Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Pengembangan E-modul Terintegrasi Learning Video Berbasis Direct


Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Nurul Fitriyah D.A1 , Imam Bukhori2, Mohammad Arief3, Andi Basuki4


1,2,3,4*
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia
E-mail: nurul.fitriyah.1804126@students.um.ac.id, imam.bukhori.fe@um.ac.id,
mohammad.arief.fe@um.ac.id , andi.basuki.fe@um.ac.id

Abstract
The purpose of research and development is to produce Electronic Modules (E-Modules) with a
direct instruction-based model that integrates learning video links, to determine the feasibility of the
product as learning material and to determine the difference in the average learning outcomes of
students in the experimental class (user) with the control class (non-user). The research method is a
4-D method with 4 stages, namely define, design, develop, and disseminate. The research product
was applied experimentally to class XII students of the Office Automation and Governance (OTKP)
study program at SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang Regency. Subjects test is for
experimental class (XII OTKP 1) and the control class (XII OTKP 2). Product research and
development is considered very suitable for use and can improve students scores for experimental
class students because the average value of the experimental class is significantly higher than the
average value of the control class.

Keywords: direct instruction; e-modules; learning video; students scores

Abstrak
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini ialah untuk menghasilkan produk pembelajaran yaitu
Electronic Modul (E-Modul) dengan model berbasis direct instruction yang terintegrasi link video
pembelajaran didalamnya, untuk mengetahui kelayakan produk sebagai bahan belajar dan untuk
mengetahui beda rerata hasil belajar peserta didik di kelas yang menggunakan produk (user) dengan
yang tidak menggunakan produk penelitian (non-user). Metode yang diadaptasi dalam penelitian
adalah metode 4-D dengan 4 tahap yaitu define, design, develop, dan disseminate. Produk
pembelajaran ini diterapkan eksperimen kepada siswa kelas XII program studi Otomatisasi dan Tata
Kelola Perkantoran (OTKP) yang ada di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Kabupaten Malang.
Subjek uji coba adalah kelas eksperimen (XII OTKP 1) dan kelas kontrol (XII OTKP 2). Hasil
pengembangan produk pembelajaran ini dinilai sangat layak dan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas eksperimen, dimana rerata nilai kelas eksperimen lebih tinggi secara signifikan
dibandingkan rerata nilai kelas kontrol.

Kata Kunci: direct instruction; e-modul; hasil belajar; learning video

Corresponding author. nurulfitriya1425@gmail.com

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

185
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

How to cite this article. D.A, N. F., Bukhori, I., Arief, M., & Basuki, A. (2022). Pengembangan E-modul
Terintegrasi Learning Video Berbasis Direct Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran. 7(2), 185–201. https://doi.org/10.17509/jpm.v7i2

History of article. Received: Mei 2022, Revision: Juni 2022, Published: Juli 2022

PENDAHULUAN perkembangan, terutama perkembangan


Pendidikan pada jenjang sekolah dari segi strategi atau trik belajar yang
menengah kejuruan mengedepankan dipercaya efektif. Trik atau strategi
pembelajaran bersifat praktikal. Sesuai pembelajaran yang paling umum diterapkan
dengan tujuan pembelajaran SMK adalah di kelas penelitian berdasarkan masalah
untuk mencetak peserta didik menjadi yang ada adalah strategi direct instruction.
tenaga ahli dan siap bekerja di institusi yang Strategi pembelajaran langsung ini efektif
sesuai dengan bidangnya. Kegiatan praktik dalam menambah pengetahuan dan
tentu disertai dengan pemahaman terkait pemahaman peserta didik dalam kelas yang
dasar atau konsep materi secara memiliki jumlah besar sehingga dapat
mendukung. Menilik fenomena yang terjadi berimbas terhadap kemajuan hasil belajar
di Sekolah Menengah Kejuruan, masih peserta didik. Walaupun memiliki
minimnya sumber referensi yang menjadi kelemahan seperti aktivitas belajar yang
pegangan belajar untuk peserta didik, monoton dan kurang bervariasi, strategi
bahkan untuk guru, dan masih tergolong belajar langsung ini berperan penting
rendah hasil belajar pada mata pelajaran sebagai dasar pemahaman peserta didik dan
yang bersifat runtut dan praktikal seperti memberikan kesempatan peserta didik
OTK kepegawaian. Peserta didik masih untuk melakukan praktik belajar secara
belum bisa memahami konsep materi terbimbing dan mandiri.
secara runtut dan belum melaksanakan Hal tersebut didukung dalam jurnal
kegiatan praktik berdasarkan peraturan menurut (NH & Winata, 2016) bahwa
yang ada. Mata pelajaran yang bersifat direct instruction ialah satu dari sekian
runtut dan praktikal ini memiliki hubungan model belajar efektif, efisien dan sudah
teori dan praktik yang saling bergantung, sejak lama dinilai laksana metode yang
guru berperan untuk membimbing dalam layak untuk diajarkan kepada peserta didik.
berbagi pemahaman yang tepat kepada Efektivitas metode atau trik tersebut telah
peserta didik. terverifikasi uji melampaui 50 program ajar
Ketidakmampuan peserta didik dalam bersifat profitabel yang tersaji. Guru
menjalankan kegiatan belajar secara praktik menjadi fokus utama atau communicator
dipengaruhi oleh permasalahan yang terjadi center bagi peserta didik ketika guru
di dalam kelas yaitu masih minim modul melangsungkan metode direct instruction
sumber belajar dan kondisi kelas yang sampai peserta didik dengan mudah dan
ramai serta penuh. Proses pembelajaran dari langsung menangkap inti pembelajaran.
tahun ke tahun mengalami berbagai

