Catatan tersebut dapat berupa tulisan, gambar, atau rekaman, warkat yang berbentuk
tulisan pada umumnya ditulis diatas lembaran kertas atau buku mislanya formulir, kalender
atau catatan harian, catatan kuliah, surat, buku teks, laporan penelitian dan laporan
keuangan.
Warkat yang berbentuk gambar misalnya foto, denah, model dan bagan.
Sedangkan warkat yang berbentuk rekaman adalah semua bentuk rekaman dalam film,
kasat, piringan dan berbagai macam disket (disk) seperti hardisk dan compact disk.
Hal ini diperlukan dengan adanya UU No 43 tahun 2009, yaitu tentang Kearsipan untuk itu
ada beberapa batasan arsip sebagai berikut :
1. Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara seistematis karena mempunyai
kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali (The
Liang Gie, 1990:2)
2. File adalah arsip aktif yang masih terdapat di unit kerja dan masih diperlukan dalam
proses administrasi secara aktif (Hadi Abubakar,1996:10)
3. Pertinggal adalah berkas yang disimpan sebagai bahan peringat berwujud catatan
atau bentuk lain (sularso mulyono dkk, 1985:1)
4. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh lembaga negara organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (UU No 43 tahun
2009 pasal 1 atau 2)
5. Arsip adalah dokumen tertulis yang mempunyai histori, disimpan dan dipelihara
ditenpat khusus untuk refernsi (kamus besar bahasa indonesia)
6. Arsip adalah segala kertas naskah buku, foto film mikrofilm, rekaman suara, gambar
peta, bagan, atau dokumen lain dalam segalam macam bentuk dan sifatnya aslinya
atau salianannya,, serta dengan segala cara penciptaanya, dan yang dihasilkan atau
diterima oleh suatu badan sebagai bukti atau tujuan organisasi, fungsi,
kebijaksanaan, keputusan, prosedur, pekerjaan atau kegiatan pemerintahan yang
lain atau karena pentingnya informasi yang terkandung di dalamnya (Warsanto,
1991:81)
7. Filling (kearsipan) adalah penempatan kertas-kertas dalam tempat penyimpanan
yang baik menutur aturan yang telah di tentukan terlebih dahulu sedemikian rupa
sehingga setiap kertas (surat)apabila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan
mudah dan cepat (Sularso Mulyono dkk, 1985:3)
sedangkan pengertian arsip menurut Drs. Sutarto (1997:200) mengatakan arsip sebagai
kumpulan warkat yang memiliki guna tertentu, disimpan secara sistematis dan dapat
ditemukan kembali dengan cepat.
Arsip dinamis dalam bahasa ingris disebut Record, sedangkan arsip statis dalam bahasa ingris
disebut archieve
E. Jenis-jenis Arsip
Bentuk arsip dapat beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas dan tulisan seperti yang
sering dianggap oleh kebanyakan orang. Namun, dalam sebagian besar kantor, arsip dapat
berupa surat atau dokumen berbentuk lembaran kertas bertulisan. Dapat dibedakan
beberapa jenis arsip :
1. Arsip menurut subyek dan isinya
Menurut subyek atau isinya, arsip dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a. Arsip kepegawaian, contoh : data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat
pengangkatan [egawat, rekaman presensi dan sebagainya.
b. Arsip keuangan contoh : laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti
pembelian, surat perintah membayar.
c. Arsip pemasaran, contoh : surat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian
penjualan, daftar pelanggan, daftar harga dan sebagainya.
d. Arsip pendidikan, contoh : kurikulum, satuan pelajaran daftar hadir siswa, rapot,
transkip mahasiswa, dan sebagainya.
