Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Data Variabel Motivasi Berprestasi

Berdasarkan butir-putir pernyataan variabel Motivasi berprestasi (XI)

yang berjumlah 45 butir, maka skor minimal yang mungkin diperoleh 45 dan

skor maksimal adalah 225. Kenyataan dari data yang diperoleh skor terendah

adalah 137 dan yang tertinggi adalah 223. Rata-rata 187,6, simpangan baku

20,684, median 189,94, dan modus 202,94. Sebaran data ini menunjukkan

bahwa skor rata-rata, median dan modus tidak jauh berbeda, hal ini

menunjukkan bahwa sebaran data cenderung berdistribusi normal.

Sesuai dengan hasil perhitungan statistik dasar yang telah dilakukan,

data diklasifikasikan dalam tujuh interval kelas. Untuk memperoleh

gambaran yang jelas tentang distribusi skor variabe1 Motivasi berprestasi

dapat dilihat pada Tabel 3, serta histogram berikut.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Pengembangan Oiri

Frekuensi
Kelas Interval Frekuensi Absolut
Relatif (%)
215 - 227 2 5.00
202 – 214 10 25.00
189 – 201 9 22.00
176 – 188 8 20.00
163 – 175 6 15.00
150 – 162 2 5.00
137 – 149 3 7.50
Jumlah 40 100.00
10 -
F
5
r
10
e
k
26
u
e
5-
n 8 9
s 18
i 6

3 2 2

42 51 60 69 78 87 96 105

Skor Tengah Kelas Interval

Gambar 3. Histogram Motivasi berprestasi (X1)

Gambar 3 di atas menunjukkan sebaran skor Motivasi berprestasi

sebanyak 11 orang (27,5%) berada di bawah rata-rata kelas interval,

sebanyak 8 orang (20%) berada pada rata-rata kelas interval, dan sebanyak

21 orang (52,5%) berada di atas rata-rata. Data ini menunjukkan bahwa

Motivasi berprestasi dosen umumnya di atas rata-rata. Secara keseluruhan,

tingkat ketercapaian Motivasi berprestasi sebesar 78,38%. Berdasarkan

kriteria yang dikemukakan oleh Sudjana (1982) berarti Motivasi berprestasi

dosen berada pada kategori cukup.

2. Data Variabel Disiplin (X2)

Berdasarkan butir pernyataan variabel Disiplin kerja (X 2) yang

berjumlah 32 butir, maka skor minimal yang diperoleh 32 dan skor maksimal

adalah 160. Kenyataan dari data yang diperoleh skor terendah adalah 103 dan

yang tertinggi adalah 149. Rata-rata 128,125, simpangan baku 11,443,


median 128,4, dan modus 127. Sebaran data menunjukkan skor rata-rata,

median dan modus tidak jauh berbeda, hal ini menunjukkan sebaran data

cenderung berdistribusi normal.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi skor

variabel Motivasi berprestasi dapat dilihat pada Tabel 4, serta histogram

berikut.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin

Kelas Intertal Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)


145 - 151 3 7.50
138 - 144 7 17.50
131- 137 7 17.50
124 – 130 10 25.00
117 - 123 7 17.50
110 - 116 4 10.00
103 - 109 2 5.00
Jumlah 40 100.00

10 -

F 5
r 10
e
k 26
u
e 5-
n 10 7 7
s 18
i 7

2 4 3

106 113 120 127 134 141 148

Skor Tengah Kelas Interval

Gambar 4. Histogram Disiplin Kerja (X2)


Gambar 4 di atas menunjukkan sebaran skor insenif sebanyak 13 orang

(32,5%) berada di bawah rata-rata kelas interval dan sebanyak 10 orang

(25%) berada pada rata-rata kelas interval dan sebanyak 17 orang (42,5%).

Data ini menunjukkan bahwa Disiplin kerja dosen umumnya berada di atas

rata-rata. Secara keseluruhan, tingkat ketercapaian Disiplin kerja dosen

berada pada kategori baik (80,08 %).

