Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
Jalan Prabu Rangkasari Dasan Cermen Cakranegara-Mataram
Telepon (0370) 631160-621383 Faximile (0370) 621383
Website: www.poltekkesmataram.ac.id, Email:admin@poltekkesmataram.ac.id


DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Nama Mahasiswa :
Nim :
Tingkat/Semester :

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan) atau tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah.
3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan).

No Langkah Kerja Kasus


1 2 3 4 5
1. PERSIAPAN ALAT
1. Meja yang mempunyai ukuran panjang badan
2. Pita ukur/metlin
3. Timbangan bayi
4. Thermometer axila
5. Handscoen 1 pasang
6. Stetoskop
7. Alat pengukur waktu/jam
8. Kom berisi kapas
9. Bengkok
10. Senter
11. Selimut bayi
12. Alat tulis dan cacatan
2 PROSEDUR TINDAKAN
A. Tahap Pra Interaksi (hal-hal yang harus diperhatikan) :
1. Baca catatan perawatan, catatan medis dan riwayat persalinan.
2. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
3. Lihat, dengarkan dan rasakan masing-masing daerah dibawah ini,
dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
5.
Gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani
bayi
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien
C. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan

80
2. Kaji riwayat dari ibu/status ibu
a. Faktor lingkungan dan genetik :
• Kebersihan lingkungan tempat tinggal
• Ventilasi udara dan sinar matahari
• Jarak kandang dan dapur
• Sumber air
• Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga (DM, Asma,
Hipertensi, buta warna)
b. Faktor sosial :
• Jumlah anggota keluarga, termasuk jumlah balita
• Pola pengasuhan anak dalam keluarga
• Respon keluarga atas kehadiran anak
• Gaya hidup (merokok, alcohol)
c. Faktor ibu dan perinatal :
• Usia kehamilan
• Masalah/komplikasi kehamilan
• Riwayat ANC dan imunisasi TT
• Riwayat penyakit ibu
• Jenis persalinan, tempat dan penolong
• Komplikasi persalinan
d. Faktor neonatal :
• Kondisi bayi saat lahir
• Jenis kelamin
• Tanda bahaya/ komplikasi bayi pasca persalinan
• Kontak dini
• Pemberian ASI pertama
• BAB dan BAK
D. Persiapan Sebelum Tindakan
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan minta persetujuan ibu
2. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
3. Letakkan bayi ditempat yang datar dan hangat
4. Lepaskan pakaian bayi dan selimuti bayi
E. Pemeriksaan
1. Keadaan umum
a. Ukuran keseluruhan (perbandingan bagian tubuh bayi : proposional
atau tidak)
b. Kepala, badan, ekstermitas (pemeriksaan akan kelainan)
c. Tonus otot, tingkat aktivitas (gerakkan bayi aktif/tidak)
d. Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
e. Tangis bayi (merintih, melengking atau normal)
2. Ukuran Antropometri
a. Berat badan
b. Panjang Badan (ukuran dari verteks sampai tumit)
c. Lingkar Kepala (glabella/dahi – temporal – oksipitalis)
d. Lingkar Dada (melewati kedua putting susu – scapula)
e. LILA
3. Ukur tanda-tanda vital
a. Laju nafas (40-60x/menit), periksa kesulitan bernafas
b. Laju jantung (120-160x/menit)
c. Suhu (36.5-37.2°C) diketiak.kulit terasa hangat jika disentuh
4. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun/fontanela (datar/normal, sangat cekung, atau cembung)
b. Sutura, molase
c. Penonjolan atau daerah yang mencekung
81
d. Kelainan congenital (anensefalus, mikrosefalus, makrosefalus)
e. Kelainan karena trauma kepala (caput suksedeneum,
sephalhematoma, fraktur tulang tengkorak, dll))
f. Kesimetrisan wajah ( paralysis fasialis, dll)
g. Kelainan bentuk wajah (khas pada down sindroma, dll)

