Anda di halaman 1dari 62

MELAKSANAKAN KOMUNIKASI LANGSUNG / LISAN

No. Dokumen :
001/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

Melakukan pembicaraan langsung antara perawat dan klien dengan


PENGERTIAN
memperhatikan aspek – aspek komunikasi

TUJUAN Membangun hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga

A. Persiapan Alat
Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman
B. Cara Kerja
1. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan sopan
2. Memperkenalkan diri
PROSEDUR
3. Menyapa pasien dengan ramah
4. Menyampaikan informasi secara lengkap dan jelas dengan bahasa yang
mudah dimengerti pasien
5. Mengamati respon pasien
6. Mencatat hasil komunikasi

DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen :
002/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi
Menilai status cairan dalam tubuh bayi
PENGERTIAN
Menilai status gizi bayi
Mengontrol berat badan bayi

TUJUAN Membangun hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga
A. Persiapan Alat
1. Timbangan bayi
2. Buku catatan
3. Kain pengalas timbangan
B. Cara Kerja
1. Cuci tangan
PROSEDUR 2. Kain diberi kain pengalas dan siap dipakai
3. Timbangan distel dengan angka penunjuk pada angka nol
4. Selimut dan pakaian bayi dibuka, bayi dibaringkan diatas timbangan
5. Hasil penimbangan berat badan bayi dicatat pada buku
6. Bayi dirapikan dan dibaringkan kembali di tempat tidur
7. Alat – alat dibereskan
8. Mencuci tangan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN
dr. Novita Agus
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen :
003/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

PENGETIAN Melakukan perawatan pada bayi yang baru lahir

TUJUAN Bayi mendapatkan perawatan secara optimal


A. Persiapan Alat
1. Suction bayi
2. Kasa steril
3. Timbangan bayi, meteran bayi
4. Termometer
5. Oxigent
6. Bengkok
B. Cara Kerja
1. Nilai Apgar Score 3’-5’ pertama
2. Bersihkan jalan nafasKain diberi kain pengalas dan siap dipakai
PROSEDUR 3. Lakukan suction sesuai prosedur
4. Jika bayi…………nilai apgar jelek diberi 02
5. Timbang bayi, TB
6. Pastikan anus bayi posistif
7. Rawat tali pusat : Bersihkan dengan kasa steril dengan alkohol tanpa
ditutup
8. Beri injeksi NeOK 0,5 cc/1mg.1M
Catat pada catatan perawat dengan lengkap : Jenis kelamin, cara
persalinan, nilai apgar, keadaan tali pusat, segera menangis / berapa
lama baru menangis, indikasi tindakan persalinan, BB, PB, lingkaran
kepala, anus positif / negatif
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


OBSERVASI GERAKAN JANIN

No. Dokumen :
004/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Melakukan pemantauan terhadap gerakan janin dan BJA


Untuk menentukan apakah janin hidup atau mati
Untuk menentukan Keadaan janin
TUJUAN Untuk menentukan apakah anak kembar atau tidak
Untuk menentukan presentasi, posisi dan sikap bayi dalam rahim
Merupakan tanda pasti kehamilan
A. Persiapan Alat
1. Steteskop / lenek
2. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien diatur telentang
4. Pemberian penjelasan kepada pasien
B . Cara Kerja
1. Cuci tangan
PROSEDUR 2. Pakaian bawah pasien diturunkan sampai bagian atas simfisis
3. Melakukan palpasi untuk meraba pungung janin
4. Menentukan tempat meletakkan steteskop / lenek
5. Meletakkan steteskop dengan tepat
6. Mendengar detak jantung janin dengan steteskop / lenek
7. Membandingkan pendengaran di tempat lain
8. Cuci tangan
9. Mencatat hasil observasi
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


MEMBIMBING IBU MENYUSUI BAYI

No. Dokumen :
005/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

Membimbing dan mengajarkan kepada ibu bagaimana cara menyusui bayi dengan
PENGERTIAN
cara / posisi yang baik dan benar

Diharapkan dengan ibu menyusui bayi dengan cara / posisi yang baik dan benar,
maka bayi dapat menyusu dengan puas
TUJUAN
Menghindari terjadinya masalah – masalah pada payudara, misalnya lecet
bengkak, dll
A. Persiapan Alat
1. Alat peraga teknik menyusui
2. Bayi yang siap disusui
3. Ibu siap menerima bimbingan
4. Pemberian penjelasan pada pasien
B . Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Memperlihatkan dan menjelaskan alat peraga dan tunjukan posisi
putting susu pada mulut bayi
3. Memberitahu posisi memyusui yang baik
PROSEDUR
4. Menganjurkan ibu cuci tangan
5. Memberitahu dan memperagakan cara memangku dan mengatur posisis
bayi yang akan disusui dan posisi setelah disusui
6. Membimbing ibu dalam praktek memangku dan mengatur posisi bayi
7. Membimbing ibu meembersihkan putting susu dengan air susu ibu
8. Membimbing ibu menyusui bayi
9. Membimbing ibu menggendong bayi dibahu setelah menyusui sampai
bayi sendawa
10.Cuci tangan
11.Catat hasil kegiatan / tindakan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI

No. Dokumen :
006/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

Melaksanakan perawatan pada daerah luka episiotomi dan sekitarnya


PENGERTIAN

Mempertahankan agar luka tetap bersih dan kering


TUJUAN Menghindari terjadinya infeksi
Mempercepat penyembuhan luka
PROSEDUR A. Persiapan Alat
Persiapan Alat Steril
1. Pinset Anatomi
2. Pinset Arteri
3. Gunting lurus
4. Kapas steril
5. Kasa Verband
6. Mangkok kecil
Persiapan Alat Tidak Steril
1. Gunting pembalut
2. Bengkok
3. Kain pembalut ( talla )
4. Kapas cebok
5. Air bersih untuk mengguyur
6. Tirai, sket sal
7. Stekpan / badpan
8. Steteskop
9. Pemberian penjelasan pada pasien
B. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal –hal yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
C. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Memasang sampiran
3. Membuka pakaian pasien bagian bawah, alas bokong dan stekpan
yang dipasang
4. Mengatus posisi pasien dengan dorsal recumbent
5. Membilas luka dan vulva dengan larutan desinfektan
6. Membersihkan luka dengan memakai pinset dan kapas desinfektan
dari arah atas kebawah beberapa kali sampai bersih
7. Kapas kotor dibuang pada tempatnya, Observasi jahitan dan lochea
8. Meletakkan pinset yang sudah kotor di bengkok
9. Memberi bethadin pada luka
10. Menutup luka dengan kasa steril serta pasang pembalut softex
11. Merapikan pasien
12. Membersihkan dan mengembalikan alat ketempat semula
13. Cuci tangan
14. Catat hasil tindakan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MEMBERI BANTUAN PEMELIHARAAN PAYUDARA


