Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI ANALISIS PATH DAN REGRESI DALAM PENENTUAN

PENGARUH UNSUR PRODUKSI TANAMAN DAN IKLIM TERHADAP


PRODUKSI PADI DI KABUPATEN MERAUKE
APPLICATION OF PATH AND REGRESSION ANALYSIS IN DETERMINING THE
INFLUENCE OF PLANT PRODUCTION ELEMENTS AND CLIMATE ON RICE
PRODUCTION IN MERAUKE REGENCY

Sitti Raodah Garuda 1*, Sri Wahyuni Manwan 2, Martina Sri Lestari1 dan Arifuddin Kasim2
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Pap, Jalan Yahim No. 49, Sentani, 99352
2
Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jalan Pajjaiang No.13, Makassar, 90242
*E-mail: garudasittiraodah@gmail.com

Naskah masuk: Naskah diperbaiki: Naskah diterima: (diisi oleh redaksi)

ABSTRAK

Kabupaten Merauke sebagai salah satu penghasil padi terbesar menjadi lumbung pangan untuk daerah – daerah
lain di Provinsi Papua. Budidaya padi tidak luput dari pengaruh faktor lingkungan seperti iklim yang seringkali
menjadi faktor penghambat dalam pertumbuhan tanaman. Selain itu, faktor eksternal seperti intensifikasi dan
ekstensifikasi lahan turut serta mempengaruhi jumlah produksi padi berflutuasi dari tahun ke tahun di Kabupaten
Merauke. Tujuan dari tulisan ini untuk mengetahui pengaruh unsur iklim, luas tanam dan luas panen terhadap
produksi padi di Kabupaten Merauke. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
analisis jalur (Path Analysis) dengan menguji koefisien jalur. Sedangkan data luas tanam dan luas panen
dianalisis menggunakan analisis regresi berganda, dan untuk mengetahui kesesuaian model dan hipotesis
dilakukan uji F dan uji t. Data yang digunakan adalah data sekunder dari BPS Kabupaten Merauke dan BPS
Provinsi Papua 21 tahun terakhir mulai tahun 2001 sampai 2021 yang meliputi unsur iklim (suhu, curah hujan,
jumlah hari hujan, kelembaban, tekanan udara dan lama penyinaran), luas tanam, luas panen dan produksi padi.
Variabel penelitian yang digunakan adalah unsur iklim, luas tanam, luas panen dan produksi padi. Dari hasil
analisis menunjukkan bahwa unsur iklim memberi pengaruh terhadap produksi padi di kabupaten Merauke
sebesar 58,9% dan 41,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Luas tanam dan luas panen berkorelasi sangat kuat
sebesar 97,4% terhadap produksi padi di Kabupaten Merauke dan sisanya 2,6% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Kata kunci: iklim, luas tanam, luas panen, produksi padi, analisis path

ABSTRACT

Merauke Regency as one of the largest rice producers has become a food barn for other regions in Papua
Province. Rice cultivation does not escape the influence of environmental factors such as climate which is often
an inhibiting factor in plant growth. In addition, external factors such as land intensification and extensification
also affect the amount of rice production that fluctuates from year to year in Merauke Regency. The purpose of
this paper is to determine the effect of climate elements, planted area and harvested area on rice production in
Merauke Regency. This study uses a quantitative approach using path analysis by testing the path coefficients.
Meanwhile, data on planted area and harvested area were analyzed using multiple regression analysis, and to
determine the suitability of the model and hypothesis, F test and t test were performed. The data used is
secondary data from BPS Merauke Regency and BPS Papua Province for the last 21 years from 2001 to 2021
which includes climate elements (temperature, rainfall, number of rainy days, humidity, air pressure and
duration of irradiation), planting area, harvested area. and rice production. The research variables used were
climate elements, planted area, harvested area and rice production. The results of the analysis show that the
climate element has an effect on rice production in Merauke district by 58.9% and 41.1% is influenced by other
factors. Planted area and harvested area are very strongly correlated with 97.4% of rice production in Merauke
Regency and the remaining 2.6% is influenced by other factors not examined in this study.