5. Mata
a. Bila mata kotor, bersihkan mata dengan kapas
b. Goyangkan kepala bayi perlahan supaya mata bayi terbuka
c. Bukalah mata bayi dan lihatlah apakah ada tanda-tanda infeksi atau
pus
d. Periksa kesimetrisan mata, ada tidaknya strabismus dan katarak
e. Periksa trauma edema palpebra, perdarahan konjungtiva dan warna
sclera atau adanya kebutaan
6. Telinga
a. Periksa hubungan letak mata dan telinga
b. Periksa keadaan tulang rawan telinga
c. Periksa tanda-tanda infeksi
7. Hidung
a. Bentuk dan lebar hidung
b. Pernafasan cuping hidung
c. Pengeluaran cairan dan sekret
8. Mulut
a. Warna bibir
b. Periksa adanya sumbing
c. Periksa bercak putih pada gusi/terdapatnya gigi dan hipersalivasi
9. Leher
a. Pembengkakan kelenjar tiroid atau adanya tumor/massa
b. Bendungan vena jugularis
c.Pergerakan kepala dan tanda kelainan (lipatan kulit yang yang
berlebihan di belakang leher à down sindroma)
10. Dada
a. Bentuk (normal lebih tinggi dari pada perut, seperti tong)
b. Putting (terbentuk baik dan simetris, adanya pembesaran kelenjar)
c. Gerakkan : kesimetrisan gerakan, ada tidaknya tarikan dinding
dada
d. Bunyi nafas : bersih, rales, wheezing, ronchi (mengi’)
e. Bunyi jantung : normal/lub dup, mur-mur, irama derap (takikardi)
11. Ekstremitas atas (bahu, lengan dan tangan)
a. Kesimetrisan panjang tangan
b. Pergerakan lengan
c. Jumlah jari (lengkap, sindaktili, polidaktili, atau A melia)
d. Kelainan : fraktur klavikula atau humerus, paralysis brakhialis, dll)
12. Perut
a. Bentuk (melingkar, berkontur, simetris, harus tampak bulat dan
bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas)
b. Keadaan tali pusat, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah
c. Tonjolan atau pembengkakan (hernia umbilikaslis) dan cekungan
(hernia diafragmatika)
d. Kelainan bawaan : omfalokel, gastroskisis, tumor/massa (hepato-
splenomegali)
82
13. Kelamin laki-laki
a. Testis berada didalam skrotum
b. Penis berlubang
c. Ada tidaknya kelainan : hipospadia, fimosis
14. Kelamin perempuan
a. Vagina berlubang
b. Uretra berlubang
c. Labia minor dan labia mayor
d. Ada tidaknya sekret
15. Punggung dan anus
a. Keadaan tulang belakang
b. Adanya massa dan tonjolan
c. Ada tidaknya lubang anus
16. Ekstremitas bawah
a. Kesimetrisan panjang tungkai
b. Pergerakkan tungkai
c. Jumlah jari
d. Tes Barlows dan Ortolani (menilai fraktur tulang panggul)
17. Kulit
a. Verniks
b. Warna kulit
c. Pembengkakan dan tanda lahir