3. Kinerja Dosen (Y)

Berdasarkan butir-butir pemyataan variabel Kinerja Dosen (Y) yang

berjumlah 45 butir, maka skor minimal yang mungkin diperoleh 45 dan skor

maksimal adalah 225. Kenyataan dari data yang diperoleh skor terendah

adalah 126 dan yang tertinggi adalah 202. Rata-rata 171,075, simpangan

baku 16,560, median 170,5, dan modus 168,28. Sebaran data ini

menunjukkan bahwa skor rata-rata, median dan modus tidak jauh berbeda,

hal ini menunj ukkan bahwa sebaran data cenderung berdistribusi normal.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi skor

variabel Motivasi berprestasi dapat dilihat pada Tabel 5, serta histogram

berikut.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Dosen


Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
192 – 202 4 10.00
181 – 191 6 15.00
170 – 180 11 27.5
159 – 169 12 30.00
148 – 158 4 10.00
137 – 147 2 5.00
126 – 136 1 2.5
Jumlah 40 100.00
F
r 12 -
e
k 5
u 10
e
n 26
s
i 6 -
12 11 6
18
4 4

2
1
131 142 153 164 175 186 197

Skor Tengah Kelas Interval

Gambar 5. Histogram Kinerja Dosen (Y)

Gambar 5 menunjukkan sebaran skor Kinerja Dosen sebanyak 19 orang

(47,5%) berada di bawah rata-rata kelas interval dan sebanyak 11 orang

(27.5%) berada pada rata-rata kelas interval dan sebanyak 10 orang (25%).

Data ini menunjukkan bahwa skor Kinerja Dosen umumnya masih berada di

bawah rata-rata. Secara keseluruhan, tingkat ketercapaian Kinerja Dosen

berada pada kategori cukup (76,03%).

B. Uji Persyaratan Analisis

Penelitian Inl menggunakan rumus statistik parametrik dengan

menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Kedua teknik ini baru

dapat dilakukan apabila telah memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan

yang harus dipenuhi dalam menggunakan statistik parametris yaitu: (a)


ukuran minimum sampel telah terpenuhi, (b) data sampel setiap variabel

berdistribusi normal, (c) variansi populasi antar kelompok homogen, (d) Uji

independensi antar variabel bebas, dan (e) uji linieritas.

Persyaratan pertama telah terpenuhi pada saat penetapan ukuran sampel

penelitian. Berikut ini dipaparkan masing-masing Uji persyaratan analisis

tersebut.

1. Uji Normalitas.

Analisis uji normalitas dalam penelitian bertujuan untuk menguji

asumsi bahwa distribusi sampel dari rata-rata sampel mendekati atau

mengikuti normalitas populasi. Pengujian nonnalitas penyebaran data

dilakukan dengan menggunakan uji Chi Squares (χ2). Hasil rangkuman

pengujian normalitas dari ketiga variabel dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel Xl, X2 dan Y

No. Va ria bel dk χ 2 hitung p Keterangan


1 Motivasi berprestasi (Xl) 9 12,453 0.416 Normal
2 Disiplin Kerja (X2) 9 3,449 0,979 Normal
Kinerja Dosen (Y) 9 10,798 0.524 Normal

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai p untuk seluruh variabel di atas >

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data dari ketiga variabel dalam penelitian

ini sebarannya normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah varians kelompok

kelompok populasi homogen. Pengujian homogenitas varians tersebut


menggunakan rumus Chi Kuadrat Barlett. Rangkuman Hasil analisis UJI

homogenitas dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas.

Kelompok dk Dk.Sd2 dk.log(Sd2) Keterangan


6 34 7878,916 78,605
Homogen
Chi Kuadrat = 4,153 p = 0.785

Dari Tabel.7 di atas terlihat bahwa skor Chi Kuadrat Barlett sebesar 4,153

dan p >  0,05, hal ini menunjukkan varians antar kelompok homogen.

