ABSTRAK
Perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini telah memberikan dampak terhadap berbagai segi kehidupan;
termasuk sektor pertanian. Penelitian bertujuan untuk menentukan tren perubahan curah hujan, pemetaan klasifikasi
iklim Schmidt-Ferguson yang baru, dan menentukan kesesuaian iklim tanaman pala di Pulau Seram. Penelitian ini
menggunakan data curah hujan berbagai lokasi di Pulau Seram selama 60 tahun pengamatan. Analisis data terdiri
dari: (1) analisis pola curah hujan dan membangkitkan data curah hujan menggunakan teknik rataan aljabar, (2)
analisis tren perubahan curah hujan, (3) pemetaan klasifikasi iklim, dan (4) penentuan kesesuaian iklim tanaman pala.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Pulau Seram telah terjadi peningkatan curah hujan rataan tahunan dalam 30
tahun terakhir (periode 1989-2018) dibandingkan dengan priode 30 tahun sebelumnya (periode 1959-1988), yaitu
sebesar 11,2 hingga 15,6%. Di Pulau Seram terdapat tiga tipe iklim Schmidt-Ferguson, yaitu A, B, dan C. Wilayah
yang sangat sesuai untuk pengembangan tanaman pala seluas 1.035 ha atau 59% dari luas Pulau Seram dan daerah
yang sesuai seluas 457 ha atau 26% dari luas Pulau Seram. Sedangkan daerah yang kurang sesuai dan tidak sesuai
untuk tanaman pala seluas 258 ha atau 15% dari luas Pulau Seram.
Kata kunci: curah hujan, Schmidt-Ferguson, kesesuaian iklim, tanaman pala, Pulau Seram
71
Laimeheriwa et al., 2019. Analisis Tren Perubahan ...
72
AGROLOGIA: Volume 8, Nomor 2, Oktober 2019, halaman 71-81
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
73
Laimeheriwa et al., 2019. Analisis Tren Perubahan ...
b. Analisis tren perubahan curah hujan dimana: CHk/b = Rataan bulan kering
Penentuan tren perubahan curah hujan atau bulan basah, CHi = Jumlah bulan
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kering atau bulan basah pada tahun ke-i,
sudah terjadi perubahan curah hujan di daerah n = Jumlah tahun pengamatan.
Pulau Seram. Penentuan ini menggunakan • Gunakan persamaan berikut untuk
data iklim time series jangka panjang dan menentukan nilai Q, menggunakan nilai
sesuai data yang disiapkan/dibangkitkan rataan BK dan rataan BB:
dapat digunakan data curah hujan 60 tahun Rataan Bulan Kering (BK)
= 100%
pengamatan (1959 –2018) pada dua wilayah Rataan Bulan Basah (BB)
dengan pola hujan yang berbeda. Untuk
tujuan ini digunakan data curah hujan dari • Gunakan Segitiga Schmidt-Ferguson
Stasiun Meteorologi Kairatu yang mewakili untuk menentukan tipe iklimnya
wilayah dengan pola hujan lokal, dan data berdasarkan nilai Q.
curah hujan Stasiun Meteorologi Namlea
yang mewakili wilayah dengan pola hujan Hasil penentuan klasifikasi iklim (khususnya
moonsunal. periode II 1989-2018-terkini) di setiap
lokasi/wilayah di Pulau Seram kemudian
c. Pemetaan klasifikasi iklim digambar dalam bentuk Peta Klasifikasi Iklim
Pemetaan klasifikasi iklim bertujuan Schmidt-Ferguson Pulau Seram. Untuk
untuk mengelompokkan dan membagi pemetaan menggunakan Program Arc View
wilayah di Pulau Seram ke dalam daerah- 3.3.