3 SISTEM SYARAF

1. Refleks Moro (lengan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala ke


belakang,tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan
tangan menggenggam bila bayi dikagetkan/diberikan rangsangan)
2. Refleks Rooting (reflek mencari putting susu bila mulut
dirangsang/disentuh)
3. Refleks sucking dan swallowing (menghisap dan menelan)
4.Refleks genggam/ palmar Grafs (normalnya jari akan
melengkung/menggenggam di sekitar tempat meletakkan jari)
5. Refleks tonick neck (bayi akan melakukan perubahan posisi, lengan dan
tungkai ekstensi kearah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang
berlawanan bila kepala diputar dengan cepat ke satu sisi)
6. Refleks Galant’s (Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi
dengan cara menggores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang
dari bahu sampai bokong)
7. Refleks melangkah/ walking-stapping refleks (Bayi akan berespon
berupa gerakan berjalan, kaki akan bergantian fleksi dan ekstensi bila
telapak kaki bayi disentuhkan pada permukaan yang datar)
8. Refleks Babinski (positif bila ibu jari dorsofleksi ke arah luar dan jari
kaki mengembang bila diberi rangsangan dengan cara menggores
telapak kaki sepanjang tepi luar, dimulai dari tumit menggunakan
bagian yang runcing atau ujung jari)
4 PASCA TINDAKAN
1. Lepas sarung tangan
2. Cuci tangan dan keringkan
3. Rapikan bayi dan bereskan alat-alat
4. Lakukan pendokumentasian
5. Jelaskan hasil pemeriksaan
6. Berikan konseling :
83
- Jaga kehangatan bayi
- Pemberian ASI
- Perawatan tali pusat
- Tanda-tanda bahaya

5 TANDA-TANDA BAHAYA

1. Pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah


2. Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat> 60/ menit atau
menggunakan otot nafas tambahan
3. Letargi -bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan
4. Warna abnormal -kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning
(ikterus)
5. Suhu -terlalu panas (febris) atauterlaludingin (hipotermia)
6. Tangis atau perilaku abnormal atau tidak biasa
7. Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak bertinja selama 3 hari
pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut
bengkak, tinja hijau tua atau berdarah / lendir
8. Mata – bengkak atau mengeluarkan cairan


Rekomendasi pembimbing praktek/pendidikan : Tgl…………………………..





NamaPembimbing:………………………………………….. Paraf :………………………




Nama:……………………….. Paraf :……………………



84
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
Jalan Prabu Rangkasari Dasan Cermen Cakranegara-Mataram
Telepon (0370) 631160-621383 Faximile (0370) 621383
Website: www.poltekkesmataram.ac.id, Email:admin@poltekkesmataram.ac.id

DAFTAR TILIK
MEMBERIKAN IMUNISASI HEPATITIS B JENIS UNIJECT

Nama Mahasiswa :
Nim :
Tingkat/Semester :

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan) atau tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah.
3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan).

Kasus

LANGKAH/PROSEDUR KERJA
NO 1 2 3 4 5
1. Menyiapkanalat-alat di dekatbayi
Siapkanlahalat-alat dan bahan-bahan secara ergonomis
2 Menjelaskan kepada ibu ibu dan bayi mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur/tindakan yang akan
dilakukan maka ia biasanya lebih mudah diajak untuk bekerjasama
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
Lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan
4. Mempersiapkan posisi bayi
Penyuntikan dilakukan pada 1/3 paha bagian luar secara IM
8. Mengambil uniject dari dalam termos vaksin/lemari pendingin
Pastikan uniject tidak kadaluarsa
9. Membuka kantong alumunium/plastik dan mengeluarkan uniject
5. Memegang uniject pada leher dan tutup jarum dengan memegang
keduanya di antara jari telunjuk dan jempol
6. Mendorong tutup jarum ke arah lateral dengan tekanan
7. Meneruskan mendorong sampai tidak ada jarak antara tutup jarum dan
leher
Saat uniject diaktifkan akan terasa ada hambatan dan rasa menembus
lapisan
9. Membuka tutup jarum
10 Memegang uniject pada bagian leher dan memasukkan jarum pada bayi
Pada imunisasi jenis uniject tidak diperlukan aspirasi. Sewaktu
penyuntikan usahakan anak berada dalam keadaan tenang

85
Kasus
LANGKAH/PROSEDUR KERJA
11.
NO Memijat reservoir dengan kuat untuk memasukkan vaksin, setelah
reservoir kempis cabut uniject dari paha bayi dengan cepat. Pastikan
seluruh uniject masuk ke tubuh bayi
12. Membuang uniject yang sudah tidak terpakai di tempat benda tajam
13. Membereskan alat-alat yang telah dipergunakan
14. Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun di air mengalir lalu
mengeringkannya
15. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi


Rekomendasi pembimbing praktek/pendidikan : Tgl…………………………..