No. Dokumen :
007/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

Memberikan pndidikan dan bimbingan kepada ibu untuk menjaga payudaranya


PENGERTIAN
tetap kering dan bersih terutama putting susu
Memelihara kebersihan payudara
Memperbanyak dan memperlancar produksi ASI
TUJUAN Mencegah tejadinya lecet dan bengkak pada payudara ( akibat pembendungan ASI
)
Memberikan rasa nyaman kepada ibu
PROSEDUR A. Persiapan Alat
1. Handuk besar 2 buah
2. Minyak kelapa
3. 2 kom besar air berisi air hangat dan dingin
4. 2 Waslap
5. 1 bengkok
B. Persiapan Pasien
1. Pemberian penjelasan pada pasien
2. Pemeriksaan tentang pembesaran buah dada
3. Pemeriksaan pengeluaran ASI
4. Pemeriksaan keadaan putting susu
5. Pemeriksaan kebersihan buah dada
C. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasien diataur dalam posisi duduk di kursi, pakaian dan kutang dilepas
3. Handuk dipasang dipunggung dan pangkuan pasien
4. Perawat berada dibelakang pasien
5. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa
6. Letakkan tangan perawat diantara payudara
7. Payudara diurut dari bagian tengah keatas melingkar kekiri, kanan
menuju kebawah
8. Telapak tangan diurutkan kearah depan dan payudaradiangkat
kemudian dilepaskan perlahan – lahan ( dilakukan 30 kali )
9. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, jari tangan kanan sisi
kelingking mengurut payudara kearah putting susu ( dilakukan 30 kali )
10. Tekanlah jari sevara mantap kedada, lakukan gerakan memutar
seolah membentuk lingkaran . Gerakan memutari payudara kearah
putting susu
11. Usaplah payudara mulai dari bagian atas kea rah putting susu dengan
menggunakan ujung jari
12. Urutlah payudara kearah putting susu dengan jari tangan
13. Mengurut payudara dari pangkal menuju putting susu dengan tulang
sendi jari – jari ( 30 Kli )
14. Selesai pengurutan, payudara disiram air hangat dan bergantian air
dingin ± 5 menit
15. Keringkan buah dada
16. Kutang dipasang kembali
17. Merapikan pasien
18. Merapikan alat – alat
19. Mencatat respon pasien
20. Cuci tangan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MEMELIHARA VULVA
No. Dokumen :
008/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Memelihara kebersihan daerah vulva dan sekitarnya pada pasien yang sedang
PENGERTIAN
nifas atau yang tidak dapat melakukannya sendiri
Menjaga kebersihan daerah vulva dan sekitarnya
TUJUAN Mencegah terjadinya infeksi
Memberi rasa nyaman pada klien
A. Persiapan Alat
1. Kapas dan desinfektan ditempatnya
2. Pinset
3. Botol cebok berisi larutan desinfektan
4. Bengkok
5. Pispot
6. Pemberian penjelasan pada pasien
B . Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang sampiran / pintu ditutup
PROSEDUR
3. Memberi posisi dorsal recumbent
4. Buka pakaian pasien bagian bawah
5. Pasang pengalas dan pispot dibawah bokong pasien
6. Tangan kiri perawat membuka vulva dengan kapas desinfektan,
tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
7. Kapas desinfektan diambil dengan pasien kemudian bersihkan vulva
dari atas kebawah, dilakukan beberapa kali sampai bersih, observasi
jahitan dan lochea
8. Cuci tangan
9. Catat respon pasien
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MEMONITOR PERDARAHAN MASA NIFAS


No. Dokumen :
009/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
8 Mei 2018
OPERASIONAL
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Memonitor jumlah pendarahan yang terjadi pada masa nifas

Mencegah terjadi perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri


TUJUAN
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
A. Persiapan Alat
1. Tensimeter
2. Steteskop
3. Jam
4. Pemberian penjelasan pada pasien
B . Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Observasi dan catat perdarahan per vagina
PROSEDUR
3. Memeriksa tinggi fundusdan mengobservasi kontraksi
4. Mengukur tekanan darah
5. Memeriksa tanda – tanda anemia
-Periksa mucosa mata
Periksa denyut nadi
Cek hasil pemeriksaan Hb
6. Cuci tangan
7. Catat semua hasil monitoring
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENGGANTI PAKAIAN BAYI


No. Dokumen :
010/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
8 Mei 2018
OPERASIONAL
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Melakukan penggantian popok, baju / bedong bayi bila basah

TUJUAN Mencegah hipotermi dan iritasi kulit pada bayi

A. Persiapan Alat
1. Perlengkaan pakaian bayi ( popok, gurita dan baju )
2. Kain pengalas bayi
3. Kapas pembersih untuk cebok dan tempat kapas kotor
4. Minyak ( baby oil ) waslap, air hangat dalam tempatnya
5. Ember tertutup untuk pakaian kotor
B . Cara Kerja
1. Cuci tangan
PROSEDUR
2. Perawat memakai pakaian khusus
3. Popok basah / kotor, dibuka / ditanggalkan
4. Bokong bayi dibersihkan dengan kapas bersih, kemudian dilap dengan
waslap hangat, dikeringkan dan diolesi dengan baby oil
5. Pasang popok kering dan bila perlubaju bayi diganti
6. Bayi dirapikan, dibaringkan kembali dalam posisi sesuai kebutuhan
7. Alat – alat dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula
8. Cuci tangan

DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MEMBERI MINUM BAYI


No. Dokumen :
011/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 3 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Memberi minum ASI / PASI pada bayi

TUJUAN Memenuhi kebutuhan cairan per oral


PROSEDUR I. Menggunakan Sendok / Pipet
A. Persiapan Alat
1. Pipet / sendok dalam keadaan bersih
2. Susu / minuman yang diperlukan dalam tempatnya
3. Air matang dalam tempatnya
4. Alas dada
B. Persiapan Bayi
Posisi bayi, bagian kepala agak ditinggikan
C. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Memakai celemek dan masker
3. Memasang alas bayi
4. Bayi dipangku perawat, kepala lebih tinggi dari badan
5. Memeriksa suhu susu dengan meneteskan susu pada punggung
tangan
6. Minumkan susu sesendok secara perlahan-lahan
7. Selesai pemberian susu, bayi diberi air matang secukupnya untuk
membilas sisa susu dalam mulut
8. Mulut bayi dilap dengan alas dada
9. Bayi ditengkurapakan dibahu perawat sambil ditepuk –tepuk disekitar
punggungnya sampai bersendawa
10. Bayi dirapikan
11. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala dimiringkan
12. Cuci tangan
13. Perawat mencatat respon dan jumlah susu yang diminum pada bayi
14. Alat – alat dirapikan

II. Menggunakan Botol Susu


A. Persiapan Alat
1. Botol dan dot yang tertutup steril yang telah diisi susu
2. Iar matang dalam tempatnya
3. Sendok teh
4. Alas dada
B. Persiapan Pasien
Posisi kepala lebih tinggi dari pada bagian tubuh
C. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Memakai celemek dan masker
3. Memasang alas dada bayi
4. Bayi dipangku perawat, kepala lebih tinggi dari badan
5. Memeriksa suhu susu dengan meneteskan pada punggung tangan
6. Selesai pemberian susu, bayi diberi air matang secukupnya untuk
membilas sisa susu dalam mulut
7. Bayi ditengkurapakan dibahu perawat sambil ditepuk –tepuk disekitar
punggungnya sampai bersendawa
8. Bayi dirapikan
9. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala dimiringkan
10. Cuci tangan

III. Menyusui Bayi LAngsung Pada Ibunya


A. Persiapan Alat
1. Kapas bulat yang direndam didalam air matang
2. Bengkok untuk kapas kotor
B. Persiapan Pasien
1. Bayi dirapikan
2. Bayi dicocokan identitasnya
3. Ibu diberitahu
4. Ibu disiapkan dalam keadaan bersih dan rapi
C. Persiapan Lingkungan
1. Jendela pintu ditutup
2. Penyekat / sampiran dipasang
D. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Bayi diganti pakaiannya
3. Berat badannya ditimbang dan dicatat hsilnya
4. Bayi dibawa dan diberikan pada ibu
5. Ibu disiapkan dalam posisi duduk yang nyaman
6. Puttung susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas yang sudah
direnadam dengan air matang
7. Bayi disusukan dengan cara bergantian payudara kiri dan kanan masing
– masing selama 0 menit
8. Selesai menyusui, mulut bayi dibersihkan dengan kain kapas pembersih
9. Bayi diangkat, ditengkurapkan diatas bahu perawat atau ibunya sambil
ditepu – tepuk punggungnya agar sendawa
10. Bayi dan ibu dirapikab
11. Bayi dikembalikan ke kamar bayi
12. Bayi ditimbang, hasilnya dicacat dan dibandingkan dengan hasil
penimbangan pertama
13. Bila pakaian bayi basah / kotor diganti
14. Bayi dibaringkan dengan kepala dimiringkan

Dokumen Terkait

Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENGUKUR SUHU PER RECTAL


No. Dokumen :
012/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Pengambilan suhu tubuh yang dilakukan di daerah anus

