Sitti Raodah Garuda 1*, Sri Wahyuni Manwan 2, Martina Sri Lestari1 dan Arifuddin Kasim2
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Pap, Jalan Yahim No. 49, Sentani, 99352
2
Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jalan Pajjaiang No.13, Makassar, 90242
*E-mail: garudasittiraodah@gmail.com
ABSTRAK
Kabupaten Merauke sebagai salah satu penghasil padi terbesar menjadi lumbung pangan untuk daerah – daerah
lain di Provinsi Papua. Budidaya padi tidak luput dari pengaruh faktor lingkungan seperti iklim yang seringkali
menjadi faktor penghambat dalam pertumbuhan tanaman. Selain itu, faktor eksternal seperti intensifikasi dan
ekstensifikasi lahan turut serta mempengaruhi jumlah produksi padi berflutuasi dari tahun ke tahun di Kabupaten
Merauke. Tujuan dari tulisan ini untuk mengetahui pengaruh unsur iklim, luas tanam dan luas panen terhadap
produksi padi di Kabupaten Merauke. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
analisis jalur (Path Analysis) dengan menguji koefisien jalur. Sedangkan data luas tanam dan luas panen
dianalisis menggunakan analisis regresi berganda, dan untuk mengetahui kesesuaian model dan hipotesis
dilakukan uji F dan uji t. Data yang digunakan adalah data sekunder dari BPS Kabupaten Merauke dan BPS
Provinsi Papua 21 tahun terakhir mulai tahun 2001 sampai 2021 yang meliputi unsur iklim (suhu, curah hujan,
jumlah hari hujan, kelembaban, tekanan udara dan lama penyinaran), luas tanam, luas panen dan produksi padi.
Variabel penelitian yang digunakan adalah unsur iklim, luas tanam, luas panen dan produksi padi. Dari hasil
analisis menunjukkan bahwa unsur iklim memberi pengaruh terhadap produksi padi di kabupaten Merauke
sebesar 58,9% dan 41,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Luas tanam dan luas panen berkorelasi sangat kuat
sebesar 97,4% terhadap produksi padi di Kabupaten Merauke dan sisanya 2,6% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini
Kata kunci: iklim, luas tanam, luas panen, produksi padi, analisis path
ABSTRACT
Merauke Regency as one of the largest rice producers has become a food barn for other regions in Papua
Province. Rice cultivation does not escape the influence of environmental factors such as climate which is often
an inhibiting factor in plant growth. In addition, external factors such as land intensification and extensification
also affect the amount of rice production that fluctuates from year to year in Merauke Regency. The purpose of
this paper is to determine the effect of climate elements, planted area and harvested area on rice production in
Merauke Regency. This study uses a quantitative approach using path analysis by testing the path coefficients.
Meanwhile, data on planted area and harvested area were analyzed using multiple regression analysis, and to
determine the suitability of the model and hypothesis, F test and t test were performed. The data used is
secondary data from BPS Merauke Regency and BPS Papua Province for the last 21 years from 2001 to 2021
which includes climate elements (temperature, rainfall, number of rainy days, humidity, air pressure and
duration of irradiation), planting area, harvested area. and rice production. The research variables used were
climate elements, planted area, harvested area and rice production. The results of the analysis show that the
climate element has an effect on rice production in Merauke district by 58.9% and 41.1% is influenced by other
factors. Planted area and harvested area are very strongly correlated with 97.4% of rice production in Merauke
Regency and the remaining 2.6% is influenced by other factors not examined in this study.
Keywords: climate, planted area, harvested area, rice production, path analysis
1. Pendahuluan sawah cenderung mengalami peningkatan, di lain
pihak pencetakan lahan sawah baru (ekstensifikasi)
Padi merupakan komoditas pangan strategis yang mengalami perlambatan. Peralihan lahan produktif
ditanam di berbagai daerah sebagai sumber bahan ke lahan tidur juga memicu terjadinya penurun
pangan utama masyarakat Indonesia yang terus produksi padi, Jika variabel luas lahan dan luas
meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah tanam ditingkatkan maka akan diikuti dengan
penduduk. Pengembangan usaha pertanian yang meningkatnya produksi dan pendapatan usahatani
tangguh dan berkelanjutan harus mampu padi [7,8]. Berbeda halnya dengan pendapat [9] yang
memberikan pendapatan dan kesejahteraan yang menyatakan bahwa luas panen dan luas tanam tidak
layak bagi para petani [1]. Namun, dalam selalu mempengaruhi, namun intensitas tanam dapat
pengembangan usahatani tidak terlepas dari adanya mempengaruhi produksi).
pengaruh faktor eksternal yang berdampak pada
jumlah produksi. Produksi suatu tanaman Analisis regresi linier berganda telah digunakan
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik, serta dalam estimasi produktivitas padi di Kabupaten
keterbatasan keterampilan petani dalam pengelolaan Demak oleh [10]. Selain itu, pendugaan
tanah, air dan tanaman menjadi faktor penyebab produktivitas padi dengan analisis regresi linier
utama. berganda juga telah dilakukan oleh [11] berdasarkan
curah hujan di Kabupaten Malang.
