asumsi bahwa amplitude yang dihasilkan konstan selama perambatan gelombang dan gambar (d)
adalah diagram contour dari amplitude tersebut.
9.4 Difraksi
Setelah mempelajari tentang fenomena interferensi, mari kita
lanjutkan pembahasan kita pada fenomena serupa, yaitu difraksi. Difraksi
sebenarnya adalah interferensi juga. Kalau fenomena intrferensi dikitkan
dengan superposisi sumber gelombang yang jumlahnya berhingga, pada
fenomena difraksi dikaitkan dengan superposisi sumber gelombang yang
jumlahnya sangat banyak (mendekati tak berhingga). Dengan kata lain,
636
Bab 9 Gejala Gelombang
637
Bab 9 Gejala Gelombang
(a) (b)
Satu sumber
Tak berhingga
gelombang
Cahaya datang
monokromatik
Cahaya datang
monokromatik
gumber gelombang
P
Satu sumber
gelombang P
(c) (d)
Sangat banyak
gumber gelombang
Cahaya datang
monokromatik
P P
Sangat banyak
gumber gelombang
Gambar 9.17 (a) dua selah sangat sempit berperan sebagai dua sumber titik sehingga proses superposisinya
adalah interfensi. (b) satu celah sempit berperan sebagai tak berhingg sumber titik sehingga proses
superposisinya adalah difraksi. (c) kisi tembus berperan sebagai sumber titik yang julahnya sangat banyak
sehingga proses superposisinya adalah difraksi. (d) kisi pantul berperan sebagai sumber titik yang julahnya
sangat banyak sehingga proses superposisinya adalah difraksi.
jauh lebih besar dari panjang gelombang yang melewati celah tersebut maka
kita pandang celah tersebut sebagai sumber banyak gelombang.
Gambar 9.18 Difraksi gelombang permukaan air yang melewati celah: (a) Celah sempit dan (b) celah lebar.
(a) (b)
Gambar 9.19 Difraksi yang dihasilkan oleh permukaan CD atau DVD. Cahaya yang dipancarkan oleh CD atau
DVD tampak berwarna. Ketika data dituliskan pada CD atau DVD maka yang dilakukan adalah membuat
goseran-goresan para permukaan DC tersebut. Goresan tersebut berperikalu sebagai kisi pemantul
x( z, t ) Ax sin(1t k1 z )
y( z, t ) Ay sin(2t k2 z 2 )
r ( z, t ) x( z, t )iˆ y( z, t ) ˆj
r (0, t ) Ax sin(2t )iˆ Ay sin(2t 2 ) ˆj (9.31)
(a) (b)
1.5 2/1 = 1.0 1.5 2/1 = 1.01
y y
1 1
0.5 0.5
0 0
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5
x x
-0.5 -0.5
-1 -1
-1.5 -1.5
0.5 0.5
0 0
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5
x x
-0.5 -0.5
-1 -1
-1.5 -1.5
Gambar 9.20 Kurva Lissajous yang diperoleh dari persamaan (9.29) dengan mengguanakan parameter: 1 = 20
rad/s, Ax = Ay = 1, dan 2 = /4. Sejumlah rasio 2/1 digunakan: (a) 1,0, (b) 1,01, (c) 1,05, dan (d) 1,1
9.5 Polarisasi
Ketika gelombang merambat maka titik-titik pada medium
mengalami penyimpangan. Untuk gelombang transversal, arah
penyimpangan titik-titik tersebut tegak lurus arah rambat gelombang. Jika
selama gelombang merambat arah penyimpangan selalu sama, misalnya
selalu berarah dari atas ke bawah, maka kita katakan gelombang tersebut
mengalami polarisasi linier. Contoh simpangan gelombang terpolarisasi
tampak pada Gambar 9.21. Sebaliknya, jika selama gelombang merambat,
arah penyimpangan titik-titik pada medium selalu berubah-ubah secara
acak maka kita katakana gelombang tersebut tidak terpolarisasi.
Ada jenis polarisasi lain seperti berikut ini. Jika selama perambatan
gelombang arah penyimpangan selalu berubah-ubah secara teratur,
misalnya:
i. mula-mula ke atas setelah berlangsung t, aranya ke kiri
642
Bab 9 Gejala Gelombang
Gambar 9.22 Gelombang tali memiliki polarisasi linier: (a) arah simpangan selalu vertical dan (b) arah
simpangan selalu horizontal.