TUJUAN Mengetahui suhu tubuh pasien

A. Persiapan Alat
1. Termometer dalam keadaan siap pakai
2. Vaselin / minyak dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Larutan sabun, larutan desinfektan, air bersih dalam tempatnya
5. Kainkasa / kerta / lap pengeriring
6. Kapas cebok dalam tempatnya
7. Memberi penjelasan kepada keluarga
B . Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Bayi dibaringkan dalam posisi telentang / dimiringkan sedemikian
rupa, agar anus mudah dicapai ( posisi sim )
PROSEDUR 3. Popok bayi dibuka, lalu daerah anus dibersihkan dengan kapas cebok
4. Termometer diperiksa, apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu
ujungnya diolesi dengan pelumas. Selanjutnya thermometer
dimasukkan melalui anus sampai batas air raksa ( sekurang –
kurangnya 2 cm ). Sewtelah 3 – 5 menit thermometer diangkat dan
langsung dibaca dengan teliti, kemuadian hasilnya dicatat dalam
stutus bay. Popoknya dipasang kemudian posisi bayi diatur kembali
5. Termometer dicelupkan kedalam larutan sabun, dilap dengan kertas
tissue, laludimasukkan dalam larutan desinfektan . Selanjutnya
dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan
6. Air raksa diturunkan kembali dan thermometer diletakkan pada
tempatnya, serta siap dipakai untuk bayi berikutnya
7. Cuci tangan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan
PERSETUJUAN dr. Novita Agus

PERAWATAN PASIEN POST SECTIO


No. Dokumen :
013/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
8 Mei 2018
OPERASIONAL
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Perawatan pasien post sectio diruangan rawat inap

TUJUAN Sebagai acuan parawatan pasien post section di ruangan kamar inap

Cara Kerja
1. Kaji tingkat kesadaran pasien
2. Observasi tensi, suhu, nadi, pernafasan, perdarahan tiap 4 jam
3. Kaji skala nyeri , konsunsi pemberiananalgetik
4. Observasi tetesan infus, pertahankan sesuai anjuran
5. Kontrol dan catat intake / out put
PROSEDUR
6. Berikan obat injeksi sesuai dosis
7. Jika bising usus positif, pasien boleh minum mulai sedikit sedikit dilanjutkan
bertahap susu ( MC ), ML ( makan luna ) MB makanan biasa
8. Jika pembiusal spinal , posisi kepala tinggi. Mobilisasi bertahap : setelah 12
jam miring ke kiri dan kana , setelah 24 jam boleh duduk dan jalan
9. Jika pembiusan umum, posisi kepala datar sedikit extensi tanpa bantal

DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENERIMA PASIEN SEBELUM PEMBEDAHAN


No. Dokumen :
014/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
8 Mei 2018
OPERASIONAL
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Penerimaan pasien calon operasi dari petugas ruangan ke petugas kamar operasi

TUJUAN Sebagai acuan penerimaan calon operasi di kamar operasi

Cara Kerja
1. Menyapa pasien
2. Mengecek identitas pasien
3. Mengecek kelengkapan status
4. Mengecek surat persetujuan operasi
5. Mengecek hasil pemeriksaan laboratorium, rontgen, ekg dll
6. Pemeriksaan gigi palsu, kontak lensa, perhiasan, cat kuku, jepit rambut, lipstik
PROSEDUR
dll
7. Mengganti baju pasien, menyiapkan obat - obatan
8. Menilai keadaan umum, memasang infus, menggunting bulu-bulu
9. Menanyakan apakah pasien dalam keadaan puasa
10. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandungan kemih / pasang kateter
11. Membawa pasien ke kamar tindakan sesuai jenis kasus pembedahan
12. Memindahkan pasien ke meja operasi

DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MEMBERIKAN CAIRAN INTRA VENA DENGAN IV KATETER


No. Dokumen :
015/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Memasukkan cairan intra vena ke dengan alat intra vena bersayap ( wing )

Memenuhi kebutuhan cairan pasien pada kondisi tertentu seperti vena yang kecil
TUJUAN
dan halus
PROSEDUR A. Persiapan Alat
1. Standar infus
2. Cairan yang akan diberikan
3. Infus set IV kateter
4. Kapas
5. Alkohol 70 %, bethadine
6. Kapas steril
7. Gunting
8. Plester
9. Pengalas
10. Benmgkok
11. Keluarga pasien diberi penjelasan

B. Cara Kerja
1. Cuci Tangan
2. Disiapkan area yang akan dipasang infus
3. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan
4. Menusukkan infus set ke dalam botol infus
5. Keluarkan udara dalam slang infus
6. Menentukan vena yang akan ditusuk
7. Pasang pengalas
8. Disinfeksi area yang akan ditusuk
9. Meminta bantuan satu orang perawat untuk melakuakn fiksasi
10. Menusuk IV kateter pada vena yang telah ditentukan
11. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril yang sudah diberi
bethadine

12. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan


13. Memperhatikan dan mencatat respon pasien
14. Pasien dirapikan
15. Alat – alat dibereskan
16. Cuci tangan

DOKUMEN
-
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENYIAPKAN DAN MERAWAT BAYI DENGAN TERAPI BLUE LIGHT


No. Dokumen :
016/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR 8 Mei 2018
OPERASIONAL
dr. Indah Gustari

Pengertian Terapi dengan sinar biru yang dilakukan pada bayi – bayi ikterus

Tujuan Memfasilitasi terjadinya konjugasi bilirubun indirek menjadi bilirubin direk

A. Persiapan Alat
1. Lampu neon / Blue light terapi
2. Tempat tidur bayi dengan peralatan
3. Kain kasa, kerta skarbon
4. Plester
5. Kainpenutup tempat tidur

B. Cara Kerja
1. Cuci tangan
Prosedur 2. Buka dan lepas pakaian bayi
3. Tidurkan bayi di tempat tidur
4. Mata dan alat kelamin ditutup dengan kain kasa dan kertas karbon
5. Tempat tidur ditutup dengan kain selubung
6. Lampu dihidupkan dan diarahkan pad tempat tidur bay 75 – 100 cm
dari tempat tidur bayi
7. Observasi respon bayi
8. Cuci tangan
9. Catat jam / tanggal tindakan dan hasil pengamatan
10. Cuci tangan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


MENYIAPKAN BAYI DENGAN TINDAKAN LUMBAL FUNGSI

No. Dokumen :
017/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Suatu tindakan pengambilan cairan serebro spinal dari daerah lumbal
Untuk menilai warna, kadar glukosa, protein dan jumlah leukosit dalam cairan
TUJUAN serebro spinal

PROSEDUR A. Persiapan Alat


1. Baki I berisi alat – alat steril
a. Sarung tangan
b. Duk lubang
c. Lidi kapas
d. Kain kasa
e. Kapas kering
f. Jarum lumbal lengkap dengan mandrinnya
g. Spuit 2 cc dan 5 cc
h. Manometer liquor
i. Botol kecil tempat cairan liquor

2. Baki II berisi alat - alat steril


a. Yodium 3 %
b. Alcohol 70 5
c. Obat – obat sesuai kebutuhan
d. Botol kecil 2 buah ( untuk nonne dan Pandy )
e. Plester
f. Gunting Verband
g. Bengkok

B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan kpada keluarga bayi
2. Mengatur posisi bayi
C. Cara Kerja
1. Perawat mencuci tangan
2. Daerah bokong bayi ditutup dengan popok
3. Perawat menekuk bagian tengkuk lutut dan dagu hampir ketemu
4. Dokter melaksanakan lumbal fungsi
5. Perawat menyiapkan bahan pemeriksaan liquor
6. Pasien dirapikan
7. Alat – alat dirapikan

DOKUMEN -
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENYIAPKAN DARAH BAYI UNTUK PEMERIKSAAN ASTRUP

No. Dokumen :
018/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Pengambilan darah arteri untuk pemeriksaan astrup