Faktor yang berperan kuat dalam mempengaruhi
jumlah produksi adalah varibilitas iklim, sehingga Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
seringkali faktor iklim dianggap sebagai faktor unsur produksi dan iklim, terhadap produksi padi di
pembatas dalam produksi tanaman. Unsur-unsur Kabupaten Merauke menggunakan analisis jalur
iklim ini terdiri dari curah hujan, radiasi surya, suhu (path analysis) dan regresi.
udara, kelembaban udara, awan, presipitasi,
evaporasi, tekanan udara dan angin [2]. Curah hujan 2. Metodologi
sangat berperan dalam pemenuhan ketersediaan air
tanah untuk pertumbuhan tanaman, volume air yang Landasan Teori
kurang ataupun berlebih dapat menyebabkan
pertumbuhan terganggu dan berdampak pada Konsep analisis yang digunakan dalam penelitian ini
produktivitas hasil. Selain itu, unsur iklim lainnya mengacu kepada Analisis Jalur (Path Analysis) dan
juga memengaruhi metabolisme dan tahapan- analisis regresi berganda. Analisis path bertujuan
tahapan perkembangan tanaman, seperti fotosintesis, untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam
respirasi, transpirasi, pertumbuhan, penyerbukan, produksi padi dan menjelaskan hubungan langsung
pembungaan serta pembuahan [3]. Pola curah hujan dan tidak langsung antar peubah baik itu independen
sangat mempengaruhi ketersediaan air tanah, lama maupun dependen variabel (gambar 1). Path
masa tanam, awal tanam, dan pola tanam serta Analysis dapat dilakukan melalui regresi berganda
pemilihan komoditi tanaman pangan lahan tadah maupun structural equation model (SEM). Analisis
hujan atau lahan kering [4]. Curah hujan dan suhu regresi dilakukan dengan cara menghitung
udara berkorelasi positif antara tanaman terhadap standarized partial regression coefficient [12]. [13]
pertumbuhan dan hasil panen padi [5] . Perubahan menyatakan bahwa Path Analysis ialah suatu teknik
suhu 0,5 oC dan konsentrasi CO2 537 ppm masih untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang
meningkatkan produksi 2,2 hingga 502,5 kg/ha di terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa [6]. Penurunan suhu mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya
0,20C di Kabupaten Malang mempengaruhi secara langsung tetapi juga secara tidak langsung.
produksi jagung sebesar 68% [3]. Analisis jalur juga digunakan untuk melihat dan
menentukan variabel apa saja atau jalur mana saja
Kabupaten Merauke didukung dengan sumberdaya yang dihipotesiskan memiliki unit satuan yang
alam yang sangat sesuai untuk pertumbuhan padi berbeda-beda sehingga perlu dilakukan standardisasi
menjadikan kabupaten ini ssalah satu sentra untuk menjadikan semua unit satuan dari variabel
produksi padi terbesar di Provinsi Papua yang yang akan hilang dan skala tiap variabel akan
mensuplay kebutuhan beras ke wilayah-wilayah lain seragam. Analisis jalur dibuat untuk
di Papua dan negara tetangga Papua Nugini. Pada mempresentasikan hubungan kausal antar variabel
tahun 2021 luas panen sebanyak 50.823 (ha), luas [14].
tanam 51.617 (ha), terjadi penurunan luas panen
sebanyak 17,47% dari tahun sebelumnya yang Diagram jalur adalah bentuk grafik dari keseluruhan
berdampak pada penurunan produksi padi hubungan yang ada dalam konstruksi model.