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

186
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Model belajar dengan direct pembelajaran. Tanpa e-modul, peserta didik


instruction ini menjadi bermanfaat secara akan kesulitan menangkap inti dari materi
spesifik ketika diajarkan pada mata yang harus dikuasai. Menurut (Siregar &
pelajaran tertentu yang bersifat dinamis. Harahap, 2020) e-modul ialah bahan ajar
Mengikuti perkembangan zaman sehingga dalam perwujudan format elektronik. E-
banyak peraturan dari pemerintah yang modul digunakan dengan tujuan supaya
berubah. Salah satu mata pelajaran di peserta didik dapat tertarik dengan isi
jurusan OTKP yang tepat untuk diterapkan materi karena di dalam e-modul terdapat
model belajar ini adalah mata pelajaran variasi bentuk materi berupa gambar atau
otomatisasi dan tata kelola (OTK) tampilan lain yang memiliki desain
kepegawaian. Khusus pada kompetensi menarik.
dasar (KD) mengevaluasi pengelolaan Wawancara bersama narasumber yaitu
administrasi kepegawaian mencakup materi guru yang mengampu mata pelajaran OTK
yang berhubungan dengan badan Kepegawaian di SMK Muhammadiyah 7
kepegawaian, baik itu untuk instansi Gondanglegi, Kabupaten Malang pada hari
pemerintah atau negara seperti PNS, ASN, Senin tanggal 20 September 2021
dimana selalu mengalami perubahan. menghasilkan berbagai pernyataan dimana
Peraturan pemerintah beserta perubahan- narasumber memaparkan bahwa bahan
perubahan yang sering terjadi karena belajar termasuk elektronik modul di SMK
menyesuaikan dengan kondisi di lapangan Muhammadiyah 7 (MUTU) khususnya
yang berubah-ubah (dinamis) menjadi pada mata pelajaran Otomatisasi dan Tata
alasan mengapa pembelajaran perlu kelola (OTK) Kepegawaian termasuk
dilakukan dengan model direct instruction minim, peserta didik sering kesulitan
ini supaya peserta didik tidak salah dalam mencari bahan belajar yang lengkap, mudah
memahami pembelajaran. dipahami dan mudah diakses. Selain itu,
Pengetahuan dari saat guru mengajar hasil belajar peserta didik tercatat lebih dari
dan menjelaskan perubahan-perubahan 50% mengalami penurunan. Alasan
yang terjadi di lingkup administrasi penurunan nilai ini disebutkan karena
kepegawaian ini kemudian diperkuat beberapa masalah seperti masih
dengan adanya produk e-modul yang bercampurnya kelas teori dan praktik,
dikembangkan. Pada masa perkembangan jumlah peserta didik dalam kelas yang
digital sekarang ini, modul elektronik ramai dan penuh sehingga tidak dapat fokus
sangat bisa dijadikan pegangan sumber pada pengalaman praktik beserta teori yang
referensi bagi peserta didik karena mudah menunjang pemahaman peserta didik.
diakses dan efisien sehingga mudah dibawa Otomatisasi dan Tata Kelola (OTK)
kemana-mana. Kepegawaian adalah salah satu mata
Aspek penting selain metode atau pelajaran krusial yang ada pada jurusan
strategi pembelajaran yaitu buku pegangan Otomatisasi dan Tata Kelola (OTK)
materi atau e-modul yang digunakan dalam Perkantoran. Mata pelajaran tersebut perlu

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

187
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

dipahami dengan berbagai penjelasan yang (OTK) kepegawaian untuk meningkatkan


bersifat langsung (direct) karena beberapa hasil belajar peserta didik kelas XII
materi di KD mata pelajaran Otomatisasi program keahlian Otomatisasi dan Tata
dan Tata kelola (OTK) Kepegawaian Kelola Perkantoran (OTKP) di SMK
memiliki materi belajar yang bersifat runtut Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang.
dan praktikal contoh mengenai bagaimana Mengetahui Kelayakan Produk E-
urutan dalam mengevaluasi pengelolaan Modul dengan model direct instruction
administrasi kepegawaian beserta peraturan pada mata pelajaran Otomatisasi dan Tata
pemerintah yang mendukung di periode Kelola (OTK) Kepegawaian untuk kelas
yang dijalankan. Materi pembelajaran XII Program Keahlian Otomatisasi dan
kepegawaian mengajarkan dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) melalui
mempelajari tentang cakupan hal-hal yang validasi ahli materi dan ahli media.
erat kaitannya dengan pegawai, salah Mengetahui beda rerata hasil belajar
satunya mengevaluasi pengelolaan berupa nilai yang didapat peserta didik
administrasi kepegawaian dan segala hal pemakai e-modul model direct instruction
yang terkait dengan laporan evaluasi dengan peserta didik non-pengguna yang
pegawai. Pengetahuan dan keterampilan tidak belajar dengan e-modul model direct
mengenai kepegawaian sangat penting instruction pada peserta didik kelas XII
ketika peserta didik lulus dan menjadi Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
seorang pegawai (Octavianis & R, 2019). (OTKP) di SMK Muhammadiyah 7
Elektronik Modul (E-Modul) mata Gondanglegi Malang.
pelajaran Otomatisasi dan Tata kelola
(OTK) Kepegawaian berbasis model Direct KAJIAN PUSTAKA
Instruction diharapkan mampu mengatasi Materi pada mata pelajaran otomatisasi
masalah yang terjadi di SMK dan tata kelola (OTK) kepegawaian
Muhammadiyah 7 terutama di kelas XII terutama pada KD mengevaluasi
OTKP. E-Modul ini dibuat dengan susunan pengelolaan administrasi kepegawaian
materi yang kompleks, beragam, dan termasuk dalam level kognitif C2 dan P2.
terdapat beberapa lembar kerja peserta Level kognitif C2 yaitu memahami,
didik yang tentu dirancang untuk mengartikan dan menginterpretasikan dari
mengetahui hasil nilai belajar peserta didik, berbagai contoh kegiatan evaluasi
terutama dari cakupan kognitif dan pengelolaan administrasi kepegawaian.
psikomotorik. Berdasarkan hal-hal penting Selain itu, level psikomotorik P2 yaitu
tersebut, maka perlu diadakan riset berupa menyiapkan, melaksanakan, menggunakan,
penelitian R&D ini dengan berbagai tujuan. menerapkan dan menilai berdasarkan
Tujuan pertama tentu untuk peraturan terkait pengelolaan administrasi
menghasilkan e-modul terintegrasi learning kepegawaian.
video dengan model direct instruction pada Level kognitif dan psikomotorik pada
mata pelajaran otomatisasi dan tata kelola kompetensi dasar tersebut dan