TUJUAN Untuk menilai PH darah, kadar PCO2, PO2, HCO3, Bassal excess
A. Persiapan Alat
Baki berisi
a. Spuit 2 cc berisi heparin 0,1 cc
b. Kapas alcohol 70 % dalam tempatnya
c. Kain pengalas
d. Gabus kecil
e. Bengkok
f. Plester
g. Gunting Verband
B. Persiapan Pasien
Keluarga diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan
C. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang kain pengalas pada daerah yang akan ditusuk
3. Arteri doraba, bila sudah jelas didesinfektan dengan kapas alcohol,
PRUSEDUR
tunggu kering
4. Udara dikeluarkan dari spuit, jarum ditusukkan dengan posisi tegak
lurus sampai menembus arteri. Bia penghisap terdorong keatas oleh
tekanan arteri, penghisap tidak boleh ditarik
5. Setelah jumlah darah cukup, jatum dicabut dan beka stusukan ditekan
dengan kapas alcohol selam 5 menit, kemudian diberi plester
6. Udara didalam spuit dikeluarkan, ujung jarum ditutup dengan gabus
7. Spuit yang berisi darah, diberi etikel lengkap bersama formulir lengkap
pasien dikirim ke laboratorium
8. Pasien dirapikan

9. Alat – alat dirapikan


10. Cuci tangan
11. Mencatat tindakan dan respon pasien
DOKUMEN
-
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MERAWAT TALI PUSAT BAYI

No. Dokumen :
019/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

Perawatan yang dilakukan pada tali pusat bayi yang baru lahir sampai dengan tali
PENGERTIAN
pusat lepas
TUJUAN Mencegah infeksi
A. Persiapan Alat
Bimbing ibu untuk mempersiapkan alat
1. Pincet
2. Kasa steril
3. Alkohol 70 %
4. Nier Biken

PROSEDUR B. Cara Kerja


1. Cuci tangan
2. Membersihkan daerah sekitar tali pusat
3. Menggunakan kasa steril ditambah alcohol 70 %
4. Tali pusat didesinfeksi dengan kasa alcohol tidak dibungkus
5. Observasi dan catat respon bayi
6. Pasang popok bayi dibawah pusat bayi
7. Cuci tangan
DOKUMEN
-
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENYUAPI PASIEN

No. Dokumen :
020/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
STANDAR
Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC

PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Memberikan makanan pada paien sesuai dengan daftar makanan atau diit pasien

Menolong pasien yang tidak sanggup makan sendiri agar pasien dapat makan pada
TUJUAN
waktumya

A. Persiapan Alat
1. Cuci tangan
2. Cek instruksi diet pasien
3. Makanan dan minuman disiapkan dibawa ke tempat pasien
4. Serbet makan
5. Lingkungan disekitar pasien dirapikan
6. Pasien diberi tahukan dan disiapkan dalam keadaan kepala lebih tinggi
dari badan, kecuali bila ada kontra indikasi
B. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Serbet dibentangkan dibawah dagu pasien
3. Perawat duduk / berdiri dengan posisi yang memudahkan pekerjaan
PROSEDUR
4. Pasien diingatkan umtuk berdo’a menurut agamanya
5. Pasien ditawari minum
6. Siapkan makanan sedikit demi sedikit sambil berkomunikasi dan
memperhatikan keadaan pasien
7. Pasien diberi minum
8. Setelah selesai, mulut pasien dan sekitarnya dibersihkan
9. Pasien dirapikan kembali
10. Alat – alat dirapikan kembali ketempat semula

11. Perawat mencatat jumlah porsi yang dimakan


12. Cuci tangan

DOKUMEN
-
TERKAIT

PERSETUJUAN Manager Pelayanan


dr. Novita Agus

MENJAGA KESELAMATAN PASIEN DITEMPAT TIDUR

No. Dokumen :
021/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
PENGERTIAN Satu tindakan yang diberikan pada pasien yang bedres untuk mengurangi cidera

TUJUAN Menghindari cidera


A. Persiapan Alat
1. Tempat tidur dengan bed plang
2. Tali tangan / kaki yang aman
B. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Tempat tidur lengkap disiapakan
3. Bed plang dipasang
PROSEDUR
4. Pasien ditidurkan sesuai dengan posisi yang nyaman
5. Keluarga diberi penjelasan
6. Bila perlu kaki dan tangan pasien diikat dengan posisi bergantian
setiap tiga jam
7. Pasien diawasi secara teratur sesuai keadaan
8. Bila perlu keluarga pasien diizikan menunggu
9. Cuci tangan
DOKUMEN -
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIN TIDAK SADAR

No. Dokumen :
022/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Satu tindfakan yang dilaksanakan untuk mencegah kenyamanan dan keamanan
PENGERTIAN
pasien

TUJUAN Mencegah aspirasi


A. Persiapan Alat
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas berisi air bersih
3. Tong spstel yang telah dibungkus kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok / Nierbekken
6. Kain kas a
7. Pinset
8. Borax glycerin
9. Pasien disiapkan
10. Sarung tangan bersih
B. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Handuk atau kain pngalas diletakkan dibawah dagu dan pipi pasien
PROSEDUR
3. Ujung pinset dibungkus dengan kain kas dan dibasahi dengan air yang
telah disediakan
4. Mulut pasien dibuka dngan tong spatel
5. Rongga mulut dibersihkan dengan kainkasa yang dibasahi sampai
bersih
6. Kain kas ayang kotor dibuang pada bengkok
7. Bibir diolesi borax glycerin
8. Observasi kelainan pada gigi dan ulut
9. Catat kelainan pagigi dan mulut

10. Pasien dirapikan dan alat – alat dibersihkan


11. Cuci tangan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


MELAKSANAKAN AMBULASI DINI TURUN DARI TEMPAT TIDUR

No. Dokumen :
023/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

PENGERTIAN Pergerakan segera dilaksanakan pada pasien yang dianjurkan untuk mobilisasi

TUJUAN Memperlancar predaran darah dan mengurangi kekakuan otot


A. Persiapan Alat
1. Alat bantu : kursi / kursi roda
2. Penjelasan kepada

C. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Alat bantu didekatkan
PROSEDUR 3. Perawat berdiri disis tempay tidur
4. Membantu pasien menggeser kakinya kesamping tempat tidur
5. Membantu pasien duduk dan menurunkan kaki secara perlahan dari
tempat tidur
6. Membantu padsien turun dari tempat tidur / berdiri
7. Membantu pasien duduk di kursi / kursi roda
8. Perhatikan respon pasien dan catat
9. Cuci tangan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR

No. Dokumen :
024/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh dan keluar dari tubuh
PENGERTIAN
( keringat, BAK, Pernafasan, Feses )

TUJUAN Memperkirakan status cairan tubuh klien


A. Persiapan Alat
1. Formulir observasi pemasukan dan pngeluaran cairan
2. Bahan yang akan diukur
3. Gelas ukuran
4. Memberikan penjelasan kepada pasien
PROSEDUR
B. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Menghitung cairan yang masuk baik oral maupun parenteral
3. Mengukur cairan yang keluar
4. Mencatat hasil tindakan
5. Cuci tangan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MELAKSANAKAN ORIENTASI PADA PASIEN PRE OPERASI

No. Dokumen :
025/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

Menjelaskan pada pasien tentang prosedur atau tahap – tahap yang akan
PENGERTIAN dilakukan sebelum dan sesudah operas, monitor / alat – alat yang digunakan serta
petugas dikamar operasi
TUJUAN Memberikan rasa aman pada pasien dan menghilangkan efek emosional
A. Cara Kerja
1. Memberikan dukungan mental
2. Menjelaskan fasilitas yang ada disekitar meja operasi
PROSEDUR 3. Mengenalkan pasien kepada ahli anestesi, dokter, ahli bedah, dokter
asisten, perawat instrumen
4. Memberi penjelasan tahap –tahap pembiusan secara lengkap

DOKUMEN -
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen :
026/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Pengertian Melakukan bantuan nafas dan kompresi jantung sesuai dengan protap