NamaPembimbing:………………………………………….. Paraf :………………………

Nama:……………………….. Paraf :……………………

86
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
Jalan Prabu Rangkasari Dasan Cermen Cakranegara-Mataram
Telepon (0370) 631160-621383 Faximile (0370) 621383
Website: www.poltekkesmataram.ac.id, Email:admin@poltekkesmataram.ac.id

DAFTAR TILIK
LANGKAH AWAL RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
Nama Mahasiswa :
Nim :
Tingkat/Semester :

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan) atau tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus
berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan dari langkah ke
langkah.
3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan).

No Kasus
LANGKAH/PROSEDUR KERJA 1 2 3 4 5
I MENGANALISA INDIKASI MELAKUKAN LANGKAH AWAL
RESUSITASI
1. Indikasi Melakukan Langkah Awal :
a. Bayi tidak bernafas atau nafas megap-megap
b. Tonus otot jelek
c. Masa gestasi kurang (Bayi Kurang Bulan)
II PERSIAPAN
PERSIAPAN PASIEN
2. Persiapan Pasien dan PersetujuanTindakan Medik:
a. Sapa ayah/wali pasien, sebutkan bahwa anda petugas
yang diberi wewenang untuk menjelaskan tindakan
pada bayi
b. Jelaskan tentang diagnosis, penatalaksanaan dan
komplikasi asfiksia neonatal
c. Jelaskan bahwa tindakan klinik juga mengandung
resiko
d. Buat persetujuan Tindakan Medik, simpan dalam
catatan medik
3. Peninjauan Riwayat Antepartum dan Intrapartum
III PERSIAPAN ALAT
4. Persiapan Alat Resusitasi
a. Sarung Tangan DTT/Steril
b. Tempat resusitasi datar, rata, cukup keras, bersih,
kering dan hangat
c. Alat Pemanas yang siap pakai (Lampu sorot/Lampu 60
Watt dg jarak 60 cm dari bayi)
d. 3 lembar handuk atau kain bersih dan kering masing-
masing untuk :
• Untuk mengeringkan bayi
• Untuk menyelimuti tubuh dan kepala bayi
• Untuk ganjal bahu
e. Alat penghisap
87
• Penghisap lendir (Bola Karet atau penghisap
DeLee)
• Penghisap mekanis
• Kateter penghisap no. 5F atau 6F, 8F, 10F
• Sonde minuman no 8F dan semprit 20 ml
• Penghisap mekonium
f. Alat balon dan sungkup resusitasi
§ Balon mengembang sendiri dengan reservoar
oksigen
§ Balon tidak mengembang sendiri
§ Balon resusitasi
• Ukuran balon untuk bayi baru lahir tidak boleh
melebihi 750 ml, karena bayi cukup bulan hanya
membutuhkan 20-30 ml setiap ventilasi (6-8
ml/kg)
• Ukuran balon lebih besar dari 750 ml sulit untuk
memberikan volume kecil
• Beberapa balon mengembang sendiri
mempunyai kapasitas sekecil 240 ml.
§ Sungkup
• Harus dipilih sungkup dengan ukuran yang
tepat, yaitudapat menutupi dagu, mulut dan
hidung bayi, tetapi tidak menutupi mata.
Sungkup terlalu lebar dapat merusak mata.
Sungkup terlalu sempit tidak menutupi mulut
dan hidung.
• Ada 2 jenis tepi sungkup yaitu yang
mempunyai tepi dengan bantalan dan tanpa
bantalan.
o Dipilih sungkup bertepi dengan bantalan
karena memberi keuntungan Tepi sungkup
lebih mudah disesuaikan dengan muka bayi,
sehingga lebih mudah melekat.
• Dipilih peralatan yang dirancang khusus untuk bayi
baru lahir, dapat menggunakan balon dan sungkup
pertimbangan harus berdasarkan fasilitas yang
tersedia dengan mempertimbangkan kemampuan
oksigen, Ukuran balon resusitasi, Ukuran sungkup,
Aman
• Penyiapan Balon dan Sungkup Resusitasi: balon
dipasang dan dihubungkan dengan sumber oksigen
bila ada fasilitas oksigen, bila tidak tersedia dapat
menggunakan oksigen atau udara kamar, sungkup
dihubungkan dengan balon
• Melakukan Pemeriksaan Balon
Bila peserta memilih balon resusitasi, periksa
apakah balon dapat terisi penuh
• Apakah balon retak atau sobek
• Apakah katup pengontrol aliran terbuka ?
• Apakah pengukur tekanan menghilang ?
• Apakah aliran ke pasien (ke tangan anda)
benar-benar tertutup. Bila balon terisi, remas
balon nya.
• Apakah anda merasakan adanya tekanan pada
tangan anda ?
• Apakah pengukur tekanan menunjukkan
tekanan 30-40 cm H2O ?
Bila balon tidak terisi sempurna, atau tidak
memberikan tekanan dengan baik, ambil balon lain
dan dicoba sekali lagi.
•Periksa Sungkup :Periksa sungkup dengan teliti
88
apakah terdapat retak atau kerusakan pada pinggir
sungkup.
g. Oksigen
• Tabung oksigen dengan pengukur aliran oksigen
dan pipa-pipanya
• Sumber O2 100%, pipa dan alat pengukur aliran
O2VTP pada bayi baru lahir harus sesuai dengan
konsentrasi oksigen 90-100%
h. Stetoskop
i. Bengkok