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

188
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

permasalahan yang terjadi pada saat proses tahapan model direct instruction yaitu
belajar di kelas dapat dibantu dengan tahapan:
penggunaan e-modul dan model belajar 1) Orientasi, yaitu tahap pertama yang
berbasis direct instruction. Model atau trik berupa penentuan materi belajar, refleksi
belajar dengan instruksi langsung ialah satu atau peninjauan pelajaran sebelumnya,
dari sekian model ajar yang terdiri dari penentuan tujuan akhir dari pembelajaran
pemaparan guru terkait konsep materi dan dan penetapan prosedur pembelajaran di
kebaruan keterampilan, membuat guru kelas. 2) Presentasi, yaitu tahap kedua yang
terlibat bekerja bersama peserta didik dimulai dengan penjelasan atau pemaparan
secara individu atau dalam bermacam- konsep, inti materi, new skill and practice,
macam kelompok kecil (a little group) yang penyajian ekspresi visual mengenai job
berfokus pada target belajar. Target belajar practice yang akan diberikan dan
tentu diiringi dengan pemberian pelatihan menegaskan kembali interpretasi peserta
praktik keterampilan berkala yang sesuai didik. 3) Praktik terstruktur, yaitu tahap
target. ketiga yang diawali dengan mengarahkan
Model belajar instruksi langsung atau peserta didik dalam satu kelompok kecil
direct instruction merupakan model belajar untuk mengamati praktik yang dilakukan
yang sistematis. (Sasmita, 2012) oleh pendidik atau guru. Setelah itu peserta
mengemukakan berbagai manfaat dari didik diharuskan merespon melalui
model pembelajaran ini mulai dari beberapa pertanyaan terkait praktik dan
pemberian struktur yang disiplin, mengisi guru memantapkan kembali contoh praktik
banyak makna dalam pembelajaran dan yang benar. 4) Praktik terbimbing, yaitu
pengalaman sistematis yang merupakan tahap keempat yang disebut dengan praktik
salah satu pendekatan belajar supaya semi-independent. Dalam tahap ini, guru
peserta didik tetap fokus dan terlibat secara memberi kesempatan peserta didik untuk
penuh guna mencapai target hasil belajar bergantian memberi contoh praktik di
dengan memperhatikan pengetahuan hadapan peserta didik yang lain. Setelah itu,
faktual (Utama et al., 2014). Penekanan guru memberi respon dalam bentuk
interaksi pendidik atau guru terhadap petunjuk. 5) Praktik mandiri, yaitu tahap
peserta didik di setiap poin pembelajaran kelima yang diawali dengan guru
inilah yang membuat model instruksi memberikan tugas praktik untuk
langsung disebut model transaksional diselesaikan di kelas secara individu. Guru
secara umum. memberikan timbal balik berupa penilaian
Direct instruction atau model belajar dalam periode tertentu (NH & Winata,
dengan instruksi langsung dilakukan 2016).
bertahap mulai dari aktivitas pengenalan Keunggulan model belajar tentu
atau orientasi, pemaparan atau presentasi, beriringan dengan kekurangan pula dan
praktik terstruktur, praktik terbimbing, dan berlaku di tiap-tiap model pembelajaran.
praktik mandiri (Kanfush, 2014). Ada 5 Namun, keunggulan yang terpenting dalam

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

189
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

model direct instruction ini ialah terdapat komponen penting dalam kegiatan
fokus akademik, pengarahan dan kontrol pembelajaran. Pembuatan e-modul
atas guru, tingginya tingkat harapan dalam merupakan elemen atau faktor yang harus
perkembangan peserta didik, keberhasilan dilakukan pengkajian, diteliti, dipelajari,
manajemen waktu, serta suasana akademik dijadikan pedoman dan bahan materi
yang cukup mendukung (NH & Winata, sehingga kedepannya dapat dikuasai oleh
2016). Salah satu keunggulan model belajar peserta didik. (Aini & R, 2019). Elektronik
direct instruction ini ialah kecocokannya Modul atau E-Modul ialah perwujudan
ketika diterapkan di dalam kelas berjumlah salah satu dari berbagai opsi bahan ajar
peserta didik yang banyak. yang tersusun sistematis, menarik, diselingi
Permasalahan dalam penelitian desain variatif untuk membantu peserta
kemudian ditelaah oleh peneliti untuk didik selama belajar dilangsungkan. E-
dijadikan solusi yaitu berupa elektronik Modul sebagai alternatif bantu bagi peserta
modul atau e-modul pada hakikatnya ialah didik dalam kemandiriannya mencapai
salah satu contoh bentuk dari self-regulated tujuan belajar di kelas sesuai kurikulum
learning yang menampilkan sajian materi terbaru yaitu kurikulum 2013 (Swandhana
belajar secara mandiri oleh peserta didik. et al., 2016).
Mencapai tujuan pembelajaran menjadi (Setyaningrum & Suratman, 2020)
titik akhir pembuatan e-modul yang dibuat Bahan ajar bisa berupa modul, e-modul
secara sistematis dari unit terkecil dengan ataupun buku saku berfungsi
bantuan komputer sehingga dapat menyampaikan penjelasan materi dengan
ditampilkan dalam format elektroniknya. model one-way (satu arah) yang dapat
Bantuan format elektronik tersebut mendukung kegiatan belajar.
menjadi alasan mengapa e-modul dapat (Setyaningrum & Suratman, 2020)
digunakan, dibaca dan dibawa kemana saja memaparkan bahwa bahan ajar yang
dan kapanpun saat dibutuhkan oleh peserta termasuk didalamnya ialah informasi, alat,
didik. Hal ini membuat fungsi e-modul jadi teks secara runtut dalam aktivitas belajar
jauh lebih praktis. E-Modul dinilai sesuai penguasaan kompetensi yang
memiliki tingkat interaktif yang tinggi, ditetapkan untuk dikuasai peserta didik.
penataan informasi yang terstruktur, serta Bahan ajar berdasarkan jenis dibedakan
menarik untuk dibaca. Dengan nilai dalam 4 jenis substansi sesuai ketentuan: 1)
tersebut sehingga e-modul dapat membantu substansi dengar (audio), 2) substansi cetak
peserta didik melepas ketergantungannya (hardfile), 3) substansi lihat-dengar (audio
terhadap instruktur atau guru yang visual), dan 4) substansi interaktif
dianggap sebagai satu-satunya pihak (interactive teaching substance).
pemberi informasi pembelajaran. (Siregar Rekomendasi lain untuk opsi media
& Harahap, 2020). yang dapat diaplikasikan secara daring oleh
E-Modul ialah salah satu dari sekian pendidik atau guru ialah media interaktif
banyak opsi bahan ajar yang memiliki berbasis multimedia atau website. Media ini