9.6 Dispersi
Lampu yang kalian nyalakan di rumah memancarkan cahaya dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Frekuensi gelombang yang dipancarkan
lampu tidak hanya satu, tetapi sangat bervariasi. Apalagi lampu yang
warnanya putih seperti lampu tabung, frekuensi gelombang yang
643
Bab 9 Gejala Gelombang
t=0
t = t
t = 2t
t = 3t
t = 4t
t = 5t
t = 6t
Gambar 9.22 Amplitudo gelombang pada berbagai waktu dilihat dari depan (gelombang bergerak menuju mata
kalian) untuk (a) gelombang tidak terpolarisasi, (b) gelombang terpolarisasi linier, (c) gelombang terpolarisasi
lingkaran, dan (d) gelombang terpolarisasi ellips.
644
Bab 9 Gejala Gelombang
merah.
(a) (b)
Sinar matahari
Butir air
Ungu
Berkas cahaya
yang masuk mata Sinar matahari
Ungu
Butir air
Merah
(c)
Gambar 9.23 (a) Dispersi cahaya matahari oleh droplet air di udara menghasilkan pelangi. (b) Dispersi cahaya
oleh prisma.
Jika cahaya putih jatuh pada bidang batas dua medium dengan
sudut tertentu, maka gelombang yang masuk ke medium kedua mengalami
pembiasan. Besarnya sudut bias bergantung pada kecepatan rambat
gelombang dalam medium-medium tersebut berdasarkan persamaan
sin d / v1 sin b / v 2 . Karena gelombang dengan frekuensi berbeda memiliki
kecepatan rambat berbeda, maka gelombang dengan gfrekuensi berbeda
memiliki sudut bias yang berbeda. Akibatnya, dalam medium kedua, berkas
dengan frekuensi berbeda, bergerak dalam arah yang sedikit berbeda.
Peristiwa ini kita amati sebagai penguraian cahaya putih atas
spectrum-spektrum yang memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Peristiwa
ini dinamakan dispersi. Gambar 9.23 memperlihatkan contoh fenomena
645
Bab 9 Gejala Gelombang
dispersi.
Peristiwa dispersi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pelangi adalah dispersi cahaya matahari oleh bintik-bintik air di udara.
Prisma dapat menguraikan cahaya putih atas sejumlah spectrum karena
fenomena dispersi.
v
f (9.32)
646
Bab 9 Gejala Gelombang
v v
sumber
Gambar 9.24 Pola kompresi udara yang dihasilkan di sekitar sumber yang diam.
647
Bab 9 Gejala Gelombang
vT 'uT '
1
T'
vu
1 1 v
f ' vu f
atau
vu
f ' f (9.33)
v
u
Pendengar menerima
v puncak gelombang
uT’ vT’
Selang watu T’
Pendengar menerima
puncak gelombang berikutnya
Gambar 9.25 Pendengar menerima puncak gelombang berikutnya setelah bergerak menuju ke arah sumber
bunyi.
u
Pendengar menerima
v puncak gelombang
vT’
Selang watu T’
uT’
Pendengar menerima
puncak gelombang berikutnya
Gambar 9.26 Pendengar menerima puncak gelombang berikutnya setelah bergerak menjauhi arah sumber
bunyi.
vT 'uT '
1
T'
v u
649
Bab 9 Gejala Gelombang
1 1 v
f ' vu f
v u
f ' f (9.34)
v
' vT wT
v vw
f' f
v
f ' f (9.35)
vw
650
Bab 9 Gejala Gelombang
w v
(a)
vT =
wT ’
Selang watu T
w v
(b)
vT =
Selang watu T wT
’
Gambar 9.27(a) Sumber bunyi mendekati pengmatan yang diam dan (b) sumber bunyi menjauhi pengamatan
yang diam. Jarak puncak gelombang yang dihasilkan sumber bunyi yang mendekati rapat dan yang
menjauhipengamat lebih renggang.