Tujuan Sebagai pedoman dalam melakukan resusitasi jantung paru

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Emergency Trolley berisi :
- Laringscope
- Magil Forceps
- Pipa trakea berbagai ukuran
- Trakea tube berbagai ukuran
- Gudel berbagai ukuran
- cvP set
- infus set / blood set
- Papan resusitasi
- Gunting Verband
- Ambu bag lengkap
- Spuit 0 cc – jarum No. 18
2. Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai
3. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
4. EKG record
5. EKG monitor bila dimungkinkan
6. DC shock lengkap
B. Persiapan Pasien
1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur telentang datar dan diusahakan tidak menyentuh
tempat tidur
3. Baju bagian atas pasien dibuka
C. Cara Kerja
1. Cuci tangan
2. Mengecek henti nafasdan jantung dengan cara :
- Melihat pergerakan dada atau perut
- Mendengar suara keluar / masuk udara dari hidung
- Merasakan adanya udara dari mulut / hidung dengan pipi atau punggung
tangan
3. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis
4. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
- Memenggil nama
- Menanyakan keadaannya
- Menggoyangkan bahu pasien
5. Memasang papan resusitasi dibawah punggung pasien
6. Membebaskan jalan nafas dengan cara :
a. Membersihkan sumbatan jaan nafas dengan jalan sekresi
b. Triple manuver :
- Ekstensi kepala
- Mengangkat rahang bawah
- Mempertahankan posisi rahang bawah
7. Melakukan pernafasan buatan ( begging 12-20 kali per menit 0 bila
denyut jantung teraba
8. RJP ABC kombinasi bila denyut jantung tidak teraba dengan cara :
a. pernafasan buatan ( bagging )2 kali jika dilakukan oleh 1 orang
b. Cek arteri karotis bila (-) bagging 1 kali
c. Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging, perbandingan 5
: 2 bila RJP dilakukan oleh 2 orang
9. Cuci tangan

Dokumen Terkait
PERSETUJUAN Manager Pelayanan

dr. Novita Agus

MENGUKUR SUHU DI AXILA

No. Dokumen :
027/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Pengertian Mengukur turun naiknya suhu klien

Tujuan - Membantu menegakkan diagnosa


- Mengetahui keadaan umum pasien

Prosedur A. Persediaan Alat – alat


Baki berisi
1. Termometer dalam tempatnya
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol berisi lysol 2 – 3 % yang didalamnya diberi alas kain kasa
4. Botol berisi air bersih
5. Potongan tissue ditempatnya
6. Vaselin ditempatnya 9 bila diperlukan )
7. Buku catatan
8. Bengkok untuk tempat kotoran
9. Pulpen

B. Cara Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Penderita diberi tahu
3. Ketiak penderita dibersihkan sampai kering
4. Termometer diperiksa apakah air raksa sudah turun atau belum
5. Jepitkan thermometer pada ktiak penderita
6. Lengan penderita yang ada thermometernya tekankan pada dada
7. Tunggu 5 – 10 menit
8. Setelah 5 menit diangkat dan dilap dengan tissue
9. Perawat cuci tangan

Dokumen Terkait
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Dokumen :
028/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Pengertian Menghitung frekwensi denyut jantung klien dalam 1 menit

Tujuan 1. Menentukan keadaan umum pasien


2. Membantu menegakkan diagnosa
Prosedur A. Persediaan Alat – alat
1. Menghitung denyut nadi ( Polsteler, jam yang pakai second atau
stopwach )
2. Buku catatan dan pena

B. Cara Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Penderita diberi tahu
3. Sikap penderita boleh duduk atau tidur dengan tenang
4. Pegang tanagn penderita dipergelangan dengan jari telunjuk dan jari
tengah dan ibu jari. Disisni akan teraba denyut nadi arteri radialis
5. Tangan yang lain memegang jam atau menghitung nadi
6. Cara menghiting bisa ¼ atau ½ menit yang hasilnya dikalikan 4 ( empat
) atau 2 ( dua )
7. Hasilnya dicatat
8. Perawat cuci tangan

Dokumen Terkait

PERSETUJUAN Manager Pelayanan

dr. Novita Agus

MENGHITUNG PERNAFASAN

No. Dokumen :
029/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Pengertian Menghitung frekwensi pernafasan klien dalam menit

Tujuan 1. Mengetahui kedaan umum pasien


2. Membantu menegakkan diagnosa

Prosedur A. Persediaan Alat


1. Polstelor atau jam tangan yang ada socondnya
2. Buku catatan dan pena

B. Cara Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Pada waktu menghitung pernafasan jangan sampai diketahui olh
pasien
3. Waktu mengerjakan setelah menghitung denyut nadi yaitu dengan
memperhatikan naik turunnya pernafasan dada ( satu kali pernafasan
adalah satu kali pengeluaran nafas dan satu kali penarikan nafas )
4. Cara menghitung dalam ½ menit kemudian dikalikan dua
5. Hasilnya dicatat
6. Perawat cuci tangan

Dokumen Terkait

Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR

No. Dokumen :
030/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Pengertian Membersihkan tempat tidur klien dengan klien diatas tempat tidur

Tujuan 1. Supaya klien dan lingkungannya bersih


2. Memberikan perasaan tenang
Prosedur A. Persiapan Alat
1. 1 ( satu ) buah laken
2. 1 ( satu ) buah stik laken
3. 1 ( satu ) buah sarung tangan
4. 1 ( satu ) buah keranjang / tempat alat tenun kotor
5. Perlsk
6. Baki dan trolly

B. Langakah - langkah
1. Beri penjelasan pada klien tentang tujuan menmgganti alat tenun yang
kotor ( bila klien sadar )
2. Perawat cuci tangan
3. Mengangkat bantal dan lat tenun dikeluarkan sisinya dari bawah kasur
4. Memiringkan klien ke posisis yang menjauhi perawat dengan
memperhatikan keamanan klien supaya tidak jatuh
5. Melipat stik laken ke bawah punggung klien
6. Membersihkan perlak dengan waslap yang dibasahi dengan larutan
lysol pada seluruh permukaan
7. Perlak lalu dikeringkan dan digulung ke bawah punggung klien
8. Memasang laken bersih dan membuat sudut – sudutnya, lalu sisi laken
dimasukkan ke bawah kasur
9. Memasang stik laken yang bersih
10. Klien ditelentangkan, kemuadian dimiringkan kesisi menghadap
perawat dengan tetap memperhatikan keamanan klien
11. Peralatan dipindahkan kesisi yang lain dan stik laken ditarik dengan
hati – hati. Lalu digulung dan dimasukkan kedalam
12. Membersihkan perlak dengan lap yang dibasahi lysol lalu dikeringkan
dengan lap kering
13. Menarik laken kotor dengan hati –hati, lalu digulung dan dimasukkan
ke tempat alat tenun yang kotor
14. Menarik sti laken dan perlak yang bersih dari bawah punggung klien
lalu rapikan dengan membuat sudut dan memasukkannya ke bawah
kasur
15. Klien ditelentangkan kembali
16. Mengganti sarung batal dan memasang di bawah kepala klien
17. Memasang selimut bersih mulai dari dada klien dampai menarik
selimut kotor ke arah kaki klien
18. Selimut yang kotor diletakkan ketempat pakaian kotor
19. Membersihkan alat – alat dan membawa ke belakang
20. Perawat cuci tangan

Dokumen Terkait

Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


PEMELIHARAAN BABY RUCUSCITATOR

No. Dokumen :
031/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Pengertian Suatu alat bantu pernafasan bagi bayi yang mengalami kegagalan fungsi paru
dengan cara mengatur aliran O2 secara manual

Tujuan - Baby resuscitator selalu dalam keadaan layak pakai dan dapat difungsikan
dengan baik
- Menjamin usia pakai Baby resuscitator lebih lama

Prosedur A. Persyaratan
1. SDM terlatih dan siap
2. Catu daya sesuai kebutuhan alat
3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian
4. Alat layak pakai
5. Aksesoris alat lengkap dan baik
6. Bahan operasional tersedia

B. Persiapan
1. Tempatkan alat pada ruangan tindakan
2. Periksa bagian – bagian alat meliputi ambubag, face mask, air way
tubing, endotracheal tube, humidifier, heater
3. Hubungkan masing – masing bagian alat
4. Hubungkan dengan suplai oksigen
5. Hubungkan alat ke terminal pembumian

C. Pemanasan
1. Hubungkan alat dengan catu daya
2. Hidupkan alat dengan menekan / memutar tombol On/Off ke posisi
ON
3. Buka kran setelah pemanasan selesai
4. Lakukan pemanasan secukupnya