3. Uji Linieritas Garis Regresi Xl dan X2 terhadap Y

Untuk mengetahui apakah persamaan regresi bersifat linier atau tidak

maka dicari terlebih dahulu persamaan regresi antara Y dengan X l dan Y

dengan X2. Model persamaan regresi yang digunakan adalah Y = a + bXl dan

Y= a + bX2. Hasil uji linieritas antara variabel X l terhadap Y dan X2 terhadap

Y disajikan bersamaan dengan pembahasan hipotesis pertama maupun

hipotesis kedua.

2. Uji Indepedensi antar Variabel Bebas

Uji Indepedensi antar variabel Bebas dilakukan untuk mengetahui

adanya korelasi di antara kedua variabel bebas. Jika teIjadi korelasi tinggi,

maka artinya antara variabel bebas tidak independen. Uji independensi antara

varibel bebas dilakukan dengan teknik korelasi sederhana. Rangkuman hasil

analisis dapat dilihat pada Tabel 8.


Tabel 8. Rangkuman Uji Independensi antar Variabel Bebas

Korelasi rx12 p Ketetangan


Xl dengan X2 0.243 0.126 Independen

Tabel 8 memperlihatkan bahwa koefisien korelasi antara Motivasi

berprestasi dan Disiplin kerja rx12 = 0,243 dengan p = 0,126. Karena p > 

0,05 berarti korelasi antar kedua variabel bebas ini tidak berarti, dengan

demikian kedua variabel bebas tersebut adalah independen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Motivasi Berprestasi Berkontribusi terhadap Kinerja Dosen

Hipotesis pertama yang diajukan adalah "Motivasi berprestasi

berkontribusi terhadap Kinerja Dosen". Hipotesis ini diuji dengan teknik

korelasi dan regresi linier sederhana. Hasil analisis hipotesis ini terangkum

pada Tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y

Koefisien Koefisien
Kore1asi p Keterangan
Korelasi Determinasi (r2)
ryl 0,632 0,400 < 0,01 Sangat Signifikan

Dari hasil analisis diperoleh korelasi antara Motivasi berprestasi (Xl)

dengan Kinerja Dosen (Y) sebesar 0,632 dan Koefisien determinasi sebesar

0,400 dengan p <  0,01. Hal ini berarti korelasi Motivasi berprestasi (X1)

dengan Kinerja Dosen (Y) sangat signifikan.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah bentuk hubungan antara


Motivasi berprestasi (X1) dengan Kinerja Dosen (Y) bersifat prediktif atau

tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil perhitungan

diperoleh persamaan regresi Motivasi berprestasi (X1) dengan Kinerja Dosen

(Y) adalah Ŷ = 76,078 + 0,506 XI. Persamaan ini diuji keberartian dan

kelinieranya dengan uji F. Hasil Perhitungan untuk uji keberartian persamaan

regresi dapat dilihat ada rangkuman Tabel 10.

Tabel 10. Rangkuman Analisis Regresi X1 dan Y

Sumber JK dk RJK Fhit p Ket.


Sangat
Reg. Linier 4278,480 1 4278,480 25,339 < 0,01
Signifikan
Tuna Cocok 6,073 1 6,073 0,0359 0,831 Garis
Regresi
Kekeliruan 6410,243 37 173,250 - - Linier

Total 10694,796 39 - - - -

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa harga F hitung = 25,339 dengan p < 

0,01. Hal ini mengindikasikan bahwa model persamaan regresi Ŷ = 76,078 +

0,506 XI adalah sangat signifikan dan garis regresinya linier.

Garis regresi linier yang terbentuk dari dari persamaan regresi

Ŷ = 76,078 + 0,506 XI dapat dilihat pada Gambar 5.


Kinerja Dosen (Y) = 76.08 + 0.51 * x1
Ŷ = 76,078 + 0,506 X
R-Square = 0.40


200 

 

 

Kinerja Dosen (Y)

 
 
175   


  
  
 
 

150   

 


125
150 175 200 225
Motivasi Berpestasi (X1)

Gambar 6: Arah Garis Persamaan Regresi X1 terhadap Y

Gambar 6 di atas memperlihatkan arah garis regresi yang terbentuk

adalah linier. Koefisien arah sebesar 0,506 menunjukkan bahwa setiap

kenaikan satu satuan pada variabel Motivasi berprestasi (X 1) maka besarnya

kinerja dosen dapat diprediksi sebesar Ŷ = 76,078 + 0,506 x 1 = 76,584. Hal

ini menunjukan bahwa semakin besar kenaikan skor motivasi berprestasi

maka semakin tinggi pula Kinerja Dosen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Motivasi berprestasi

berkontribusi positif dan signifikan terhadap Kinerja Dosen. Besarnya

kontribusi motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen = 40%.


