Anda di halaman 1dari 20

A

MODUL 1
Mata Kuliah
Pengantar Kearsipan

Dr. Purwanto Putra, M.Hum


Drs. Sugiyanta, S.Sos.,M.Pd
Dra. Suyati DM

Materi 1 Perkuliahan Pengantar Kearsipan untuk


mahasiswa Semester 1 Program Studi D3
Perpustakaan FISIP UNILA

user
[Alamat email]
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka ......................................................................................... 0
BAB 1 ......................................................................................................... 2
PENGANTAR KEARSIPAN ........................................................................ 2
A. Pengertian Informasi Dan Dokumen Dan Arsip ........................... 2
1. Informasi .................................................................................. 2
2. Dokumen .................................................................................. 2
3. Arsip ......................................................................................... 3
B. Fungsi arsip ................................................................................... 5
C. Jenis-jenis Arsip ............................................................................ 6
D. Prinsip Kearsipan ........................................................................ 10
1. Asal Usul ................................................................................ 10
2. Susunan Asli ........................................................................... 10
E. Model Pengelolaan Arsip ............................................................ 11
1. Model Siklus Hidup ................................................................ 11
2. Model kontinum ..................................................................... 13
F. Rangkuman ................................................................................. 15
G. Latihan tugas ............................................................................... 16
H. Rujukan ....................................................................................... 18

MK Pengantar Kearsipan 1
BAB 1
PENGANTAR KEARSIPAN

A. Pengertian Informasi, Dokumen Dan Arsip


1. Informasi
Menurut Foskett informasi adalah pengetahuan yang menjadi
milik bersama karena dikomunikasikan. Dalam hal ini, informasi
mencakup pengetahuan yang disampaikan lewat buku, artikel
majalah, film, video dan juga pengetahuan yang disampaikan
secara lisan dalam suatu percakapan, ceramah, pidato dan lain
sebagainya.
Sedangkan data diartikan sebagai penyajian informasi dalam
bentuk atau cara formal yang cocok untuk dikomunikasikan,
diinterpretasikan dan diolah, secara umum oleh sistem
komputer. Catatan: istilah data mentah (raw data) adalah
informasi yang belum diolah (unprocessed information)
2. Dokumen
Di bawah ini diberikan beberapa pengertian tentang istilah
dokumen.
1. Dokumen adalah sebuah unit dari informasi terekam.
2. Dokumen didefinisikan sebagai unit terstruktur dari
informasi terekam, diterbitkan, atau tidak diterbitkan,
dalam bentuk kertas atau elektronik dan dikelola
sebagai unit yang berbeda dalam sistem informasi
(Australian Standar).
3. Dokumen berarti segala informasi terekam dan

MK Pengantar Kearsipan 2
mencakup apapun di atasnya; tertulis ada tanda,
gambar, simbol; apapun yang berupa suara, gambar,
atau tulisan yang dapat direproduksi dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu lainnya; atau sebuah peta,
gambar atau foto.
4. Dokumen adalah suatu perangkat perantara yang sangat
penting untuk mengkomunikasikan informasi di antara
manusia. Melalui dokumen suatu informasi dapat
disosialisasikan pada komunitas tertentu.
5. Dokumen dalam Undang-undang Republik Indonesia No.8
Th 1997, tentang Dokumen Perusahaan. Dalam Pasal 1
ayat 2 (ketentuan umum) bahwa dokumen perusahaan
adalah data, catatan, dan atau keterangan dibuat atau
diterima oleh perusahaan dalam rangka
pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas
atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak
apapun yang dapat dilihat, dibaca atau didengar.
3. Arsip
Secara etimologi, istilah arsip berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“Arche” yang berarti “Permulaan”, kemudian menjadi “Ta
Archia” dan selanjutnya menjadi “Archeon” yang berarti
“Gedung Pemerintahan”. Kemudian dalam Bahasa Latin
berbunyi “Archivium”. Istilah arsip dalam Bahasa Indonesia
merupakan terjemahan kata “archief” dari Bahasa Belanda.
Karena pada mulanya lembaga kearsipan di Indonesia didirikan
oleh pemerintah Hindia Belanda yang menggunakan istilah
Belanda.1

1 Sulistyo-Basuki. Pengantar Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia,


2003.