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

190
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

memiliki fungsi yang sama dengan media ketertarikan peserta didik terhadap
pada umumnya yaitu untuk menyampaikan pembelajaran di kelas. Contoh nyata dan
informasi kepada peserta didik (Fitra & detail materi yang telah dipaparkan dalam
Maksum, 2021). Adapun fitur-fitur e-modul bisa dilihat langsung di video.
unggulan sesuai kebutuhan penelitian: (A. Selain itu, dalam video juga menayangkan
O. Sari et al., 2019) yang dimiliki oleh contoh praktik kegiatan yang berkorelasi
google slides, seperti fitur kemudahan akses (related) dengan ilmu ajar hingga peserta
link pembelajaran (embed Youtube sebagai didik (perdik) tidak hanya memperkirakan
sumber belajar alternatif video), kolaborasi saja (Nurdin et al., 2019)
dengan tim, penggunaannya yang free, E-modul yang dikembangkan
keamanan dokumen, tema yang beragam, kemudian dipadukan dengan gaya belajar
serta menu-menu lain yang digunakan model direct instruction untuk
untuk proses editing dan pengolahan kata meningkatkan hasil belajar peserta didik.
menjadi alasan untuk peneliti memilih Hasil belajar sering digunakan sebagai
media Google Slides sebagai bahan pengukuran keberhasilan sesuai tingkatan
pembuatan elektronik modul yang interaktif yang ditetapkan selama proses belajar yang
(Andayani, 2021). dilakukan peserta didik di kelas yang
E-modul yang dibuat juga terintegrasi ditunjukkan dengan hasil atau nilai tes
dengan video pembelajaran atau learning maupun lembar kerja dan tugas. Hasil
video yang memiliki segudang manfaat belajar atau nilai ini, berfungsi sebagai
bagi peserta didik untuk mengambil intisari pengukur guna mengamati penguasaan
materi dan pemberian contoh kasus dalam peserta didik pada materi setelah
materi pembelajaran secara langsung. diinstruksikan. Hasil nilai belajar pun
Berbagai keunggulan yang didapat oleh diartikan sebagai perubahan perilaku
peserta didik jika menonton video setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
pembelajaran ialah motivasi belajar yang (Cahyani & Arief, 2015) menjelaskan
meningkat, alur penjelasan dalam video bahwa hasil atau nilai belajar yang
yang ringkas, menarik dan dapat merefleksikan peralihan perilaku termasuk
ditayangkan berkali-kali sehingga dapat hasil belajar kognitif, afektif, dan
meningkatkan antusiasme belajar (Nurdin psikomotorik.
et al., 2019). 1. Hasil Belajar Kognitif
Video pembelajaran atau learning Hasil belajar kognitif ialah hasil belajar
video dapat ditayangkan langsung dalam e- yang dilihat dalam bentuk berubahnya
modul, peserta didik dapat memperbesar tingkah laku terkait bidang pengetahuan,
tampilan, mempercepat, ataupun yang dibagi secara bertingkat berawal dari
memperlambat penjelasan yang ada dalam tingkat dasar hingga yang paling tinggi,
video. Pemanfaatan learning video ini dapat mulai dari menghafal sampai evaluasi.
meningkatkan pemahaman konsep materi 2. Hasil Belajar Afektif
mencakup pengetahuan dan praktik, serta

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

191
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Hasil belajar afektif dibagi dalam 5 level bahwa membaca dan mendengar dapat
yaitu level menerima (acceptance level), meningkatkan ingatan belajar sebesar 30%,
berpartisipasi (participation level), sedangkan dengan demonstrasi dapat
penilaian (rating level), mengorganisasi meningkatkan ingatan belajar peserta didik
(organization level), dan menginternalisasi sebesar 30%. Pemanfaatan e-modul yang
(internalisation level) atau dari level berisi gambar dan link video materi disertai
elementer (basic level) hingga paling elusif dengan metode belajar direct instruction
(advance level). dapat membantu peserta didik mengingat
3. Hasil Belajar Psikomotorik pembelajaran sebesar 60%.
Hasil belajar psikomotorik dibagi dalam 6
level yaitu mempersepsi (perception level), METODE PENELITIAN
menyiapkan (readiness level), pergerakan Model Penelitian
terbimbing (guided level), pergerakan Riset beserta pengembangan
terbiasa (common level), pergerakan direalisasikan oleh peneliti menggunakan
kompleks (complex level), dan kreativitas model 4D (Four-D). Penyusunan yang
(creativity level). Definisi hasil belajar pun sistematis dan detail merupakan beberapa
berarti hasil yang diraih melalui alasan dipilihnya model 4D ini, dengan
serangkaian proses pembelajaran untuk begitu proses pembelajaran dapat
mengetahui nilai keberhasilan peserta didik dilaksanakan dengan mudah. Alur model
pada saat memahami dan menerapkan apa penelitian pengembangan 4D ialah sebagai
yang telah dipelajarinya. Pada penelitian berikut: 1) Define (mendefinisikan) ialah
dan pengembangan ini, yang menjadi tolak menetapkan persyaratan pembelajaran yang
ukur adalah hasil belajar kognitif dan dilakukan seraya menganalisis tujuan dari
psikomotorik saja dikarenakan materi yang disempurnakan, 2) Design
berhubungan dengan faktor sanggup atau (merancang) yakni peneliti membuat
tidaknya peserta didik dalam penguasaan rancangan produk, memilih format untuk
materi. membuat modul yang disesuaikan need
Pengalaman belajar menyokong andil factors peserta didik, 3) Develop
besar pada hasil belajar. Menurut Edgar (pengembangan) merupakan proses
Dale dalam jurnal (P. Sari, 2019) setelah pembuatan modul melewati proses
menyatukan teori belajar oleh John Dewey perbaikan atau revisi berupa advice dari
dengan pikiran-pikiran psikologi, para ahli yaitu ahli e-modul dan ahli materi
disimpulkan bahwa kerucut pengalaman untuk menghasilkan perangkat
belajar ini merangkum persentase tingkat pembelajaran yang efektif, 4) Disseminate
hasil belajar peserta didik berdasarkan (menyebarluaskan) merupakan tahap
pengalaman belajar menggunakan jenis penyebaran media belajar atau peranti
media dan cara belajar yang berbeda-beda. belajar yang berhasil dikembangkan dalam
Kerucut pengalaman belajar memaparkan cakupan kompleks.