daerah dengan tipe iklim yang sama. Untuk
tujuan ini, pembagian didasarkan pada d. Penentuan kesuaian iklim tanaman pala
karakteristik curah hujan yang dicirikan oleh Penentuan kesesuaian iklim tanaman
jumlah bulan basah dan bulan kering dalam pala di Pulau Seram dilakukan melalui dua
satu tahun. Untuk membuat klasifikasi iklim tahap, yaitu: (1) penyusunan kriteria iklim
Schmidt-Ferguson digunakan data time series tanaman pala didasarkan pada syarat
curah hujan periode I: 1959 – 1988 dan tumbuhnya (informasi hasil penelitian yang
periode II: 1989 – 2018 (terkini) di setiap pernah ada dan studi literatur) dengan
lokasi/wilayah. Pembuatan klasifikasi iklim mempertimbangkan kondisi iklim pada
Schmidt-Ferguson melalui tahapan sebagai daerah sentra produksi utama dan asal
berikut: tanaman pala di Maluku, dan (2) penentuan
kesesuaian iklim tanaman pala untuk berbagai
• Dari data time series curah hujan untuk
lokasi di Pulau Seram didasarkan pada dua
masing-masing periode, tentukan jumlah
unsur iklim utama yang mempengaruhi
bulan basah, BB (bulan yang curah
pertumbuhan dan hasil tanaman; yaitu curah
hujannya > 100 mm) dan jumlah bulan
hujan dan suhu udara. Indikator curah hujan
kering, BK (bulan yang curah hujannya <
yang digunakan berupa kisaran jumlah curah
60 mm) untuk setiap tahunnya.
hujan tahunan, jumlah bulan kering, dan tipe
• Dari data bulan basah (BB) dan bulan
iklim menurut Schmidt-Ferguson, sedangkan
kering (BK) yang diperoleh setiap
indikator suhu udara dicerminkan oleh
tahunnya, kemudian tentukan nilai rataan
ketinggian tempat di atas muka laut (elevasi).
BK dan BB menggunakan rumus yang
umum, yaitu teknik rataan aljabar, sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut :
Tren Perubahan Curah Hujan
CHk/b = CHi/n Tren perubahan curah hujan di Pulau
Seram dengan dua pola hujan (moonsunal dan
74
AGROLOGIA: Volume 8, Nomor 2, Oktober 2019, halaman 71-81
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
lokal) secara ringkas disajikan pada Tabel 1 hanya selama 2 bulan (Februari dan
dan 2 serta Gambar 1 dan 2. Nampak bahwa September) curah hujan cenderung berkurang
di wilayah dengan pola hujan moonsunal dengan kisaran 4,9 – 6,7%. Presentase
curah hujan tahunan periode 1989-2018 perubahan curah hujan periode musim hujan
cenderung bertambah sebesar 15,6% di dua wilayah tersebut lebih besar
dibandingkan dengan periode sebelumnya dibandingkan perubahan curah hujan musim
1959-1988. Sama halnya, di wilayah dengan kering. Pada wilayah dengan pola hujan
pola hujan lokal curah hujan tahunan periode moonsunal peningkatan curah hujan selama
1989-2018 cenderung bertambah sebesar periode musim hujan (Desember-Mei)
11,2% dibandingkan dengan periode sebesar 17,9% dan musim kering (Juni-
sebelumnya 1959-1988. Peningkatan curah November) sebesar 10,4%. Di wilayah
hujan di wilayah dengan pola hujan dengan pola hujan lokal terjadi peningkatan
moonsunal berlangsung selama 9 bulan curah hujan selama musim hujan (April-
dengan kisaran 8,7 – 32,0%, sebaliknya September) sebesar 11,8%, sedangkan selama
selama 3 bulan (Mei, September dan musim kering (Oktober-Maret)
November) cenderung terjadi penurunan peningkatannya sedikit lebih kecil, yaitu
curah hujan dengan kisaran 0,6 – 8,5%. sebesar 10,3%.
Sementara itu, di wilayah dengan pola hujan
lokal terjadi peningkatan curah hujan selama
10 bulan dengan kisaran 1,5 – 25,7% dan
Tabel 1. Perubahan Curah Hujan Yang Terjadi di Daerah Namlea dalam 60 Tahun Terakhir
(Perbandingan antara periode I:1959-1988 dengan periode II:1989-2018)
Periode Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Setahun
1959-1988 202 192 186 136 98 113 94 60 40 37 72 153 1.383
1989-2018 247 247 203 148 93 123 110 71 37 48 72 201 1.599
Perubahan
mm 45 55 17 12 -6 10 15 11 -3 11 0 49 216
% 22,3 28,5 9,3 9,0 -5,7 8,7 16,3 18,0 -8,5 30,3 -0,6 32,0 15,6
Sumber : Stasiun Hujan/Meteorologi Namlea (yang diolah tahun 2019)
Tabel 2. Perubahan Curah Hujan Yang Terjadi Di Daerah Kairatu dalam 60 Tahun Terakhir
(perbandingan antara periode I:1959-1988 dengan periode II:1989-2018)
Periode Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Setahun
1959-1988 116 139 142 130 187 365 236 203 163 121 87 111 2.002
1989-2018 144 130 157 156 216 371 297 241 155 140 92 128 2.227
Perubahan
mm 27 -9 15 26 29 6 61 38 -8 19 5 17 225
% 23,6 -6,7 10,3 19,7 15,8 1,5 25,7 18,5 -4,9 15,9 5,5 15,3 11,2
Sumber : Stasiun Klimatologi Seram Bagian Barat (yang diolah tahun 2019)
75
Laimeheriwa et al., 2019. Analisis Tren Perubahan ...