Keywords: climate, planted area, harvested area, rice production, path analysis
1. Pendahuluan sawah cenderung mengalami peningkatan, di lain
pihak pencetakan lahan sawah baru (ekstensifikasi)
Padi merupakan komoditas pangan strategis yang mengalami perlambatan. Peralihan lahan produktif
ditanam di berbagai daerah sebagai sumber bahan ke lahan tidur juga memicu terjadinya penurun
pangan utama masyarakat Indonesia yang terus produksi padi, Jika variabel luas lahan dan luas
meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah tanam ditingkatkan maka akan diikuti dengan
penduduk. Pengembangan usaha pertanian yang meningkatnya produksi dan pendapatan usahatani
tangguh dan berkelanjutan harus mampu padi [7,8]. Berbeda halnya dengan pendapat [9] yang
memberikan pendapatan dan kesejahteraan yang menyatakan bahwa luas panen dan luas tanam tidak
layak bagi para petani [1]. Namun, dalam selalu mempengaruhi, namun intensitas tanam dapat
pengembangan usahatani tidak terlepas dari adanya mempengaruhi produksi).
pengaruh faktor eksternal yang berdampak pada
jumlah produksi. Produksi suatu tanaman Analisis regresi linier berganda telah digunakan
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik, serta dalam estimasi produktivitas padi di Kabupaten
keterbatasan keterampilan petani dalam pengelolaan Demak oleh [10]. Selain itu, pendugaan
tanah, air dan tanaman menjadi faktor penyebab produktivitas padi dengan analisis regresi linier
utama. berganda juga telah dilakukan oleh [11] berdasarkan
curah hujan di Kabupaten Malang.
Faktor yang berperan kuat dalam mempengaruhi
jumlah produksi adalah varibilitas iklim, sehingga Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
seringkali faktor iklim dianggap sebagai faktor unsur produksi dan iklim, terhadap produksi padi di
pembatas dalam produksi tanaman. Unsur-unsur Kabupaten Merauke menggunakan analisis jalur
iklim ini terdiri dari curah hujan, radiasi surya, suhu (path analysis) dan regresi.
udara, kelembaban udara, awan, presipitasi,
evaporasi, tekanan udara dan angin [2]. Curah hujan 2. Metodologi
sangat berperan dalam pemenuhan ketersediaan air
tanah untuk pertumbuhan tanaman, volume air yang Landasan Teori
kurang ataupun berlebih dapat menyebabkan
pertumbuhan terganggu dan berdampak pada Konsep analisis yang digunakan dalam penelitian ini
produktivitas hasil. Selain itu, unsur iklim lainnya mengacu kepada Analisis Jalur (Path Analysis) dan
juga memengaruhi metabolisme dan tahapan- analisis regresi berganda. Analisis path bertujuan
tahapan perkembangan tanaman, seperti fotosintesis, untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam
respirasi, transpirasi, pertumbuhan, penyerbukan, produksi padi dan menjelaskan hubungan langsung
pembungaan serta pembuahan [3]. Pola curah hujan dan tidak langsung antar peubah baik itu independen
sangat mempengaruhi ketersediaan air tanah, lama maupun dependen variabel (gambar 1). Path
masa tanam, awal tanam, dan pola tanam serta Analysis dapat dilakukan melalui regresi berganda
pemilihan komoditi tanaman pangan lahan tadah maupun structural equation model (SEM). Analisis
hujan atau lahan kering [4]. Curah hujan dan suhu regresi dilakukan dengan cara menghitung
udara berkorelasi positif antara tanaman terhadap standarized partial regression coefficient [12]. [13]
pertumbuhan dan hasil panen padi [5] . Perubahan menyatakan bahwa Path Analysis ialah suatu teknik
suhu 0,5 oC dan konsentrasi CO2 537 ppm masih untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang
meningkatkan produksi 2,2 hingga 502,5 kg/ha di terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa [6]. Penurunan suhu mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya
0,20C di Kabupaten Malang mempengaruhi secara langsung tetapi juga secara tidak langsung.
produksi jagung sebesar 68% [3]. Analisis jalur juga digunakan untuk melihat dan
menentukan variabel apa saja atau jalur mana saja
Kabupaten Merauke didukung dengan sumberdaya yang dihipotesiskan memiliki unit satuan yang
alam yang sangat sesuai untuk pertumbuhan padi berbeda-beda sehingga perlu dilakukan standardisasi
menjadikan kabupaten ini ssalah satu sentra untuk menjadikan semua unit satuan dari variabel
produksi padi terbesar di Provinsi Papua yang yang akan hilang dan skala tiap variabel akan
mensuplay kebutuhan beras ke wilayah-wilayah lain seragam. Analisis jalur dibuat untuk
di Papua dan negara tetangga Papua Nugini. Pada mempresentasikan hubungan kausal antar variabel
tahun 2021 luas panen sebanyak 50.823 (ha), luas [14].
tanam 51.617 (ha), terjadi penurunan luas panen
sebanyak 17,47% dari tahun sebelumnya yang Diagram jalur adalah bentuk grafik dari keseluruhan
berdampak pada penurunan produksi padi hubungan yang ada dalam konstruksi model.
Kabupaten Merauke sebesar 24%. Pertambahan Diagram jalur disusun berdasarkan pengetahuan
jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan akan secara umum (teoritis) dengan mempertimbangkan
lahan untuk berbagai sektor membuat konversi lahan dasar hubungan kausal antar variabel dan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari (independent variabel). Apabila dalam persamaan
penelitian sebelumnya atau berdasarkan perkiraan- regresi tercakup dua variabel atau lebih (termasuk
perkiraan dasar untuk mempermudah analisis jalur. variabel tak bebas Y), maka regresi ini disebut
Variabel bebas merupakan semua variabel yang regresi linier berganda (multiple linear regression)
dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang [14].
menuju ke arahnya. Variabel ini berfungsi sebagai
variabel bebas atau penyebab (Contoh: variabel X1, Metode Penelitian
X2, X3, X4, X5 dan X6 terhadap Y). Variabel tak
bebas merupakan variabel yang mempunyai anak Data yang digunakan adalah data sekunder dari BPS
panah yang menuju ke arahnya (Y), variabel yang Kabupaten Merauke dan BPS Provinsi Papua 21
termasuk di dalamnya ialah mencakup semua tahun terakhir mulai tahun 2001 sampai 2021.
variabel perantara dan tak bebas. Variabel penelitian yang digunakan adalah unsur
iklim (suhu, curah hujan, jumlah hari hujan,
kelembaban, tekanan udara dan lama penyinaran),
luas tanam, luas panen dan produksi padi Kabupaten
Merauke. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan
tidak langsung unsur iklim yang meliputi suhu,
curah hujan, jumlah hari hujan, kelembaban, tekanan
udara dan lama penyinaran terhadap produksi padi
dianalisis menggunakan analisis jalur (Path
Analysis) dengan menguji koefisien jalur.
Sedangkan data luas tanam dan luas panen dianalisis
menggunakan analisis regresi berganda, dan untuk
mengetahui kesesuaian model dan hipotesis
dilakukan uji F dan uji t. Langkah-langkah analisis
data menggunakan bantuan program Microsoft
Excel 2010. Adapun rumus umum kedua uji tersebut
adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Model diagram jalur