2. Arsip menurut bentuk dan wujud fisik
Penggolongan ini lebih didasarkan kepada tempilan fisik media dan digunakan dalam
merekam informasi. Menurut bentuk dan wujud fisiknya, arsip dapat dibedakan
menjadi:
a. Surat, contoh : naskah perjanjian/kontrak, akre pendirian perusahaan, surat
keputusan, notulen rapat, berita acara, laporan, tabel, dan sebagainya
b. Pita rekaman
c. Mikro film
d. Disket
e. Compact disk(CD)
3. Arsip menurut Nilai atau Keguanaanya
Penggolongan arsip lebih didasarkan pada nilai dan kegunaanya. Dalam penggolongan
ini ada bermacam-macam arsip yaitu :
a. Arsip bernilai informasi, contoh : pengumuman, pemberitahuan, undangan dan
sebagainya.
b. Arsip bernilai administrai, contoh : ketentuan-ketentuan organisasi, surat keputusan,
prosedur kerja, uraian tugas pegawai dan sebagainya.
c. Arsip bernilai hukum, contoh : akte penduruan perusahaan akta kelahiran, akta
perkawainan, surat perjanjian, surat kuasa, perasilan dan sebagainya.
d. Arsip bernilai sejarah, contoh : laporan tahunan, notulen rapat, gambar/foto
persitiwa dan sebagainya.
e. Arsip bernilai ilmia, contoh : hasil penelitian
f. Arsip berniali keuangan contoh : kuitansi, bon penjualan laporan keuangan dan
sebagainya
g. Arsip bernilai pendidikan, contoh : karya ilmiah para ahli kurikulum satuan pelajaran
program pengajaran dan sebagainya.
Sekarang ini banyak peralatan dan perlengkapan kearsipan yang tesedia dan diperjualbelikan.
Sehingga kebituhan perlatan dan pelengkapan kearsipan pada suatu kantor sengan mudah dipenuhi
sesuai dengan kebutuhan, ukuran, jenis dan harganya.
Selain tersedia di toko, peraltan dan perlengkapan kearsipan dapat juga dipesan sesuai dengan
spesifikasi yang diperlukan.
Keberhasilan dari kegiatan manajemen kearsipan adalah juga secara langsung dipengaruhi oleh
peralatan yang di pergunakan untuk menumoan arsip dan efisiensi pemakaian peralatan.
Kartu Kendali
Kegiatan –kegiatan pendukung ini meliputi tata organisasi, tata pimpinan, keterangan,
komunikasi, kepegawaian, keuangan, perbekalan dan relasi publik atau humas.
Kegiatan pokok yaitu aktivitas, fungsi dan tugas-tugas yang berkaitan langsung dengan
pencapaian tujuan oganisasi ini yang berbeda-beda antar berbagai jenis organisasi atau
perusahaan.
Aktivitas, fungsi-fungsi, dan tugas-tugas pendukung dan pokok tersebut dapat dijadikan dasar
klasifikasi (klasifikasi tingkat pertama, masalah utama) arsip-arsip (wakat) yang diurus setiap
organisasi atau perusahaan dan kemudian dirinci ke dalam klasifikasi kedua (sub masalah)dan
klasifikasi ketiga (sub-sub masalah).
Ada tiga hal yang terjadi pedoman dalam menentukan klasifikasi arsip. Yaitu :
1. Hubungan logis, maksudnya bahwa perincian pokok masalah menjadi sub maslah dan sub-
sub masalah, satu sama lain merupakan rangkaian dari kegiatan yang utuh.
2. Urutan kronologis yaitu tata urutan berdasarkan waktu terjadinya peristiwa. Misalnya,
naskah-naskah yang diterima dari berbagai pengirim dihimpun menjadi satu berdasarkan
urutan tanggal yang tertera dalam surat.
3. Susunan berjenjang. Maksudnya adalah masalah-masalah yang terkandung dalam naskah-
naskah disusun dalam suatu pola yang tersiri atas penggolongan pokok (utama), dan
diperinci menjadi golongan yang lebih kecil (sub masalah dan sub-sub masalah sesuai
dengan fungsi dan kegiatan dalam lingkungan organisasi).