2. Kontribusi Disiplin Kerja dengan Kinerja Dosen .

Hipotesis kedua yang diajukan adalah "Disiplin kerja berkontribusi

terhadap Kinerja Dosen. Hipotesis ini diuji dengan teknik korelasi dan

regresi linier sederhana. Hasil analisis hipotesis ini terangkum pada Tabel 11

di bawah ini.

Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X2 dengan Y

Koefisien Koefisien
Korelasi Korelasi Determinasi p Keterangan
(r) (r2)
ry2 0,399 0,160 < 0,05 Signifikan

Dari hasil analisis diperoleh korelasi antara Disiplin kerja (X 2) dengan

Kinerja Dosen (Y) sebesar 0,399 dan Koefisien determinasi sebesar 0,160

dengan p <  0,01. Hal ini berarti bahwa korelasi antara Disiplin (X 2) dengan

Kinerja Dosen (Y) sangat signifikan pada.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah bentuk hubungan antara Disiplin

(X2) dengan Kinerja Dosen (Y) bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan

analisis regresi sederhana. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan

regresi Disiplin kerja dengan Kinerja Dosen adalah Ŷ = 97,015 + 0,578 X 2.

Persamaan ini diuji keberartian dan kelinieranya dengan uji F. Hasil

Perhitungan untuk uji keberartian persamaan regresi dapat dilihat pada

rangkuman Tabel 12.


Tabel 12. Rangkuman Analisis Regresi Xl dan Y

Sumber JK. dk RJK Fhit p Kef. .


Reg. Linier 1706,129 1 1706,129 7,213 <0,05 Signifikan
Tuna Cocok 56,454 1 56,454 0,234 0,637
Garis
Kekeliruan 8932,213 37 241.411 - - Regresi
Linier
Total 10694,796 39 - - -

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa harga Fhitung = 7,213 dengan p < 

0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa model persamaan regresi Ŷ = 97,015 +

0,578 X2 adalah sangat signifikan dan garis regresinya linier.

Garis regresi linier yang terbentuk dari dari persamaan regresi

Ŷ = 97,015 + 0,578 X2 dapat dilihat pada Gambar 6.

Ŷ = (Y)
Kinerja Dosen 97,015 + 0,578
= 97.02 + 0.58X
* 2x2
R-Square = 0.16


200 

 
  

 

 
175 

 
    
  
  

 


150  

 


125
110 120 130 140 150
Disiplin Kerja (X2)

Gambar 7: Arah Garis Persamaan Regresi X2 terhadap Y


Gambar 7 memperlihatkan arah garis regresi yang terbentuk adalah

linier. Koefisien arah sebesar 0,578 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu

satuan pada variabel Disiplin kerja (X 2) maka besarnya kinerja dosen dapat

diprediksi sebesar Ŷ = 97,015 + 0,578 x 1 = 97,593. Hal ini menunjukan

bahwa semakin besar kenaikan skor disiplin kerja maka semakin tinggi pula

Kinerja Dosen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Disiplin Kerja

berkontribusi sebesar 16% terhadap Kinerja dosen.

3. Motivasi berprestasi dan Disiplin kerja secara Bersama-sama


Berkontribusi terhadap Kinerja Dosen

Hipotesis ketiga yang diajukan adalah "Motivasi berprestasi dan

Disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap Kinerja Dosen".