D. Pelaksanaan
1. Perhatikan protap pelayanan
2. Pasang facemask pada pasien
3. Lakukan tindakan
4.

E. Pengemasan / Penyimpanan
1. Tutup kran aliran oksigen
2. Lepaskan facemask dari pasien
3. Matikan alat dengan menekan / memutar tombol ON.OFF ke posisi
OFF
4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
5. Lepaskan hubungan alat dengan supply oksigen
6. Lepaskan bagian – bagian alat
7. Bersihkan bagian – bagian alat
8. Tempatkan bagian alat pada tempatnya
9. Simpan pada tempatnya
10. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien
11. Polstelor atau jam tangan yang ada socondnya
12. Buku catatan dan pena

C. Cara Kerja
7. Perawat cuci tangan
8. Pada waktu menghitung pernafasan jangan sampai diketahui olh
pasien
9. Waktu mengerjakan setelah menghitung denyut nadi yaitu dengan
memperhatikan naik turunnya pernafasan dada ( satu kali pernafasan
adalah satu kali pengeluaran nafas dan satu kali penarikan nafas )
10. Cara menghitung dalam ½ menit kemudian dikalikan dua
11. Hasilnya dicatat
12. Perawat cuci tangan

Dokumen Terkait
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

PEMELIHARAAN INCUBATOR PERAWATAN

No. Dokumen :
032/SPO/RSIA-CAMC/KEP/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Pengertian Suatu alat yang digunakan untuk merawat bayi prematur / mempunyai BB lahir
rendah ( BBLR ) dengan cara memberikan temperatur dan kelembaban yyang
stabil yang sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu

Tujuan - Incubator perawatan selalu dalam keadaan layak pakai dan dapat
difungsikan dengan baik
- Menjamin usia pakai incubator perawatan lebih lama
Prosedur A. Persyaratan
1. SDM terlatih dan siap
2. Catu daya sesuai kebutuhan alat
3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian
4. Alat layak pakai
5. Aksesoris alat lengkap dan baik
6. Bahan operasional tersedia

B. Persiapan
1. Lepaskan penutup debu
2. Tempatkan alat pada ruangan tindakan
3. Pasang aksesoris dengan baik dan
4. Periksa pengatur posisi kasur, sungkup pengontrol, volume air, tabung
oksgen termasuk flow meter dan kondisi filter skin sensor temperatus
5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian

C. Pemanasan
1. Hubungkan alat dengan catu daya
2. Hidupkan alat dengan menekan / memutar tombol On/Off ke posisi
ON
3. Atur dan cek temperatur selektor, humidity, oksigen, fan. Alarm untuk
mengetahui fungsi alat
4. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian

D. Pelaksanaan
1. Perhatikan protap pelayanan
2. Atur temperatur selektor sesuai keperluan
3. Atur aliran oksigen sesuai keperluan
4. Pasang skin sensor temperatur bila ada
5. Lakukan pelayanan

E. Pengemasan / Penyimpanan
1. Tutup regulator oksigen pada tabung oksigen
2. Kembalikan posisi regulator okjsigen dan temperatur selektor ke posisi
OFF / minimum
3. Matikan alat dengan menekan / memutar tombol On/Off ke posisi Off
4. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
5. Bersihkan alat
6. Pasang penutup debu
7. Simpan alat pada tempatnya
8. Catat kerja alat dalam jumlah pasien / bulan

Dokumen Terkait

PERSETUJUAN Manager Pelayanan

dr. Novita Agus


DIARE AKUT NON SPESIFIK

No. Dokumen :
033/SPO/RSIA-CAMC/POLI/V No. Revisi : Halaman : 3 lembar
/2018

Direktur RSIA CAMC


Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
 Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan merupakan
gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain.
 Diare akut adalah buang air besar lembek/cair konsistensinya encer, lebih
sering dari biasanya disertai berlendir, bau amis, berbusa bahkan dapat berupa
air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya dan berlangsung kurang
PENGERTIAN
dari 7 hari.
 Diare nonspesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh kuman khusus
maupun parasit.
 Cara menentukan derajat dehidrasi

Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat pada
TUJUAN
pasien diare.
PROSEDUR 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan BAB cair, berapa kali
BAB dalam sehari, apakah terdapat lendir, darah atau ampas dalam tinja,
adakah orang lain yang terkena diare dan makanan atau minuman yang
dikonsumsi sebelum diare.
4. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah pasien mengeluhkan
demam, mual, muntah, nyeri perut sampai kejang perut.
5. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas, merasa haus,
lidah dan kerongkongan kering, suara serak, pada bayi ubun-ubun cekung, air
mata tidak keluar dan turgor kulit menurun.
6. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
7. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
8. Perugas mengukur nadi pasien
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah bising usus meningkat,
nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit menurun, selaput lendir mulut dan
bibir kering.
10. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
11. Petugas menentukan derajat dehidrasi,
12. Petugas menetukan terapi sesuai dengan penyebab diare, gejala dan derajat
dehidrasi,
13. Petugas memberikan pengobatan untuk rehidrasi
1) Pada pasien diare tanpa dehidrasi (Terapi A):
a) Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang
diinginkan hingga diare stop, sebagai petunjuk berikan tiap habis
BAB:
 Anak <1 thn : 50 – 100 mL
 Anak 1 – 4 thn : 100–200 mL.
 Anak >5 tahun : 200–300 mL
 Dewasa : 300–400 mL
b) Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi.
2) Pada pasien diare dengan dehidrasi ringan–sedang (Terapi B):
a) Oralit diberikan 75 mL/kgBB dalam 3 jam, jangan dengan botol.
b) Jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu cepat), tunggu
5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian lebih lambat (1
sendok tiap 2-3 menit).
14. Petugas merujuk pasien dengan dehidrasi berat ke IGD untuk dilakukan
rehidrasi parental
a) Diberikan Ringer Laktat 100 mL yang terbagi dalam beberapa waktu.
b) Tiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak membaik tetesan
dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (pasien lebih tua) pasien kembali
di periksa
Pemberian Cairan Untuk Bayi Diare Dengan Dehidrasi Berat

Pemberian Pemberian
Umur pertama kemudian

30 mL/kg 70 mL/kg

Bayi <12 bulan dalam 1 jam dalam 5 jam

Bayi/anak > 12
dalam 30 menit 2,5 jam
bulan

15. Petugas menetukan terapi farmakologi,


a. Zink selama 10 hari berturut - turut
Bayi < 6 bulan dengan dosis 1 x 10 mg
Bayi > 6 bulan dengan dosis 1 x 20 mg
b. Pengobatan antibiotic maupun antimikroba hanya untuk kasus tersangka
kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis
 Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2 x 2 tab / hari
atau Tetrasiklin 4 x 500 mg
 E. Coli : tidak memerlukan terapi
 Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau Kotrimoksazol 4 x 500 mg atau
Siprofloksasin 2 x 500 mg
 Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau Kloramfenikol 4 x 500 mg
 Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg atau Tetrasiklin 4 x 500 mg
 Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau Metronidazol 3 x 250 mg
 Virus : Simtomatik & Suportif
c. Pemberian anti emetik seperti antacid, B6, domperidon jika pasien mual
16. Petugas menyarankan agar pasien tetap meneruskan makan dan minum lebih
banyak, untuk bayi tetap meneruskan ASI,
17. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai diare dan prinsip
pengobatan, perawatan selama di rumah (rehidrasi oral di rumah), waktu
untuk kontrol ulang dan upaya supaya diare tidak terulang
18. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan penyebab diare:
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam medic
pasien
9. Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register.
DOKUMEN
TERKAIT
PERSETUJUAN Manager Pelayanan
dr. Novita Agus

DIABETES MELITUS

No. Dokumen :
034/SPO/RSIA-CAMC/POLI/V No. Revisi : Halaman : 2 lembar
/2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan


PENGERTIAN metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, saraf, ginjal dan pembuluh darah.