76
AGROLOGIA: Volume 8, Nomor 2, Oktober 2019, halaman 71-81
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
yang jumlah bulan basahnya mengalami tipe iklim ini berkisar antara 5,3 sampai
penurunan, yaitu Kairatu, Elpaputih dan 13,4% dengan rataan bulan kering 1,0 bulan
Hunitetu. Adanya perubahan nilai rataan dan rataan bulan basah 10,0 bulan. Tipe
jumlah bulan basah dan jumlah bulan kering iklim B merupakan daerah basah dengan
tentunya akan berpengaruh terhadap nilai Q; vegetasi hutan hujan tropis ditemukan di
dimana nilai Q menurun di semua daerah di daerah Piru, Kairatu, Elpaputih, Awaiya,
Pulau Seram. Turunnya nilai Q Amahai, Geser, dan Bula. Nilai Q untuk tipe
mengindikasikan bahwa curah hujan di iklim B berkisar antara 15,0 sampai 22,9%
Pulau Seram semakin meningkat (semakin dengan rataan bulan kering 1,6 bulan dan
basah) dalam periode II dibandingkan rataan bulan basah 8,8 bulan. Tipe iklim C
dengan periode I. merupakan daerah agak basah dengan
Berdasarkan hasil penentuan tipe iklim vegetasi hutan rimba ditemukan di daerah
Schmidt-Ferguson saat ini (periode II:1989- Taniwel dan Wahai. Nilai Q untuk tipe iklim
2018) di Pulau Seram terdapat 3 tipe Iklim, ini berkisar antara 34,4 sampai 35,0%
yaitu A, B dan C. Tipe iklim A yang dengan rataan bulan kering 2,8 bulan dan
merupakan daerah sangat basah dengan rataan bulan basah 8,1 bulan. Peta Iklim
vegetasi hutan hujan tropis ditemukan di Pulau Seram berdasarkan sistem klasifikasi
daerah Riring, Hunitetu, Waipia, Tehoru, Schmidt-Ferguson seperti yang disajikan
Manusela, dan Werinama. Nilai Q untuk pada Gambar 3.
Tabel 3. Hasil Penentuan Tipe Iklim Schmidt-Ferguson (periode I: 1959-1988 dan periode II:
1989-2018)
Rataan
Lokasi Periode Rataan BB Nilai Q Tipe Iklim
BK
A. Pola Hujan Moonsunal
1. Piru I 2,03 8,67 23,5 B
II 2,07 9,03 22,9 B
2. Taniwel I 2,87 7,87 36,4 C
II 2,80 8,00 35,0 C
3. Wahai I 2,97 7,73 38,4 C
II 2,80 8,13 34,4 C
B. Pola Hujan Lokal
1. Riring I 1,10 9,97 11,0 A
II 1,10 10,07 10,9 A
2. Kairatu I 2,23 8,17 27,3 B
II 1,77 7,97 22,2 B
3. Hunitetu I 1,53 9,90 15,5 B
II 1,00 9,80 10,2 A
4. Elpaputih I 1,93 9,00 21,5 B
II 1,33 8,87 15,0 B
5. Awaiya I 1,77 8,97 19,7 B
II 1,47 9,10 16,1 B
6. Waipia I 0,60 9,90 6,1 A
II 0,53 10,07 5,3 A
7. Amahai I 1,93 8,37 23,1 B
77
Laimeheriwa et al., 2019. Analisis Tren Perubahan ...
78
AGROLOGIA: Volume 8, Nomor 2, Oktober 2019, halaman 71-81
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
m dpl (garis pantai) hingga 3.027 m dpl dengan cara menumpang-tindihkan peta
(Puncak Gunung Binaya) di wilayah iklim Schmidt-Ferguson dengan Peta Elevasi
Kabupaten Maluku Tengah; dimana sebagian Pulau Seram. Hasil penentuan kesesuaian
besar (66%) wilayah Pulau Seram berada iklim berdasarkan kedua kriteria tersebut
pada ketinggian dibawah 500 m seluas (curah hujan dan elevasi) selanjutnya
1.226.120 ha. Tabel 4 menyajikan kriteria dituangkan dalam bentuk peta kesesuaian
kesesuaian iklim tanaman pala di Pulau iklim tamaman pala di Pulau Seram (Gambar
Seram. 4). Dari hasil analisis spasial terhadap peta
Untuk menentukan kesesuaian iklim kesesuaian iklim tanaman pala, diperoleh
tanaman pala di Pulau Seram, maka kelas gambaran tentang prospek pengembangan
kesesuaian berdasarkan kriteria curah hujan tanaman pala di Pulau Seram (Tabel 5).
perlu digabungkan dengan kriteria elevasi
79
Laimeheriwa et al., 2019. Analisis Tren Perubahan ...
Kesesuaian iklim tanaman pala di Pulau hingga sangat basah dengan rataan bulan
Seram dapat dijelaskan sebagai berikut: kering 1 – 3 bulan dan rataan bulan basah
(1) Daerah sangat sesuai (SP1): luas daerah 8 – 10 bulan.
sangat sesuai 1.034.550.8 ha (59.14%) 3. Di Pulau Seram wilayah yang sangat
dari luas wilayah Pulau Seram yang sesuai untuk pengembangan tanaman pala
tersebar hampir di seluruh wilayah seluas 1.034.551 ha atau 59.14 % dari luas
bagian timur dan selatan Pulau Seram. Pulau Seram dan daerah yang sesuai
(2) Daerah sesuai (SP2, SP3, dan SP4): luas seluas 457.140 ha atau 26.13% dari luas
daerah sesuai 457.139.6 ha (26.13%) Pulau Seram. Sedangkan daerah yang
dari luas Pulau Seram yang tersebar di kurang sesuai dan tidak sesuai untuk
sebagian wilayah bagian utara dan tanaman pala seluas 257.587 ha atau
tengah Pulau Seram 14,73% dari luas Pulau Seram.
(3) Daerah kurang sesuai (SP5 dan SP6):
luas daerah kurang sesuai 154.064.5 ha DAFTAR PUSTAKA
(8.81%) dari luas Pulau Seram yang
tersebar pada sebagian kecil di bagian [1] Bey, A dan I. Las. 1991. Strategi
tengah dan selatan Pulau Seram. Pendekatan Iklim Dalam Usaha Tani.
(4) Daerah Tidak Sesuai (SP7) : luas daerah Dalam: Kapita Selekta Dalam
tidak sesuai 103.522.3 ha (5.92%) dari Agrometeorologi. Dirjen Dikti,
luas Pulau Seram yang tersebar pada Depdikbud, pp:18-47. Jakarta.
sebagian kecil di bagian tengah dan [2] Laimeheriwa, S. 2014. Analisis Tren
selatan Pulau Seram Perubahan Curah Hujan Pada Tiga
Wilayah Dengan Pola Hujan yang
KESIMPULAN Berbeda di Provinsi Maluku. J.
Budidaya Pertanian 10(2): 71-78.
1. Telah terjadi perubahan iklim (curah [3] Sasminto, R.A., A. Tunggul, dan J.B.
hujan) di Pulau Seram yang dicirikan oleh Rahadi W. 2014. Analisis Spasial
peningkatan curah hujan rataan tahunan Penentuan Iklim Menurut Klasifikasi
dalam 30 tahun terakhir (periode 1989- Schmidt-Ferguson dan Oldeman di
2018) dibandingkan dengan priode 30 Kabupaten Ponorogo. J. Sumber Daya
tahun sebelumnya (periode 1959-1988), Alam dan Lingkungan 1(1): 51-56.
yaitu sebesar 15,6% pada wilayah dengan [4] Hidayat, R dan K. Ando. 2014.
pola hujan moonsunal dan 11,2% pada Variabilitas Curah Hujan Indonesia
wilayah dengan pola hujan lokal. dan Hubungannya Dengan
2. Berdasarkan sistem klasifikasi iklim ENSO/IOD: Estimasi Menggunakan
Schmidt-Ferguson, di Pulau Seram Data JRA-25/JCDAS. J. Agromet
terdapat 3 tipe iklim, yaitu A, B, dan C. 28(1): 1-8.
Ketiga tipe iklim tersebut mencirikan [5] Sudrajat, A. 2009. Pemetaan
Pulau Seram termasuk daerah agak basah Klasifikasi Iklim Oldeman dan
80
AGROLOGIA: Volume 8, Nomor 2, Oktober 2019, halaman 71-81
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
81