Analisis regresi berganda digunkan untuk Uji Hipotesis (Uji t)


menjelaskan hubungan langsung antara independen
variabel terhadap dependennya. Jenis hubungannya
yaitu langsung dan searah. Langsung berarti masing
masing variabel independen berkorelasi dengan Dimana:
dependen tanpa melihat adanya hubungan antar k = jumlah variabel
variabel independen. atau secara bebas, variabel X n = jumlah data
(karena sering kali digambarkan dalam grafik
sebagai absis, atau sumbu X). Variabel terkena 3. Hasil dan Pembahasan
akibat dikenal sebagai variabel yang dipengaruhi,
variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y.
Pengaruh Unsur Iklim Terhadap Produksi Padi
Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak
(random), namun variabel yang dipengaruhi harus Tabel sidik lintas terhadap produktivitas disajikan
selalu variabel acak [15]. Rancangan (model) juga pada tabel 1. Unsur iklim dengan pengaruh langsung
digunakan untuk melihat perbedaan besar kecilnya positif terhadap produksi adalah suhu, (0,143), curah
pengaruh variabel X (X1, X2, X3) tehadap variabel hujan (0,575), jumlah hari hujan (0,139),
Y. Bentuk umum persamaan regresi berganda kelembaban (0,081), tekanan udara (0,182) dan lama
adalah: penyinaran (0,264). Dan unsur iklim tersebut
Y = β0 + β1X1 + β1X2 cenderung berpengaruh nyata terhadap produksi padi
dengan menunjukkan nilai pengaruh langsung
Analisis regresi menurut [16] adalah analisis yang posistif terhadap produksi padi, sehingga secara
berkenaan dengan studi ketergantungan satu variabel keseluruhan pegaruh unsur iklim terhadap produksi
yaitu variabel tidak bebas (dependent variabels) padi di kabupaten Merauke sebesar 58,9%.
pada satu atau lebih variabel. variabel yang
menjelaskan (independent variabels) dengan tujuan Tabel 1. Sidik Lintas Unsur Iklim Terhadap Produksi
menaksir atau meramalkan nilai rata-rata dari Padi Di Kabupaten Merauke 2001-2021
variabel tidak bebas apabila nilai variabel yang
menerangkan sudah diketahui. Variabel yang Unsur
Iklim
Pengaruh
Langsung Suhu CH
Pengaruh Tidak Langsung
JHH Kel TU LP
Pengaruh
Total
menerangkan sering disebut variabel bebas Suhu 0,143 -0093 0,018 - - - -0,048
0,008 0,071 0,008
CH 0,575 - - - 0,012 - 0,307
0,093 0,143 0,096 0,096
JHH 0,139 0,018 - 0,064 - 0,064 0,066 tidak memerlukan air seperti jagung dan kedelai
0,143 0,010
Kel 0,081 - 0,052 - 0,019 - 0,095 maupun ubi jalar. Hal ini sejalan dengan penelitian
0,038 0,002 0,017
TU 0,182 - 0,012 -0,10 - - 0,047 [21] bahwa pengaruh hari hujan terhadap produksi
0,071 0,017 0,085
LP 0,264 0,008 - 0,064 - - 0,121 tanaman padi di Sumatera Utara sebesar 6.50 % dan
0,096 0,085 0,085
Total Pengaruh Unsur Iklim 0,589 sisanya 93.50% dipengaruhi oleh faktor lain seperti
Keterangan: curah hujan (CH), jumlah hari hujan (JHH), pupuk, penggunaan benih unggul yang tidak diteliti
kelembaban (Kel), tekanan udara (TU), lama dalam penelitian ini.
penyinaran (LP)
Hubungan antara kelembaban dengan produksi padi
Pengaruh total suhu sebesar -0,048 (-4,81%) tergolong sedang dengan kontribusi pengaruh total
menandakan bahwa tanaman padi memiliki nilai sebesar 0,095 (9,5%). Kelembaban udara merupakan
toleransi dan daya adaptasi yang tinggi terhadap salah satu faktor penting dalam proses metabolisme
suhu rendah maupun suhu tinggi, hal ini sesuai pada tanaman. Semakin tinggi tingkat kelembaban
pendapat [17] bahwa padi cenderung toleran maka semakin cepat laju proses fotosintesis. Hal ini
terhadap suhu tinggi pada fase vegetatif, namun sesuai dengan pendapat [22] menyatakan bahwa
sensitif pada fase generatif. [18] menyatakan bahwa kelembaban udara merupakan salah satu faktor
suhu tinggi menyebabkan anakan yang dihasilkan penentu laju proses fotosintesis selain konsentrasi