MK Pengantar Kearsipan 3
Secara umum arsip didefinisikan sebagai informasi terekam
dalam setiap bentuk, termasuk data dalam sistem komputer,
yang dibuat atau diterima dan dikelola oleh sebuah badan
korporasi atau perorangan dalam transaksi bisnis atau
melakukan kegiatan dan disimpan sebagai bukti akan transaksi
atau kegiatan tersebut.

Sedangkan pada Undang-Undang No. 43 tahun 2009 Tentang


Kearsipan, arsip dipahami sebagai rekaman kegiatan atau
peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat
dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Batasan lain terkait definisi arsip dimaknai oleh Internasional


Standars Organization (ISO) arsip adalah informasi yang disimpan
dalam berbagai bentuk, termasuk data dalam komputer, dibuat
atau diterima serta dikelola oleh organisasi maupun orang dalam
transaksi bisnis dan menyimpannya sebagai bukti aktivitas.2
Arsip ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk:
a. Kertas, mikrofilm atau elektronik
b. Dokumen atau berkas, cetak biru, gambar, lukisan, fotok dll.
c. Data dari sistem bisnis, dokumen yang dihasilkan oleh
pengolah kata, spreadsheet, berita surat elektronik, citra
digital
d. Digital atau video

2 Iso 15489-1: 2001

MK Pengantar Kearsipan 4
e. Dokumen tulisan tangan
f. Arsip berstruktur lepas seperti korespondensi atau bentuk
sangat terstruktur seperti formulir.

B. Fungsi arsip
Arsip merupakan dokumen penting untuk mempelajari masa lalu
yang berdampak pada pengetahuan masa kini dan mendatang.
Keberadaan arsip menentukan perkembangan peradaban di
masa depan.
Fungsi arsip ialah :
1. Sebagai sumber ingatan
Arsip merupakan sumber ingatan institusi sebagai memori
aktivitas yang dilakukannya. Oleh karena itu, pengelolaan
arsip mutlak dilakukan agar informasi terkait aktivitas
organisasi dapat ditelusuri dan diakses jika dibutuhkan pada
masa mendatang.
2. Sebagai alat bukti atau legalitas
Arsip yang dimiliki organisasi memiliki fungsi sebagai
pendukung legalitas atau bukti-bukti apabila diperlukan.
Misalnya bila organisasi terlibat dalam proses hukum di
pengadilan, baik terkait perkara pidana maupun perdata
akan membutuhkan arsip untuk pembuktian dan menunjang
tuntutan maupun pembelaan.
3. Sebagai bahan pengambilan keputusan
Pihak manajemen dalam kegiatannya tentunya memerlukan
berbagai data atau informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan. Data dan informasi tersebut dapat ditemukan
dalam arsip yang disimpan dalam berbagai media, baik
media elektronik ataupun non elektronik.

MK Pengantar Kearsipan 5
4. Sebagai sumber rujukan sejarah
Arsip yang merekam informasi masa lalu dan menyediakan
informasi untuk masa yang akan datang. Sehingga arsip
dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui
perkembangan sejarah atau dinamika kegiatan organisasi.

C. Jenis-jenis Arsip
Arsip dapat digolongkan atas berbagai jenis atau macam,
tergantung dari sisi peninjauannya, antara lain:
1. Berdasarkan Fungsi. Menurut fungsi dan kegunaanya, arsip
dapat dibedakan menjadi:
a) Arsip dinamis, yakni arsip yang masih dipergunakan
secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
atau penyelenggaraan administrasi perkantoran.
b) Arsip statis, yaitu arsip yang tidak dipergunakan lagi
secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan atau
penyelenggaraan administrasi perkantoran, atau sudah
tidak dipakai lagi dalam kegiatan perkantoran sehari-
hari.
2. Berdasarkan Nilai Guna. Ditinjau dari segi nilai gunanya,
arsip dapat dibedakan atas nilai guna primer dan nilai guna
sekunder.
a. Nilai guna primer, yaitu nilai arsip yang didasarkan
pada kegunaan untuk kepentingan lembaga/instansi
pencipta atau yang menghasilkan arsip. Nilai guna
primer meliputi:
1) Nilai guna administrasi, yaitu nilai guna arsip yang
didasarkan pada kegunaan untuk pelaksanaan
tugas dan fungsi lembaga/instansi pencipta arsip.