Hipotesis ini diuji dengan teknik korelasi dan regresi linier ganda. Hasil

analisis hipotesis ini terangkum pada Tabel 13 dibawah ini.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Xl dan X2 dengan Y

Koefisien Koefisien
Korelasi Korelasi Determinasi p Keterangan
(R) (R2)
Ry12 0,681 0,464 < 0,01 Sangat Signifikan

Dari hasil analisis diperoleh korelasi antara Motivasi berprestasi (X I)

dan Disiplin kerja (X2) dengan Kinerja Dosen (Y) sebesar 0,681 dan

Koefisien determinasi sebesar 0,464 dengan p <  0,01. Hal ini berarti

bahwa korelasi antara Motivasi berprestasi (XI) dan Disiplin kerja (X2)

dengan Kinerja Dosen (Y) sangat signifikan.


Selanjutnya untuk mengetahui apakah bentuk hubungan antara

Motivasi berprestasi (X1) dan Disiplin kerja (X2) dengan Kinerja Dosen (Y)

bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi ganda. Dari hasil

perhitungan diperoleh persamaan regresi Motivasi berprestasi (X1) dan

Disiplin kerja (X1) dengan Kinerja Dosen (Y) adalah Ŷ = 37,240 + 0,456XI

+ 0,378X2. Persamaan ini diuji keberartian dengan uji F. Hasil Perhitungan

untuk uji keberartian persamaan regresi dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rangkuman Analisis Regresi X1 dan Y

Sumber JK dk RJK Fhit p Ket.

Reg. Linier 4963,338 2 2481,669 16,021 < 0,01 Sangat

Res. 5731,458 37 154,904 - - Signifikan

Total 10694,796 39 - - - -

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa harga F hitung = 16,021 dengan p < 

0,01. Hal ini mengindikasikan bahwa model persamaan regresi Ŷ = 37,240 +

0,456XI + 0,378X2 adalah sangat signifikan dan kedua variabel ini dapat

dijadikan sebagai alat prediksi untuk meramalkan kontribusi yang terjadi

terhadap variabel Kinerja dosen Dengan demikian hipotesis ketiga yang

menyatakan terdapat kontribusi secara bersama-sama dari Motivasi

berprestasi dan Disiplin kerja terhadap Kinerja dosen telah terbukti. Besarnya

kontribusi = 46,4%.

Berdasarkan persamaan regresi yang terbentuk dapat diprediksi Kinerja

Dosen STAIN Syekh M. Djamil Djambek Bukittinggi. Sebagai contoh data


responden satu mendapat skor Motivasi berprestasi sebesar 147 dan Disiplin

kerja sebesar 129, maka kinerjanya dapat diprediksi sebesar Ŷ = 37,240 +

(0,456 x 147) + (0,378 x 129) = 153,034.

Perhitungan ini berarti bahwa semakin tinggi Motivasi berprestasi dan

Disiplin kerja yang dimiliki dosen maka diprediksi akan semakin tinggi pula

Kinerja Dosen STAIN Syekh M. Djamil Djambek Bukittinggi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Motivasi berprestasi dan

Disiplin berdampak positif dan signifikan terhadap Kinerja Dosen dengan

korelasi sebesar 0,595 dan koefisien determinasi sebesar 0,354. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan Motivasi berprestasi dan Disiplin secara

bersama-sama berdampak terhadap Kinerja Dosen telah teruji secara

empiris.

Besarnya bobot Kontribusi relatif (KR) dan Kontribusi Efektif (KE)

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Bobot Kontribusi Relatif dan Efektif Variabel Bebas terhadap
Variabel Terikat

Korelasi antar Kontribusi Relatif Kontribusi Efektif


Variabel (KR %) (KE%)
X1 dengan Y 77,546 35,988
X2 dengan Y 22,454 10,421
Total 100,00 46,409