menjadi lebih banyak sebagai mekanisme adaptasi karbondioksida.
untuk menurunkan suhu udara di sekitar tanaman.
Data rata-rata suhu di Kabupaten Merauke selama Hubungan antara tekanan udara dengan produksi
21tahun terakhir adalah 26,8oC, suhu yang tidak padi tergolong rendah karena hanya memberi
terlalu tinggi dapat memaksimalkan proses pengaruh total sebesar 0,047 (4,7%). Tekanan udara
pertumbuhan tanaman padi karena dapat pada dasarnya memiliki pengaruh langsung terhadap
menghambat proses laju respirasi. Hal ini sesuai makhluk hidup termasuk tanaman sangat kecil,
dengan pendapat [19] bahwa Faktor suhu dapat karena tekanan udara di bumi variasinya sangat
memengaruhi proses pertumbuhan tanaman apabila kecil. Secara tidak langsung pengaruh tekanan udara
suhu yang dihasilkan tinggi dan dapat terhadap makhluk hidup melalui gerakan udara
mengakibatkan penurunan ketersediaan air pada (angin), angin inilah yang penting sebagai
tanaman dan di dalam tanah untuk memenuhi pengendali iklim. Perubahan tekanan udara
kebutuhan air pada proses pertumbuhan. menyebabkan perubahan kecapatan dan arah angin.
Menurut [23] tidak terdapat pengaruh yang
Pengaruh total curah hujan sebesar 0,307 (30,7%) signifikan antara tekanan udara dan suhu udara
merupakan unsur iklim yang memberi pengaruh terhadap tingkat curah hujan, begitu pula dengan
terbesar terhadap produksi padi di kabupaten korelasi yang terbentuk antara tekanan udara dengan
Merauke. Padi merupakan tanaman yang tingkat curah hujan di kota Semarang adalah sebesar
memerlukan air dalam jumlah yang cukup besar 29,91% dengan tingkat hubungan rendah.
dibandingkan tanaman pangan lainnya, sehingga
dengan curah hujan yang cukup maka produksi Pengaruh total lama penyinaran sebesar 0,121
tanaman padi dapat terjaga dan cenderung (12,1%) memiliki pengaruh yang cukup besar
meningkat. [6] bahwa salah satu unsur iklim yang terhadap produksi padi di kabupaten Merauke,
sangat berperan terhadap ketersediaan air bagi dimana secara fisiologi tanaman padi merupakan
tanaman adalah curah hujan. Tinggi rendahnya kategori tanaman C4 yang memerlukan cahaya
produksi padi tidak bisa dipisahkan dengan penuh untuk menunjang pertumbuhannya. Data lama
ketersediaan air bagi tanaman, artinya curah hujan penyinaran rata-rata sebesar yaitu 75.5%
merupakan indikator yang cukup kuat untuk menunjukkan cahaya yang diterima oleh tanaman
mengetahui fluktuasi produksi padi. Rata-rata curah sangat optimal sehingga tanaman dapat
hujan di kabupaten Merauke sebesar 1.800,1 mm per memaksimalkan proses metabolismenya untuk
tahun, rata-rata per bulan sebesar 150 mm per bulan menghasilkan karbohidrat. [24] menjelaskan bahwa
dapat dikategorikan cukup bagi tanaman padi untuk lama penyinaran dalam proses fotosintesis
tumbuh dan produksi. Tanaman padi membutuhkan berpengaruh pada pertumbuhan di fase vegetatif dan
600–1200 mm air selama 90–120 hari dari tanam perkembangan di fase generatif tanaman di daerah
hingga panen [20]. tropis, karena dengan penyinaran matahari yang
cukup akan membantu tanaman padi dalam
Hubungan antara jumlah hari hujan dengan produksi berfotosintesis. Menurut [25] bahwa intensitas
padi tergolong rendah karena hanya memberi cahaya yang tinggi akan mempercepat laju
pengaruh total sebesar 0,066 (6,6%) dengan rata-rata fotosintesis karena dengan semakin banyaknya
157,9 hari per tahun atau 13,15 hari per bulan. energi yang diberikan ke daun artinya semakin
Pertanaman padi di kabupaten Merauke adalah padi banyak energi yang tersedia untuk mensintesis
sawah tadah hujan sehingga pola tanam mengikuti karbohidrat.
musim. Jumlah hari hujan yang sedikit pada bulan-
bulan tertentu saja akan ditanami tanaman yang
Uji Ketepatan Model (Uji F) dan Uji Hipotesis Pengaruh Luas Tanam dan Luas Panen
(Uji t) Terhadap Produksi Padi