Kabupaten Merauke sebesar 24%. Pertambahan Diagram jalur disusun berdasarkan pengetahuan
jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan akan secara umum (teoritis) dengan mempertimbangkan
lahan untuk berbagai sektor membuat konversi lahan dasar hubungan kausal antar variabel dan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari (independent variabel). Apabila dalam persamaan
penelitian sebelumnya atau berdasarkan perkiraan- regresi tercakup dua variabel atau lebih (termasuk
perkiraan dasar untuk mempermudah analisis jalur. variabel tak bebas Y), maka regresi ini disebut
Variabel bebas merupakan semua variabel yang regresi linier berganda (multiple linear regression)
dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang [14].
menuju ke arahnya. Variabel ini berfungsi sebagai
variabel bebas atau penyebab (Contoh: variabel X1, Metode Penelitian
X2, X3, X4, X5 dan X6 terhadap Y). Variabel tak
bebas merupakan variabel yang mempunyai anak Data yang digunakan adalah data sekunder dari BPS
panah yang menuju ke arahnya (Y), variabel yang Kabupaten Merauke dan BPS Provinsi Papua 21
termasuk di dalamnya ialah mencakup semua tahun terakhir mulai tahun 2001 sampai 2021.
variabel perantara dan tak bebas. Variabel penelitian yang digunakan adalah unsur
iklim (suhu, curah hujan, jumlah hari hujan,
kelembaban, tekanan udara dan lama penyinaran),
luas tanam, luas panen dan produksi padi Kabupaten
Merauke. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan
tidak langsung unsur iklim yang meliputi suhu,
curah hujan, jumlah hari hujan, kelembaban, tekanan
udara dan lama penyinaran terhadap produksi padi
dianalisis menggunakan analisis jalur (Path
Analysis) dengan menguji koefisien jalur.
Sedangkan data luas tanam dan luas panen dianalisis
menggunakan analisis regresi berganda, dan untuk
mengetahui kesesuaian model dan hipotesis
dilakukan uji F dan uji t. Langkah-langkah analisis
data menggunakan bantuan program Microsoft
Excel 2010. Adapun rumus umum kedua uji tersebut
adalah sebagai berikut:
Penggunaan analisis path untuk mengetahui Berdasarkan hasil olah data menggunakan program
pengaruh langsung dan tidak langsung unsur cuaca excel diperoleh data luaran berupa nilai korelasi,
terhadap produksi padi di kabupaten Merauke sangat sidik ragam, dan nilai koefisien regresi.
sesuai dan memberi informasi yang sangat penting.
Tabel 4. Koefisien korelasi dan determinasi antara luas
Tabel 2. Hasil uji F Ketepatan Model tanam, luas panen terhadap produksi padi di
Kabupaten Maerauke
F hit F tabel Sig Keterangan
3,819 2,85 * Nyata = Model sesuai Regression Statistics
Keterangan: * berpengaruh nyata pada taraf 5% Multiple R Adjusted Standard Observ
R Square R Square Error ations
Nilai F hitung lebih besar dari Nilai F table berarti 0,988 0,977 0,974 15116,015 21
model persamaan dapat digunakan untuk Sumber: Data sekunder diolah 2001-2021
memprediksi produksi padi di kabupaten Merauke
atau dengan kata lain variabel bebas secara simultan Tabel 5. Interpretasi Koefisien Korelasi
memprediksi variabel terikat.
Tingkat Hubungan Interval Koefisien
Tabel 3. Uji hipotesis unsur iklim terhadap produksi Sangat Kuat 0,80 – 1,00
padi di kabupaten Merauke Kuat 0,60 – 0,79
Cukup Kuat 0,40 – 0,59
Rendah 0,20 – 0,39
Unsur Iklim t hit t tabel Sig
Sangat Rendah 0,00 – 0,19
Suhu 1,054 1,76 tn
C. Hujan -1,930 -1,76 * Sumber: Helmi, 2010 [26].
Jum. Hari Hujan 0,858 1,76 tn
Kelembaban 0,534 1,76 tn Pada tabel 4, nilai korelasi antara luas tanam, luas
Tekanan Udara 1,141 1,76 tn panen, dan produksi padi adalah 0,988 termasuk
Lama Penyinaran -1,798 -1,76 * dalam kategori sangat kuat berdasarkan
Keterangan: * : berpengaruh nyata pada taraf 5%, tn: pengkategorian pada tabel 5. Sehingga luas tanam
tidak berpengaruh nyata dan luas panen berkorelasi sangat kuat terhadap
produksi padi di Kabupaten Merauke. Nilai
Hasil uji hipotesis unsur iklim terhadap produksi koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa erat
padi di kabupaten Merauke memberi hasil bahwa hubungan antara variabel bebas (variable luas tanam
suhu, jumlah hari hujan, kelembaban dan tekanan (X1) dan luas panen (X2)) dengan variabel terikat
udara tidak memberi pengaruh nyata atau (produksi padi), besarnya nilai koefisien korelasi
pengaruhnya kecil terhadap produksi padi. adalah 0,988. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Sedangkan curah hujan dan lama penyinaran hubungan variabel luas tanam (X1) dan luas panen
memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi (X2) dengan variabel produksi padi adalah erat atau
padi. kuat yaitu sebesar 98,8%.