Tabel 15 menunjukkan bahwa variabe1 Motivasi berprestasi

memberikan kontribusi relatif sebesar 77,546% dan kontribusi efektif sebesar

35,988 terhadap Kinerja Dosen, sedangkan variabel Disiplin kerja

memberikan kontribusi relatif sebesar 22,454 dan kontribusi efektifnya

sebesar 10,421 terhadap Kinerja Dosen. Bobot kontribusi efektif dari masing-
masing variabel tersebut masih dipengaruhi oleh interaksi antar kedua

variabel bebas, untuk mengetahui kontribusi murni masing-masing variabel

bebas perlu adanya pengontrolan terhadap variabel bebas ini.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi masing-masing variabel bebas

tampa adanya interaksi dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat,

dilakukan dengan analisis korelasi parsial. Analisis ini dilakukan dengan

mengontrol salah satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Rangkuman

hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

Tabel 16. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial

Koefisien Koefisien
Varibel p
Korelasi Parsial Determinasi
ry1-2 0,602 0,362 < 0,01

ry2-1 0,327 0,107 < 0,05

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel X1

dengan variabel Y pada saat variabel X2 dikontrol sebesar 0,602 dan

koefisien determinasinya sebesar 0,362. Artinya Motivasi berprestasi

memberikan kontribusi sebesar 36,2% terhadap Kinerja Dosen bila Disiplin

kerja (X2) dalam keadaan konstan atau dikontrol. Demikian juga variabel X2

dengan variabel Y bila variabel X1 dikontrol, koefisien korelasinya 0,327 dan

koefisien determinasinya 0,107. Artinya Disiplin kerja memberikan

kontribusi terhadap Kinerja Dosen sebesar 10,7% pada saat motivasi

berprestasi (X1) dikontrol.

Hasil analisis di atas menunjukkan besar kontribusi murni yang


diberikan oleh masing-masing variabel bebas terhadap Kinerja Dosen

dengan mengabaikan adanya interkorelasi antara kedua variabel tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa baik Motivasi berprestasi maupun

Disiplinkerja merupakan faktor yang berkontribusi positif terhadap

meningkatnya Kinerja Dosen .

D. Diskusi / Pembahasan

Temuan yang diperoleh berdasarkan rangkaian analisis data

menunjukkan bahwa Motivasi berprestasi dan Disiplin kerja baik secara

sendiri sendiri maupun secara bersama-sama berdampak positif dan

signifikan terhadap Kinerja Dosen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

Motivasi berprestasi dan Disiplin kerja yang diberikan oleh lembaga maka

Kinerja Dosen akan semakin meningkat.

Besarnya kontribusi Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Dosen =

40%. Besarnya kontribusi Disiplin kerja terhadap Kinerja Dosen = 16%,

sedangkan secara bersama-sama kedua variabel ini berkontribusi sebesar

40,4% terhadap kinerja dosen. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 59,6%

berasal dari variabel lain yang tidak diteliti.

Walaupun secara empiris kedua variabel ini berdampak positif dan

secara signifikan namun bila dilihat dari tingkat pencapaian responden, sekor

Motivasi berprestasi dan kinerja dosen Disiplin dan Kinerja Dosen masih

termasuk kategori cukup, dan sebaran data menunjukkan bahwa 19 orang

(47,5%) kinerja dosen berada pada rata-rata kelas interval. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja dosen masih perlu dan penting untuk


ditingkatkan.

Sahertian (1994) menyatakan kinerja sebagai jabatan atau tugas yang

menyangkut pengetahuan, keterampilan dan ciri khas dari perilaku seseorang

sehingga kinerja seseorang merupakan cerminan apakah seseorang tersebut

memiliki kompetensi yang baik atau tidak. Artinya jika kinerja seseorang

tidak atau kurang baik maka patut dicurigai ada problem serius yang harus

dicarikan jalan keluarnya.

Berkaitan dengan masalah ini, Arikunto (1990) mengemukakan bahwa

faktor yang mempengaruhi kinerja dapat diklasifikasikan atas faktor internal

dan eksternal. Faktor internal yaitu sikap, minat, intelegensi, motivasi

kepribadian dan etos kerja. Sedangkan faktor eksternal meliputi: sarana dan

prasarana, insentif dan gaji, suasana kerja, disiplin dan iklim kerjasama.

Sedangkan Steers (1990) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja seperti motivasi, sikap, minat dan penerimaan dari seseorang.