IV PERSIAPAN PENOLONG
5. Persiapan Diri
a. Cuci tangan dengan baik dan benar
b. Gunakan sarung tangan
c. Pakai gaun dan masker
Catatan: paling sedikit tersedia satu penolong terampil
resusitasi BBL di kamar bersalin dan dua asisten tindakan
resusitasi darurat.

V PROSEDUR LANGKAH AWAL
6. Menilai keadaan bayi
Sebelum Bayi lahir :
§ Menjawabpertanyaan :
• Apakah bayi cukup bulan ?
• Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium ?
Segera setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan)
• Apakah bayi bernafas atau menangis/tidak
megap-megap ?
• Apakah tonus otot baik/bayi bergerak aktif ?
a. Bila semua jawabannya “YA” : bayi dirawat rutin saja.
b. Bila satu atau lebih jawaban “Tidak” : maka klem dan
potong tali pusat dengan cepat kemudian lakukan
langkah awal resusitasi
c. Bila bayi bernapas/menangis tetapi sianosis : bayi
diberi O2 aliran bebas sambil melakukan langkah awal.
d. Bila air ketuban bercampur mekonium dan tidak
bernafas/megap-megap maka membuka mulut bayi
lebar, usap isap lender di mulut, klem dan potong tali
pusat dengan cepat kemudian lakukan langkah awal
resusitasi

