Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ETIKA BISNIS PROFESI

(SUSTAINABILITY REPOR PADA PT. PLN (PERSERO))

Dosen Pengampu :

Made Pramana Putra, S.E.,M.M.

Disusun oleh :

Ketut Teguh Widia Dhita Gunawan (2117041205)

I Gusti Kompiang Adi Wedana (2117041178)

Yogi Goutomo (2117041268)

Made Ginsakti Putra Idarata (2117041313)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
KEGIATAN NYATA (TANGGUNG JAWAB SOSIAL) PT. PLN BERDASARKAN
SUSTAINABILITY REPORT

KATEGORI LINGKUNGAN

A. Aspek : Energi

PT PLN melakukan beberapa kegiatan nyata untuk bertanggung jawab atas energi di
lingkungannya. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:

1. Mengendalikan emisi: PT PLN berkepentingan untuk mengendalikan emisi yang


dihasilkan dari kegiatan operasi dan fasilitas pendukung di seluruh wilayah kerjanya.
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap
keberlanjutan lingkungan hidup. Pengendalian emisi dilakukan sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2019 tentang baku Mutu Emisi
Pembangkit Thermal.
2. Dukungan terhadap target Net Zero Emission: PT PLN mendukung target Net Zero
Emission yang ditetapkan untuk tahun 2060. Hal ini menunjukkan komitmen
perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan berkontribusi pada
upaya mitigasi perubahan iklim.
3. Pengendalian emisi gas rumah kaca (GRK): PT PLN memiliki Divisi Transisi Energi
dan Keberlanjutan yang bertanggung jawab dalam pengendalian emisi GRK. Divisi ini
bertugas untuk mengurangi emisi GRK yang dihasilkan dari kegiatan operasional dan
fasilitas pendukung perusahaan.
4. Pengendalian emisi non-GRK: Selain emisi GRK, PT PLN juga memperhatikan
pengendalian emisi non-GRK. Divisi Operasional Pembangkitan bertanggung jawab
untuk mengendalikan emisi non-GRK yang dihasilkan dari kegiatan operasional
perusahaan.
5. Monitoring pemenuhan standar emisi: PT PLN memonitor pemenuhan standar baku
mutu emisi yang ditetapkan. Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keamanan, dan
Lingkungan bertanggung jawab untuk memastikan pemenuhan standar emisi dan
melindungi lingkungan.

Dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, PT PLN berusaha untuk mengurangi dampak


negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan operasional perusahaan, terutama
dalam hal emisi gas rumah kaca dan emisi non-GRK.
B. Aspek : Air

PT PLN telah melakukan beberapa langkah dalam bertanggung jawab terhadap penggunaan
air. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut antara lain:

1. Program 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle): PT PLN mengimplementasikan program


3R untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang air limbah dalam
kegiatan operasional produksi. Contohnya adalah perubahan pola operasi secara
intermitten untuk mengurangi penggunaan air make-up boiler dan pemanfaatan air
limbah dari sampling sebagai make-up air boiler. Hal ini bertujuan untuk
mengoptimalkan penggunaan air dan mengurangi pemborosan.
2. Program 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) Air Limbah: PT PLN juga melakukan
program 3R terkait pengelolaan air limbah untuk digunakan pada fasilitas pendukung
operasional. Misalnya, reuse air effluent dari Waste Water Treatment Plant (WWTP)
untuk penyiraman ash yard dan melakukan deteksi kebocoran pada pipa service water.
Langkah ini membantu dalam penggunaan kembali air limbah dan mengurangi
penggunaan air segar.
3. Program Efisiensi Air: PT PLN mengimplementasikan program efisiensi air yang
berkontribusi pada masyarakat. Program ini melibatkan berbagai stakeholder, termasuk
kelompok masyarakat, untuk menyediakan air dari sumber lain. Tujuannya adalah
untuk mengoptimalkan penggunaan air dalam kegiatan pembangkitan energi. Pada
tahun 2022, program efisiensi air berhasil menurunkan pemakaian air sebesar 0,39%
atau sebesar 23,12 juta m3.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, PT PLN berusaha untuk mengurangi


dampak yang timbul terkait penggunaan air dalam kegiatan operasional perusahaan. Upaya ini
mencakup pengurangan pemakaian air segar, penggunaan kembali air limbah, dan partisipasi
dalam program efisiensi air yang melibatkan masyarakat.