MK Pengantar Kearsipan 6
2) Nilai guna hukum yaitu arsip yang berisikan bukti-
bukti yang mempunyai kekuatan hukum.
3) Nilai guna keuangan yaitu arsip yang berisikan
segala hal yang menyangkut transaksi dan
pertanggungjawaban keuangan.
4) Nilai guna ilmiah dan teknologi yaitu arsip yang
mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai
akibat/hasil penelitian murni atau penelitian
terapan.
b. Nilai guna sekunder, yaitu nilai arsip yang didasarkan
pada kegunaan arsip sebagai kepentingan
lembaga/instansi lain, dan atau kepentingan umum di
luar instansi pencipta arsip, serta kegunaannya sebagai
bahan bukti pertanggungjawaban. Nilai guna sekunder
meliputi :
1) Nilai guna pembuktian, yaitu arsip yang
mengandung fakta dan keterangan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana
lembaga/isntansi tersebut diciptakan,
dikembangkan, diatur fungsinya, dan apa
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, serta apa
hasil/akibat dari kegiatan itu.
2) Nilai guna informasi, yaitu arsip yang mengandung
informasi bagi kegunaan berbagai kepentingan
penelitian dan sejarah, tanpa dikaitakan dengan
lembaga/instansi penciptanya.
3. Berdasarkan Sifat Arsip. Berdasarkan sifatnya, arsip dapat
dibedakan atas :

MK Pengantar Kearsipan 7
a. Arsip tertutup, yaitu arsip yang dalam pengelolaan dan
perlakuannya berlaku ketentuan tentang kerahasian
surat-surat.
b. Arsip terbuka yakni pada dasarnya boleh diketahui oleh
semua pihak/umum.
4. Berdasarkan Tingkat Penyimpanan dan Pemeliharaannya.
Menurut tingkat penyimpanan dan pemeliharaannya, arsip
terdiri dari:
a) Arsip sentral, yaitu arsip yang disimpan pada suatu
pusat arsip (depo arsip), atau arsip yang dipusatkan
penyimpan dan pemeliharaannya pada suatu tempat
tertentu.
b) Arsip pemerintah yang mengandung nilai khusus ada
yang disimpan secara nasional di Jakarta yaitu pada
Lembaga Arsip Nasional Pusat yang disebut dengan
nama ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia).
Sedangkan lembaga pemerintah yang menyimpan dan
memelihara arsip pemerintah di daerah yaitu
Perpustakaan dan Arsip Daerah. Arsip sentral disebut
juga Arsip makro atau arsip umum, karena merupakan
gabungan ataupun kumpulan dari berbagai arsip unit.
c) Arsip unit, yaitu arsip yang disimpan di setiap bagian
atau setiap unit dalam suatu organisasi. Arsip unit
disebut juga arsip mikro atau arsip khusus, karena
khusus hanya menyimpan arsip yang ada di unit yang
bersangkutan.
5. Berdasarkan Keasliannya. Menurut keasliannya, arsip
dibedakan atas arsip asli, arsip tembusan, arsip salinan, dan
arsip petikan.

MK Pengantar Kearsipan 8
6. Berdasarkan Subyeknya. Berdasarkan subyek atau isinya,
arsip dapat dibedakan atas berbagai macam, misalnya Arsip
Keuangan, Arsip Kepegawaian, Arsip Pendidikan, Arsip
Pemasaran, Arsip Penjualan, Arsip Perkreditan dan
sebagainya.
7. Berdasarkan Bentuk dan Wujudnya. Menurut bentuk atau
wujudnya, arsip terdiri dari berbagai macam, misalnya
surat (arsip korespondensi) yang dalam hal ini diartikan
sebagai setiap lembaran kertas yang berisi informasi atau
keterangan yang berguna bagi penyelenggaraan kehidupan
organisasi, seperti naskah perjanjian/kontrak, akte,
notulen rapat, laporan, kuitansi, naskah berita acara, bon
penjualan, kartu pegawai, tabel, gambar, grafik atau
bagan. Selain surat, bentuk atau wujud arsip dapat juga
berupapita rekam, piringan hitam, mikrofilm, CD, dsb.
8. Berdasarkan Sifat Kepentingannya. Menurut sifat
kepentingannya, arsip dapat dibedakan atas :
a. Arsip non-esensial, yaitu arsip yang tidak memerlukan
pengolahan dan tidak mempunyai hubungan dengan
hal-hal yang penting sehingga tidak perlu disimpan
dalam waktu yang terlalu lama.
b. Arsip penting yaitu arsip yang mempunyai nilai hukum,
pendidikan, keuangan, dokumentasi, sejarah, dan
sebagainya. Arsip yang demikian masih dipergunakan
atau masih diperlukan dalam membantu kelancaran
pekerjaan. Arsip ini masih perlu disimpan untuk waktu
yang lama, akan tetapi tidak mutlak permanen.
Arsip vital, yaitu arsip yang bersifat permanen, disimpan untuk
selama-lamanya, misalnya akte, ijazah, buku induk mahasiswa,
dsb.