VI TINDAKAN RESUSITASI
VII LANGKAH AWAL RESUSITASI
7. Urutan Langkah Awal :
a. Menghangatkan bayi
b. Memposisikan kepala
c. Menghisap lendir
d. Mengeringkan sambil melakukan rangsang taktil
e. Memposisikan kembali kepala bayi
f. Menilai bayi
VIII MENGHANGATKAN BAYI
8. Menghangatkan Bayi dengan Cara:
a. Ditemptkan ditempat resusitasi dibawah pemancar
panas (bila tersedia) yang telah diaktifkan sehingga
bayi menjadi hangat.
b. Atau bayi diterima dan diselimuti dengan
89
menggunakan kain bersih dan hangat.
c. Menggunakan kain kering dan panas, kemudian
bungkus dan pakaikan topi bayi (jangan biarkan bayi
telanjang)
IX MEMPOSISIKAN KEPALA BAYI
9. Memposisikan Kepal Bayi dengan Cara:
a. Segera letakkan bayi dibawah alat pemancar panas,
diposisikan kepala dan pastikan jalan napas terbuka
b. Kepala bayi dimiringkan agar cairan berkumpul
dimulut (bukan di farings belakang) sehingga mudah
disingkirkan dan tidak masuk ke trakea dan paru-paru.
X MENGHISAP LENDIR
10. Menghisap Lendir:
a. Bila air ketuban jernih tanpa mekonium:
• Pertama : bersihkan lendir dalam mulut (gunakan
penghisap Dee Lee atau penghisap lendir lain)
dengan kedalaman sekitar 5 cm
• Kemudian : bersihkan lendir dalam hidung dengan
kedalaman sekitar 3 cm
Catatan : pengisapan pada rongga hidung akan
menimbulkan inisiasi pernapasan/gasping sehingga
bila dilakukan lebih dulu akan menimbulkan aspirasi
lendir dalam mulut ke saluran napas.
b. Bila air ketuban bercampur mekonium, setelah kepala
kepala, bahu dan seluruh badan bayi dilahirkan, nilai:
• Keadaan bayi apakah bugar (menangis, tonus otot
baik) atau tidak bugar (tidak menangis, tonus otot
jelek)
Bayi bugar: lakukan penghisapan lendir seperti diatas
Bayi tidak bugar: lakukan penghisapan lendir sbb:
• Posisi bayi dimiringkan
• Buka mulut bayi
• Isap lendir yang didalam mulut dengan
menggunakan kain kassa yang bersih
• Menghisap lendir dengan lebih dalam.
XI MENGERINGKAN SAMBIL MELAKUKAN RANGSANG TAKTIL
11. Mengeringkan Bayi dengan Cara:
a. Mengeringkan kepala dan rambut
b. Mengeringkan dada, perut bayi sampai kaki
c. Kemudian miringkan bayi ke satu sisi dengan salah
satu tangan memegang ketiak bayi, tangan yang lain
mengeringkan dan menggosok punggung bayi
d. Lakukan hal yang sama untuk sisi sebelahnya.
e. Dapat juga dilakukan rangsangan taktil ujung jari kaki
f. Mengganti kain yang basah dengan yang kering
XII MEMPOSISIKAN KEMBALI KEPALA BAYI
12. Memposisikan Kembali Kepala Bayi dengan Cara
Seperti Langkah Pertama Tersebut di Atas
XIII MENILAI BAYI
13. Menilai Kondisi Bayi, dengan Cara :
a. Menilai napas bayi (spontan atau menangis)
b. Menilai denyut jantung bayi dengan cara memegang
pulsasi arteri umbilikalis atau mendengarkan bunyi
jantung bayi (dengan stetoskop). Hitung denyut
jantung bayi, selama 6 menit. Hasil perhitungan 6
menit dikalikan 10 untuk memperoleh frekuensi
denyut jantung bayi per manit
c. Menilai warna kulit bayi, apakah pucat atau biru
(sianosis), bila bayi mulai bernafas tetapi kulit tetap
90
sianotik : lakukan pemberian oksigen.
XIV MEMBERIKAN OKSIGEN (BILA PERLU)
14. Pemberian Oksigen Harus Berkonsentrasi 100% (yang
diperoleh dari tabung oksigen) dengan :
a. Menggunakan sungkup oksigen atau alat resusitasi lain
agar oksigen tidak bercampur dengan udara
(konsentrasi oksigen dalam udara21%) yang dapat
menurunkan konsentrasi oksigen yang diberikan.
b. Kecepatan aliran oksigen paling sedikit 5 liter/menit
c. Apabila sungkup tidak tersedia, berikan oksigen 100%
melalui pipa yang ujungnya berada pada mulut dan
hidung bayi yang dilingkupi tangan penolong. Berikan
oksigen dengan kecepatan 5 liter/menit
15. Untuk mencegah kehilangan panas dan pengeringan
mukosa saluran napas, oksigen yang diberikan perlu
dihangatkan dan dilembabkan melalui pipa
berdiameter besar .
XV TINDAKAN SELANJUTNYA
16. Membuat Kesimpulan
a. Bila bayitetap tidak bernapas, maka teruskan langkah
berikutnya
b. Menilai tonus otot bayi
c. Bila bayi tetap tidak menangis lagi, dan atau tonus otot
kurang baik, maka lakukan langkah berikutnya yaitu
Ventilasi Tekanan Positif
d. Bila bayi bernapas dan tonus otot baik, lakukan Asuhan
Bayi Pascaresusitasi
XVI MELAKUKAN VENTILASI
• Posisi untuk Tindakan Ventilasi :
a. Pastikan bayi diletakkan dalam posisi yang benar
b. Posisi pelaksana ventilasi tekanan positif (VTP) berdiri
disebelah atau dekat kepada bayi.
c. Balon dipegang dengan tangan kanan dan sungkup
dengan tangan kiri (bagi yang kidal cara memegang
sebaliknya)
d. Posisi balon sedemikian rupa sehingga tidak
menghalangi pandangan mata ke dada bayi untuk
melihat gerak turun naik dada bayi selama VTP
• Melakukan Letakan Antara Sungkup dan Mulut dengan
Benar :
Posisi sungkup
a. Sungkup harus diletakkan di wajah bayi sedemikian
rupa sehingga menutupi hidung, mulut, dan tepi dagu
tertutup tepat dengan pinggiran sungkup, tetapi tidak
menutupi mata.
b. Hal itu dilakukan dengan mulai mencakup dagu dulu
baru kemudian menutupi hidung. Sungkup yang
berbentuk lancip (anatomik), bagian lancip harus pada
posisi mencakup hidung.
c. Sungkup diletakkan dimuka dengan cara menggunakan
ibu jari dan telunjuk dan atau jari tengah melingkari
hampir sebagian sungkup, sedangkan jari manis
menyangga agar dagu tetap dalam sungkup.
d. Letakkan sungkup dapat dilakukan dengan sedikit
menekan tepinya ke muka bayi sehingga posisi nya
tepat.
Yang harus diperhatikan :
a. Jangan menekan sungkup ke muka. Terlalu menekan
akan mendatarkan belakang kepada dan melukai muka.
b. Jangan menekan daerah trakhea. Anda dapat
91
menghambat arus udara.
c. Jangan sampai jari anda atau bagian dari tangan anda
atau bagian apapun dari alat mengenai mata bayi.
• Memeriksa lekatan (penekanan atau ventilasi dua
kali) :
a. Pada saat balon ditekan atau melakukan VTP 2 kali
untuk pertama kali, lekatan diperiksa apakah tidak
bocor dengan cara melihat apakah dada bayi naik dan
tidak bocor dengan cara melihat apakah dada bayi naik
dan tidak ada kebocoran ditempat lekatan.
b. Cara menekan balon : jangan sekali-kali menekan habis
balon untuk mengembangkan paru- paru bayi, karena
volume paru-paru bayi hanya sebagian kecil dari
volume balon.
c. Agar VTP efektif, kecepatan memompa (kecepatan
ventilasi) dan tekanan ventilasi harus sesuai.
• Melakukan VTP
a. Kecepatan ventilasi : dianjurkan 40-60 kali /menit.
b. Bila menggunakan balon resusitasi :
Kecepatan ini dicapai dengan memompa balon sebagai
berikut :
• Pompa – dua (Lepas) – tiga (Lepas) – Pompa – dua
(Lepas) – tiga (Lepas) – Pompa – dan seterusnya.
• Observasi Selama VTP Berlangsung :
a. Observasi gerak dada bayi
b. Adanya gerak naik turun dinding dada merupakan
bukti bahwa sungkup nterpasang dengan baik dan paru
– paru mengembang. Bayi seperti menarik napas
dangkal.
c. Apabila dada bergerak maksimum (bayi seperti
menarik napas panjang) ini menunjukkan bahwa paru
– paru terlalu mengembang atau tekanan yang
diberikan terlalu tinggi. Hal ini dapat menyebabkan
pnemotoraks.
d. Observasi gerak perut bayi
• perut tidak dapat dipakai sebagai pedoman
ventilasi efektif.
• Gerak perut mungkin di sebabkan masuknya udara
kedalam lambung.
a. Penilaian suara napas bilateral
• Suara napas didengar dengan menggunakan
stetoskop
• Adanya suara napas adanya kedua paru – paru
merupakan indikasi bahwa bayi mendapat ventilasi
yang benar.
b. Observasi pengembangan dada bayi
• Apabila dada terlalu berkembang, kurangi tekanan
dengan mengurangi remasan pada balon.
c. Apabila dada kurang berkembang, mungkin
disebabkan oleh salah satu penyebab berikut :
• Pelekatan sungkup kurang sempurna
§ Terdengar udara keluar (bocor) dari sekitar
sungkup.
§ Kebocoran sering terjadi antara pipi dan
pangkal hidung.
§ Ulang lagi pemasangan sungkup agar
perlekatan menjadi lebih baik.
§ Tepi sungkup sedikit ditekan, jangan
menekan terlalu kuat ke muka bayi.
• Arus udara terhambat
Cara melakukan koreksi sebagai berikut :