Hasil penelitian ini menguatkan dugaan sebelumnya yang penulis

bahas pada latar belakang masalah bahwa berdasarkan pengamatan dan

informasi yang penulis peroleh di STAIN Syekh M. Djamil Djambek

Bukittinggi sebahagian besar dosen memiliki kemauan yang rendah dalam

menulis walaupun telah ada wadah tempat para dosen menuangkan

tulisannya, begitu pula halnya minat untuk meneliti dan membuat buku ajar.

Jika ada dosen yang meneliti dan menulis, hasil penelitian dan tulisan mereka

sebagian besar tidak berkualitas hanya memenuhi kebutuhan untuk kenaikan

pangkat, artinya apa yang mereka lakukan belum menunjukkan kinerja


seorang dosen yang professional.

Tingkat pencapaian responden pada variabel Disiplin kerja berada pada

kategori baik (80,08 %) dan sebanyak 17 orang dosen (42,5%) disiplinnya

berada di atas rata-rata, namun kontribusi yang dihasilkan relative rendah

hanya sebesar 16% bila dibandingkan dengan motivasi berprestasi yang

berkontribusi sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan kerja

saja belum cukup untuk meningkatkan kinerja dosen. Atmosudirdjo

(1979:96) menegaskan bahwa disiplin sebagai suatu bentuk ketaatan dan

pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak emosional dan taat tanpa

pamrih. Ini berarti bahwa disiplin erat kaitannya dengan sikap mental dan

moral yang melekat pada diri seseorang. Hal ini ditekankan Wursanto, (1978:

145) yang menyatakan bahwa untuk mewujudkan disiplin perlu adanya

ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang harus ditaati.

Kemungkinan lain mengapa disiplin kerja dosen dikategorikan baik

adalah karena adanya faktor bias dalam menilai diri sendiri, seseorang

biasanya akan lebih subjektif bila menilai dirinya sendiri, kenyataan

dilapangan terlihat bahwa kedisiplinan ini menjadi salah satu masalah yang

serius dikalangan dosen. Salah satunya adalah kebanyakan dosen dalam

pelaksanaan perkuliahan tidak menyiapkan silabus dan satuan acara

perkualiahan (SAP), hal ini dibenarkan oleh pihak jurusan bahwa

kebanyakan dosen tidak membuat dan tidak menyerahkan satuan acara

perkuliahan. Jika ada dosen yang menyerahkan cenderung tidak ada

perubahan dari tahun sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa kedisiplinan


dosen masih perlu dipertanyakan sejauhmana dosen mentaati peraturan yang

telah ditetapkan.

Temuan ini sepertinya menegaskan walaupun terbukti bahwa Motivasi

berprestasi dan Disiplin berkontribusi terhadap Kinerja Dosen, namun disisi

lain Motivasi berprestasi dan Disiplin harus lebih ditingkatkan. Pada kasus

yang perlu mendapatkan perhatian lebih besar adalah masalah disiplin kerja

dosen karena kontribusinya relatif masih rendah.

E. Keterbatasan Penelitian.

Penelitian ini telah dirancang secara hati-hati dan seksama, namun tidak

menutup kemungkinan terjadi kekurangan dalam penelitian ini yakni antaralain:

1. Penelitian tentang Kinerja Dosen ini hanya melihat dua variabel yakni Motivasi

berprestasi dan Disiplin kerja sehingga yang tergambar hanya dampak kedua

variabel ini terhadap Kinerja Dosen. Sehingga diperlukan kajian yang lebih

komprehensif.

2. Keterbatasan lainnya adalah bias dalam pengisian kuesioner yang tidak dapat

peneliti deteksi. Artinya walaupun kuesioner yang telah disusun dengan

indikator-indikator yang disesuaikan dengan kajian teori, namun dalam

pengisian kuesioner mungkin saja terjadi bias yang dilakukan oleh responden

atau adanya subjektivitas dalam memberikan respon.

.
0

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat ditarik

simpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pencapaian responden variabel motivasi berprestasi berada pada

kategori cukup. Motivasi berprestasi berkontribusi sangat signifikan

terhadap Kinerja Dosen. Besarya Kontribusi 40%. Hal ini berarti

semakin baik motivasi berprestasi dosen maka semakin baik pula kinerja

mereka.