MK Pengantar Kearsipan 9
D. Prinsip Kearsipan
Dalam melakukan pengelolaan arsip setidaknya terdapat 4
(empat) prinsip. Adapun keempat prinsip itu ialah asal usul,
susunan asli, deskripsi kolektif, dan aras kontrol. Keempat
prinsip ini membentuk sistem yang koheren untuk mengatur
arsip agar arsip tersedia bagi pemakai.
Berikut penjelasan masing-masing prinsip pengelolaan arsip:

1. Asal Usul
Prinsip ini melihat bahwa semua dokumen yang berasal dari
satu lembaga (fonds) dijadikan satu. Artinya arsip tetap
dipertahankan susunannya ketika arsip ditransfer ke depo arsip.
Jadi prinsip asal usul mengutamakan pencipta arsip. Arsip yang
berasal dari pencipta arsip tertentu tidak boleh
dicampuradukkan dengan arsip ciptaan unit lain. Misalnya di
Kementerian PUPR, arsip dari Dirjen Bina Konstruksi dipisahkan
dari arsip Dirjen Bina Marga walaupun sama-sama menyangkut
keuangan. Prinsip ini memberikan kemudahan bagi arsiparis
dalam mengelola arsipnya.
2. Susunan Asli
Prinsip ini menyatakan bahwa arsip dipertahankan sesuai
dengan susunan sebagaimana susunan arsip ketika masih aktif.
Alasannya adalah karena unit kerja menciptakan arsip dalam
rangka memenuhi tugas dan fungsinya. Oleh karenanya arsip
tidak akan berguna bila arsip ditataulang ketika arsip akan
ditransfer ke depo arsip. Oleh karena itu, susunan asli harus
dipertahankan
Prinsip susunan asli dirancang untuk melestarikan struktur
berkas secara keseluruhan dari sebuah institusi, termasuk seri
arsip khusus dan hubungannya dengan seri arsip lainnya.
Arsiparis cenderung mempertahankan hampir semua sistem

MK Pengantar Kearsipan 10
pemberkasan yang koheren. Hal tersebut dianut karena
umumnya penataan ulang makan waktu dan seringkali bersifat
subjektif sehingga umumnya susunan asli tetap dipertahankan
terkecuali bila prinsip susunan asli ini malah menimbulkan
masalah dalam pemanfataannya.

E. Model Pengelolaan Arsip


1. Model Siklus Hidup
Secara umum, pengelolaan arsip didasarkan pada siklus hidup
arsip dimulai dari arsip tersebut diciptakan sampai pada tahap
penyusutan. Siklus hidup arsip ini terbagi menjadi delapan fase
yaitu penciptaan, distribusi, penggunaan, penyimpanan arsip
dinamis aktif, pemindahan, penyimpanan arsip dinamis inaktif,
pemusnahan, dan penyimpanan permanen.
Pada fase pertama sampai ke empat, arsip dinamis berupa arsip
dinamis aktif yang dikelola dan disimpan oleh unit kerja
penciptanya. Pada fase lima dan enam, arsip dinamis sudah
menjadi arsip dinamis inaktif yang menjadi tanggung jawab dan
disimpan di Depo Arsip. Depo Arsip dinamis bisa berlokasi di
lingkungan organisasi itu sendiri, atau berada diluar lokasi.

MK Pengantar Kearsipan 11
Gambar 1. Model Siklus Hidup Arsip Dinamis

MK Pengantar Kearsipan 12
Sementara model pengelolaan arsip yang lain adalah model
kontinum arsip yang memusatkan pada manajemen arsip sebagai
proses kontinun yang meliputi penciptaan arsip.
Model ini melihat perlunya mengelola arsip dari perspektif
aktivitas yang mendokumennya, bukannya sebagai visualisasi
tahap yang berurutan; pandangan terakhir ini dianut oleh model
siklus arsip. Pada model siklus arsip melihat arsip apa yang perlu
diperoleh sebagai bukti aktivitas, sistem dan peraturan yang
diperlukan untuk mengupayakan perolehan dan pemeliharaan
arsip, berapa lama arsip disimpan guna memenuhi keperluan
bisnis dan persyaratan lain, berapa lama arsip disimpan dan
siapa yang berhak mengaksesnya.
Pada model siklus hidup, konsep pemusnahan yang terjadi pada
tahap terakhir justru tidak menekankan perlunya mendisain
sistem yang akan memperoleh arsip bernilai permanen sejak
tahap awalnya. Pada model siklus hidup, tahap pertama
merupakan tahap penciptaan tetapi pada model kontinum arsip
justru pada tahap awal sudah mulai dilakukan penilaian arsip
yang bernilai permanen.
2. Model kontinum
Model kontinum arsip terbagi atas 4 dimensi sebagai berikut:
Dimensi pertama, arsip aktivitas badan korporasi diciptakan
sebagai bagian proses komunikasi kegiatan dalam badan
tersebut seperti pembuatan surat dengan media kertas maupun
elektronik, perangkat lunak manajemen dokumen dan aplikasi
perangkat lunak lainnya.
Dimensi kedua, arsip yang telah dibuat atau diterima oleh
sebuah badan korporasi diberi tengara dengan informasi
(metadata) tentang arsip tersebut, bagaimana kaitan arsip
tersebut dengan arsip lain.

MK Pengantar Kearsipan 13
Dimensi ketiga, arsip menjadi bagian formal sistem simpan dan
temu balik yang membentuk memori korporasi.
Dimensi keempat, arsip tertentu yang diperlukan untuk
pertanggungjawaban masyarakat atau bentuk memori kolektif
lainnya menjadi bagian dari sistem kearsipan yang lebih luas
yang meliputi arsip dari berbagai badan korporasi.
Kegiatan operasional pada model kontinum dokumen dapat
berlangsung sekaligus dan simultan berkat perkembangan
teknologi informasi. Metadata (data tentang data) dapat
ditambahkan secara automatis atau oleh masukan manusia.
Penegaraan metadata bagi sebuah dokumen mampu memenuhi
berbagai kebutuhan, mulai dari saat pembuatan sampai dengan
tahap-tahap lainnya.

Arc
hives
(Corpor
ate
memory Archives
)

Gambar 2: model kontinum dokumen

MK Pengantar Kearsipan 14
F. Rangkuman
Di dalam kegiatan manajemen rekod, rekod yang diterima atau dibuat akan
disimpan untuk berbagai keperluan. Penyimpanan rekod ini menggunakan
sistem pemberkasan tertentu agar rekod mudah ditemu balik. Pemberkasan
rekod merupakan salah satu kegiatan utama dalam manajemen rekod.
Landasan hukum tentang kearsipan di Indonesia adalah Undang- undang
dan peraturan pemerintah. UU dan PP ini dijadikan rujukan untuk
penyusunan kebijakan dalam pengelolaan arsip organisasi. Khususnya
harus memperhatikan Undang-undang No. 7 Tahun 1971 tentang Pokok-
pokok kearsipan dan undang-undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan.
Sistem pemberkasan pada dasarnya dibagi menurut sistem abjad, numerik,
kronologis, dan warna. Sistem pemberkasan menurut abjad dapat
dikembangkan lagi menjadi sistem abjad nama orang dan badan korporasi,
abjad tempat atau geografi dan abjad subjek. Pemberkasan menurut abjad
nama menggunakan pendekatan nama keluarga dalam arti nama keluarga
yang menjadi titik akses. Di Indonesia tidak semuanya menggunakan nama
keluarga, maka nama akhir diperlakukan sebagai nama keluarga.
Rekod yang tidak digunakan lagi untuk keperluan sehari-hari oleh instansi,
perusahaan, serta perorangan akan berubah statusnya dari rekod aktif
menjadi rekod inaktif. Rekod inaktif harus tetap dipertahankan untuk
keperluan rujukan atau memenuhi persyaratan retensi sesuai dengan
ketentuan undang-undang.
Deskripsi adalah proses merekam informasi yang dibakukan menyangkut
susunan, isi, dan format arsip sehingga pemakai yang membaca deskripsi
tersebut dapat menentukan apakah arsip tersebut relevan atau tidak relevan
dengan kebutuhannya. Prinsip deskripsi kolektif memperlakukan rekod
yang diterima oleh depo arsip sebagai himpunan, bukan sebagai unit
tunggal, melainkan diperlakukan secara kolektif.