Penggunaan analisis path untuk mengetahui Berdasarkan hasil olah data menggunakan program
pengaruh langsung dan tidak langsung unsur cuaca excel diperoleh data luaran berupa nilai korelasi,
terhadap produksi padi di kabupaten Merauke sangat sidik ragam, dan nilai koefisien regresi.
sesuai dan memberi informasi yang sangat penting.
Tabel 4. Koefisien korelasi dan determinasi antara luas
Tabel 2. Hasil uji F Ketepatan Model tanam, luas panen terhadap produksi padi di
Kabupaten Maerauke
F hit F tabel Sig Keterangan
3,819 2,85 * Nyata = Model sesuai Regression Statistics
Keterangan: * berpengaruh nyata pada taraf 5% Multiple R Adjusted Standard Observ
R Square R Square Error ations
Nilai F hitung lebih besar dari Nilai F table berarti 0,988 0,977 0,974 15116,015 21
model persamaan dapat digunakan untuk Sumber: Data sekunder diolah 2001-2021
memprediksi produksi padi di kabupaten Merauke
atau dengan kata lain variabel bebas secara simultan Tabel 5. Interpretasi Koefisien Korelasi
memprediksi variabel terikat.
Tingkat Hubungan Interval Koefisien
Tabel 3. Uji hipotesis unsur iklim terhadap produksi Sangat Kuat 0,80 – 1,00
padi di kabupaten Merauke Kuat 0,60 – 0,79
Cukup Kuat 0,40 – 0,59
Rendah 0,20 – 0,39
Unsur Iklim t hit t tabel Sig
Sangat Rendah 0,00 – 0,19
Suhu 1,054 1,76 tn
C. Hujan -1,930 -1,76 * Sumber: Helmi, 2010 [26].
Jum. Hari Hujan 0,858 1,76 tn
Kelembaban 0,534 1,76 tn Pada tabel 4, nilai korelasi antara luas tanam, luas
Tekanan Udara 1,141 1,76 tn panen, dan produksi padi adalah 0,988 termasuk
Lama Penyinaran -1,798 -1,76 * dalam kategori sangat kuat berdasarkan
Keterangan: * : berpengaruh nyata pada taraf 5%, tn: pengkategorian pada tabel 5. Sehingga luas tanam
tidak berpengaruh nyata dan luas panen berkorelasi sangat kuat terhadap
produksi padi di Kabupaten Merauke. Nilai
Hasil uji hipotesis unsur iklim terhadap produksi koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa erat
padi di kabupaten Merauke memberi hasil bahwa hubungan antara variabel bebas (variable luas tanam
suhu, jumlah hari hujan, kelembaban dan tekanan (X1) dan luas panen (X2)) dengan variabel terikat
udara tidak memberi pengaruh nyata atau (produksi padi), besarnya nilai koefisien korelasi
pengaruhnya kecil terhadap produksi padi. adalah 0,988. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Sedangkan curah hujan dan lama penyinaran hubungan variabel luas tanam (X1) dan luas panen
memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi (X2) dengan variabel produksi padi adalah erat atau
padi. kuat yaitu sebesar 98,8%.