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

192
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Gambar 1 Model Penelitian Pengembangan 4-D


Sumber: (Manasikana, 2017)
Jenis Data Skala penilaian yang menjadi tolak ukur
Jenis data yang terdapat dalam dalam lembar validasi E-Modul ialah
penelitian dan pengembangan peneliti ialah adaptasi dari skala Likert. Skala yang
data kualitatif dan kuantitatif. Data digunakan adalah 1-5 yang dijabarkan
kualitatif didapatkan dari komentar yang menjadi lima opsi jawaban. Skor 5 teruntuk
berupa kritik dan saran oleh validator dalam opsi sangat setuju; skor 4 opsi setuju; skor
rangka petunjuk revisi atau perbaikan E- 3 opsi cukup setuju; skor 2 opsi tidak setuju;
Modul. Sedangkan data kuantitatif dan skor 1 opsi sangat tidak setuju
dihasilkan dari hasil angket validator dan (Sugiyono, 2016).
respon pengguna E-Modul pada uji coba, Teknik Analisis Data
serta nilai hasil soal latihan pada akhir Teknik analisis yang dipergunakan
proses pembelajaran. dalam penelitian dan pengembangan ini
Instrumen Pengumpulan Data ialah teknik analisis data kualitatif dan
(Sugiyono, 2016) menyebut bahwa kuantitatif serta Uji t (independent sample
fungsi instrumen penelitian ialah sebagai t-test). Data kualitatif didapat dari hasil
alat untuk mengukur fenomena alam dan wawancara peneliti dengan guru mata
fenomena sosial yang diamati. Instrumen pelajaran Otomatisasi dan Tata kelola
pengumpulan E-Modul yaitu berupa tes (OTK) Kepegawaian SMK
tertulis, angket, dan pedoman wawancara. Muhammadiyah 7 Gondanglegi, kritik serta
Lembar validasi E-Modul dipakai guna saran dari ahli E-Modul, ahli materi dan
mengumpulkan data kualitas kelayakan E- pengguna E-Modul (peserta didik). Data
Modul yang telah dikembangkan oleh kuantitatif didapat dari skor formulir
peneliti. Formulir validasi E-Modul yang validasi ahli E-Modul, formulir validasi ahli
dipakai riset ini ada 3 jenis, yaitu lembar materi dan pengguna (peserta didik), serta
validasi ahli E-Modul, formulir validasi ahli hasil posttest dari kelas eksperimen dan
materi, dan formulir respon peserta didik kelas kontrol.
terhadap Modul Otomatisasi dan Tata a) Analisis Data Kualitatif
kelola (OTK) Kepegawaian berbasis Direct Analisis data kualitatif dalam penelitian
Instruction. diolah dari hasil pengisian formulir validasi
ahli materi, ahli E-Modul, dan peserta didik

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

193
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

(uji coba terbatas) berupa kritik dan saran Ha: Ada beda rerata nilai posttest antara
yang telah diberikan. subjek eksperimen dan subjek kontrol
b) Analisis Data Kuantitatif Kriteria dari perhitungan uji t ialah
Hasil data kuantitatif selanjutnya sebagai berikut: (Nuryadi et al., 2017)
dilakukan analisis. Adapun data yang Jika thit > ttab; maka Ha diterima (ada beda
diperoleh ialah dari total skor hasil signifikansi)
pengisian formulir validasi oleh ahli materi, Jika thit < ttab; maka Ha ditolak (tidak ada
ahli E-Modul dan peserta didik yang beda signifikansi)
menjadi subjek uji coba terbatas. Tingkat signifikansi (α) yang di
Data hasil soal latihan digunakan untuk gunakan pada saat mengolah data penelitian
mengetahui adanya beda dalam hasil ini di SPSS 22 ialah sebesar 5% atau
belajar antara kelas eksperimen yang sebesar 0,05, maka hasil kalkulasi tersebut
menggunakan E-Modul Otomatisasi dan nantinya dapat diambil keputusan
Tata kelola (OTK) Kepegawaian dalam sebagaimana ketentuan berikut:
proses pembelajaran, dengan kelas kontrol 1. Jika probabilitas ≥ 0,05, maka tidak
yang tidak menggunakan modul terdapat beda signifikan dalam rerata hasil
Otomatisasi dan Tata kelola (OTK) belajar. Artinya, penggunaan e-modul
Kepegawaian dalam proses pembelajaran. pembelajaran tidak dapat meningkatkan
Untuk mengetahui beda hasil belajar dari hasil belajar peserta didik.
kedua kelas tersebut, dilakukan perhitungan 2. Jika probabilitas < 0,05, maka terdapat
persentase nilai rata-rata kelas XII OTKP 1 beda signifikan dalam rerata hasil belajar.
(kelas eksperimen) dan kelas XII OTKP 2 Artinya, dengan penggunaan e-modul
(kelas kontrol). pembelajaran di kelas dinilai sukses
Uji T (Independent sample t-test) meningkatkan hasil belajar peserta didik
(Nuryadi et al., 2017) menyebutkan (Sagoro, 2017).
bahwa uji t ialah pengujian yang digunakan
untuk mendeteksi beda rerata nilai dua HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok yang bebas atau independent.
Paparan penyajian data dan analisis
Peneliti mengaplikasikan uji t untuk
data ditelaah pada bagian hasil pembahasan
development research ini untuk
menganalisis beda posttest scores peserta ini. Penyajian data atau pemaparan data
didik subjek eksperimen dan subjek didapatkan dari hasil validasi oleh ahli
kontrol. Data yang digunakan adalah hasil media dan ahli materi serta data nilai belajar
posttest subjek eksperimen dan subjek peserta didik di experimental class dan
kontrol yang dianalisis uji t berbantuan control class. Ahli media yang menilai
IBM SPSS Statistic 22, dengan hipotesa produk E-Modul ialah dosen di Prodi
berikut: Pendidikan Administrasi Perkantoran,
Ho: Tidak ada beda rerata nilai posttest Universitas Negeri Malang. Sedangkan ahli
antara subjek eksperimen dan subjek materi yang menilai produk E-Modul ialah
kontrol guru pengampu ilmu Otomatisasi dan Tata
Kelola (OTK) Kepegawaian yang ada di

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

194
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Data kuantitatif berikut ini diolah dari hasil
Kabupaten Malang, yaitu sekolah yang penilaian yang diberikan oleh validator ahli
dijadikan tempat penelitian. E-Modul dan ahli materi di lembar angket
Hasil Validasi Ahli penilaian validator. Berikut ini adalah
Hasil validasi dari ahli E-Modul telah rekapitulasi nilai hasil produk pembelajaran
didapatkan data berupa data kuantitatif dan berdasarkan indikator penilaian dari aspek
data kualitatif. Pemaparan data hasil kevalidan isi, penyajian, bahasa, dan
validasi E-Modul dan ahli materi beserta grafika. Tabel 1 yang memaparkan data
analisisnya diulas dibawah ini. hasil validasi tersebut adalah sebagai
a) Data Kuantitatif berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kuantitatif Hasil Validasi Ahli E-Modul & Ahli Materi

Ahli E-Modul Ahli Materi


No Indikator Total Total
Item Soal Item Soal
Skor Skor
1. Kelayakan Kegrafikan 17,18,19,20,21,22 30 - -
2. Kelayakan Penyajian 5,6,7,8 19 7,8,9,10,11 18
3. Kelayakan Isi 1,2,3,4 20 1,2,3,4,5,6 27
4. Kelayakan Kebahasaan 9,10,11,12,13,14,15,16 39 12,13,14 12
Jumlah (Σx) 22 item soal 108 14 item soal 57
Persentase ((Σx/Σi ×100%) 98,18% 81,43%
Keterangan Sangat Valid/ Sangat Layak Sangat Valid/ Sangat Layak
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)
Berdasarkan pemaparan rekapitulasi dari peneliti dinyatakan valid dan layak
data validasi ahli E-Modul dan ahli materi digunakan dengan beberapa revisi
diatas, dapat diketahui perhitungan jumlah tambahan.
skor validasi sebesar 108 dengan persentase b) Data Kualitatif
sebesar 98,18%. Persentase tersebut Hasil validasi oleh ahli E-Modul dan
menggambarkan bahwa produk E-Modul ahli materi selanjutnya dinyatakan dalam
yang dinilai oleh validator dinyatakan data kualitatif yang berwujud saran dan
sangat valid dan sangat layak diaplikasikan kritik. Validator e-modul memberi saran
dalam kelas dengan beberapa revisi terkait aspek penyajian dan grafik dari
tambahan. Sedangkan data kuantitatif produk E-Modul yang akan dipakai di
validasi ahli materi dapat diamati bahwa ruang kelas. Sedangkan validator materi
hasil perhitungan total nilai validasi adalah memberi saran terkait aspek isi, kesesuaian
sebesar 57 dengan total indikator sebanyak dan cakupan materi dalam produk e-modul
14 poin. Persentase yang didapat dari supaya bebas dimanfaatkan sebagai bahan
validasi ahli materi untuk produk E-Modul ajar di kelas eksperimen atau experimental
sebesar 81,43%. Perhitungan tersebut dapat class. Saran dan kritik tersebut dipaparkan
diinterpretasikan bahwa produk E-Modul melalui tabel 2.

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

195
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Tabel 2. Rekapitulasi Data Kualitatif Hasil Validasi Ahli E-Modul & Ahli Materi
Validator Kritik dan Saran
Ahli E-Modul 1. Menggunakan salah satu Logo UM & SMK di cover E-Modul
2. Beri nama, afiliasi, dan contact person
3. Diusahakan pada bagian daftar isi berupa hyperlink dan diberi halaman
4. Font disesuaikan dan video ditampilkan langsung
5. Latihan soal di-input dalam Google Form
Ahli Materi 1. Revisi typo penulisan serta penyederhanaan kalimat menjadi lebih padat
2. Pengurangan durasi video atau ganti video dengan materi yang tidak ada di
dalam materi (durasi video maksimal 5-6 menit)
3. Perbaikan sistematika soal dan judul setiap sub materi
4. Pembuatan LKS (Tugas Psikomotorik) dengan lebih rinci
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)
Berdasarkan tabel 2 terkait data Hasil Belajar Peserta Didik
kualitatif dari validator ahli E-Modul, dapat Instrumen pengukuran data hasil
diketahui bahwa ada lima poin saran dan penelitian digunakan agar bisa diketahui
kritik supaya segera dilakukan revisi level perbedaan atau keberhasilan belajar
produk. Lima poin tersebut ialah saran peserta didik. Pengukuran data tersebut
penggunaan logo instansi dan sekolah yang dilakukan dengan memberikan soal latihan
dituju untuk penelitian, saran pemberian kognitif dan psikomotorik yang tersedia di
identitas pada E-Modul, saran penambahan E-Modul. Nilai hasil dari belajar peserta
hyperlink dalam daftar isi, saran didik diperoleh dari nilai kelas eksperimen
penyesuaian font dan tampilan video, serta dan kelas kontrol ketika menyelesaikan
saran penggunaan Google Form untuk pekerjaan berupa latihan soal (posttest) dan
mempermudah akses soal latihan bagi tugas praktik. Analisis dilakukan dengan
peserta didik. cara melakukan perbandingan nilai tersebut
Sedangkan data kualitatif validasi ahli antara kelas eksperimen (XII OTKP 1) dan
materi dapat diamati bahwa terdapat 4 poin kelas kontrol (XII OTKP 2). Kedua kelas
saran dan kritik dari validator yang harus tersebut telah diberi penjelasan materi
segera dilakukan revisi supaya bebas dengan metode Direct Instruction terlebih
dimanfaatkan oleh peserta didik di kelas dahulu oleh peneliti. Perbedaan hasil
eksperimen. Adapun saran dan kritik yang belajar yang terlihat dipengaruhi oleh
dipaparkan adalah dari segi perbaikan media pembelajaran yang dipakai. Kelas
penulisan yang typo, penyerderhanaan eksperimen menggunakan produk E-Modul
kalimat, saran perbaikan video yang orisinil dari peneliti, sedangkan kelas
pembelajaran, perbaikan sistematika soal kontrol mendapatkan perlakuan dengan
dan judul sub bab serta saran pembuatan media PowerPoint. Paparan data hasil nilai
lembar kerja psikomotorik peserta didik peserta didik terdapat di tabel 3.
supaya lebih rinci.

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

196
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Tabel 3 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Peserta Didik