C. Aspek : Keanekaragaman Hayati

PT PLN memiliki sejumlah kegiatan tanggung jawab dalam pengelolaan Keanekaragaman


Hayati. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam tanggung jawab
antara lain:

1. Program Penghijauan: Perusahaan melaksanakan program penghijauan dengan tujuan


melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menurunkan emisi
karbon. Program ini melibatkan pemberian bibit dan penanaman pohon endemik. Pada
tahun 2022, sebanyak 1.478.734 pohon telah ditanam dalam program penghijauan
Perseroan.
2. Inovasi Keanekaragaman Hayati: Perusahaan melakukan berbagai inovasi untuk
melestarikan keanekaragaman hayati. Salah satunya adalah melalui pembangkit listrik
yang memperoleh PROPER EMAS, yang menunjukkan komitmen perusahaan dalam
menjaga keberlanjutan lingkungan.
3. Implementasi di Proyek Penerapan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati: Perusahaan
tidak hanya melakukan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati di unit operasional,
tetapi juga di unit pembangunan. Perusahaan memiliki kebijakan, pedoman, serta
prosedur dalam melakukan pengelolaan keanekaragaman hayati dalam siklus proyek.
Hal ini mencakup perlindungan lingkungan pada perencanaan, desain, konstruksi,
operasi, dan pasca-operasi. Contohnya, pada proyek pembangunan PLTA Upper
Cisokan, perusahaan telah menyiapkan Biodiversity Management Plan (BMP) yang
melibatkan pendekatan Integrated Catchment Management (ICM) untuk mengelola
dampak proyek terhadap keanekaragaman hayati.
4. Temuan Spesies: Selama pelaksanaan BMP di proyek PLTA Upper Cisokan, tim survei
menemukan berbagai spesies mamalia darat, burung, reptil, dan ikan. Beberapa spesies
tersebut termasuk dalam daftar Critically Endangered or Endangered dari International
Union for Conservation of Nature (IUCN), seperti Trenggiling, Surili, dan Kukang
Jawa. Penemuan ini menunjukkan pentingnya upaya konservasi dan perlindungan
terhadap spesies-spesies tersebut.

Dengan melakukan program penghijauan, inovasi keanekaragaman hayati, implementasi


pengelolaan keanekaragaman hayati dalam proyek, serta penemuan spesies, perusahaan
berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati serta melindungi
lingkungan hidup.

D. Aspek : Efluen dan Limbah

PT PLN memiliki sejumlah kegiatan tanggung jawab dalam pengelolaan limbah yang
dihasilkan dari aktivitas bisnisnya. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:

1. Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle): PT PLN menerapkan prinsip ini dalam


pengelolaan limbahnya. Prinsip reduce (mengurangi) digunakan untuk mengurangi
timbulan limbah, reuse (menggunakan kembali) dilakukan dengan memanfaatkan
kembali limbah yang masih dapat digunakan, dan recycle (daur ulang) dilakukan untuk
mengolah limbah menjadi produk baru.
2. Kerja Sama dengan Pihak Ketiga: PT PLN bekerja sama dengan pihak ketiga yang
memiliki izin dan sertifikasi dalam pengelolaan limbah. Pihak ketiga ini bertanggung
jawab dalam mengangkut, mengumpulkan, dan melakukan pengolahan akhir limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) maupun limbah Non-B3.
3. Pemanfaatan Limbah B3 Gypsum: PT PLN menjalankan program pemanfaatan limbah
B3 gypsum dengan menjalin kerja sama dengan industri semen. Limbah B3 gypsum
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam produksi semen. Pada tahun 2022, PT PLN
berhasil memanfaatkan sebanyak 74.492 ton limbah B3 gypsum dari total timbulan
sebesar 180.406,09 ton.
4. Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash: PT PLN juga memanfaatkan limbah non-B3
seperti fly ash (abu terbang) dan bottom ash (abu dasar) untuk dijadikan berbagai
produk. Pengolahan limbah ini dilakukan untuk mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan.
5. Pengelolaan Limbah Minyak Pelumas Bekas: PT PLN mengelola limbah B3 berupa
minyak pelumas bekas. Upaya yang dilakukan meliputi pengolahan menggunakan oil
purifier agar minyak pelumas bekas dapat digunakan kembali dan memiliki masa pakai
yang lebih panjang. Selain itu, limbah minyak pelumas bekas juga dikelola melalui
kerja sama dengan pengolah limbah B3 berizin.
E. Aspek : Produk dan Jasa yang Dijalankan