Sedangkan nilai koefisien determinasi atau R2


digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel tak bebas atau variable terikat (Y) yaitu
variabel produksi padi. Hasil dari perhitungan
Program Excel nilai koefisien determinasi sebesar
0,974 atau 97,4% yang berarti luas tanam dan luas
panen mempengaruhi produksi padi di Kabupaten
Merauke sebesar 97,4% dan 2,6% dipengaruhi oleh
faktor lain yang dapat berupa teknologi budidaya,
luas lahan, maupun tenaga kerja. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian [27] bahwa dengan
besarnya koefisien determinan (R2) = 0,750, artinya
besarnya pengaruh nilai faktor produksi utama satu,
faktor produksi utama dua, faktor produksi
pendukung satu, dan faktor produksi pendukung dua
Gambar 2. Model diagram jalur unsur iklim terhadap produksi padi sawah sebesar 75%
terhadap produksi padi di sedangkan sisanya 25% dipengaruhi oleh faktor lain
Kabupaten Merauke di luar model. Penelitian [28] bahwa nilai koefisien
determinasi adalah 80,46%, artinya sebesar 80,46%
faktor-faktor produktivitas padi dapat dijelaskan Nilai koefisien untuk variabel luas tanam bernilai
oleh produksi, luas panen, luas tanam, transformasi negatif sebesar -0,423. Hal ini menunjukkan bahwa
curah hujan, dan transformasi hari hujan. Sedangkan dengan mengasumsikan diabaikannya variabel bebas
sisanya 19,54% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya, jika variabel luas tanam meningkat sebesar
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 1% maka dapat mempengaruhi penurunan jumlah
produksi sebesar 0,423. Nilai koefisien untuk
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur variabel luas panen bernilai positif sebesar 6,162.
seberapa jauh kemampuan model dalam Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengasumsikan
menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien diabaikannya variabel bebas lainnya, jika variabel
determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui luas panen meningkat sebesar 1% maka dapat
tingkat ketepatan paling baik dalam analisa regresi mempengaruhi peningkatan jumlah produksi sebesar
dimana hal yang ditunjukan oleh besarnya koefisien 6,162.
determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1 (satu).
Koefisien determinasi (R2) nol variabel independen Dalam budidaya tanaman ada 3 faktor yang
sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel memegang peran utama yaitu iklim, tanah dan
dependen. Apabila koefisien determinasi semakin tanaman. Ketiga faktor ini secara bersinergi
mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa menentukan tingkat produksi tanaman. Ketimpangan
variabel independen berpengaruh terhadap variabel pada salah satu faktor akan mempengaruhi hasil
dependen [29]. akhirnya. Ketika kondisi tanah dan tanaman dalam
kondisi optimal, maka iklim yang memegang peran
Tabel 6. Sidik Ragam luas tanam, luas panen terhadap yang lebih besar, namun kondisinya tidak bisa
produksi padi di Kabupaten Merauke dikendalikan oleh manusia. Iklim sangat dinamis
dan kompleks sehingga hal yang bisa dilakukan
df SS MS F Signific
adalah menyesuaikan dengan iklim setempat. Selain
ance F
Regression 2 174469174434,5 87234587217 381,781* 0,000 sifatnya yang sangat dinamis dan kompleks, iklim
Residual 18 4112890197,2 228493899,8 dalam jangka panjang juga telah mengalami
Total 20 178582064631,7
perubahan.
Keterangan: * : berpengaruh nyata pada taraf 5%