Agar petugas dapat menegakkan diagnosis diabetes melitus (DM) dan melakukan
TUJUAN pengobatan dan penyuluhan untuk pencegahan diabetes melitus.

1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.


2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien mengeluhkan gejala
klasik DM yang berupa poliuria (sering kencing), polidipsi (sering haus) dan
PROSEDUR
polifagi (serng lapar).
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat keluhan lain seperti berat
badan turun tanpa penyebab yang jelas, kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi pada pria, pruritus vulva pada wanita, serta adakah luka yang tidak
kunjung sembuh.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan nadi
7. Petugas melakukan pemeriksaan suhu
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk ekstremitas atas dan bawah
termasuk jari.
9. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan gula darah atau
urin ke laboratorium.
10. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk selanjutnya
pasien ke laboratorium
11. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien
12. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose berdasarkan
hasil lab dan anamnesis, yaitu:
 Gejala klasik DM +Glukosa darah sewatu ≥ 200 mg/dl (darah kapiler)
 Gejala klasik DM +Glukosa darah puasa ≥ 100 mg/dl (darah kapiler)
 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau GDP ulang ≥ 100
mg/dl (darah kapiler)

13. Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa terapi gizi medis


(TGM) dan latihan jasmani selama 2 – 4 minggu. Apabila kadar gula darah
belum mencapai sasaran dilakukan intervensi farmakologi dengan obat
hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin.
a) Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan
secara bertahap sesuai reSOPns kadar glukosa darah, dapat diberikan
sampai dosis hampir maksimal. Pemberian OHO bersamaan dengan
pengaturan diit dan latihan jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan
pemberian OHO tunggal atau OHO kombinasi. Terapi OHO kombinasi harus
dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja
berbeda
b) Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal
2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
c) Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis maksimal 15
mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum mkan, 1-2 kali/hari.
d) Golongan Inhibitor α glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis
maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari.
14. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya pengendalian
dan pemantauan gula darah, penyulit DM dan resikonya serta bagaimana
mengatasi sementara keadaan gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan
hipoglikemia).
15. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM) makanan yang
seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan.
16. Petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani secara teratur 3 – 4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit.
17. Petugas menulis resep.
18. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan terapi
kedalam rekam medic pasien
20. Petugas menandatangani rekam medic
21. Petugas menulis diagnose ke buku rgister rawat jalan.

DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

HIPERTENSI

No. Dokumen :
035/SPO/RSIA-CAMC/POLI/V No. Revisi : Halaman : 2 lembar
/2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
PENGETIAN ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.

Agar petugas dapat menegakkan diagnosis hipertensi dan melakukan pengobatan


TUJUAN dan penyuluhan untuk pencegahan hipertensi.
PROSEDUR 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien mengeluhkan
nyeri kepala, mudah emosi, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk,
sulit tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.
4. Petugas menanyakan apakah pasien memiliki riwayat penyakit darah
tinggi sebelumnya, apakah sedang megkonsumsi obat antihipertensi, bila
iya jenis obat anthipertensi apa yang sedang digunakan.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan nadi
7. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik, yaitu:

Klasifikasi Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 < 85
Perbatasan 130-139 85-89
Hipertensi 140-159 90-99
tingkat 1
Hipertensi 160-179 100-109
tingkat 2
Hipertensi ≥ 180 ≥ 110
tingkat 3

9. Petugas memberikan Obat anti hipertensi dimulai dengan dosis kecil


dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons penurunan tekanan
darah, dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal. Pemberian oba
anti hipertensi bersamaan dengan pengaturan diit dan latihan
jasmani, bila diperlukan dapat dilakukan pemberian obat tunggal atau
kombinasi.
10. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis (TGM) makanan
yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu. Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal
makan, jenis dan jumlah makanan.
11. Petugas mengedukasi pasien tentang latihan jasmani secara teratur 3
– 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
12. Petugas menulis resep.
13. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
14. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan
terapi kedalam rekam medic pasien
15. Petugas menandatangani rekam medic
16. Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan.
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

OSTEOARTRITIS

No. Dokumen :
036/SPO/RSIA-CAMC/POLI/V No. Revisi : Halaman : 1 lembar
/2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas,
PENGERTIAN
pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar
yang menanggung beban.
Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat pada
TUJUAN
pasien osteoartritis
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, apakah sering merasa kaku dan
nyeri di persendian lutut, tulang belakang, pergelangan tangan dan kaki.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
6. Perugas mengukur nadi pasien
7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah pada bagian yang nyeri
PROSEDUR berwarna kemerahan, bengkak, teraba panas dan terdapat krepitasi.
8. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
9. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala untuk osteoartritis:
Natrium diclofenac atau Piroksikam atau Ibuprofen 3 x 1 tablet.
10. Petugas mengedukasi pasien agar menghindari aktivitas berlebihan pada sendi
yang sakit dan diet untuk menurunkan berat badan.
11. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam medic
pasien
12. Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

SCABIES

No. Dokumen :
037/SPO/RSIA-CAMC/POLI/V No. Revisi : Halaman : 2 lembar
/2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes
scabiei var. Hominis dan produknya.
PENGERTIAN Faktor penunjang penyakit ini antara lain sosial ekonomi rendah, higiene buruk,
sering berganti pasangan seksual, dan perkembangan demografis serta ekologik.

TUJUAN
Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat pada
pasien scabies.
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien dengan menanyakan keluhan
khas scabies seperti gatal terutama di malam hari, adakah orang lain yang
mengeluhkan hal yang sama seperti pasien di dalam satu rumah.
3. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
4. Petugas mengukur nadi pasien
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah terdapat terowongan
pada tempat-tempat yang gatal, dimana terowongan berukuran sekitar 1
cm, pada ujung terowongan terdapat papul atau vesikel. Tempat
predileksi biasanya di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku luar,
lipat ketiak, lipatan bokong, kemaluan dan perut bagian bawah.
6. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
7. Petugas menuliskan resep untuk mengobati scabies:
8. Obat salep:
9. Sulfur : Salep 2-4, digunakan minimal 3 hari.
PROSEDUR
10. Gameksan : digunakan selama 8 jam, tidak boleh untuk anak < 6 tahun dan
wanita hamil.
11. Permetrin : Scabmite, digunakan satu minggu sekali selama minimal 12
jam.
12. Untuk mengatasi gatal : CTM 3 x 1 tabet
13. Apabila gejala berat dan terdapat infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotik Amoksisilin 3 x 250-500 mg/hari.

14. Petugas mengedukasi pasien agar menjaga kebersihan, mencuci bersih


pakaian dengan air panas, menjemur kasur dan agar seluruh anggota
keluarga diobati.
15. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medic pasien
16. Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


DEMAM TIFOID

No. Dokumen :
038/SPO/RSIA-CAMC/POLI/V No. Revisi : Halaman : 2 lembar
/2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
PENGERTIAN bakteri Salmonella typhi.

Agar petugas dapat menegakkan diagnosis demam tifoid dan melakukan


TUJUAN pengobatan demam tifoid.
PROSEDUR 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien mengeluhkan
demam terutama malam hari, nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, obstipasi atau diare.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
5. Petugas melakukan pemeriksaan nadi
6. Petugas melakukan pemeriksaan suhu
7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik apakah terdapat lidah kotor,
pembesaran hati, pembesaran limpa.
8. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan darah rutin
atau Widal ke laboratorium.
9. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien untuk selanjutnya
pasien ke laboratorium
10. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien
11. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan diagnose
berdasarkan hasil lab dan anamnesis, hasil uji Widal tunggal dengan titer
antibodi O 1 : 320 atau titer antibodi H 1 : 640 menyokong
diagnosis demam tifoid pada pasien dengan gambaran klinis khas.
12. Petugas memberikan resep untuk pengobatan demam Tifoid:
13. Antibiotik : Kloramfenikol dosis 4 x 250 mg dilanjutkan 4 x 500 mg hari
kedua dlanjutkan sampai dua hari bebas demam atau Amoksisilin dosis
50-150 mg/kgBB selama dua minggu atau Kotrimoksazol 2 x 2 tablet
selama 2 minggu atau Seftriakson 4 gr/hari selama 3 hari.
14. Antipiretik : PCT 3 x 500 mg bila demam
15. Anti mual / muntah : Antacid 3 x 1 tablet dan vitamin B 6
16. Petugas mengedukasi pasien untuk istirahat total minimal 7 hari bebas
demam, dan diet makanan halus dimulai dar bubur saring, bubur kasar
dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan. Pasien juga diminta
menghindari makanan yang asam dan pedas serta rendah serat.
17. Petugas menyerahkan resep kepada pasien.
18. Petugas merujuk pasien ke IGD bila ditemukan tanda-tanda kegawatan
seperti ileus obstruktif atau perforasi usus.
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan terapi
kedalam rekam medic pasien.
20. Petugas menandatangani rekam medic
21. Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan.

DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

INFEKSI NIFAS

No. Dokumen :
039/SPO/RSIA-CAMC/KIA/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
8 Mei 2018
dr. Indah Gustari
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan
PENGERTIAN suhu 38 derajat celcius atau lebih yang terjadi antara hari ke 2 sampai 42 post
partum

TUJUAN Sebagai acuan petugas dalam penanganan infeksi nifas


1. Petugas mengisi identitas penderita,
2. Petugas mengisi catatan medik,
3. Petugas meminta penderita/suami/keluarga menandatangani inform concent,
4. Petugas menyiapkan peralatandiatas meja yang telah dialasi kain steril,
5. Petugas memasang infus,
6. Petugas mengkonsultasikan pengobatan kepada dokter,
PROSEDUR 7. Petugas memberikan obat sesuai advis dokter,
8. Petugas melakukan pemantauan tanda tanda vital sign penderita,
9. Petugas melakukan terapi suportif : kompres,
10. Petugas melakukan vulva higine,
11. Petugas melakukan dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan,
12. Petugas melakukan perawatan pasca tindakan,
13. Petugas melakukan pencatatan hasil kegiatan.
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

KONSELING REMAJA

No. Dokumen :
040/SPO/RSIA-CAMC/KIA/V/ No. Revisi : Halaman : 2 lembar
2018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

Konseling remaja adalah proses pemberian bantuan dari konselor kepada seorang
klien atau sekelompok orang yang memiliki masalah seksualitas dan kesehatan
PENGERTIAN reproduksi sesuai dengan umur dan permasalahannya, perkembangan fisik dan
mental pada masa puberas misalnya masalah seputar pacaran, perilaku sek,
kesehatan reproduksi secara umum, body image, masalah dalam kahidupan
perkawinan, HIV/AIDS , penyakit menular seksual dan kehamilan tidak diinginkan

a. Memberikan informasi tentang seksualitas secara benar dan proporsional.


b. Membantu klien memperoleh identitas dirinya dalam pilihan perilaku dan
orientasi sek.
c. Meningkatkan pengetahuan seksualitas
TUJUAN d. Mengurangi kecemasan yang dialami oleh remaja berkaitan dengan perilaku
dan orientasi seknya.
e. Menghasilkan perubahan dan kebiasaan perilaku yang bertanggung jawab.
f. Mengajarkan ketrampilan membuat keputusan merujuk klien pada lembaga
lain yang lebih berkompeten.
1. Petugas menerima lembaran status klien dari petugas pendaftaran,
2. Petugas memanggil klien untuk masuk ke ruang klinik PKPR,
3. Petugas mempersilahkan klien untuk duduk ditempat yang sudah disediakan,
4. Petugas memperkenalkan diri pada klien,
5. Petugas mempersilakan klien untuk memperkenalkan diri,
6. Petugas melakukan rapport (pendekatan) pada klien untuk mengkondisikan
klien supaya bisa mengungkapkan permasalahannya secara aman dan nyaman,
7. Setelah suasana cair petugas mempersilahkan klien untuk mengungkapkan
permasalahan yang dihadapi,
8. Petugas mendengarkan dengan sabar dan penuh empati,
9. Petugas memberikan informasi tentang gambaran permasalahan yang ada
PROSEDUR hubungannya dengan masalah klien,
10. Petugas menggali permasalahan klien mulai dari latar blakang sampai usaha
yang sudah dilakukan untuk memecahkan masalah dan hasil usaha klien
tersebut,
11. Petugas memberi informasi tentang berbagai macam alternatif pemecahan
masalah dan konsekuensinya,
12. Petugas mempersilahkan klien untuk memilih alternatif pemecahan masalah
sesuai dengan kemampuan dan kondisi klien,
13. Petugas memastikan bahwa klien sudah yakin (mantap)dengan alternatif
pemecahan masalah yang dipilihnya,
14. Petugas memesan klien untuk datang kembali bila permasalahan belum
teratasi,
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus


MASTITIS

No. Dokumen :
041/SPO/RSIA-CAMC/KIA/V/ No. Revisi : Halaman : 1 lembar
2018
Direktur RSIA CAMC
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018
dr. Indah Gustari

PENGETIAN Mastitis adalah payudara tegang atau indurasi dan kemerahan.

Petugas mengenali dan mampu melaksanakan penanganan atau manajemen


TUJUAN
mastitis.
1. Petugas memberitahukan kepada pasien tentang keadaannya,
2. Petugas mencatat keadaan pasien,
3. Petugas mengkonsukan kepada dokter puskesmas,
4. Petugas menganjurkan pasien untuk menyangga payudaranya (memakai BH
yang menyangga),
5. Petugas mengajari kepada pasien untuk melakukan perawatan payudara
(breascare),
PROSEDUR 6. Petugas menganjurkan kepada pasien untuk memberikan kompres air hangat
dipayudaranya,
7. Petugas memberikan obat sesuai advis dokter,
8. Petugas menganjurkan pasien untuk tetap menyusui bayinya sesering
mungkin,
9. Petugas memberikan penjelasan tentang managemen laktasi,
10. Petugas menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang 3 hari setelah
pemberian pengobatan
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan

PERSETUJUAN

dr. Novita Agus

TINDAKAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen :
042/SPO/RSIA-CAMC/OK/V/2 No. Revisi : Halaman : 1 lembar
018

Tanggal Terbit : Direktur RSIA CAMC


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 Mei 2018

dr. Indah Gustari

PENGERTIAN 1. Tindakan pembedahan adalah tindakan pengobatan yang dilakukan


dengan cara menyayat untuk membuka atau menampilkan bagian tubuh
yang sakit,
2. Bedah minor adalah pembedahan yang dilakukan secara sederhana, tidak
memiliki resiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten
untuk melakukannya, contohnya membuka abses superficial, pembersihan
luka, inokuasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi,
3. Bedah mayor adalah pembedahan yang relatif lebih sulit daripada
pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan resiko terhadap nyawa
pasien, dan memerlukan bantuan asisten, contohnya bedah caesar,
mammektomi, bedah torak, bedah otak,
4. Tindakan pembedahan yang dilakukan di RSIA CAMC

Tindakan pembedahan dilakukan dengan aman baik bagi pasien maupun bagi
TUJUAN
petugas
1. Dokter atau petugas yang diberi kewenangan melakukan tindakan
pembedahan merencanakan tindakan pembedahan sesuai dengan
masalah kesehatan yang dialami pasien,
2. Dokter atau petugas yang berwenang melakukan tindakan pembedahan
menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga mengenai rencana
tindakan pembedahan, prosedur tindakan, manfaat, resiko dan
komplikasi terhadap tindakan serta akibat jika tindakan tidak dilakukan,
3. Dokter memastikan pasien atau keluarga paham mengenai tindakan
PROSEDUR
yang akan dilakukan,
4. Dokter melengkapi inform consent tindakan pembedahan yang
ditandatangani pasien, saksi dan dokter yang bersangkutan,
5. Dokter menyiapkan alat – alat yang dibutuhkan untuk tindakan
pembedahan,

6. Dokter memposisikan pasien sesuai dengan bagian tubuh yang akan


dilakukan pembedahan dengan memperhatikan kenyamanan pasien,
DOKUMEN
TERKAIT
Manager Pelayanan
DOKUMEN
TERKAIT
dr. Novita Agus

Anda mungkin juga menyukai