PT PLN memiliki sejumlah kegiatan tanggung jawab dalam pengelolaan Produk dan jasa yang
dijalankan. Berikut beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap produk dan jasanya,
yaitu:

1. Menyediakan listrik: Perusahaan bertanggung jawab untuk menyediakan listrik kepada


segmen dan kelompok pelanggan yang mencakup industri, bisnis, publik, sosial, dan
rumah tangga. Tanggung jawab ini melibatkan pemenuhan permintaan listrik yang terus
meningkat agar pelanggan mendapatkan pasokan listrik yang cukup.
2. Meningkatkan mutu layanan: Perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu
layanan kepada pelanggan. Hal ini mencakup mengakselerasi kecakapan teknologi
dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu layanan yang diberikan.
3. Menjaga suplai listrik: Perusahaan berupaya menjaga suplai listrik kepada pelanggan.
Hal ini berarti perusahaan berusaha untuk meminimalkan jumlah dan durasi gangguan
listrik yang mungkin terjadi.
4. Monitoring kinerja: Perusahaan memantau indikator kinerja seperti System Average
Interruption Duration Index (SAIDI) dan System Average Interruption Frequency Index
(SAIFI). Monitoring ini dilakukan sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam
memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan.
5. Mengembangkan kualitas produk dan layanan: Perusahaan selalu berusaha
mengembangkan kualitas produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Hal
ini mencakup pengembangan produk serta jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pelanggan.
6. Memperhatikan kepercayaan pelanggan: Kepercayaan pelanggan terhadap produk dan
layanan PLN merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, perusahaan selalu berupaya
memperhatikan dan menjaga kepercayaan pelanggan dengan terus mengembangkan
kualitas produk dan layanan serta memenuhi kebutuhan seluruh pemangku
kepentingan.

II. KATEGORI SOSIAL

A. Aspek : Kepegawaian

PT. PLN melakukan rekrutmen karyawan baru secara transparan dengan prinsip
kesetaraan dan kesempatan yang sama. Pada tahun 2022, PLN merekrut 563 orang karyawan
baru, dengan porsi laki-laki sebanyak 387 orang dan perempuan sebanyak 176 orang.
Perusahaan ini melakukan beberapa tindakan untuk mempertanggungjawabkan kepegawaian
yang ada di perusahaan. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan:

1. Kebijakan Strategis Human Experience Management System (HXMS): PT PLN


(Persero) memiliki kebijakan strategis HXMS yang mengarah pada pengelolaan
sumber daya manusia dengan fokus pada penciptaan nilai, pengalaman karyawan, dan
pendekatan teknologi. Melalui kebijakan ini, perusahaan berupaya menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.
2. Perjanjian Kerja Bersama (PKB): PT PLN (Persero) telah menyepakati PKB dengan
Serikat Pekerja PLN. PKB ini melibatkan 100% karyawan dalam proses perundingan
dan menyepakati berbagai perbaikan terkait kesejahteraan karyawan. Salah satu
contohnya adalah peningkatan durasi cuti bersalin (parental leave) bagi karyawati dari
3 bulan menjadi 4 bulan serta peningkatan izin bagi karyawan yang istrinya melahirkan
dari 2 hari menjadi 30 hari kalender.
3. Peningkatan kesejahteraan karyawan: Dalam PKB yang baru, PT PLN (Persero)
berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan menyepakati
sejumlah perbaikan. Hal ini mencakup peningkatan durasi cuti bersalin dan izin bagi
karyawan yang istrinya melahirkan. Peningkatan kesejahteraan karyawan diharapkan
dapat menciptakan kondisi keluarga yang sehat dan harmonis, serta berdampak positif
pada performa karyawan dalam bekerja.