Tabel 6 memperlihatkan bahwa ketepatan model 4. Kesimpulan


regresi dengan nilai significance F 0,000 lebih kecil
dari alpa 0,05 sehingga model regresi dinyatakan Unsur iklim memberi pengaruh terhadap produksi
layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. padi di kabupaten Merauke sebesar 58,9% dan
Menurut [30] bahwa dari hasil uji F pada penelitian, 41,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
didapatkan nilai F hitung sebesar 85,075 dengan diteliti dalam penelitian ini. Luas tanam dan luas
angka signifikansi sebesar 0,000. Dengan tingkat panen berkorelasi sangat kuat sebesar 97,4%
signifikansi 95%. Angka signifikansi sebesar 0,000 terhadap produksi padi di Kabupaten Merauke dan
< 0,005. Atas dasar perbandingan tersebut, maka sisanya 2,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang
ditolak atau berarti variabel jumlah produksi buah dapat berupa tenaga kerja, teknologi budidaya
kelapa, biaya, jumlah pohon kelapa, luas lahan, dan seperti penggunaan pupuk, jarak tanam dan
jumlah anggota keluarga mempunyai pengaruh yang penggunaan benih bersertifikat. Variabel-variabel
signifikansi secara bersama-sama terhadap variabel yang mempengaruhi peningkatan jumlah produksi
pendapatan petani kelapa padi yaitu variabel curah hujan, lama penyinaran,
dan luas panen. sedangkan variabel yang
Tabel 7. Nilai Koefisien Regresi Luas Tanam, Luas mempengaruhi penurunan jumlah produksi yaitu
Panen Terhadap Produksi Padi Di suhu, jumlah hari hujan, kelembaban, tekanan udara
Kabupaten Merauke dan, luas tanam.