2. Tingkat pencapaian responden variabel Disiplin kerja berada pada

kategori baik. Disiplin kerja berkontribusi sangat signifikan terhadap

Kinerja Dosen. Besamya kontribusi 16%. Hal ini berarti semakin baik

Disiplin kerja dosen semakin baik pula Kinerja mereka.

3. Tingkat pencapaian responden variabel Kinerja dosen berada pada

kategori cukup. Motivasi berprestasi dan Disiplin kerja secara bersama-

sama berkontribusi sangat signifikan terhadap Kinerja Dosen. Besamya

kontribusi kedua variabel ini 40,4%. Hal ini menujukkan bahwa jika

kedua faktor ini ditingkatkan, maka Kinerja Dosen akan bertambah baik.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini menemukan bahwa semua variabel prediktor yang diteliti

yakni Motivasi berprestasi dan Disiplin, baik secara sendiri-sendiri maupun

secara bersama-sama memberikan kontribusi yang berarti terhadap Kinerja


1

Dosen . Oleh karena itu perlu lebih diperhatikan variabel prediktor ini untuk

ditingkatkan agar merasa lebih diperhatikan dan dihargai dalam

melaksanakan tugasnya.

Kecilnya kontribusi yang diberikan oleh variabel Disiplin kerja

berimplikasi bahwa aturan-aturan yang dibuat oleh pihak STAIN belum

sepenuhnya dilaksanakan oleh dosen, sehingga akan berdampak kurang baik

bagi kelancaran jalannya pendidikan. Sehingga perlu kiranya diperhatikan

secara khusus aspek Disiplin kerja dosen. Jika hal ini tidak mendapat

perhatian dari pihak pimpinan maka salah satu implikasi yang timbul adalah

dalam bekerja para dosen tidak memiliki tanggung jawab yang besar

sehingga hasil kerja yang dilakukan dikhawatirkan tidak akan maksimal.

Begitu juga dengan Motivasi berprestasi, walaupun dari basil analisis

Motivasi berprestasi berkontribusi positif terhadap Kinerja Dosen, namun

pada kenyataannya, Motivasi berprestasi masih berada pada kategori cukup.

Hal ini berimplikasi bahwa para dosen dalam melaksanakan pekerjaannya

hanya bersifat rutinitas dan tidak merasa tertantang untuk melaksanakan

kerja dengan lebih baik.

Implikasi yang timbul dari Motivasi berprestasi yang kurang mendapat

perhatian baik oleh pimpinan STAIN ataupun pihak-pihak terkait akan

mengakibatkan prestasi kerja akan menurun dan akibatnya juga kinerja akan

menurun, hal ini pada akhimya akan berdampak negatif bagi lembaga itu

sendiri.

Temuan penehtian ini juga berimplikasi bahwa jika Motivasi


2

berprestasi dan disiplin kerja tidak diperhatikan oleh pihak-pihak terkait

dengan baik, maka dikhawatirkan peran, tanggung jawab dan fungsi tidak

dapat terlaksana dengan baik pula. Implikasi yang lebih jauh adalah apabila

salah satu sub sistem pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara

maksimal akan menyebabkan terganggunya sub sistem lainnya.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian clan implikasi penelitian di atas, maka

disarankan kepada:

1. Pimpinan STAIN Syekh M. Djamil Jambek Bukittinggi

untuk dapat lebih memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh para

dosen terutama menyangkut kesempatan yang seluas-luasnya sehingga

Motivasi berprestasi para dosen akan lebih baik, dan juga dapat

memberikan rangsangan bagi terciptanya Disiplin kerja yang sesuai

dengan fungsi dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan

tugasnya.

2. Para Dosen STAIN Syekh M. Djamil Jambek Bukittinggi

hendaknya tetap berusaha untuk meningkatkan Motivasi berprestasi

dengan cara menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk dapat

memberikan yang terbaik bagi lembaga untuk dapat menciptakan

pelayanan prima bagi semua pihak.

3. Pembaca serta peneliti selanjutnya agar dapat lebih

memperluas kajian tentang Kinerja Dosen yang tidak dibahas dalam


3

penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai