PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk
suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam
klimatologi. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan
topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat
di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari
Iklim adalah integrasi secara umum dari kondisi cuaca yang mencakup
kondisi atmosfir pada suatu saat. Kondisi cuaca ataupun iklim ini dicirikan oleh
unsur-unsur atau komponen atau parameter cuaca atau iklim antara lain suhu,
angin, kelembaban, penguapan, curah hujan serta lama dan intensitas penyinaran
daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi
1. Menetapkan kelas iklim suatu daerah berdasarkan data curah hujan suatu
stasiun cuaca menurut Schmidth-Ferguson dana Oldeman.
2. Menetapkan keadaan iklim berdasarkan kelas iklim menurut Schmidth-
Ferguson dan Oldeman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dewasa ini, para peneliti iklim percaya bahwa sudah selayaknya merubah
paradigma ini, iklim yang semula dianggap sebagai penyebab bencana menjadi
sumber daya alam iklim ini, kendala yang terbesar adalah kesediaan informasi
iklim yang akurat, tepat waktu, bersifat khusus, dan mudah dipahami oleh
Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama dan
meliputi tempat yang luas, kira-kira memerlukan data cuaca antara 10 sampai 30
tahun. Iklim dikaji dalam bidang ilmu klimatologi. Terjadinya perbedaan iklim di
muka bumi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rotasi dan revolusi bumi yang
berdasar pada garis lintang dan bujur, topografi bumi, tekanan udara, luas
permukaan tanah dan lautan. Klasifikasi iklim umumnya didasarkan atas tujuan
langsung aktivitas dalam bidang yang diamati seperti pola tanam komoditas bahan
pangan atau perkebunan (Lakitan, 2002). Oleh karena itu pembagian iklim
disuatu tempat didasarkan pada dua atau tiga tipe iklim. Pembagian iklim
berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu tipe iklim Mohr, tipe iklim
kelembapan, suhu, tekanan udara dan gerakan udara/angin dalam kurun waktu
merupakan rerata cuaca, sehingga iklim tersusun atas berbagai unsur yang
yang letaknya saling berjauhan, bila faktor utamanya sama. Mendasarkan atas
kesamaan sifat tersebut maka dalam bidang ilmu iklim juga dikena
Eropa yang beriklim sedang sampai dingin. Fluktuasi dan perubahan iklim di
wilayah tersebut sangat jelas dari waktu satu tempat dengan tempat lainnya
terutama menurut waktu sebagai akibat revolusi bumi yang condong pada bidang
edarnya. Keadaan iklim atau cuaca wilayah tersebut dicirikan oleh variabilitas
yang ekstrim, yakni musim dingin sangat dingin, dan musim panas sangat panas,
sedangkan di luar dua musim tersebut hanya merupakan peralihan dari perubahan
Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia penyusunan peta iklim menurut
klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah dalam
atau frekuensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan dengan
Iklim merupakan gejala alam yang sangat dinamis yang hampir semua
unsurnya memiliki keragaman yang tinggi, baik secara spasial maupun temporal.
Pada kondisi normal, dinamika iklim mempunyai pola tertentu yang berulang
secara periodik, namun sering pula terjadi perubahan yang ekstrim, yang
sedangkan penyimpangan yang menuju pada pola baru atau tren tertentu yang
bersifat permanen disebut sebagai perubahan iklim (climate change) (Las, 2008).
mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim. Klimatologi di bagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
1. Klimatologi fisis
dan gerakan udara terhadap waktu dan tempat, sehingga di permukaan bumi
2. Klimatologi kedaerahan
klimatologi yaitu:
kekeringan.
2. Untuk penentuan musim tanam dan jenis tanaman yang akan dibudidayakan
pertanaman.
Ilmu yang mempelajari cuaca disebut meteorologi, yaitu cabang ilmu yang
terjadi di atmosfer. Cuaca adalah nilai total keadaan sesaat dari perubahan-
perubahan fisik atmosfer suatu tempat. Nilai tersebut diperoleh dari hasil
tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah)
jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya
adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah
(agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis
vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang
ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang
(Lakitan,2002).
II. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan terdiri atas data curah hujan 10 tahun beberapa
(kalkulator).
B. Prosedure Kerja
2. Kriteria jumlah bulan basah, kering, dan lembab masing – masing >100 mm
3. Bulan basa (BB), bulan kering(BK), dan bulan lembab (BL) setiap tahun
ditentukan.
5. Nilainisbah rata – rata jumlah bulan kering/rata – rata jumlah nulan basah
ditentukan.
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
Iklim merupakan gejala alam yang sangat dinamis yang hampir semua
unsurnya memiliki keragaman yang tinggi, baik secara spasial maupun temporal.
Pada kondisi normal, dinamika iklim mempunyai pola tertentu yang berulang
secara periodik, namun sering pula terjadi perubahan yang ekstrim, yang
sedangkan penyimpangan yang menuju pada pola baru atau tren tertentu yang
bersifat permanen disebut sebagai perubahan iklim (climate change) (Las, 2008).
kelembapan, suhu, tekanan udara dan gerakan udara/angin dalam kurun waktu
merupakan rerata cuaca, sehingga iklim tersusun atas berbagai unsur yang
kesamaan sifat tersebut maka dalam bidang ilmu iklim juga dikena
daerah tertentu sepanjang tahun dan dari tahun ke tahun. Iklim merupakan salah
sangat tinggi baik menurut waktu maupun tempat, olehkarena itu kajian tentang
iklim lebih banyak diarahkan pada faktor hujan. Iklim selalu berubah menurut
ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklimakan membentuk pola atau
siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan.
berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal
(Irianto,2003).
tujuan menyebabkan pranata mangsa pada saat ini tidak dapat sepenuhnya
dipedomani dalam menetap- kan awal musim tanam karena perubahan iklim dan
juga adanya perubahan sistem irigasi, serta hilangnya sebagaian flora dan fauna
yang men- jadi indikator penanda musim. Oleh sebab itu, usahatani tanaman
kebiasaan dan insting dalam penetapan pola tanamnya. Akibatnya petani sering
dihadapkan kepada kendala kekurangan air, khususnya pa- da saat intensitas curah
hujan tinggi dalam kurun waktu yang pendek atau periode kering yang
berlangsung lama. Pranata mangsa bukanlah perhitungan yang sifatnya kaku dan
ti- dak bisa diubah. Sebagaimana sifat orang Jawa, cara membaca tanda-tanda
alam yang ada pada pranata mangsa juga bersifat terbuka untuk di- lakukan
tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada musim, karena irigasi menyediakan air
untuk pengairan sawah hampir setiap tahun. Demikian pula dengan peralatan dan
pengobatan hama modern yang menyebabkan hampir semua hama tanaman dapat
dibasmi. Pada posisi lain, Dinas Pertanian sebagai instansi teknis di bidang ini
kepada petani. Jika demikian, di mana pembiaran dilakukan terus menerus, maka
jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi.Penyusunan tipe
Kebutuhan airuntuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk
hujan yang samaadalah 75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi
mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar
basah apabila mempunyaicurah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan
dikatakan bulan kering apabilacurah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.
curah hujan sebagai dasar penentuan klasifikasi iklimnya. Tipe utama klasifikasi
Oldemen didasarkan pada jumlah bulan basah berturut-turut, yaitu: zona A, zona
B ,zona C ,zona D, dan zona E. Sedangkan sub tipenya didasarkan pada jumlah
(Lakitan,1994).
Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona
pemberian nama sub zona berdasarkan angka yaitu sub 1,2,3,4 dan 5. Zona A
dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun.Zona B hanya dapat ditanami
padi 2 periode dalamsetahun. Zona C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam
setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200 mm
per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zona D, hanya dapat ditanami
padi satu kali masa tanam. ZoneE, penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya
Q = x 100%
Tipe –tipe hujan diatas mempunyai ciri vegetasi tertentu sebagai berikut:
1) Tipe A : daerah sangat basah dengan ciri vegetasi hutan hujan tropika
3) Tipe C : daerah agak basah dengan ciri vegetasi hutan rimba, diantara jenis
vegetasi yang gugur daunnya pada periode musim kemarau, diantaranya jati
beberapa klasifikasi iklm antara lain sangat basah (0-14,3), basah (14,4-33,33),
(167,1-300), sangat kering (300,1-700), dan luar biasa kering (> 700).
di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis
vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya
adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah
kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E
(agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis
vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang
ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang
(Syamsulbahri, 1987).
Curah hujan bulan pada Klampok, menurut klasifikasi iklim Schmidt-
Ferguson termasuk daerah agak basah (C), dengan nilai Q yaitu 37,03 %.
Sedangkan menurut klasifikasi iklim menurut Oldeman curah hujan bulan pada
basah), sedangkan menurut klasifikasi iklim Oldeman jumalh BB 7-9 dan BK 2-3
Ferguson termasuk ke dalam tipe iklim B (daerah basah), dimana nilai Q yaitu
ditandai jika nilai Q dari 14,4-33,33 termasuk ke dalam tipe iklim B ( daerah
Ferguson, curah hujan bulan pada Bukateja termasuk tipe iklim B yaitu daerah
basah, dimana nilai Q yaitu 33,33 %. Sedangkan menurut Oldeman curah hujan
pada bukateja termasuk tipe iklim B2, dimana diketahui jumlah BB 8 dan BK 3.
ferguson termasuk daerah daerah basah (B), degan niali Q yaitu 32, 18 %.
termasuk zona agroklimat B2, dimana diketahui BB yaitu 7 dan BK yaitu 3. Hal
Schmidth-Ferguson nilai Q dari 14,4- 33,33 itu termauk kedalam daerah basah (B)
dan menurut klasifikasi iklim Oldeman jumlah BB dari 7-9 dan BK 2-3 termasuk
kedalam zona B2
termasuk ke dalam tipe iklim C ( daerah agak basah), dimana diketahu nilai Q
yaitu 39,47. Sedangkan menurut klasifikasi Oldamen termasuk tipe iklim C3,
dengan jika nilai Q 33,4-60,0 termasuk ke dalam tipe C (daerah agak basah),
sedangkan menurut klasifikasi iklim Oldamen di tandai jika jumlah BB 5-6 dan
1. Berdasrkan data curah hujan dari beberapa daerah didapatkan hasil sebagai
berikut:
agroklimatologi B2.
agroklimatologi B2.
agroklimatogi B2.
curah hujan bulan pada Klampok termasuk ke dalam daerah agak basah, curah
hujan bulan pada Bukateja termasuk ke dalam daerah agak basah, curah hujan
bulan pada Wanadadi termasuk daerah basah, sedangkan curah hujan bulan pada
B.Saran
Boer, R., I. Las dan A. Bey. 1990. Metode klimatologi. IPB. Bogor
Fidiyani. Rini dan Ubaidillah. Kamal. 2012. Penjabaran Hukum Alam Menurut
Vol. 12 No.3
Persada. Jakarta.
Brawijaya. Malang
LAMPIRAN FOTO