92
1) Periksa posisi bayi dan ekstensi kan leher lebih
jauh
2) Periksa mulut, orofaring dan sekresi.
Bila perlu isap cairan dalam mulut dan hidung.
3) Coba lakukan ventilasi dengan mulut bayi
sedikit terbuka, dengan memasang jalan udara
melalui mulut.
• Tidak cukup tekanan
1) Naikkan tekanan sehingga tampak dada bayi
turun naik.
2) Tingginya tekanan yang diberikan sesuai
dengan jenis alat yang dipakai.
• Penilaian Setelah Melakukan VTP Selama 30 detik :
a. Apakah bayi sudah bernapas atau belum
b. Frekuensi denyut jantung
c. Warna kulit
• Penilaian Denyut jantung Bayi dengan Cara :
a. Cara menilai.
Ada 2 cara untuk menilai frekuensi denyut jantung
1) Menggunakan stetoskop, mendengarkan
detak jantung di apeks.
2) Meraba denyut arteri umbilikalis atau arteri
brakhialis
b. Cara menghitung
Frekuensi denyut jantung dihitung dengan cara
menghitung jumlah denyut jantungb dalam 6 detik
dikalikan 10, sehingga diperoleh frekuensi jantung
permenit.
• Pemantauan Pascaresusitasi
Bila bayi bernapas spontan dan baik, jaga agar bayi tetap
hangat, inisiasi ASI dini.
• Menentukan Kapan Harus Merujuk ?
Bila telah melakukan resusitasi sampai tahapan
pemasangan pipa ET dan pemberian obat – obatan bayi
tetap belum bernapas, dalam waktu kurang dari 10 menit
harus memberi orangtua/wali untuk merujuk bayi,
stabilisasi bayi dan mempersiapkan rujukan dan
transportasi
Kapan Menghentikan VTP ?
• Menghentikan resusitasi
Resusitasi dihentikan apabila selama 10 menit tidak
terdengar suara jantung dan usaha napas bayi
XVII MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN ALAT

Membersihkan dan Mensterilkan Alat
(sesuai dengan panduan P I = Pencegahan Infeksi)
XVIII MEMBUAT CATATAN MEDIK
• Membuat Catatan Medik tentang Apa yang Telah
Dilakuakan


Rekomendasi pembimbing praktek/pendidikan : Tgl…………………………..





Nama Pembimbing :………………………………………….. Paraf :………………………

Nama:……………………….. Paraf :……………………


93

Anda mungkin juga menyukai