MK Pengantar Kearsipan 15
G. Latihan tugas
1) PP tentang penyusutan arsip adalah ....
A. No. 34 Tahun 1997
B. No. 34 Tahun 1979
C. No. 34 Tahun 1989
D. No. 2 Tahun 1979

2) Dokumen yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1997


adalah ....
A. surat dinas
B. warkat pos
C. naskah dan konsep
D. dokumen elektronik

3) Sedangkan Undang-undang No. 7 Tahun 1971 memberikan


definisi tentang ....
A. arsip statis
B. arsip dinamis aktif dan inaktif
C. dokumen keuangan
D. alih media arsip

4) Untuk e-government diatur dalam ….


A. PP No.20 Tahun 2001
B. PP No. 34 Tahun 1997
C. UU KUHD
D. INPRES No. 3 Tahun 2003

MK Pengantar Kearsipan 16
5) Surat edaran Kepala ANRI No. 01 Tahun 1981 memberikan peraturan
untuk ....
A. penentuan arsip statis
B. nilai guna arsip
C. pemusnahan arsip
D. alih media arsip

6) Menentukan nilai guna arsip di tentukan dalam SE Ka. ANRI A. No.


8 Tahun 1980
B. No. 02 Tahun 1981
C. No. 01 Tahun 1981
D. UU No. 7 Tahun 1971

7) UU No 8 Tahun 1997 sebenarnya memberikan acuan dalam masa


simpan dokumen ....
A. surat menyurat
B. rahasia
C. keuangan
D. yang dialihmediakan

8) PP No. 87 Tahun 1999 adalah tentang ....


A. peraturan penyimpanan dokumen keuangan
B. peraturan pengalihan bentuk dokumen

MK Pengantar Kearsipan 17
C. penyusutan dokumen
D. penilaian dokumen

9) PP No. 88 Tahun 1999 adalah tentang ....


A. tata penyimpanan arsip statis
B. pengesahan bentuk alih media
C. pemindahan arsip ke arsip nasional
D. pembentukan pusat arsip di institusi

10) UU diterapkan di institusi dalam bentuk ....


A. petunjuk teknis
B. peraturan pemerintah
C. Surat Keputusan
D. perjanjian kerja sama (PKS)

H. Rujukan
1. Diamond, Susan Z. Records management. 3rd ed. New York:
Amacon,1995.
2. Iacovino, Livia. ‘Things in action’: teaching law to recordkeeping
professionals. Melbourne : Ancora Press, 1998.
3. Kennedy, Jay and Schauder, Cherryl. Records : a guide to corporate
record keeping. Melbourna : Longman, 1998.
4. Koulopoulos, Thomas M. and Frappaolo, Carl. Electronic document
management Systems: a portable consultant .New York: McGraw
Hill,1995.

MK Pengantar Kearsipan 18
5. Kursus Manajemen Arsip Dinamis. Kumpulan makalah. Jakarta :
Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas
Indonesia, 2000.
6. Lawanda, Ike Iswary. Pengelolaan data informasi perkantoran. Bogor:
Akademia, 2006.
7. Parker, Elizabeth. Managing your organizations’s records. .London:
Library Association, 1999.
8. Penn,Ira A.; Pennix, Gail B. and Coulson, Jim. Records management
handbook. Aldershot: Gower, 1989.
9. Read-Smith, Judith; Ginn, Mary Lea and Kallaus, Norman F. Records
management. 7th ed. Cincinatti,OH: South-Western, 2002.
10. Ricks, Betty. Recods and image management: a records system
approach. 3rd ed. Cincinatti: South-Western, 1995.. 1995.
11. Saffady, William. Records and information management:
fundamentals and professional practice. Prairie Village, Kansas:
ARMA International, 2004.
12. Shepherd, Elizabeth and Yeo, Geoffrey. Managing record: a
handbook of principles and practice. London: Facet, 2003.
13. Stephens, David O. and Waallace, Roderick C. Electronic records
retention: An introduction. Prairie Village, Kansas: ARMA
International, 1997.
14. Sulistyo-Basuki. Manajemen arsip dinamis . Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2003.

MK Pengantar Kearsipan 19

Anda mungkin juga menyukai