Coeffici Standar T Stat P-value Ucapan Terima Kasih


ents d Error
Intercept -31035,447 7548,069 -4,111 0,00065
Luas Tanam -0.423 1,524 -0,277 0,78458 Penulis menyampaikan banyak terima kasih
Luas Panen 6,162 1,537 4,009 0,00082*
Keterangan: *: berpengaruh nyata pada taraf 5%
kepada BPS Kabupaten Merauke Provinsi
Papua yang telah membantu dalam
Pada tabel 7 menjelaskan luas panen sangat penyediaan data sehingga makalah ini dapat
berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten diselesaikan.
Merauke. Dari tabel ini dapat dibuat persamaan
regresi luas tanam, luas panen terhadap produksi
padi di Kabupaten Maerauke. Y = -31035,447 – Daftar Pustaka
0,423X1 + 6,162X2 dimana X1 adalah luas tanam,
X2 adalah luas panen, dan Y adalah produksi padi. [1] Suwardana, et al. 2013. Analisis Produksi dan
Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Pola [14] Caraka, R. E. dan Sugiarto. 2017. Path analysis
Jajar Legowo di Desa Laantula Jaya terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
Kecamatan Witaponda Kabupaten Morowali. prestasi siswa. J. Akuntabilitas Manajemen
e-J Agrotekbis 1 1(5), pp. 477–484. Pendidikan 5(2):212-219
[2] Yulianto and Sudibyakto 2012. Kajian Dampak [15] Lindley, D.V. (1987). Regression and
Viabilitas Curah Hujan Terhadap Produktivitas correlation analysis. New Palgrave: A
Padi Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Dictionary of Economics, v.4, p. 120–23.
Magelang. Jurnal Bumi Indonesia. [16] Bates, D. M., & Watts, D. G. (1988). Review
[3] Herlina, N. and Prasetyorini, A. 2020. Effect of of linear regression. Nonlinear Regression
Climate Change on Planting Season and Analysis and Its Applications, 1–31.
Productivity of Maize (Zea mays L.) in Malang [17] Tenorio, F.A., C. Ye, E. Redoña, S. Sierra, M.
Regency. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Laza, M.A. Argayoso. 2013. Screening rice
25(1), pp. 118–128. doi: genetic resources for heat tolerance. SABRAO
10.18343/jipi.25.1.118. J. Breeding Gen. 45:371-381.
[4] Ruminta and Nurmala, T. 2016. Dampak [18] Aghamolki, M.T.K., M.K. Yusop, F.C. Oad, H.
Perubahan Pola Curahan Hujan Terhadap Zakikhani, Z.H. Jaafar, S.M.S. Kharidah, M.M.
Tanaman Pangan di Lahan Tadah Hujan di Hanafi. 2014. Response of yield and
Jawa Barat. Agrin 20(2), pp. 155–168. morphological characteristic of rice cultivars to
Available at: heat stress at different growth stages. Waset
https://jurnalagrin.net/index.php/agrin/article/vi 8:98-100.
ew/323/247. [19] Ninuk, H dan Amelia. 2020. Pengaruh
[5] Cahyaningtyas, A., Azizah, N. and Herlina, N. perubahan iklim pada musim tanam dan
2019. Evaluasi Dampak Perubahan Iklim produktivitas jagung (Zea mays L.) di
terhadap Produktivitas Padi (Oryza sativa L.) Kabupaten Malang. Institut Pertanian Bogor.
di Kabupaten Gresik. Jurnal Produksi Tanaman JIPI 25(1):118-128.
6(9), pp. 2030–2037. [20] De Datta, S. K. 1981. Principles and Practices
[6] Estiningtyas, W. dan Muhammad Syakir. 2017. of Rice Production. John Wiley & Sons, New
Pengaruh perubahan iklim terhadap produksi York.
padi di lahan tadah hujan. J. Meteorologi dan [21] Tampubolon, K., Yustina, S. S., Ikhlas, H.,
Geofisika. 18(2):83-93 Melina, V. dan Debora. 2017. Kontribusi curah
[7] Andrias, A.A., Darusman, Y. and Rahman, M. hujan dan hari hujan terhadap produksi
2017. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi tanaman pangan di sumatera utara. J.
Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah. Jurnal Teknologi 2:65-80
Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh 4(1), pp. [22] Sabaruddin, L. 2012. Agroklimatologi Aspek-
521–529. aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya
[8] Defriyanti, W.T. 2019. Pengaruh Luas Lahan Tanaman. Alfabeta. Bandung
Sawah Dan Luas Tanam Terhadap Produksi [23] Prakoso, D. 2018. Analisis pengaruh tekanan
Padi Di Sumatera Selatan Melalui Analisis udara, kelembaban udara dan suhu udara
Regresi. Publikasi Penelitian Terapan dan terhadap tingkat curah hujan di kota
Kebijakan 2(2), pp. 122–125. Semarang.UNS, Semarang. 53 hal.
[9] Maswadi 2017. Analisis Hubungan Antara [24] Alridiwirsah, Hamidah, H. dan Muchtar, Y.
Luas Panen Produksi Tenaga Kerja Pertanian 2015. Uji toleransi beberapa varietas padi
Terhadap Pdrb Di Kota Pontianak. Jurnal (Oryza sativa L.) terhadap naungan. Jurnal
Social Economic of Agriculture 6(2), pp. 9–15. Pertanian Tropik. 2(2):94-96
[10] Aziz, K.W., Prasetyo, Y., dan Sukmono, D. [25] Hafidha, AA dan E. Suharyanto. 2017.
2018. Analisis regresi linier terhadap pola Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya Dan
histogram spektral algoritma ndvi, evi, dan lswi Penyiraman Pada Pertumbuhan Jagung (Zea
untuk mengestimasi tingkat produktivitas padi mays L.) ‘Sweet Boy-02’. Fakultas Biologi,
(studi kasus: kabupaten Demak, Jawa Tengah). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. J. Sains
J. Geodesi Undip. 7(1):172-181. Dasar 2017 6(1):8–16.
[11] Kurnianto, M. I., Ariffin, dan Azizah, N. 2018. [26] Helmi, S. 2010. Analisis Data. Universitas
Pendugaan produktivitas padi (Oryza sativa) Sumatera Utara Press.
berdasarkan curah hujan di kabupaten Malang. [27] Fallo, Y.M., I Made, N., T., dan I dewa G. A.
J. Produksi Tanaman, 6(8):1859-1867. 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi
[12] Narimawati, U. dan J. Sarwono. 2007. produksi padi sawah di kecamatan Biboki
Structural Equation Model (SEM) dalam Riset Moenleu kbupaten Timor Tengah Utara
Ekonomi menggunakan LISREL. Yogyakarta: provinsi Nusa Tenggara Timur. J. Agrimor
Gaya Media, 32 hal. 3(4):64-66
[13] Land, K. C. (1969). Principles of path analysis. [28] Padilah, T. N. dan Riza, I. A. 2019. Analisis
Sociological Methodology. 1:3–37. regresi linier berganda dalam estimasi
produktivitas tanaman padi di kabupaten
Karawang. J. Pendidikan Matematika dan
Matematika. 5(2):117-128
[29] Hendri dan R. Setiawan. 2017. Pengaruh
motivasi kerja dan kompensasi terhadap kinerja
karyawan di pt. Samudra Bahari Utama. J.
Agora 5(1):1-8
[30] Mona, M. G., John, S. K., dan Jantje, D. P.
2015. Penggunaan regresi linear berganda
untuk menganalisis pendapatan petani kelapa.
Studi kasus: Petani kelapa di desa Beo,
kecamatan Beo kabupaten Talaud. JdC
4(2):196-203

Anda mungkin juga menyukai