Nilai Posttest
Kognitif Psikomotorik
No Kelas
Rata-rata Rata-rata
Jumlah (Σx ) Jumlah (Σx)
(Σx/Σn) (Σx/Σn)
1. Eksperimen (XII OTKP 1) 3364 96,11 3196 91,31
2. Kontrol (XII OTKP 2) 3082 88,06 2981 85,17
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)
Data hasil nilai posttest kelas antara kelas yang memanfaatkan E-Modul
eksperimen yang dipaparkan dalam tabel dengan yang tidak. Analisis data
diatas menunjukkan poin jumlah hasil nilai dipaparkan dan dijelaskan dalam tabel uji t
kognitif sebesar 3364 dan jumlah nilai dibawah ini di masing-masing poin
psikomotorik sebesar 3196 dalam satu pengukuran.
kelas. Sedangkan rerata nilai kelas pada 1. Ranah Kognitif
hasil belajar kognitif menunjukkan nilai Uji independent sample t-test dilakukan
96,11 dan rerata nilai hasil belajar bersamaan dengan uji homogenitas. Uji t ni
psikomotorik sebesar 91,31. dapat dilakukan jika memenuhi syarat uji
Sedangkan nilai posttest kelas kontrol homogenitas. Dalam tabel 4 dibawah ini
yang dipaparkan dalam tabel diatas peneliti memaparkan data hasil uji t yang
menunjukkan poin jumlah hasil nilai telah dilakukan di SPSS 22. Ada dua poin
kognitif sebesar 3082 dan jumlah nilai utama yang menjadi fokus pembahasan,
psikomotorik sebesar 2981 dalam satu yaitu nilai Sig dalam Levene’s Test for
kelas. Sedangkan rata-rata nilai kelas pada Equality of Variances dengan Equal
hasil belajar kognitif menunjukkan nilai variances assumed dan nilai Sig. (2-tailed)
88,06 dan rerata nilai hasil belajar dalam t-test for Equality of Means dengan
psikomotorik sebesar 85,17. Equal variances assumed. Dasar
Pengujian hipotesis pengambilan keputusan lolos uji
Setelah mengetahui beda rerata nilai homogenitas dan uji t ini adalah dengan
kelas eksperimen dan kelas kontrol, perlu syarat nilai Sig>0,05 yang berarti data
dilakukan adanya uji independent sample t- bersifat homogen dan nilai Sig (2-
test di SPSS 22 untuk menganalisis apakah tailed)<0,05 yang berarti data penelitian
terdeteksi beda nilai secara signifikan terdapat beda hasil yang signifikan
Tabel 4 Uji Independent Samples Test
Levene’s
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95% Confidence
Interval of the
Difference

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

197
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Sig. (2- Mean Std. Error


F Sig. t df Lower Upper
tailed) Difference Difference
Equal
variances ,133 ,716 13,804 68 ,000 8,057 ,584 6,892 9,222
Hasil assumed
belajar Equal
kognitif variances
13,804 67,861 ,000 8,057 ,584 6,892 9,222
not
assumed
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)
Berpedoman data output hasil uji t assumed sebesar 0,000. Dapat diperoleh
diatas, dapat diamati bahwa nilai Sig yang kesimpulan bahwa data yang telah diambil
menunjukkan hasil uji homogenitas dalam riset ini sudah homogen dan terdapat beda
Levene’s Test for Equality of Variances secara signifikan di hasil belajar kognitif
dengan Equal Variances assumed antara data kelas eksperimen yang
menunjukkan angka sebesar 0,716. memanfaatkan produk E-Modul dengan
Sedangkan nilai Sig. (2-tailed) yang kelas kontrol yang tidak memanfaatkan
menunjukkan signifikan dalam t-test for produk E-Modul.
Equality of Means dengan Equal Variances
Tabel 5 Uji Independent Samples Test
Levene’s Test
for Equality of t-test for Equality of Means
Variances
95% Confidence Interval
of the Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df Lower Upper
tailed) Difference Difference
Hasil Equal variances
,162 ,689 10,484 68 ,000 6,143 ,586 4,974 7,312
belajar assumed
psikomotor Equal variances
10,484 67,914 ,000 6,143 ,586 4,974 7,312
ik not assumed
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022)

2. Ranah Psikomotorik dengan Equal variances assumed. Dasar


Uji independent sample t-test pengambilan keputusan lolos uji
dilakukan bersamaan dengan uji homogenitas dan uji t ini adalah dengan
homogenitas. Uji t ni dapat dilakukan jika syarat nilai Sig>0,05 yang artinya data
memenuhi syarat uji homogenitas. Dalam 4 penelitian bersifat homogen dan nilai Sig
tabel dibawah ini peneliti memaparkan data (2-tailed)<0,05 yang artinya data penelitian
hasil uji t yang telah dilakukan di SPSS 22. terdapat perbedaan hasil yang signifikan.
Ada dua poin utama yang menjadi fokus Berdasarkan data diatas, dapat
pembahasan, yaitu nilai Sig dalam Levene’s diamati bahwa nilai yang menunjukkan uji
Test for Equality of Variances dengan homogenitas adalah Sig sebesar 0,689 yang
Equal variances assumed dan nilai Sig. (2- artinya data penelitian sudah homogen.
tailed) dalam t-test for Equality of Means Sedangkan nilai yang menunjukkan

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

198
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

signifikansi adalah Sig. (2-tailed) sebesar Malang dengan penambahan aspek


0,00 yang bermakna hasil nilai belajar penilaian dari cakupan afektif atau sikap.
peserta didik ada beda rerata nilai signifikan
antara kelas subjek eksperimen pengguna DAFTAR PUSTAKA
produk E-Modul dengan kelas kontrol Ahmad, M. F., Hassan, W., & Rohanai, W.
(non-pengguna) produk E-Modul. A. S. &. (2020). Learning Using the
Google Slides Mobile Application and
KESIMPULAN DAN SARAN Its Impact on Attitude, Motivation and
Achievement for Industrial Design
Hasil penelitian dan pengembangan ini
Subjects in the Tve. Journal of
ialah dalam bentuk Electronic Modul (E-
University of Shanghai for Science
Modul) terintegrasi learning video berbasis and Technology, 22(11), 606–613.
Direct Instruction berbantuan aplikasi https://jusst.org/learning-using-the-
Google Slides pada mata pelajaran google-slides-mobile-application-and-
Otomatisasi dan Tata Kelola (OTK) its-impact-on-attitude-motivation-
Kepegawaian kelas XII OTKP di SMK and-achievement-for-industrial-
Muhammadiyah 7 (MUTU) Gondanglegi design-subjects-in-the-tve/
Kabupaten Malang.
Produk penelitian dan pengembangan Aini, F. N., & R, M. E. (2019).
Electronic Modul (E-Modul) terintegrasi Pengembangan Buku Ajar
learning video berbasis Direct Instruction Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian
berbantuan aplikasi Google Slides Berbasis Kurikulum 2013 Spetrum
Kelas XII OTKP Di SMKN
dinyatakan sangat layak digunakan dalam
Mojagung. Jurnal Pendidikan
pembelajaran di kelas. Kelayakan tersebut Administrasi Perkantoran (JPAP),
didapat dari nilai validasi oleh ahli E-Modul 7(2).
dan ahli materi. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/in
Terdapat signifikansi beda antara dex.php/JPAPUNESA/article/view/28
posttest scores peserta didik yang 911
memanfaatkan produk penelitian E-Modul
dengan yang tidak memanfaatkan produk Andayani, E. (2021). Efektivitas Berbagai
penelitian E-Modul berdasarkan data hasil Macam Fitur Google Sebagai Media
uji t atau independent sample t-test. Selain Pembelajaran Program Studi
itu juga dibuktikan dengan data rerata nilai Pendidikan Ekonomi. Jurnal
experimental class yang lebih tinggi Penelitian Dan Pendidikan Ips, 15(2),
218–225.
daripada rerata nilai control class pada
https://doi.org/https://doi.org/10.2106
cakupan kognitif dan cakupan
7/jppi.v15i2.6163
psikomotorik. Saran penelitian selanjutnya Anshori, F. Al, & Syam, S. (2018).
adalah lebih diperluas lagi sasaran subjek Pengaruh Penggunaan Aplikasi
penelitian ke beberapa SMK yang ada di Google Slide Terhadap Minat
Bertanya Mahasiswa Pendidikan