651
Bab 9 Gejala Gelombang
' vT wT
v vw
f' f
v
f ' f (9.36)
vw
652
Bab 9 Gejala Gelombang
vu
f ' f (9.37)
vw
cermin
Gambar 9.28 Urutan tanda pada persamaan frejuensi gelombang adalah pencerminan (plus, minus, minus,
plus)
Pada Gambar 9.28, tanda-tanda sebelah atas pada tiap sisi cermin
adalah untuk kondisi mendekati dan tanda-tanda sebelah bawah pada tiap
sisi cermin adalah untuk kondisi saling menjauhi. Contohnya adalah jika
sumber mendekati pengamat dan pengamat menjauhi sumber. Maka
tandanya seperti pada Gambar 9.29. Jadi persamaannya adalah
vu
f ' f.
vw
Contoh berikutnya adalah ketika sumber dan pengamat saling
menjauhi. Pada kasus ini tandanya seperti pada Gambar 9.30. Jadi
vu
persamaannya adalah f ' f.
vw
653
Bab 9 Gejala Gelombang
Gambar 9.29 Tanda yang digunakan ketika sumber mendekati pengamat dan pengamat menjauhi sumber
Gambar 9.30 Tanda yang digunakan ketika sumber dan pengamat saling menjauhi
Contoh 9.4
Kereta api mendekati kemudian melewati stasion sambil
membunyikan sirine dengan frekuensi 500 Hz. Laju kereta api konstan,
yaitu 30 m/s. Bagaimana perubahan frekuensi sirine kereta api yang
didengar oleh orang yang sedang duduk di stasiun? Anggaplah laju
perambatan bunyi 330 m/s.
654
Bab 9 Gejala Gelombang
Jawab
Di sini pengamat diam dan sumber bunyi yan bergerak. Saat kereta
api sedang mendekati stasiun maka sumber bunyi bergerak mendekati
pengamat yang diam sehingga frekuensi yang didengar pengamat adalah
v 330
f ' f 500 = 550 Hz
vw 330 30
Gambar 9.31 Tanda yang digunakan ketika sumber dan pengamat saling mendekati
Saat kereta api tepat sejajar stasiun maka tidak ada gerak relatif
sumber bunyi terhadap pengamat. Dalam kondisi ini, baik pengamat
maupun sumber bunyi dapat dianggap diam. Frekuensi yang didengar
pengamat sama dengan frekuensi yang dihasilkan sumber bunyi, yaitu 500
Hz. Saat kereta api sedang menjauhi stasiun maka sumber bunyi bergerak
menjauhi pengamat yang diam sehingga frekuensi yang didengar pengamat
adalah
v 330
f ' f 500 = 458 Hz
vw 330 30
(v o)T '
1 vo
T'
vo
f ' f (9.38)
v
(v o)T '
1 vo
T'
vo
f ' f (9.39)
v
656
Bab 9 Gejala Gelombang
vu o
f ' f (9.40)
vw
c
f ' f (9.41)
cw
c 1
c w 1 w
c
1
w w
1 1
c c
w
f ' 1 f (9.42)
c
f f ' f
w
f (9.43)
c
Contoh 9.5
Perkirakan perubahan frekuensi garis natrium-D yang memiliki
panjang gelombang 589 m akibat rotasi permukaan matahari. Jari-jari
matahari adalah 7,0 108 m dan periode rotasinya 27 hari.
Jawab
Periode rotasi matahari T = 27 hari = 27 hari 24 jam/hari 60
menit/jam 60 s/menit = 2,3 106 s. Keliling matahari
s 2r 2 3,14 7,0 10 4,4 10
8 9
m. Laju tangensial permukaan
matahari di khatulistiwa
s 4,4 10 9
w = 1900 m/s
T 2,3 10 6
658
Bab 9 Gejala Gelombang
w w c w 1900
f f 3,2 10 9 Hz
c c 5,89 10 7
Planet
m
Pusat
Bintang massa
d2
M d1
Gambar 9.32 Planet dan bintang berevolusi mengelilingi titik pusat massa.
m
d1 D
M m
M
d2 D
M m
Kecepatan sudut orbit planet maupun bintang terhadap pusat massa sama.
Kita misalkan kecepatan sudut tersebut adalah . Dengan demikisn,
kecepatan tangensial bintang dan planet terhadap pusat massa adalah
m
v1 d1 D (9.43)
M m
M
v2 d 2 D (9.44)
M m
Mm
G 2
m 2 D
D
1/ 3
GM
D 2 (9.45)
u d1
1/ 3
m GM
2
M m
m
GM 1 / 3
M m
u d1
m
GM 1 / 3
M m
661
Bab 9 Gejala Gelombang
u
f f
c
m
GM 1 / 3 f (9.46)
M m c
dan
u
f f
c
m
GM 1 / 3 f (9.47)
M m c
Bintang
u- u+
Bumi
Planet
.