Melalui kebijakan strategis HXMS dan PKB, PT PLN (Persero) berupaya


mempertanggungjawabkan kepegawaian dengan memperhatikan kesejahteraan
karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, dan memberikan dukungan
bagi kondisi keluarga yang sehat.

B. Aspek : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

PT PLN memiliki sejumlah kegiatan tanggung jawab dalam Kesehatan dan keselamatan kerja
pegawainya. Berikut merupakan kegiatan dalam tanggung jawab pada kesehatan dan
keselamatan kerja yaitu :

1. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3): Perusahaan


menerapkan SMK3 berdasarkan peraturan pemerintah dan standar internasional ISO
45001:2018. Hal ini mencakup pembentukan sistem dan proses implementasi K3 yang
efektif dan berkelanjutan serta pembentukan budaya K3 dengan peningkatan kesadaran
dan kedisiplinan dalam penerapan prosedur kerja sesuai dengan aspek K3. Tujuannya
adalah mengurangi insiden kecelakaan kerja hingga mencapai zero accident.
2. Dokumen K3 dan Prosedur Kerja: Perusahaan melengkapi dan melaksanakan dokumen
K3 yang mencakup standar operasional prosedur (SOP), identifikasi bahaya, penilaian
dan pengendalian risiko, job safety analysis (JSA), serta working permit (WP). Hal ini
bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas kepada para pekerja dalam mencegah
terjadinya insiden kecelakaan.
3. Safety Briefing: Sebelum memulai pekerjaan, dilakukan safety briefing di lapangan
untuk memberikan informasi penting tentang risiko kerja, tindakan pencegahan yang
harus diambil, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan. Tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pekerja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja sebelum mereka terlibat dalam kegiatan operasional.
4. Peningkatan Kompetensi Pengawas K3 dan Pengawas Pekerjaan: Perusahaan
memberikan perhatian khusus dalam meningkatkan kompetensi pengawas K3 dan
pengawas pekerjaan melalui pelatihan dan program pengembangan kompetensi. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa pengawas memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai dalam mengawasi dan mengendalikan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja.
5. Penerapan Disiplin dalam Pelaksanaan SOP, Penggunaan APD, dan Penerapan PLN
Safety Rules: Perusahaan mengedepankan disiplin dalam menjalankan standar
operasional prosedur (SOP), penggunaan APD yang sesuai, serta penerapan aturan
keselamatan PLN. Hal ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur
dan aturan keselamatan yang telah ditetapkan.
6. Pengelolaan K3 oleh Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Perusahaan memiliki
Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang bertanggung jawab dalam mengelola
aspek K3. Divisi ini berada di bawah Direktorat Legal dan Manajemen Human Capital
dan bertujuan untuk mengoptimalkan penerapan K3 di perusahaan.
7. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3): Perusahaan memiliki
P2K3, yang merupakan badan khusus untuk mengkoordinasikan kegiatan dan program
terkait dengan K3 dari operasional PLN. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) merupakan badan khusus yang bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan kegiatan dan program terkait dengan K3 dari operasional PLN di
seluruh Indonesia. P2K3 berperan penting dalam menciptakan kondisi kerja yang aman,
andal, dan ramah lingkungan, dengan tujuan akhir mencapai nol kecelakaan atau zero
accident.
C. Aspek Pelatihan dan Pendidikan

PLN melaksanakan berbagai program pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan


kompetensi dan pemahaman karyawan, dengan tujuan mendukung bisnis PLN yang
berkelanjutan. Berikut adalah jenis pelatihan dan pendidikan yang dilakukan oleh perusahaan:

1. Diklat Prajabatan / Pre-service Training: Diklat ini diberikan kepada calon karyawan
atau calon pegawai baru sebelum mereka memulai tugas dan tanggung jawab di
perusahaan. Tujuan diklat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar dan
persiapan yang diperlukan sebelum masuk ke dalam lingkungan kerja PLN.
2. Diklat Profesi / Professional Training: Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan
kompetensi karyawan sesuai dengan profesi atau bidang kerja masing-masing. Program
ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan teknis dan pengetahuan yang
relevan dengan tugas dan tanggung jawab mereka di PLN.
3. Diklat Penjenjangan / Leveling Training: Pelatihan ini diberikan kepada karyawan
untuk meningkatkan jenjang kepegawaian mereka di perusahaan. Dengan program ini,
karyawan dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
naik ke tingkat posisi yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi PLN.
4. Diklat Penunjang / Supporting Training: Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan tambahan yang mendukung proses bisnis inti
perusahaan. Program ini dapat meliputi pelatihan dalam bidang manajemen, keuangan,
pemasaran, teknologi informasi, dan lain sebagainya.
5. Diklat Masa Purna Bakti / Retirement Training: Pelatihan ini diberikan kepada
karyawan yang mendekati masa pensiun atau mempersiapkan masa purna bakti.
Tujuannya adalah untuk membantu karyawan menghadapi transisi dari dunia kerja ke
kehidupan purna bakti dengan memberikan pemahaman dan persiapan yang diperlukan.
6. Diklat Strategis / Strategic Training: Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan
pemahaman dan keterampilan karyawan dalam menghadapi perubahan strategis
perusahaan. Program ini dapat mencakup pelatihan dalam pengembangan strategi,
kepemimpinan, manajemen perubahan, dan sejenisnya.
D. Aspek : keberagaman dan Kesetaraan Peluang

PT. PLN bertanggung jawab pada keberagaman dan kesetaraan peluang dengan melakukan
kegiatan sebagai berikut.

1. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, kondusif, dan nyaman: Perusahaan


berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang menghormati setiap perbedaan
dan keberagaman yang ada. Hal ini mencakup perbedaan suku budaya, ras, agama, dan
latar belakang. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan kerja yang memungkinkan
setiap karyawan merasa dihargai dan dapat berkontribusi secara optimal.
2. Memberikan hak, kewajiban, dan kesempatan yang sama: Perusahaan menjamin bahwa
setiap karyawan diberikan hak dan kewajiban yang sama, tanpa memandang gender,
ras, suku, agama, dan latar belakang. Ini berarti bahwa semua karyawan memiliki
kesempatan yang setara untuk berkembang dan berkontribusi dalam perusahaan.
3. Tidak ada diskriminasi dan pelanggaran hak asasi manusia: Perusahaan menyatakan
bahwa selama tahun 2022, tidak ada kasus atau kejadian pelanggaran hak asasi
manusia, diskriminasi, atau pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat
dalam lingkungan bisnis dan operasional perusahaan.
4. Menggalakkan peran perempuan dalam struktur manajerial: Perusahaan memiliki
komitmen untuk mendorong peran perempuan dalam struktur manajerial perusahaan.
Mereka berupaya memberikan peluang yang luas dan setara bagi karyawan perempuan
untuk berkontribusi secara optimal dalam kemajuan perusahaan. Hal ini tercermin
dalam persentase jumlah pegawai perempuan yang menempati posisi manajerial.
5. Memastikan kesetaraan dalam penghasilan: Perusahaan menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan penghasilan antara karyawan laki-laki dan perempuan yang berada pada
posisi yang sama dalam perusahaan. Ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap
kesetaraan dalam hal penggajian.
6. Memberikan tunjangan dan manfaat yang setara: Perusahaan memberikan tunjangan
dan manfaat kepada karyawan, termasuk karyawan tetap dan tidak tetap, dengan prinsip
kesetaraan. Tunjangan dan manfaat ini mencakup cuti, jaminan sosial, hak cuti dan izin,
bantuan pinjaman, pakaian dinas, dan bantuan kacamata.

Anda mungkin juga menyukai