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

199
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi,


3(2), 7–11. https://e- NH, M. I. S., & Winata, H. (2016).
journal.my.id/biogenerasi/article/view Meningkatkan hasil belajar siswa
/53 melalui penerapan model
pembelajaran direct instruction.
Cahyani, F. N., & Arief, M. (2015). Jurnal Pendidikan Manajemen
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Perkantoran (JPManper), 1(1), 49–
Melalui Pengembangan Modul 60.
Administrasi Kepegawaian Berbasis https://doi.org/10.17509/JPM.V1I1.32
Strategi Pembelajaran Inkuiri 62
Terbimbing. JPBM (Jurnal
Pendidikan Bisnis Dan Manajemen), Nurdin, E., Ma’aruf, A., Amir, Z.,
1(3), 160–178. Risnawati, R., Noviarni, N., & Azmi,
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb M. P. (2019). Pemanfaatan video
m/article/view/1677 pembelajaran berbasis Geogebra
untuk meningkatkan kemampuan
Fitra, J., & Maksum, H. (2021). Efektivitas pemahaman konsep matematis siswa
Media Pembelajaran Interaktif dengan SMK. Jurnal Riset Pendidikan
Aplikasi Powntoon pada Mata Matematika, 6(1), 87–98.
Pelajaran Bimbingan TIK. Jurnal https://doi.org/10.21831/jrpm.v6i1.18
Pedagogi Dan Pembelajaran, 4(1), 1. 421
https://doi.org/10.23887/jp2.v4i1.315
24 Nuryadi, Astuti, T. D., Utami, E. S., &
Budiantara, M. (2017). Buku ajar
Kanfush, P. M. (2014). The Qualitative dasar-dasar statistik penelitian.
Report The Qualitative Report Dishing
Direct Instruction: Teachers and Octavianis, R., & R, M. E. (2019).
Parents Tell All! Dishing Direct Pengembangan Buku Ajar Berbasis
Instruction: Teachers and Parents Tell Problem Based Learning (PBL) Pada
All! Number 1 Article, 19(1), 1–6. Mata Pelajaran Otomatisasi Tata
https://doi.org/10.46743/2160- Kelola Kepegawaian Kelas XII OTKP
3715/2014.1289 di SMKN Mojoagung. Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Manasikana, A. (2017). Pengembangan (JPAP), 7(2).
Bahan Ajar Interaktif Berbasis https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/in
Android Pada Materi Jurnal dex.php/JPAPUNESA/article/view/28
Penyesuaian Dan Jurnal Koreksi 520
Untuk Kelas Xii Akuntansi Di Smkn 1
Surabaya. Jurnal Pendidikan Purnamasari, S. (2019). Pengembangan
Akuntansi (JPAK), 5(2), 1–8. Model Media Pembelajaran Berbasis
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/ Google Slide pada Mata Pelajaran IPS
jpak/article/view/21225 di SMP (The Development of

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

200
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 185-201

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Learning Media Bases on Google Pendidikan Teknik Mesin.


Slide in Secondary School). Jurnal
Teknologi Pendidikan Dan Setyaningrum, & Suratman, B. (2020).
Pembelajaran, 37–43. Pengembangan buku saku sebagai
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/J bahan ajar kearsipan kelas X OTKP
TPPm/article/view/7410/5143 SMK Negeri 1 Jombang. Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Sagoro, E. M. (2017). Keefektifan (JPAP), 8(2), 305–317.
Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Gamifikasi Akuntansi Pada Siregar, A. D., & Harahap, L. K. (2020).
Mahasiswa Non-Akuntansi. Jurnal Pengembangan e-modul berbasis
Pendidikan Akuntansi Indonesia, project based learning terintegrasi
14(2). media komputasi hyperchem pada
https://doi.org/10.21831/jpai.v14i2.12 materi bentuk molekul. JPPS (Jurnal
870 Penelitian Pendidikan Sains), 10(1),
1925–1931.
Sari, A. O., Kesuma, G. C., & Anggraini, D. https://doi.org/10.26740/JPPS.V10N1
(2019). Google Slide Dan Quizizz .P1925-1931
Dalam Pengembangan Buku Ajar
Elektronik Interaktif (Baei) Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Matematika. AdMathEdu : Jurnal Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Ilmiah Pendidikan Matematika, Ilmu Kualitatif R&D. Alfabeta, CV.
Matematika Dan Matematika
Terapan, 9(2), 97. Swandhana, K., Churiyah, M., & Juariyah,
https://doi.org/10.12928/admathedu.v L. (2016). Meningkatkan Kemandirian
9i2.14548 Belajar dan Hasil Belajar Siswa
melalui Pengembangan Modul
Sari, P. (2019). Analisis Terhadap Kerucut Administrasi Kepegawaian Berbasis
Pengalaman Edgar Dale Dan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Keragaman Dalam Memilih Media. Terbimbing. JPBM (Jurnal
Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(1), Pendidikan Bisnis Dan Manajemen),
42–57. 2(3), 161–169.
https://ejournal.insud.ac.id/index.php/ http://journal2.um.ac.id/index.php/jpb
MPI/article/download/27/27 m/article/view/1706
Utama, C., Kentjananingsih, S., & Rahayu,
Sasmita, A. H. (2012). Peningkatan Y. S. (2014). Penerapan media
Penguasaan Pengetahuan Prosedural pembelajaran biologi SMA dengan
Siswa SMK Melalui Penerapan Model menggunakan model direct instruction
Pembelajaran Direct Instruction. untuk meningkatkan hasil belajar
Prosiding Seminar Nasional siswa. Jurnal Pena Sains, 1(1), 30.

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734


* nurulfitriya1425@gmail.com

201

Anda mungkin juga menyukai