Gambar 9.33 Revolusi bintang terhadap pusat massa mentebabkan adanya gerak relative terhadap bumi.
Pengaruh gerak ini terhadap frekuensi cahaya yang dipancarkan paling besar saat bintang mendekati dan
menjauhi bumi.
Gambar 9.34 Skematik pipa organa terbuka (a) dan tertutup (b). Ujung terbuka atau tertutup menentukan pola
gelombang berdiri yang terbentuk. Pada ujung tetutup selalu terbantuk simpul dan pada ujung terbuka selalu
terbentuk puncak atau lembah.
3 5
L = , , , , …. n (9.48)
2 2 2 2
2L
(9.49)
n
3 5
L = , , , …. (n 12 ) (9.50)
4 4 4 2
2L
(9.51)
(n 12 )
Saat kolom udara dalam pipa organa bergetar, maka udara di luar
pipa organa yang bersentuhan dengan kolom udara dalam pipa ikut pula
bergetar dengan frekuensi yang sama. Karena medium dalam pipa organa
sama dengan udara di lur pipa organa, maka kecepatan rambat gelombang
dalam pipa organa sama dengan kecepatan rambat gelombang di udara di
luar pipa. Akibatnya, panjang gelombang yang dibentuk oleh kolom udara
dalam pipa organa persis samam dengan panjang gelombang bunyi yang
merambat di luar pipa organa. Ini berbeda dengan getaran dawai gitar di
mana panjang gelombang dawai tidak sama dengan panjang gelombang
bunyi yang dihasilkan.
665
Bab 9 Gejala Gelombang
Contoh 9.6
Yang mana dari pernyataan berikut yang benar. Pipa organa terbuka
yang panjangnya 25 cm menghasilkan frekuensi nada dasar sama dengan
frekuensi yang dihasilkan oleh dawai yang panjangnya 150 cm. Jika cepat
rambat bunyi di udara 340 m/s dan cepat rambat gelombang transversal
pada dawai 510 m/s, maka nada manakan yang dihasilkan dawai?
Jawab
Panjang gelombang yang dihasilkan pipa organa terbuka memenuhi
2L
n
Panjang gelombang nada dasar adalah (n = 1)
2 L 2 25
= 50 cm = 0,5 m
1 1
Frekuensi bunyi yang dihasilkan pipa organa
v 340
f = 680 Hz
0,5
Jika frekuensi ini sama dengan frekuensi yang dihasilkan oleh dawai gitar
maka panjang gelombang dawai gitar adalah
u 510
d = 0,75 m
f 680
2L
d
n
2L 2 1,5
n 4
d 0,75
Jadi dawai gitar bergetar pada harmonik ke-3 (n=1 nada dasar, n = 2
harmonik pertama, n=3 harmonik kedua, n=4 harmonik ketiga).
666
Bab 9 Gejala Gelombang
9.11 Ultrasonik
Ultrasonik adalah gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas
20.000 Hz. Gelombang ini tidak dapat didengar oleh telinga. Namun,
beberapa hewan seperti anjing dan kelelawar dapat mendengar bunyi
ultrasonik.
Walaupun tidak dapat didengar telinga, gelombang ultrasonik
banyak dinamfaatkan manusia. Pemanfaatan yang paling banyak saat ini
dijumpai dalam bidang kedokteran. Ketika gelombang ultrasonik berpindah
dari satu medium ke medium lainnya di mana pada dua medium tersebut
kecepatan gelombang berbeda maka yang terjadi adalah
i. Sebagian gelombang dipantulkan
ii. Sebagian gelombang dibiaskan (diteruskan) ke medium berikutnya
iii. Intensitas gelombang yang dipantulkan dan dibiaskan bergantung
pada lagu gelombang pada dua medium.
Fenomena ini dilukiskan pada Gambar 9.37. Sifat ini dimanfaatkan untuk
menyelidiki keadaan dalam tubuh menggunakan gelombang ultrasonik.