B. Contoh Klasifikasi Masalah UTAMA / Sub Maslaah / Sub-Sub Masalah dan kodenya
1. Organisasi
a. Simbol Organisasi
- Logo / Lambang
- Bendera
- Mars
- Hymne
b. Hari libur
- Hari libur nasional
- Dies natalies
- Hari buruh
c. Struktur Organisasi
- Bagan struktur organisasi
- Restrukturisasi / reorganisasi
- Perekrutan Pimpinan
- Pengangkatan Pimpinan
- Pembagian Fungsi dan Tugas
d. Pengembangan dan Perubahan Organisasi
2. Manajemen
a. Visi dan Misi
b. Perumusan dan Penetapan Tujuan
c. Perencanaan
- Perencanaan strategik
- Perencanaan Operasional
3. Informasi
a. Daftar alamat pegawai
b. Buku telepon
c. Daftar alamat e-mail
d. Daftar rekanan / pemasok
e. Kearsipan
- Klasifikasi masalah arsip
- Pembuatan surat / naskah
- Pemeliharaan arsip \
C. Kegunaan Klasifikasi
Klasifikasi arsip merupakan dasar pertimbangan atau pemikiran untuk melaksanakan kegiatan
operasional kearsipan. Ketika membuat naskah, seseorang pasti akan menentukan sesuatu hal
(perihal) yang menjadi subyek permasalahannya. Ketika seseorang akan mendistribusukan
surat.akan diidentifikasi terlebih dahulu perihal surat untuk menentukan pengarahan surat,
seiapa yang mengolah, dan kegiatan apa yang harus dilakukannya.
Untuk mendapatkan klasifikasi yang tepat dan mudah untuk diingat, ada beberapa pedoman
yang dapat dilakukan yaitu :
1. Klasifikasikan surat (naskah lain) menurut masalahnya dan jika perlu ditambahkan kedo
pembantu/ kode aspeknya.
2. Klasfikasikan surat sesuai dengan maskdu dan tujuan pembuatnya.
3. Klasifikasikan surat pada subjeknya yang paling spesifik.
4. Klasifikasi surat pada diperkirakan paling mudah untuk diingat/dikenali kembali sehingga
sewaktu-waktu mudah untuk menemukan kembali.
5. Apabila masalah surat (naskah lain)tidak mempunyai kode klasifikasi maka klasifikasikan
surat terbut pada kode yang paling mendekati serta dapat menampung permasalahan yang
bersangkutan
2. Kode Wilayah
Kode wilayah adalah kode untuk menunjukan pembagian wilayah yang dimaksudkan untuk
pembagian penemuan kembali arsip dikaitkan dengan wilayah kerja instansi atau perusahaan
pengirim.
Pemakaian kode wilayah dilakukan untuk memisahkan arsip yang berasal dari daerah-daerah
atau wilayah tertentu yang berasalh dari daerah-daerah atau wilayah tertentu yang
jumlahnya banyak. Sehingga dengan pemakaian kode wilayah akan memudahkan didalam
penemuan kembali arsip karena arsip memberkas pada wilayah masing-masing.
Contoh :
Kode Masalah
Perencanaan
Laporan
Panitia
Statistik
Peraturan perundang-undangan
Contoh pemakaian kode pembantu :
P.31.01 berarti : surat / naskah tentang perencanaan kuliah kerja lapangan yang terjadi dari :
P31 kode klasfikikasi masalah tentang kuliah kerja lapangan
01 kode pembantu untuk masalah perencanaan
Cara pemakaian kode wilayah yaitu dengan mengembungkan di belakang kode klasifikasi.
3. Kode komponan
Kode komponan diperlukan untuk menunjukan unti pengelolah yang menangani
permasalahan yang dikandung suatu naskah atau surat. Pemakaiannya sama seperti dengan
kode wilayah, yaitu berdasarkan kebutuhan setempat. Pemakaian kode komponan sangat
dirasakan keperluannya karena kompleksnya permasalahan yang masuk.
Untuk menulis kode komponan misalnya dibuat singat dari nama unit pengelola yang
bersangkutan. Misalnya di Universitas/Institut dipakai singakatan sebagai kode dari unit
kerja, sebagai berikut :
R : Rektor
PR I : Pembantu Rektir I
PR II : Pembantu Rektor II
PR III : Pembantu rektor III
FE : Fakultas Ekonomi
FIS : Fakultas Ilmu Sosial
D : Dekan
Cara pemakaian kode komponan adalah dengan menambahkan kode komponan yang
bersangkutan di belakang nomor urut pengendalian (pencatatan) di kartu Kendali, Lembar
Pengantar, Kartu Arsip atau Kartu Agenda.