Gambar 9.37 Gelombang mengalami pemantulan dan pembiasan (transmisi) setiap melewati bidang batas dua
medium
Pulsa datang
Pantulan
Gambar 9.38 Pulsa yang tampak pada layar merepresentasikan gelombang yang dipantulkan pada batas antara
organ-organ dalam tubuh. Berdasarkan selang waktu antar dua pulsa setra tinggi pulsa maka bayangan organ
dalam tubuh dapat dibuat (dengan komputer)
668
Bab 9 Gejala Gelombang
Gambar 9.39 Contoh bayangan yang dibuat berdasarkan intensitas dan waktu tunda gelombang ultrasonik yang
diarahkan ke perut ibu hamil. Bayangan seorang bayi terlihat dengan jelas.
Gel
u
Sel darah
Gambar 9.40 Skema pengukuran laju aliran darah dalam nadi menggunakan gelombang ultrasonic.
2 fu cos
f (9.52)
v
9.12 Modulasi
Topik terakhir yang akan kita bahas pada bab ini adalah tentang
modulasi gelombang, khususnya gelombang elektromagnetik. Apa itu
modulasi? Mari kita diskusikan.
Jika kita berbicara maka gelombang suara yang dihasilkan mulut
merambat di udara hingga sampai ke telinga pendengar dan menggetarkan
gendang telinga. Saat gelombang suara merambat maka terjadi penyerapan
sebagian energy gelombang oleh molekul-molekuk di udara. Akibatnya
makin jauh dari pembicara energy suara yang dihasilkan makin kecil
sehingga suara yang didengar oleh pendengar makin kecil. Jika jarak
pendengar sangat jauh, misalnya beberapa ratus meter maka suara yang
kita hasilkan tidak bisa lagi didengar. Selurush energy suara yang kita
hasilkan sudah habis diserap oleh udara. Dengan demikian, jika hanya
mendalkan gelombang suara maka kita hanya dapat berkomunikasi hingga
jarak beberapa puluh meter saja. Pertanyaan menarik adalah, bagaimana
caranya kita bisa berkomunikasi dengan orang yang berada pada jarak
hingga beberapa kilometer atau ratusan kilometer? Bagaimana cara kita
mengirim sinyal suara ke orang yang jaraknya sangat jauh tersebut yang
bahkan tidak dapat kita lihat? Inilah yang menjadi latar belakang teknologi
modulasi. Lalu apa modulasi itu?
Setelah gelombang elektromagnetik ditemukan, para ahli
mengetahui bahwa gelombang ini dapat merambat hingga jarak yang sangat
jauh. Penyerapan gelombang elektromagnetik oleh udara sangat kecil
sehingga gelombang tersebut dapat merambat tanpa kehilangan energy
berarti hingga jarak ribuan kilometer. Bahkan gelombang elektromagnetik
yang dipancar bitang-bintang yang berjarak miliaran tahun cahaya dapat
mencapai bumi. Kalau begitu, apakah mungkin suara kita dibawa dengan
gelombang elektromagnetik sehingga dapat mencapai jarak yang sangat
jauh? Lalu bagaimana caranya?
670
Bab 9 Gejala Gelombang
yc A cos(kc x ct 0 )
Gambar 9.41 Bentuk gelombang elektromagnetik sinusoidal. Dalam komunikasi, gelombang elektromagnetik ini
sering disebut gelombang pembawa.
Gambar 9.42 Contoh sinyal suara yang akan ditumpangkan pada gelombang elektromagnetik pembawa
dapat berubah, tidak sesuai dengan ampliutudo yang dikirim semula. Saat
sampai ke peneruima, amplitude gelombang sudah berubah. Karena
detector mendeteksi perubahan amplutido gelombang, maka sinyak suara
yang dideteksi mengalami gangguan, tidak persis sama dengan sinyal suara
yang dikirim.
c xm (t )dt
di mana
menjadi
c X 0 cos( a t )dt
X 0
c sin( a t )
a
Dengan frekuensi seperti ini maka bentuk gelombang yang dikirim menjadi
seperti pada Gambar 9.44. Amati perubahan kerapatan dan kerenggangan
frekuensi. Kerapatan atau kerenggangan tersebut ditentukan oleh sinyal
suara atau informasi yang dibawa. Pada bagian detector, sinyak yang
dibawa diekstrak kiembali dari pola perubahan frekuensi.
673